Resume Filsafat Dakwah
Resume Filsafat Dakwah
2284110133
KPI 3 D
RESUME FILSAFAT
A. Kedudukan Al-Qur’an
Al-Quran sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman.Disiplin ilmu yang bersumber
dari Al-Quran di antaranya yaitu:
Al-Quran sebagai wahyu Allah SWT yaitu seluruh ayat Al-Quran adalah wahyu Allah;
tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran Nabi.
Al-Quran adalah Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar) arinya, Al-Quran merupakan
khabaryang di bawah nabi yang datang dari Allah dan di sebarkan kepada manusia.
B. Fungsi/peranan Al-Qur’an
1. Al-Huda (petunjuk)
Dalam Al-Quran terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Quran sebagai petunjuk.
Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum. Kedua,Al-Quran adalah petunjuk bagi
orang-orang bertakwa. Ketiga, petunjuk bagiorang-orang yang beriman.
2. Al-Furqon (pemisah)
Dalam Al-Quran dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakitpenyakit yang
ada dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit Psikologis)
Sebagaimana dimaklumi bahwa filsafat pada umumnya bersumber pada akal secara
utuh. Sedangkan filsafat dakwah, yang menjadi sumber utamanya adalah alQur'an. Akal
merupakan alat untuk menggali/mengkaji ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun
ayat Quraniyah. Al-Qur'an adalah kitab dakwah juga merupakan pesan dakwah Allah
kepada Nabi Muhammad Saw, dan ummat manusia, sekaligus merupakan sumber
utama yang menjelaskan mengenai dakwah itu sendiri.
Prinsip dasar berfikir dalam filsafat dakwah yang dapat diturunkan dari AlQuran antara
lain:
Dalam surat Al-Imran ayat 190-191 terkandung intinya bahwa orang-orang yang mampu
menggali segala potensi yang ada di ala mini adalah mereka yang disebut Ulul al-bab.
Sosok Ulul al-bab adalah orang yang mampu menggunakan potensi pikir dan potensi
dzikir secara tawazun(seimbang).
Alquran Mengajak Manusia Berdialog, Baik Dengan Alam Maupun Dirinya Sendiri.
Di dalam Alquran, terdapat banyak ayat yang bersifat dialogis, seperti terekam dalam
surat al-Kafirun, al-Lahab, 'Abasa, al-A'la, dan ayat-ayat kawniyah lainnya. Di dalam surat-
surat tersebut ada stimulasi agar sang pembaca berdialog dengan cara mengajukan
argumen-argumen yang bisa memperkuat pendapatnya. Tentunya, pembaca harus
terlebih dahulu mengoptimalkan penggunaan akal budinya dalam memahami hal
tersebut.