PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui bagaimana posisi Al-Qur’an dalam Islam.
2. Untuk Mengetahui bagaimana hokum membaca Al-Qur’an.
3. Untuk Mengetahuiapa saja keutamaan dalam membaca Al-Qur’an.
4. Untuk Mengetahui pengertian dari hukum ilmu tajwid
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Deparemen agara RI. Al-Qur’an dan sunnah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000) hal 70
.
2
Abuddin nata, Al-Qur’an dan hadist, (Jakarta : PT Grafindo Persada. 1996) hal 58.
2
5. Al- Qur’an adalah sumber daru segala sumber ajaran islam. Kitab suci menempati
posisi yang bukan saja dalam perkembangan dan pegembangan ilmu-ilmu ke
islaman, tetapi juga merupakan inspirator dan pemandu gerakan-gerakan umat
islam sepanjang empat belas abad lebih sejarah pergerakan umat ini.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menafsurkan ayat-ayat A-Qur’an
diantaranya adalah metode tafsir Al-Aqli Al-ijtihadi atau yang lebih dikenal dengan
sebutan tafsir bil al-ra’yi (tafsir berdasarkan pikiran) tafsir ini juga disebut tafsir bi al-
aqli tafsir bil al-dirayah (tafsir berdasarkan pengetahuan)m atau tafsir bi al-ma’qul..
tafsir ini sering digunakan oleh para musafir untuk melegetimasi mazhabnya sesua
dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan
mazhabnya. Sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan mazhab nya.3
Dengan Al-Qur’an Allah telah membukakan mata yang buta, telinga yang tuli
dan hati yang lalai. Bila dibaca dengan benar, dipahami secara mendalam setiap kalimat
dan kata-katnya, tidak keluar dari batas-batasnya, melaksanakan perintah-perintah yang
ada di dalam nya, menjauhi larangan-larangan nya, menerapkan prinsip-prinsip dan nilai
terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat, maka akan menjadikan umat islam merasa
aman, tentram dan bahagia dunia akhirat.4
B. Hukum Membaca Al-Qur’an
Al-Qur‟an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat Islam baik dalam kehidupan
di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti.Maka setiap mukmin yang
mempercayai Al-Qur‟an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab suci
itu.Diantaranya kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajari dan
mengajarkannya.Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah kewajiban suci lagi mulia.
Sebelum membaca Al-Qur’an, hendaklah mengetahui tata cara menyambung dan
memutus bacaan pada suatu tempat yaitu : saat membaca Isti’adzah, Basmalah, dan Awal
surat. Cara menyambung dan memutus bacaan pada kedua tempat tersebut sangat perlu
diketahui, agar dapat membaca Al-Qur’an dengan tertib dan tidak jatuh pada kekeliruan
karena menerapkan cara yang tidak dibolehkan.
1. Isti’adzah
Isti’adzah dan ta’awudz artinya memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Hokum membaca Isti’adzah bagi seseorang yang akan memulai membaca Al-Qur’an
adalah sunnah.
3
M. Quraish shihab, Membumikan Al-Qur’an , (Bandung: penerbit mizan, 1992) hal 94
4
M. Ali hasan, Studi Islam, Al-Qur’an Dan As-Sunnah (,Jakarta:PT Raja Grafindo persada, 2000). Hal 87
3
Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari setan yang terkutuk.
Kalimat bacaan Isti’adzah
Adapun cara membaca Isti’adzah ada dua yaitu Jahr dan Sirri.
Allah SWT telah mensyariatkan kepada orang yang membaca Al-Qur’an untuk
mengetahui dan menetapkan tata cara membaca Al-Qur’annul karim, dimana pertama kali
Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad saw untuk membaca Al- Qur’annul karim,
sebagaimana firmannya :
Ayat ini mengandung atri bahwa dalam membacaAl- Qur’annul karim, kita harus
membacanya dengan tumaninah dan tadabbur (memperhatikan isinya) dan membacanya
secara terus-menerus, yaitu pembaca tarqiq dan dibaca tebal (tafkhim) bilamana bacaan
itu termasuk bacaan tafhkim. Juga bacaan pendek apabila bacaan itu pendek, yang dibaca
panjang dipanjangkan, yang dibaca jelas (izh-har) maka harus dibaca dengan jelas, yang
dibaca dengung maka harus dibaca dengung, yang dibaca samar(ikhfa) maka haus
4
disamarkan. Dan huruf yang dibaca harus sesuai dengan tempat keluarnya (makhharijul-
huruf) dan janganlah mencampurkan antara yang satu dan yang lainnya.5
Dalam membaca Al-Qur‟an tentunya tidak lepas dari yang namanya ilmu tajwid,
karena ilmu tajwid termasuk ilmu terpenting yang harus diketahui setiap muslim. Tanpa
memahami ilmu ini seorang muslim pasti kesulitan dan melakukan banyak kesalahan
dalam membaca Kitabullah, Al-Qur‟an. Agar kegiatan membaca kita minim dari
kesalahan kita harus mengetahui ilmu tajwid dengan cara mempelajarinya. Karena itulah
ilmu ini selalu dipelajari secara antusias oleh setiap generasi muslim, secara turun
temurun.
Adapun pendapat ulama lainnya dalam memahami anjuran membaca Al-Qur’an wajib
membaca Isti’adzah terlebih dahulu.Maka apabila meninggalkan bacaan Isti’adzahketika
hendak memulai membaca Al-Qur’an, hukumnya berdosa.
Dalam mempelajari Al-Quran, bukan hanya memperhatikan isinya atau artinya saja,
tetapi perlu juga membacanya dengan secara tartil (teratur dan benar). Karena apabila
salah pembacaannya akan salah juga dalam pengartiannya. Secara hukum, apabila seorang
pembaca Al-Quran salah membacanya, ia akan menjadi dosa bagi pembacanya. Walaupun
tidak mempelajari ilmunya tetap membacanya harus teratur dan benar, karena dihukum
fardhu ‟ain (kewajiban yang berhubungan dengan individu).Tetapi untuk mempelajari
Ilmu Tajwid hukumnya fardhu Kifayah (kewajiban yang berhubungan dengan banyak
orang).
Mempelajari Al-Qur’an tentunya kita harus belajar kepada ahlinya atau seorang guru
yang mahir agar ilmu yang kita dapatkan benar dan sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan didalam Al-Qur’an. Seperti halnya yang telah disampaikan Syaikh Salim bin
Ied al-Hilal ketika menjelaskah hadist Ustman, “Pembaca Al-Qur’an yang tidak berguru
tidak akan sanggup membacanya (dengan benar) karena didalamnya berhubungan dengan
tajwid, hukum-hukum dan ilmu-ilmu lainnya, semua itu membutuhkan bimbingan seorang
guru. Karenaitu, beliau (Nabi Muhammad SAW) menganjurkan kita agar mempelajarinya
dari ahlinya, dan menganjurkan orang yang telah mempelajarinya agar
mengajarkannya.Tentu hal tersebut sangat bergantung pada orang yang mengajarinya.
5
Siti Pramitha Retno Wardhani, Sukses Membaca Al-Qur’an Dengan Tartil, (Diandra Kreatif), Hal. 9-23.
5
Agar membaca al-Qur’an dapat memberikan manfaat berupa tadabbur, pengaruh pada
hati dan keistiqamahan dapat ditunaikan sebagaimana ynag ditunaikan oleh Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya yang paling mulia. Untuk itu maka harus
diperhatikan adab-adab dan hokum-hukumnya, serta berkomitmen dengan itu semua
sebelum maupun pada saat membacanya. Yaitu sebagai berikut :
6
4) Memiliki waktu yang tepat
Membaca al-Qur’an al-Karim boleh dilakukan di setiap waktu, dan tidak ada
yang dimakruhkan jika disebabkan waktu itu sendiri. Namun di sana terdapat
beberapa waktu yang lebih memiliki prioritas di mana Allah lebih dekat kepada
hamba-hambaNya dan curahan rahmatNya turun kepada mereka. Tentu saja yang
paling utama adalah di dalam shalat, kemudian di sepertiga akhir malam di waktu
sahur, kemudian membacanya di waktu malam, lalu membacanya di waktu subuh,
lalu di sisa waktu siang lainnya.
5) Memilih tempat yang tepat
Membaca al-Qur’an disunnahkan dilakukan di tempat yang bersih lagi terpilih,
dan karena itulah sekelompok ulama menyunnahkan agar membaca al-Qur’an
dilakukan di masjid karena ia adalah tempat yang mengumpulkan kebersihan dan
kemuliaan tempat.
Dan alangkah baiknya jika seorang muslim mengkhususkan satu sisi di
rumahnya yang ia bersihkan dari berbagai penghalang, hal-hal yang menyita perhatian
dan mengganggu, jauh dari suara ribut, teriakan, obrolan duniawi, dan permainan
anak-anak.
6) Membaca cepat seperti membaca syair
Adapun membaca al-Qur‟an dengan cepat sambil tetap memperhatikan
hukum-hukum dan kecepatan membaca yang alami serta tidak memberatkan, maka
ini tidak termasuk dalam larangan ini.Bahkan membaca seperti ini termasuk jenis
membaca yang disyariatkan.
7) Duduk dengan baik dan menghadap kiblat
Seorang qari‟ harus berada dalam posisi duduk yang tepat dan baik untuk
menunjukkan penghambaannya kepada Allah, serta membuktikan kerendahan dan
ketundukannya kepada-Nya; agar ia dapat lebih terbantu untuk mengambil manfaat
dengan membaca al-Qur‟an.
Al-Qurthuby rahimahullah mengatakan:
“Disunnahkan agar ia duduk dengan tegak jika ia di luar shalat dan tidak
dengan bersandar.
7
“Maka apabila engkau membaca al-Qur‟an, maka mohon perlindunganlah
kepada Allah dari syetan yang terkutuk.”(al-Nahl: 98) .
Ini adalah perintah dari Allah Ta‟ala terhadap hamba-hambaNya melalui lisan
Nabi-Nya Shallallahu „Alaihi wa Sallam, apabila mereka ingin membaca al-Qur‟an,
hendaknya mereka memohon perlindungan kepada Allah dari syetan.6
اّنَهَذ ا اْلُقْر آَن ِيْهِد ي ِلَّلِتي ِهَي َأْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر اْلُم ْؤ ِمِنيَن اَّلِذ يَن َيْع َم ُلوَن الَّصاِلَح اِت َأَّن َلُهْم َأْج ًرا َك ِبيًرا
اَّلِذ يَن َيْتُلوَن ِكَتاَب ِهَّللا َو َأَقاُم وا الَّص اَل َة َو َأْنَفُقوا ِمَّم ا َر َز ْقَناُهْم ِس ًّر ا َو َع اَل ِنَيًة َيْر ُجوَن ِتَج اَر ًة َلْن
َتُبوَر ِلُيَو ِّفَيُهْم ُأُجوَر ُهْم َو َيِز يَد ُهْم ِم ْن َفْض ِلِه ِإَّنُه َغ ُفوٌر َش ُك وٌر
6
Mahmud Al-Dausary, Membaca Al-Qur’an : Adab dan Hukumnya, Ruang Kata Imprint, Hal. 24-27.
8
Artinya : sesungguhnya orang-orang yang selalu membacakitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebagaian rezeki yang kami anugerahkan kepada
mereka dengan diam-diamdan terang-terangan , mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan
menambah kepada mereka dari karunia.Nya. sesungguhnya Allah Maha Pengampun
dan Maha Mensyukur.( Q.S. Fathir: 29-30)
َ َو ُنَنِّز ُل ِم َن اْلُقْر آِن َم ا ُهَو ِش َفاء َو َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن َو َال َيِز يُد الَّظاِلِم يَن
Artinya: dan kami turunkan dari Alqur’an satu yang menadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang yang beriman dan AlQur’an itu tidaklah kepada orang
–orang zalim.( Q.S Al-Isra’: 82)
Bila seseorang menuntut ilmu bukan karena Allah dan tujuan hidupnya bukan
mencari ridha Allah, kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan, penyakit jasmani dan
rohani jadi obat penawar yang digunakan untuk mengobati kedua penyaki adalah
dengan membaca serta mengamalkan isi Al-Qur’an, alquran mengarahakan jalan
terbaik untuk memaksimalkan eksistensinya, mengembangkan karakter baiknya dan
menjadikan kebahagian dunia akhirat.
7
Hamdani ihsan. Filsafat Pendidikan Islam,( Bandung: Pustaka Setia: 2001), Hal 24
9
d) Dalil Hadist tentang Keutamaan Membaca Al-Quran
"Dari Utsman bin 'Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:
َالَح َس َد ِإَّال ِفى اْثَنْيِن َر ُجٌل آَتاُه ُهللا اْلُقْر آَن َفُهَو َيُقْو ُم ِبِه آَناَء الَّلْيِل َو آناء الَّنَهاِر َو َر ُجٌل آَتاُه ُهللا
َم اًال َفُهَو ُيْنِفُقُه آنَاَء الَّلْيِل َو آنَاَء الَّنَهاِر
Artinya: tidak boleh ghitbah( menginginkan sesuatu yang dimiliki orang
lain ) kecuali dalam dua hal: ( pertama) orag yang diberikan Allah SWt keahlian
tentang Al-Qur’an maka dia melaksanakannya( membaca dan mengamlaknnya)
malam dan siang hari . dan seseotang diberi Allah SWT kekayaan harta, maka ia
infakkan sepanjang hari dan malam( Mutafaqun Alaih).8
ِاْقَر ُؤ ْو ا اْلُقْر آَن َفِإَّنُه َيْأِتي َيْو َم اْلِقَياَم ِة َش ِفْيًعاِ َألْص َح اِبِه
8
Zeid Husein Al-Hamid, Ringkasan Ihya Ushuluddin,( jakarta: Pustaka amani, 2007) Hal 116
10
Dalam hadis diatas dapat kita ketahui bahasannya etiap individu yang
membaca alquran dengan memahami dan mengamalkannya akan diberikan
syafaat atau pertolongan bagi ummat manusia yang dapat menerapakan anjuran
untuk mengamalkan isi al-qur’an .
َالَأُقْو ُل ألم َح ْر ٌف َو لِكْن َأِلٌف,َم ْن َقَر َأ َح ْر ًفا ِم ْن ِكَتاِب ِهللا َفَلُه ِبِه َحَس َنٌة َو اْلَح َس َنُة ِبَع ْش ِر َأْم َثاِلَها
َح ْر ٌف َو َالٌم َح ْر ٌف َو ِم ْيٌم َح ْر ٌف.
َو اَّلِذ ي َيْقَر ُأ اْلُقْر آَن َو َيَتَتْعَتُع ِفْيِه َو ُهَو َع َلْيِه َش اٌّق َلُه,الَم اِهُر ِباْلُقْر آِن َم َع الَّس َفِر اْلِكَر اِم اْلَبَر َرِة
َِأْج َر ان
Inilah sebagain dari anjurandan keutamaan membaca alqur’an dan yang perlu
diingat bahwa pahala membaca Al-Qur’an diperoleh bagi siapapun yang
membacanya, walaupun tidak memahami makna dan tafsirnya. Apabila dapat
memahaminya pahala tentunya lebih baik banyak pahalnya , sebagain ulama
menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca Al-Qur’an yang pahalnya
bisa diperoleh diantaranya:
11
1) Sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur`an dari
perubahan dan campur tangan manusia, seperti yang menimpa kitab-kitab
sebelumnya.
2) Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat persatuan
agama, dan memudahkan sarana komunikasi di antara mereka serta memperkokoh
barisan mereka.
3) Sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur`an untuk tadabbur, memahami dan
mengamalkan al-Qur`an.9
9
Sumantri jambari, Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an.( Jakarta Selatan: PT Kawah Media. 2012)hal. 68
12
a. Faedah (Kegunaan) Ilmu Tajwid
Faedah mempelajari Ilmu Tajwid adalah Untuk mencapai kebenaran
semaksimal mungkin dalam membaca Al Qur’an sesuai yang diterima dari Nabi
Muhammad SAW.
b. Hukum Mempelajari Tajwid
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardu Kifayah, yaitu
kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagain orang muslim saja. Namun
praktek pengalamannya fardu ain yaitu kewajiban yang harus dilakukan oleh
seluruh pembaca Al-Quran dan kaum muslimin dan muslimat yang sudah
mukallaf.
a. Idzhar ( ) إْظَهار
Idzhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/
) ٌ ٍ ً ْنbertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut
idzhar.
13
mati/tanwin ( ْن/ ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga
bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn
mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim
rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering
pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang
hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
1. Iqlab ( ) اقالب
14
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin
bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara
membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim (
)ْمHuruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
تـثـجـدـذـز–سـشـصـضـطـظـفـقـك
Contoh:
15
Adapun macam-macam qalqalah diantaranya:
a. Qalqalah Kubra
Qalqalah kubra adalah salah satu huruf qalqalah berharkat mati/
sukun tidak asli yang disebabkan adanya wakaf cara membacanya lebih
jelas dan memantul.
b. Qalqalah Sughra
Qalqalah sughra adalah salah satu huruf qalqalah berharkat mati/
sukun asli yang disebabkan adanya wakaf cara membacanya lebih jelas
dan memantul.
3. Hukum bacaan Lam
Ada dua macam hukum bacaan lam diantaranya:
1) Lam Mufakhamah adalah
Lam mufakhamah adalah apabila lam dalam لdan ا
16
5. Hukum Bacaan Mad
Kata mad berasal dari bahasa Arab yang berarti memanjangkan
sedangkan menurut istilah , mad berarti memanjangkan huruf hijaiyah
sesuai dengan sifat dan syaratnya masing-masing. Adapun macam-macam
mad diantaranya:
1) Mad Thabi’i
Adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa
atau sering disebut mad pokok, cara membacanya yaitu dipanangkan
satu alif( 2 harkat) disebut mad Thabi’i apabila terdapat hal-hal
berikut:
Jika ١ ada jatuh sesudah harkat fathah
Jika وada jatuh sesudah harkat dhommah
Jika يada jatuh sesudah harakat kasrah
2) Mad Far’i
Mad Far’i adalah semua mad selain mad Thabi’i karena
bersumber dari mad thabi’i maka disebut mad Far’i yang mempunyai
arti mad cabang. Adapun macam- macam dari mad Far’i diantranya:
a) Mad wajib Muttashil
Adalah bacaan mad thabi’i yang bertemu dengan huruf
hamzah dalam satu kata, panjang bacannya yaitu 3 alif( 6 harkat).
b) Mad Jaiz munfashil
Adalah bacaan mad thabi’i yang bertemu dengan huruuf
hamzah tetapi tidak dalam satu kata, panjang bacannya yaitu 2 1/2
alif( 5harkat).
c) Mad Layyin
Adalah apabila ada salah satu huruf hijaiyah yang berharkat
fathah sebelum waw sukun atau ya sukun.
d) Mad Aridil Lis Sukun
Adalah jika ada bacaan mad thabi;i bertemu dengan huruf
hijaiyah hidup yang dibaca mati/ tanda wakaf, panjang bacannya 1
alif atau 2,3 alif.
17
e) Mad Iwadi
Adalah apabila ada huruh hijaiyah yang berharkat
fathahtanwin yang dibaca wakaf diakhir kalimat panjang bacannya
1 alif( 2 harkat). 10
BAB III
10
Guru, Bina Karya. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas VI. (Jakarta: Erlangga. 2009)
hal 78
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai pedoman
hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sudah jelas diterangkan di
dalam Al-Quran itu sendiri bahkan banyak juga dalam hadis nabi yang menyatakan
keutamaan-keutamaan mempelajari Al-Quran semua itu menuju kepada kebahagiaan manusia
baik di dunia maupun di akhirat.
Mempelajari Al-Quran tidak lah sama seperti mempelajari pelajaran umum lainnya, Al-
Quran merupakan Imam dari segala ilmu karena di dalamnya mengandung dasar ajaran Islam
baik yang menyangkut, tauhid, ibadah maupun muamalah. Oleh karenanya untuk
mempelajari Al-Quran harus disertai dengan adab yang benar sesuai dengan tuntunan Islam,
sehingga dengan mempelajarinya akan dinilai ibadah oleh Allah SWT dan menghasilkan
manfaat-manfaat lainnya yang akan kita rasakan baik saat di dunia maupun di akhirat kelak.
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara – cara membaca Al-Qur’an dengan
sebaik – baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid.
Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca Al-Qur’an dengan baik
(sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu ‘Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan
mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Al-Qu’an.
kita juga dianjurkan menghapalnya dan menjaga hapalan tersebut agar jangan terlupakan,
karena hal itu merupakan salah satu bukti nyata bahwa Allah SWT berjanji akan menjaga al-
Qur`an dari perubahan dan penyimpangan seperti kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya
Di bagian ini, tak ada yang kami akan ucapkan, kecuali mengingatkan bagi diri kami
sendiri juga bagi saudara kami seiman-seislam, mari menjadikan Al-Quran sebagai teman
akrab kita, karena Al-Quran lah yang akan jadi penerang hidup dan mati kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
19
Guru, Bina Karya. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas
VI. Jakarta: Erlangga.
Zeid Husein Al-Hamid, 2007. Ringkasan Ihya Ushuluddin ( Jakarta: Pustaka amani)
Mahmud Al-Dausary, Membaca Al-Qur’an : Adab dan Hukumnya, Ruang Kata Imprin
Siti Pramitha Retno Wardhani, 2015 Sukses Membaca Al-Qur’an Dengan Tartil, Diandra
Kreatif
Deparemen agara RI. 2000. Al-Qur’an dan sunnah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.)
Abuddin nata, 1996. Al-Qur’an Dan Hadist, (Jakarta : PT Grafindo Persada. )
20