Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

‘PARADIGMA QUR’ANI’

LAPORAN HASIL DISKUSI

Oleh :

1. Agung Azhari

2. Aulia Dwi Rapika

3. Bunga Amelia Mustika

4. Rahma Tillah

POLITEKNIK NEGERI BATAM

2019
1. Jelaskan pengertian Paradigma dan Paradigma Qur’ani

 Paradigma

Secara etimologis kata paradigma berasal dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah
para dan digma. Para mengandung arti di samping, di sebelah, dan keadaan lingkungan.
Sedangkan digma berarti sudut pandang, teladan, arketif, dan ideal. Dapat dikatakan
bahwa paradigm adalah cara pandang, cara berpikir, cara berpikir tentang suatu realitas.
Adapun secara terminologis, paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang
menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas dengan metode keilmuan yang bisa
atau dapat dipercaya

 Paradigma Qur’ani

Cara pandang dan cara berpikir tentang suatu permasalahan berdasarkan alquran
karena mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehidupan dan dapat dirumuskan
menjadi teori teori yang empiris dan rasional. . Dengan demikian, paradigma Qur’ani
adalah cara pandang dan cara berpikir suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan
Alquran.

2. Mengapa Quran!

 Hampir semua umat manusia di dunia ini menyatakan bahwa ada suatu keyakinan
dalam hati orang-orang yang beriman. Alquran mengandung gagasan yang sempurna
mengenai kehidupan manusia. Alquran mengandung gagasan murni yang bersifat
metahistoris. Alquran sesungguhnya menyediakan kemungkinan yang sangat besar untuk
dijadikan cara berpikir.

Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan berdasarkan paradigma


Alquran jelasakan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat manusia. Kegiatan itu
mungkin bahkan tentu saja akan menjadi rambahan baru bagi munculnya ilmu-ilmu
pengetahuan alternatif.

Bagi umat Islam, Alquran adalah sumber primer dalam segi kehidupan. Alquran adalah
sumber ajaran teologi, hukum, mistisme, pemikiran, pembaharuan, pendidikan, ahlak, dan
aspek-aspek lainnya. Tolak ukur benar/salah, baik/buruk, dan indah/jelek adalah terdapat
dalam Al-Qur’an.

Jika seseorang mencari sumber lain dalam menentukan benar/salah, baik/buruk, dan
indah/jelek maka orang tersebut dianggap tidak konsisten dalam berislam. Suatu sikap
hipokrit yang dalam pandangan Alquran termasuk sikap yang tidak terpuji. Hal ini juga
dijelaskan dalam Kitab suci Alquran, sebagaimana dalam firman Allah yang artinya
”tidakkah Kami turunkan al-kitab kepadamu kecuali agar kamu menjelaskan kepada
mereka apa yang mereka ikhtilafkan” (QS An-Nahl/16: 64) dan dalam ayat lain juga
dijelaskan yang artinya ”keadaan manusia adalah umat yang satu. Lalu Allah mengutus
para nabi sebagai pembawa kabar gembira dan pembawa peringatan, dan Allah turunkan
Al-Kitab dengan hak agar ia menghukumi apa-apa yang mereka ikhtilafkan” (QS
An-Nisa’/4: 165)

3. Apa keistimewaan Al-quran ?

1) Sebagai salah satu petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman serta bertakwa.
2) Sebagai bentuk informasi kepada setiap umat jika Nabi dan Rasul terdahulu memiliki
syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah kepada Allah SWT.
3) Al Qur'an menjadi kitab suci yang terakhir dan terjamin akan keasliannya.
4) Al Qur'an tidak bisa tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya.
5) Membaca dan mempelajari isi dari kitab suci Al Qur'an, merupakan suatu ibadah dan
dihitung sebagai pahala.
6) Al Qur'an diturunkan oleh Allah SWT dan langsung dipelihara olehNya.
7) Pembenar dari kitab-kitab sebelumnya (kitab-kitab yang terdahulu).

4. Bagaimana agar kita dianggap cinta terhadap Al-quran ?

 Tanda-Tanda Kecintaan Hati kepada Al Quran


Kecintaan hati kepada Al Quran mempunyai beberapa tanda, di antaranya:
1. Sebagaimana cintanya seseorang kepada sesuatu, cinta pada Al Quran pun ditandai
dengan kesukaannya ketika bersua (berjumpa) dengannya.
2. Tidak merasa jenuh dan bosan ketika duduk-duduk bersama dan membacanya dalam
waktu yang cukup lama.
3. Jika jauh darinya, maka ia akan selalu merindukannya dan berharap bisa segera
bertemu dengannya.
4. Banyak berdialog dengannya dan meyakini petunjuk dan arahannya serta kembali
kepadanya ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, baik kecil maupun besar.
5. Mentaatinya, baik dalam perintah maupun larangan.
 Cara Agar Hati Mencintai Al Qura
1. Berdo’a dan Bertawakkal hanya kepada Allah
Persoalan cinta adalah persoalan (qalbu) hati. Sementara kita tidak sanggup menguasai hati
kita sendiri. Hati seseorang terletak di tangan Allah. Dia membuka dan menutup hati
seseorang kapan saja Dia menghendaki, dengan hikmah-Nya, serta ilmu-Nya.
2. Berilmu, yaitu berusaha mempelajari dan memahami keagungan dan keutamaan Al
Quran dan keutamaan orang-orang yang mempelajarinya, menghafalnya dan
mengamalkannya.

Anda mungkin juga menyukai