DOSEN PEMBIMBING
Drs. Syuhud M.Ag
Disusun Oleh:
Vinka Wilma Putri
Tingkat 1A
A. Keutamaan Al-Qur’an
Al- Qur’an merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat terbesar yang diberikan
kepada Nabi Muhammad, yang berfungsi sebagai penyempurna kitab-kitab Allah lain
yang diturunkan pada nabi-nabi sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur) yang masih berupa
mushaf/ lembaran-lembaran/ gulungan-gulungan, juga hanya berlaku pada masa kenabian
tersebut. Berbeda halnya dengan Al-Qur’an yang merupakan kitab Universal, yang
digunakan sebagai pedoman bagi setiap insan yang ada di dunia ini dalam menapaki
hidup, agar selamat dan berhasil baik di dunia maupun diakhirat, baik mereka (orang
yang tidak mengimani Al-Qur’an) percaya ataupun tidak.
Mengenai keutamaan Al-Qur’an, baik secara keseluruhan maupun keutamaan dari surat-
surat dalam Al-Qur’an, sungguh terdapat banyak hadist Nabi yang menerangkan
keutamaan Al-Qur’an itu sendiri, bahkan walaupun kita baru membacanya, pahalanya
sangat besar sekali di sisi Allah Azza wa Jalla, apalagi apabila kita mengkaji dan
memahami kandungan yang terdapat dalam Al-Qur’an juga mengamalkannya, sungguh
kita akan menjadi manusia pilihan yang dijanjikan Allah yaitu termasuk ke dalam
golongan orang-orang bertaqwa, sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al Baqarah ayat
2: “Tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Qur-an), dan merupakan petunjuk bagi orang
yang bertaqwa”.
Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bacalah
olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat
sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat - yakni pertolongan - kepada orang-orang
yang mempunyainya." (Riwayat Muslim)[1]
Selain itu Al-Qur’an pun memiliki keistimewaan dan keutamaan dibandingkan dengan
kitab-kitab suci lainnya, yaitu :
1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk
kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh umat manusia di mana pun berada serta di
segala zaman / periode waktu.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci Al-Qur'an
dapat dipengaruhi jiwanya.
3. Memutus rantai taqlid yang menghilangkan kebebasan berfikir serta memperlemah
kemampuan berupaya dan berkarya manusia.
4. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai
ilmu.
5. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk
memahami hukum dunia manusia.
6. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah takwa.
7. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap
makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
Mempelajari Al-Qur’an tidak sebatas hanya belajar membaca saja tetapi termasuk juga
memikirkan, memahami, mendalami dan sekaligus melaksanakan ajaran-ajarannya.
Jika di lihat dari segi pahala dan keutamaannya. Al-Qur’an menyimpan sekian banyak
pahala dan keutamaan bagi orang yang membaca, mempelajari, memahami dan
mengamalkannya. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka pada hari kiamat akan di
kumpulkan bersama rombongan malaikat yang mulia. Sedangkan bagi orang yang
terbata-bata dalam membacanya akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala dia
membaca Al-Qur’an dan pahala kesungguhan dalam membacanya dengan baik dan benar.
Akan tetapi kebaikan, keutamaan dan pahala tersebut tidak dapat di rasakan kecuali
orang-orang yang diberi taufik dan hidayah Allah Ta’ala agar mau beriman kepadanya,
membaca, mempelajarinya, dan mampu mengaplikasikannya. Adapun orang yang ingkar
terhadapnya, tidak mau beriman kepadanya, tidak mau membaca maupun
mempelajarinya, apalagi mengamalkannya, maka sekali-kali dia tidak akan merasakan
manfaat sedikitpun. Bahkan Al-Qur’an akan menjadi sebab di hinakan dan di sesatkannya
orang tersebut, dan akan menjadi hujjah (alasan) di hadapan Allah Ta’ala untuk
menyiksakan pada hari kiamat.
Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda; “Belajarlah Al-Qur’an dan bacalah ia.
Sesungguhnya perumpamaan Al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya, lalu
membacakannya dan mengamalkannya, adalah seperti sebuah mangkuk terbuka yang
penuh dengan kasturi. Baunya semerbak menyebar ke seluruh tempat. Dan
perumpamaan orang yang belajar Al-Qur’an tetapi tidur sedangkan Al-Qur’an berada
dalam hatinya, adalah seperti mangkuk yang penuh kasturi, tetapi mulutnya
tertutup.” (HR. Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)
Orang yang mempelajari dan membaca Al-Qur’an ditengah malam dalam sholat
diibaratkan sebuah mangkuk kasturi yang terbuka, yang baunya menyebar keseluruh
tempat.
Orang yang sibuk menghafal, mempelajari, atau memahami Al-Qur’an sehingga tidak
sempat berdo’a, maka Allah akan mengaruniakan kepadanya sesuatu yang lebih utama
daripada yang diberikan kepada orang yang berdo’a. Dengan demikian semakin
lengkaplah betapa besar keutamaan dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an.
Adapun cara yang bisa ditempuh untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an adalah
sebagai berikut:
1. Meyakini dan mengimani segi-segi akidah dan informasi yang ada didalam Al-
Qur’an.
2. Mematuhi perintah dan larangan serta mempraktikannya dalam perilaku sehari-
hari baik terhadap diri maupun orang lain.
C. Nilai-Nilai Tarbawi
Adapun nilai-nilai tarbawi yang dapat diambil dari hadits-hadits di atas yang berkenaan
dengan keutamaan Al-Qur’an, dorongan membaca, mempelajari dan mengamalkannya,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
Telah kita ketahui bahwasanya esensi dari hidup ini adalah untuk beribadah,
sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya “dan kami ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk menyembah-Ku”. Dari situlah berarti ibadah merupakan suatu
kewajiban, dimana apabila tidak mengerjakannya mendapatkan dosa. Ibadah
memiliki arti luas, ada ibadah mahdloh dan ada juga ibadah ghoir mahdloh.
Membaca, mempelajari serta mengamalkan Al-qur’an merupakan kewajiban kita
semua yang mana itu semua adalah ibadah.
Al- Qur’an merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat terbesar yang
diberikan kepada Nabi Muhammad, yang berfungsi sebagai penyempurna kitab-
kitab Allah lain yang diturunkan pada nabi-nabi sebelumnya (Taurat, Injil, dan
Zabur) yang masih berupa mushaf/ lembaran-lembaran/ gulungan-gulungan, juga
hanya berlaku pada masa kenabian tersebut.
Selain itu juga, perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Qur’an ialah
separti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan
orang mu'min yang tidak suka membaca al-Qur’an ialah separti buah kurma, tidak
ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang
suka membaca al-Qur’an ialah separti minyak harum, baunya enak sedang rasanya
pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Qur’an ialah
separti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas tentang keutamaan Al-Qur’an, dorongan membaca, mempelajari, dan
mengamalkan A-Qur’an dapat disimpulkan bahwa :