Anda di halaman 1dari 31

ADAB-ADAB TERHADAP AL-QUR'AN

A. HAKIKAT ADAB

1. Hakikat adab

Adab dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan


memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi.

Acap kali kata adab terlintas di beragam referensi atau terucap dari
petuah bijak seseorang, tetapi apa sebenarnya definisi dan makna dari
adab itu sendiri?

Dalam bahasa Arab, kata adab merupakan bentuk kata benda dari kata
kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral,
nilai-nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat.

Mengutip pernyataan Abu Isma’il al-Harawi, penulis kitab Manazil as-


Sa’irin, yang dimaksud dengan adab adalah menjaga batas antara
berlebihan dan meremehkan serta mengetahui bahaya pelanggaran.
Keberhasilan seseorang biasanya ditentukan oleh adab yang dimiliki.

Menurut Ensiklopedia Tasawuf Imam al-Ghazali  karya Luqman Junaedi,


adab menurut Rasulullah SAW adalah pendidikan tentang kebajikan
yang merupakan bagian dari keimanan.

Masih di buku yang sama, al-Hujwiri berpendapat, adab merupakan


keindahan dan kepatutan suatu urusan agama atau dunia.
Kesemuanya itu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Oleh karena itu,
pendidikan memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi.

Nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT dan cinta kepada Rasulullah


biasanya berdasar pada pendidikan moral. Seseorang yang tidak
peduli dengan pendidikan moral, ia tidak akan mampu mencapai
derajat kesalihan.

Untuk dicintai oleh Allah, segala sesuatu dilakukan harus bersih dan
terpuji. Sebab itu, adab merupakan bagian dari keseluruhan kegiatan
ibadah.

Menutup aurat, berwudhu, mandi, bersuci, dan berhias merupakan


bagian dari adab. Semata-mata hal itu dilakukan karena mereka akan
menghadap Allah.

Adab atau kesopanan di hadapan Allah juga diperintahkan langsung.


Ini seperti perintah berbusana yang baik dan sopan ketika shalat.
“Pakailah pakaian yang indah ketika memasuki masjid.” (QS al-Araaf
[7] : 31).

Dalam kasus berdoa sebagai contoh, ada beberapa adab yang mesti
diperhatikan oleh Muslim. Ini dengan tujuan agar doa tersebut
dikabulkan oleh Tuhan.

2. Hakikat Al-Qur`ân
Menurut peneliti bahasa Al-Qur`an, lafal “al-Qur`ân” dapat bermakna
menggabungkan/kompilasi (qarana), bacaan (qirâ`atan), atau “pasangan-
pasangan” dan “konteks” (kata benda plural dari qarînat;qarâin) karena
ayat-ayatnya saling amengkonfirmasi atau menyerupai satu sama lain.(3)
Menurut Muhammad Ibrahim al-Juyûsyî, lafal “al-Qur’ân” secara morfologis
merupakan bentuk kata “fu’lân” (seperti lafal “gufrân”) adalah bentuk
mashdar (hasil derivasi kata kerja menjadi kata benda yang tidak terikat
waktu) bermakna al-jam’u (kumpulan) karena ia mengandung berbagai
kumpulan ayat dan surat, juga ~berdasarkan riwayat Ibnu al-Jarîr al-
Thabarî (310 H) bahwa Al-Qur’an juga mengumpulkan berbagai ayat yang
telah diturunkan sebelumnya dalam kitab Taurat, Zabur, dan Injil, bahkan
melengkapinya dengan “al-mufasshal”(4). Cukup banyak teks Al-Qur`an
yang menunjukan kedua makna tersebut, diantaranya lafal Al-Qur`an
dengan makna “bacaan” juga tertulis dalam Q.S. al-Qiyâmah/75:18,9(5)
dan lafal Al-Qur`an (atau Qur`ân) sebagai “kumpulan” terdapat dalam Q.S.
al-Isrâ`:

B. ADAB SEORANG MUSLIM TERHADAP AL-QUR'AN

1. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar dan tidak ada keraguan di dalamnya.

Allah berfirman,

َ ِ‫ْب فِي ِه هُدًى لِّ ْل ُمتَّق‬


‫ين‬ َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
َ ِ‫َذال‬
Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, (QS. Al-Baqoroh: 2)

Seseorang tidak akan mungkin mau melaksanakan atau menjadikan sesuatu


sebagai pedoman sebelum yakin akan kebenaran dan tidak ada keraguan di
dalamnya. Setiap Muslim harus yakin dan percaya bahwa Al-Qur’an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril.
Setiap Muslim harus yakin bahwa tidak ada keraguan sedikitpun di dalam Al-Qur’an,
karena Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur’an dan Allah sendirilah yang akan
menjaganya.

َ ُ‫إِنَّا نَحْ ُن نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَهُ لَ َحا فِظ‬


‫ون‬
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)

Keyakinan dan tidak adanya keraguan adalah adab pertama bagi setiap Muslim
kepada Al-Qur’an.

2. Mempelajari Al-Qur’an

Setelah kita mampu membaca Al-Qur’an, maka adab kita selanjutnya adalah
mempelajari apa yang ada di dalamnya. Belum sempurna jika kita hanya membaca
Al-Qur’an tetapi tidak tahu makna yang terkandung didalamnya.

Al-Qur’an masih berisi syariat Islam yang global. Belum ada perincian yang
membahas detail dalam masalah tata cara beribadah. Untuk memperjelas syariat
yang global tersebut, maka Rasulullah dengan hadist yang beliau sabdakan
memperjelas dan memperinci segala hal yang masih terkesan global dalam Al-
Qur’an.

3. Mampu membaca Al-Qur’an

Sungguh naif jika ada seseorang yang mengaku Muslim dan mengaku Al-Qur’an
adalah pedoman hidupnya tetapi tidak mampu membaca Al-Qur’an. Apakah jadinya
jika seseorang tidak mampu membaca kitab pedoman hidupnya? Sudah dapat
dipastikan, hidupnya akan terombang-ambing dan orientasi hidupnya tidak jelas
untuk apa dan siapa. Padahal Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,

‫ت ِم َن ْالهُ َدى َو ْالفُرْ قَا ِن‬


ٍ ‫اس َو بَيِّنَا‬ ُ ْ‫ان الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُر‬
ِ َّ‫آن هُدًى لِلن‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk
kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan yang bathil.” (QS Al-
Baqarah: 185)

Al-Qur’an berisi petunjuk yang menunjukkan perbedaan antara yang hak dengan
yang batil. Apa jadinya jika kita tidak mampu membaca Al-Qur’an?

Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah sarat pahala yang paling mudah dilakukan.
Rasulullah mengabarkan bagaimana pahala seseorang yang membaca Al-Qur’an.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud –Radhiyallahu ‘anhu-, beliau menuturkan, Rasulullah –


Shallalahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab
Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatkan menjadi
sepuluh. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun alif satu huruf, lam
satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi)

Bahkan, Al-Qur’an nanti akan datang pada hari kiamat dan memberi syafaat bagi
pembacanya

Dari Abu Umamah Al-Bahili –RadhiyAllahu ‘anhu-, beliau mengatakan, Aku


mendengar Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Bacalah Al-Qur’an.
Sebab pada hari kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi
pengembannya.” (HR Muslim)

Jadi, sangatlah merugi seorang Muslim yang tidak mampu membaca Al-Qur’an.
Padahal Allah telah menjamin mudahnya belajar membaca Al-Qur’an

َ ‫َولَقَ ْد يَسَّرْ نَا ْالقُرْ َء‬


‫ان لِل ِّذ ْك ِر فَهَلْ ِمن ُّم َّد ِك ٍر‬
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah
orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qomar: 17)

4. Mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an

Setelah meyakini bahwasanya tidak ada keraguan di dalam Al-Qur’an, kemudian


mampu membacanya kemudian mempelajari apa yang ada di dalamnya, maka adab
selanjutnya adalah mengamalkan apa yang telah kita pelajari.

Pengamalan ilmu adalah sebuah apresiasi yang harus dilakukan seseorang yang
telah berilmu. Tidak berguna jika ada orang yang telah mempelajari Al-Qur’an tetapi
tidak pernah mengamalkannya.

Allah berfirman:

‫ان َخ ْيرًا لَّهُ ْم َوأَ َش َّد تَ ْثبِيتًا‬ َ ُ‫َولَ ْو أَنَّهُ ْم فَ َعلُوا َما يُو َعظ‬
َ ‫ون بِ ِه لَ َك‬
“Dan sesungguhnya kalau mereka mengamalkan pelajaran yang diberikan kepada
mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
menguatkan (iman mereka).” (QS. An-Nisaa: 66)

Berkata Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa:

“Barangsiapa yang berusaha mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya, maka


Allah akan menunjukkan mereka apa yang belum mereka ketahui.”

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pun menambahkan ancaman bagi yang tidak
mengamalkan ilmunya.

‫من تعلم علما لم يعمل به لم يزده إال كبرا‬


“Siapa yang belajar ilmu (agama) lantas ia tidak mengamalkannya, maka hanya
kesombongan pada dirinya yang terus bertambah.” (Disebutkan oleh Imam Adz
Dzahabi dalam Al Kabair, hal. 75)

Jadi, telah jelas bahwa mengamalkan ilmu yang telah dipelajari menjadi sebuah
keharusan dan kewajiban.

5. Mengajarkan dan mendakwahkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an

Adab yang terakhir adalah mengajarkan dan mendakwahkan apa yang ada di dalam
Al-Qur’an. Inilah tugas utama setiap Muslim untuk mendakwahkan syariat Islam.
Mengajarkan Al-Qur’anul Karim serta menjelaskan (maknanya) kepada manusia
adalah termasuk di antara amalan-amalan yang paling utama. Juga, sebaik-baik
cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang mana, orang
yang mengajarkan dan mempelajarinya akan mendapatkan kebaikan Dunia dan
Akhirat.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyAllahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda:

.”‫خيركم من تعلم القرآن وعلمه” رواه البخاري‬


“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
al-Bukhari)

Dan pengajaran (mengajarkan) Al-Qur’an adalah salah satu pintu yang agung di
antara pintu-pintu dan bidang-bidang dakwah ke jalan Allah ‘Azza wa Jalla. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ ‫صالِحًا َوقَا َل إِنَّنِي ِم َن ْال ُم ْسلِ ِم‬


‫ين‬ َ ‫َو َم ْن أَحْ َس ُن قَ ْواًل ِم َّم ْن َد َعا إِلَى هَّللا ِ َو َع ِم َل‬
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:”Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat: 33)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:”Dan berdakwah kejalan Allah bisa


dilakukan dengan berbagai perkara (cara), di antaranya adalah pengajaran Al-
Qur’an, dan ia adalah yang paling mulia (di antara semua perkara).” (Fathul Bari
9/76)

Bahkan para pengajar Al-Qur’an dan orang yang mengamalkannya adalah termasuk
manusia pilihan dari umat ini, sehingga ia menjadi manusia pilihan di antara pilihan,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman

َ ُ‫ُوف َوتَ ْنهَ ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُ ْؤ ِمن‬


ِ ‫ون بِاهَّلل‬ َ ‫اس تَأْ ُمر‬
ِ ‫ُون بِ ْال َم ْعر‬ Rْ ‫ُك ْنتُ ْم َخي َْر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ….” (QS.
Ali ‘Imraan: 110)

BAB lll

KIAT MENGHAFAL AL-QUR'AN

A. Keutamaan menghafal Al-Qur’an

1. Hati Tidak Akan Pernah Merasa Kosong


Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu:
“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Quran sedikitpun adalah seperti
rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu
Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih ).

2. Memperoleh penghormatan dari Rasulullah Shallallahu ‘alayhi


wasallam
Dari Abi Hurairah Radiyallahu ‘anhu. ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alayhi
wasallam mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam mengecek kemampuan membaca dan
hafalan Al Qur’an mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh
mana hafalan Al-Qur’an-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam :”Berapa banyak Al Quran yang
telah engkau hafal, hai Fulan?” ia menjawab: aku telah menghafal surah ini
dan surah ini, serta surah Al-Baqarah. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam
kembali bertanya: “Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab:
Betul. Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:”Pergilah, dan
engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka
yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal
surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya.
Mendengar komentar itu, Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
“Pelajarilah Al Qur’an dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari
Al Quran  dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi
dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang
yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan
Al Qur’an- adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan
dengan minyak misik” (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dan ia menilainya hadits
hasan (2879), dan lafazh itu darinya. Serta oleh Ibnu Majah secara ringkas (217),
Ibnu Khuzaimah (1509), Ibnu Hibban dalam sahihnya (Al Ihsaam 2126), dan dalam
sanadnya ada ‘Atha, Maula, Abi Ahmad, yang tidak dinilai terpecaya kecuali Ibnu
Hibban).

3. Mengenakan Mahkota Kehormatan


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫اج ْال َك َرا َم ِة ُث َّم َيقُو ُل َيا َربِّ ِز ْدهُ َفي ُْل َبسُ ُحلَّ َة ْال َك َرا َم ِة ُث َّم َيقُو ُل َيا‬ َ ‫َي ِجى ُء ْالقُرْ آنُ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َف َيقُو ُل َيا َربِّ َحلِّ ِه َفي ُْل َبسُ َت‬
ً‫ضى َع ْن ُه َف ُي َقا ُل لَ ُه ا ْق َر ْأ َوارْ َق َو ُت َزا ُد ِب ُك ِّل آ َي ٍة َح َس َنة‬َ ْ‫ض َع ْن ُه َف َير‬
َ ْ‫َربِّ ار‬
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia
perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-
Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian
perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun
meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan
ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca.  (HR. Turmudzi
3164 dan beliau menilai Hasan shahih).

4. Kebahagiaan Bagi Kedua Orang Tua


Sabda rasulullah s.a.w.:

“Daripada Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar


Rasulullah s..a.w bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui
penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan
berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda
mengenalku?”.

Penghafal tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Quran berkata;


“saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari
yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya
setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan
kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.

Maka penghafal Al Quran tadi di beri kekuasaan di tangan kanannya dan


diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota
perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang
harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya.

Kedua orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan pakaian
begini?”. Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Quran.”

Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, “bacalah dan


naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik
selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)

5. Mendapatkan Tempat Yang Tinggi di Surga


Sabda rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:

“Dari  Sisyah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu


‘alayhi wasallam bersabda; jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah
ayat-ayat Al Qur’an. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Al Qur’an
adalah tingkatan yang paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.
6. Penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah ‘Azza wa Jalla
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat
bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an.
Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.”  (HR. Ahmad)

7. Hatinya terbebas dari siksa


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam

” Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari  Nabi Shallallahu ‘alayhi
wasallam Baginda bersabda: ” bacalah Al Qur’an kerana Allah tidak akan menyiksa
hati orang yang hafal Al Qur’an. Sesungguhanya Al Qur’an ini adalah hidangan
Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai
Al Qur’an maka hendaklah ia bergembira.”

8. Mendapatkan Kehormatan Dari Sesama Manusia


“Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya. ” (HR.
Muslim)
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi
yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu
per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi
yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia
menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat  Al Baqarah.” Benarkah kamu
hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi
bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi. ” (HR. At-
Turmudzi dan An-Nasa’i)
“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau
bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika
ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang
lahat.” (HR. Bukhari) 

9. Mendapat syafaat dari Alquran


“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai
Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah
(kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah
meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki
(derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya
tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)

10. Disayang oleh Rasulullah


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam:

“Dari  Jabir Bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu Bahawa Nabi Shallallahu ‘alayhi
wasallam menyatukan dua orang dari  orang-orang yang gugur dalam perang uhud
dalam satu liang lahad. Kemudian nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam bertanya, “dari
mereka berdua siapakah paling banyak hafal Al Qur’an?” apabila ada orang yang
dapat menunjukkan kepada salah satunya, maka Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam
memasukkan mayat itu terlebih dahulu ke liang lahad.”

11. Mendapat syafaat dari Alquran


“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai
Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah
(kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia,
maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan
teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap
ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)

12. Termasuk sebaik-baik manusia


“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan
mengajarkannya” (HR. Bukhari)

13. Orang lain boleh iri padanya


“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan
seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia
membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar
bacaannya, kemudian ia berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi,
sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat”  (HR. Bukhari)

B. Menghafal surah-surah pendek

 ۙ‫َوالضُّ ٰحى‬
1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),

 ۙ‫َوالَّ ۡي ِل اِ َذا َس ٰجى‬


2. dan demi malam apabila telah sunyi,

 ؕ‫ك َو َما قَ ٰلى‬ َ ‫َما َو َّد َع‬


َ ُّ‫ك َرب‬
3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
 ؕ‫ك ِم َن ااۡل ُ ۡو ٰلى‬
َ َّ‫َولَـاۡل ٰ ِخ َرةُ َخ ۡي ٌر ل‬
4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

 ٰ ‫ك فَتَ ۡر‬
ؕ‫ضى‬ َ ‫َولَ َس ۡو‬
Rَ ‫ف ي ُۡع ِط ۡي‬
َ ُّ‫ك َرب‬
5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi
puas.

 ‫ك يَتِ ۡي ًما فَ ٰا ٰوى‬


َ ‫اَلَمۡ يَ ِج ۡد‬
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),

 R‫ضٓا اًّل فَهَ ٰدى‬


َ ‫ك‬
َ ‫َو َو َج َد‬
7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

 ؕ‫فَا َ ۡغ ٰنى‬ ‫اًل‬Rِ‫ك َعٓا ِٕٕٮ‬


َ ‫َو َو َج َد‬
8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

 ؕ‫فَا َ َّما ۡاليَتِ ۡي َم فَاَل تَ ۡقهَ ۡر‬


9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

 ؕ‫ َل فَاَل تَ ۡنهَ ۡر‬Rِ‫َواَ َّما السَّٓا ِٕٕٮ‬


10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

 ‫ك فَ َح ِّد ۡث‬
َ ِّ‫َواَ َّما بِنِ ۡع َم ِة َرب‬
11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).
 َ ۙ ‫ص ۡد َر‬
‫ك‬ َ ‫اَلَمۡ نَ ۡش َر ۡح لَـ‬
َ ‫ك‬
1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?

 َ ۙ ‫ك ِو ۡز َر‬
‫ك‬ َ ‫ض ۡعنَا َع ۡن‬
َ ‫َو َو‬
2. dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,

 ‫ك‬ َ َ‫الَّ ِذ ۡۤى اَ ۡنق‬


َ ۙ ‫ض ظَ ۡه َر‬
3. yang memberatkan punggungmu,

 َ ‫ك ِذ ۡك َر‬
ؕ‫ك‬ َ ‫َو َرفَ ۡعنَا لَـ‬
4. dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.

 ‫فَاِ َّن َم َع ۡالع ُۡس ِر ي ُۡس ًرا‬


5. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,

 ؕ ‫اِ َّن َم َع ۡالع ُۡس ِر ي ُۡس ًرا‬


6. sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.

 ‫ص ۡ ۙب‬
َ ‫ت فَ ۡان‬
َ ‫فَاِ َذا فَ َر ۡغ‬
7. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang
lain),

 َ ِّ‫َواِ ٰلى َرب‬


ْ‫ك فَارْ َغب‬
8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
 ‫َوالتِّ ۡي ِن َوال َّز ۡيتُ ۡو ۙ ِن‬
1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

 ‫َوطُ ۡو ِر ِس ۡينِ ۡي ۙ َن‬


2. demi gunung Sinai,

 ‫َو ٰه َذا ۡالبَلَ ِد ااۡل َ ِم ۡي ۙ ِن‬


3. dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.

 ‫ان فِ ۡۤى اَ ۡح َس ِن تَ ۡق ِو ۡي ٍم‬


َ ‫لَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا ااۡل ِ ۡن َس‬
4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,

 ‫ثُ َّم َر َد ۡد ٰنهُ اَ ۡسفَ َل َسافِلِ ۡي ۙ َن‬


5. kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,

 ‫ت فَلَهُمۡ اَ ۡج ٌر‬ ّ ٰ ‫اِاَّل الَّ ِذ ۡي َن ٰا َمنُ ۡوا َو َع ِملُوا ال‬


ِ ‫صلِ ٰح‬
ؕ‫َغ ۡي ُر َممۡ نُ ۡو ٍن‬
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala
yang tidak ada putus-putusnya.

 َ ُ‫فَ َما يُ َك ِّذب‬


‫ك بَ ۡع ُد بِال ِّد ۡي ِن‬
7. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya
keterangan-keterangan) itu?

 ‫س هّٰللا ُ بِا َ ۡح َك ِم ۡال ٰح ِك ِم ۡي َن‬


َ ‫اَلَ ۡي‬
8. Bukankah Allah hakim yang paling adil?

 َ ۚ َ‫ك الَّ ِذ ۡى َخل‬


‌‫ق‬ ۡ ِ‫اِ ۡق َر ۡا ب‬
َ ِّ‫اس ِم َرب‬
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

 ‌‫ق‬ َ ‫ق ااۡل ِ ۡن َس‬


ٍ ۚ َ‫ان ِم ۡن َعل‬ َ َ‫َخل‬
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

 َ ُّ‫اِ ۡق َر ۡا َو َرب‬
‫ك ااۡل َ ۡك َر ۙ ُم‬
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,

 ‫الَّ ِذ ۡى َعلَّ َم بِ ۡالقَلَ ۙ ِم‬


4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.

 َ ‫َعلَّ َم ااۡل ِ ۡن َس‬


ؕ ۡ‫ان َما لَمۡ يَ ۡعلَم‬
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

 ۙ‫ان لَيَ ۡط ٰ ٓغى‬


َ ‫َكاَّل ۤ اِ َّن ااۡل ِ ۡن َس‬
6. Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,
 ۡ ُ‫اَ ۡن ر َّٰاه‬
ؕ‫استَ ۡغ ٰنى‬
7. apabila melihat dirinya serba cukup.

 َ ِّ‫اِ َّن اِ ٰلى َرب‬


ؕ‫ك الرُّ ۡج ٰعى‬
8. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu).

 ؕ‫ت الَّ ِذ ۡى يَ ۡن ٰهى‬


َ ‫اَ َر َء ۡي‬
9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?

 ؕ‫ص ٰلّى‬
َ ‫َع ۡب ًدا اِ َذا‬
10. seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat

 ‫ان َعلَى ۡاله ٰ ُٓد ۙى‬


َ ‫ت اِ ۡن َك‬
َ ‫اَ َر َء ۡي‬
11. bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang shalat itu) berada di atas kebenaran (petunjuk),

 ‫اَ ۡو اَ َم َر بِالتَّ ۡق ٰو ۙى‬


12. atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

 ؕ‫ب َوتَ َو ٰلّى‬


َ ‫ت اِ ۡن َك َّذ‬
َ ‫اَ َر َء ۡي‬
13. Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling?

 ؕ‫اَلَمۡ يَ ۡعلَمۡ بِا َ َّن هّٰللا َ يَ ٰرى‬


14. Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?
 ‫اصيَ ۙ ِة‬
ِ َّ‫ ۡن لَّمۡ يَ ۡنتَ ِه ۙ لَنَ ۡسفَ ۢ ًعا بِالن‬Rِ‫َكاَّل لَ ِٕٕٮ‬
15. Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-
ubunnya, (ke dalam neraka),

 ِ ‫اصيَ ٍة َكا ِذبَ ٍة َخ‬


‫اطئَ ٍة‬ ِ َ‫ن‬
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.

 ُ ‫فَ ۡليَ ۡد‬


‫ع نَا ِديَ ٗه‬
17. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),

 ُ ‫َسنَ ۡد‬
َ‫ع ال َّزبَانِيَة‬
18. Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah, (penyiksa orang-orang yang berdosa),

 ْ‫اسج ُۡد َو ۡاقتَ ِرب‬


ۡ ‫۩ َكاَّل ؕ اَل تُ ِط ۡعهُ َو‬
19. sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu
kepada Allah).

 ‫اِنَّ ۤا اَ ۡن َز ۡل ٰنهُ فِ ۡى لَ ۡيلَ ِة ۡالقَ ۡد ِر‬


1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.

 َ ‫َو َم ۤا اَ ۡد ٰرٮ‬
ؕ‫ك َما لَ ۡيلَةُ ۡالقَ ۡد ِر‬
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
 ِ ‫لَ ۡيلَةُ ۡالقَ ۡد ِر  ۙ َخ ۡي ٌر ِّم ۡن اَ ۡل‬
ؕ‫ف َش ۡه ٍر‬
3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

 ‫ َكةُ َوالرُّ ۡو ُح فِ ۡيهَا بِا ِ ۡذ ِن َربِّ ِه ۚمۡ‌ ِّم ۡن ُك ِّل‬Rِ‫تَنَ َّز ُل ۡال َم ٰلٓ ِٕٕٮ‬
‫اَمۡ ٍر‬
4. Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua
urusan.

 ‫َس ٰل ٌم ِه َى َح ٰتّى َم ۡطلَ ِع ۡالفَ ۡج ِر‬


5. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

 ِ ‫لَمۡ يَ ُك ِن الَّ ِذ ۡي َن َكفَر ُۡوا ِم ۡن اَ ۡه ِل ۡال ِك ٰت‬


‫ب‬
ُ‫َو ۡال ُم ۡش ِر ِك ۡي َن ُم ۡنفَ ِّك ۡي َن َح ٰتّى تَ ۡاتِيَهُ ُم ۡالبَيِّنَة‬
1. Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan
meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata,

 ًۙ ‫ص ُحفًا ُّمطَهَّ َرة‬ ُ ۡ ‫هّٰللا‬


ُ ‫َرس ُۡو ٌل ِّم َن ِ يَتلوا‬
ۡ
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci
(Al-Qur'an),

 ٌ‫فِ ۡيهَا ُكتُبٌ قَيِّ َمة‬


3. di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar).
 ‫ب اِاَّل ِم ۡۢن بَ ۡع ِد َما‬
َ ‫ق الَّ ِذ ۡي َن اُ ۡوتُوا ۡال ِك ٰت‬َ ‫َو َما تَفَ َّر‬
ُ‫َجٓا َء ۡتهُ ُم ۡالبَيِّنَة‬
4. Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti
yang nyata.

 ۙ ‫ص ۡي َن لَـهُ ال ِّد ۡي َن‬ ‫ل‬‫خ‬ۡ ‫م‬ ‫وم ۤا اُمر ُۡۤوا ااَّل لي ۡعبُ ُدوا هّٰللا‬
ِ ِ ُ َ َِ ِ ِ َ َ
‫ك ِد ۡي ُن‬ َ ِ‫ُحنَفَٓا َء َويُقِ ۡي ُموا الص َّٰلوةَ َوي ُۡؤتُوا ال َّز ٰكو ‌ةَ َو ٰذل‬
‫ۡالقَيِّ َم ِة‬
5. Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata
karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus (benar).

 ‫ب َو ۡال ُم ۡش ِر ِك ۡي َن‬ ِ ‫اِ َّن الَّ ِذ ۡي َن َكفَر ُۡوا ِم ۡن اَ ۡه ِل ۡال ِك ٰت‬


ۡ َ
‫ك هُمۡ شرُّ البَ ِريَّ ِة‬ ٓ
َ Rِ‫ول ِٕٕٮ‬ٰ ُ‫فِ ۡى نَار َجهَنَّ َم ٰخلِ ِد ۡي َن فِ ۡيهَا‌ؕ ا‬
ِ
6. Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk)
ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat
makhluk.

ٓ ٰ ُ‫ت ا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن الَّ ِذ ۡي َن ٰا َمنُ ۡوا َو َع ِملُوا ال‬


 ُۡ‫ك هم‬
َ Rِ‫ول ِٕٕٮ‬ ِ ۙ ‫صلِ ٰح‬
‫َخ ۡي ُر ۡالبَ ِريَّ ِة‬
7. Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk.

 ‫ت َع ۡد ٍن تَ ۡج ِر ۡى ِم ۡن‬ ُ ّ‫َج َزٓا ُؤهُمۡ ِع ۡن َد َربِّ ِهمۡ َج ٰن‬


ۡ‫ض َى هّٰللا ُ َع ۡنهُم‬
ِ ‫تَ ۡحتِهَا ااۡل َ ۡن ٰه ُر ٰخلِ ِد ۡي َن فِ ۡيهَ ۤا اَبَ ًدا‌ؕ َر‬
‫ك لِ َم ۡن َخ ِش َى َرب َّٗه‬َ ِ‫َو َرض ُۡوا َع ۡنهُ‌ؕ ٰذل‬
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

 ‫ت ااۡل َ ۡرضُ ِز ۡل َزالَهَا‬


ِ َ‫اِ َذا ُز ۡل ِزل‬
1. Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,

 ‫ت ااۡل َ ۡرضُ اَ ۡثقَالَهَا‬


ِ ‫َواَ ۡخ َر َج‬
2. dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

 ُ ‫َوقَا َل ااۡل ِ ۡن َس‬


‫ان َما لَهَا‬
3. Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?”

 ‫ث اَ ۡخبَا َرهَا‬
ُ ‫ ٍذ تُ َح ِّد‬Rِ‫يَ ۡو َم ِٕٕٮ‬
4. Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,

 ‫ك اَ ۡو ٰحى لَهَا‬
َ َّ‫بِا َ َّن َرب‬
5. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya.

 ؕ ۡ‫َّص ُد ُر النَّاسُ اَ ۡشتَاتًا ۙ لِّيُ َر ۡوا اَ ۡع َمالَهُم‬


ۡ ‫ ٍذ ي‬Rِ‫يَ ۡو َم ِٕٕٮ‬
6. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk
diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya.
 ‫فَ َم ۡن ي َّۡع َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّر ٍة َخ ۡي ًرا يَّ َر ٗه‬
7. Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,

 ‫َو َم ۡن ي َّۡع َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّر ٍة َش ًّرا يَّ َر ٗه‬


8. dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

 ‫ض ۡب ًحا‬ ِ ‫َو ۡال ٰع ِد ٰي‬


َ ‫ت‬
1. Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,

 ِ ‫فَ ۡال ُم ۡو ِر ٰي‬


‫ت قَ ۡد ًحا‬
2. dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),

 ِ ‫فَ ۡال ُم ِغ ۡي ٰر‬


‫ت ص ُۡب ًحا‬
3. dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi,

 ‫فَاَثَ ۡر َن بِ ٖه نَ ۡق ًعا‬
4. sehingga menerbangkan debu,

 ‫فَ َو َس ۡط َن بِ ٖه َجمۡ ًعا‬


5. lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

 َ ‫اِ َّن ااۡل ِ ۡن َس‬


‫ان لِ َربِّ ٖه لَـ َكنُ ۡو ٌد‬
6. sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya,

 َ ِ‫َواِنَّ ٗه َع ٰلى ٰذل‬


‫ك لَ َش ِه ۡي ٌد‬
7. dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya,

 ؕ ‫ُب ۡال َخ ۡي ِر لَ َش ِد ۡي ٌد‬


ِّ ‫َواِنَّ ٗه لِح‬
8. dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.

 ‫اَفَاَل يَ ۡعلَ ُم اِ َذا ب ُۡعثِ َر َما فِى ۡالقُب ُۡو ۙ ِر‬


9. Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan,

 ‫ُص َل َما فِى الصُّ ُد ۡو ۙ ِر‬


ِّ ‫َوح‬
10. dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?

 ‫ ٍذ لَّ َخبِ ۡي ٌر‬Rِ‫اِ َّن َربَّهُمۡ بِ ِهمۡ يَ ۡو َم ِٕٕٮ‬


11. sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.

 ُ‫ار َعة‬َ ‫ق‬ ‫ل‬ۡ َ‫ا‬


ِ
1. Hari Kiamat,

 ُ‫ار َعة‬َ ‫ق‬ ۡ ‫َما‬


‫ال‬
ِ
2. Apakah hari Kiamat itu?
 ُ‫ار َعة‬َ ‫ق‬ ۡ ‫ك َما‬
‫ال‬ َ ‫ٮ‬‫ر‬ٰ ‫د‬ۡ َ ‫ا‬ ۤ ‫َو َم‬
‫ا‬
ِ
3. Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

 ِ ۙ ‫اش ۡال َم ۡبثُ ۡو‬


‫ث‬ ِ ‫ر‬َ َ ‫ف‬ ۡ ‫يَ ۡو َم يَ ُك ۡو ُن النَّاسُ َك‬
‫ال‬
4. Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

 ؕ‫ش‬ ‫و‬ۡ ُ ‫ف‬ ۡ


‫ن‬ ‫م‬
َ ۡ ‫َوتَ ُك ۡو ُن ۡال ِجبَا ُل َك ۡال ِع ۡه ِن‬
‫ال‬
ِ
5. dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

 ‫از ۡينُ ٗه‬


ِ ‫و‬
َ ‫م‬
َ ۡ
‫ت‬ َ‫فَا َ َّما َم ۡن ثَقُل‬
6. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,

 ِ ‫فَهُ َو فِ ۡى ِع ۡي َش ٍة ر‬
‫َّاضيَ ٍة‬
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).

 ‫از ۡينُ ٗه‬


ِ ‫و‬
َ ‫م‬
َ ۡ
‫ت‬ َّ‫َواَ َّما َم ۡن َخف‬
8. Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,

 ِ َ‫فَا ُ ُّم ٗه ه‬
ٌ‫اويَة‬
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

 َ ‫َو َم ۤا اَ ۡد ٰرٮ‬
‫ك َما ِهيَ ۡه‬
10. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
 ٌ‫نَا ٌر َحا ِميَة‬
11. (Yaitu) api yang sangat panas.

 ‫اَ ۡل ٰهٮ ُك ُم التَّ َكاثُ ۙ ُر‬


1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

 ؕ‫َح ٰتّى ُز ۡرتُ ُم ۡال َمقَابِ َر‬


2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.

 ‫ف تَ ۡعلَ ُم ۡو ۙ َن‬
َ ‫َكاَّل َس ۡو‬
3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

 َ ‫ثُ َّم َكاَّل َس ۡو‬


ؕ‫ف تَ ۡعلَ ُم ۡو َن‬
4. kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

 ؕ‫َكاَّل لَ ۡو تَ ۡعلَ ُم ۡو َن ِع ۡل َم ۡاليَقِ ۡي ِن‬


5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

 ‫لَتَ َر ُو َّن ۡال َج ِح ۡي ۙ َم‬


6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
 ‫ثُ َّم لَتَ َر ُونَّهَا َع ۡي َن ۡاليَقِ ۡي ۙ ِن‬
7. kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,

 ‫ ٍذ َع ِن النَّ ِع ۡي ِم‬Rِ‫ـلُ َّن يَ ۡو َم ِٕٕٮ‬Rََٔ‫ثُ َّم لَـتُ ۡسٔـ‬


8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia
itu).

 ۡ ‫َو ۡال َع‬


‫ص ۙ ِر‬
1. Demi masa,

 َ ‫اِ َّن ااۡل ِ ۡن َس‬


‫ان لَفِ ۡى ُخ ۡس ۙ ٍر‬
2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,

 ‫ص ۡوا‬ ّ ٰ ‫اِاَّل الَّ ِذ ۡي َن ٰا َمنُ ۡوا َو َع ِملُوا ال‬


ِ ‫صلِ ٰح‬
َ ‫ت َوتَ َوا‬
‫ص ۡوا بِالص َّۡب ِر‬
َ ‫ق ۙ َوتَ َوا‬ ِّ ‫بِ ۡال َح‬
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

 ‫َو ۡي ٌل لِّـ ُك ِّل هُ َم َز ٍة لُّ َم َز ِة‬


1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,
 ‫ۨالَّ ِذ ۡى َج َم َع َمااًل َّو َع َّد َد ٗه‬
2. yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya

 ‫يَ ۡح َسبُ اَ َّن َمالَ ٗۤه اَ ۡخلَ َد ٗه‬


3. dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.

 ‫َكاَّل ‌ لَي ُۡۢنبَ َذ َّن فِى ۡال ُحطَ َم ِة‬


4. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hu¯amah.

 َ ‫َو َم ۤا اَ ۡد ٰرٮ‬
ُ‫ك َما ۡال ُحطَ َمة‬
5. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hu¯amah itu?

 ُ‫نَا ُر هّٰللا ِ ۡال ُم ۡوقَ َدة‬


6. (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,

 ‫ َد ِة‬Rِِٕ‫الَّتِ ۡى تَطَّلِ ُع َعلَى ااۡل َ ۡفــٕـ‬


7. yang (membakar) sampai ke hati.

 َ ‫اِنَّهَا َعلَ ۡي ِهمۡ ُّم ۡؤ‬


ٌ‫ص َدة‬
8. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,

 ‫فِ ۡى َع َم ٍد ُّم َم َّد َد ٍة‬


9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
 ؕ‫ب ۡالفِ ۡي ِل‬ ۡ َ ‫ك بِا‬
ِ ‫ص ٰح‬ َ ‫اَلَمۡ تَ َر َك ۡي‬
َ ُّ‫ف فَ َع َل َرب‬
1. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan
bergajah?

 ۡ َ‫اَلَمۡ يَ ۡج َع ۡل َك ۡي َدهُمۡ فِ ۡى ت‬
‫ضلِ ۡي ۙ ٍل‬
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?

 ‫َّواَ ۡر َس َل َعلَ ۡي ِهمۡ طَ ۡي ًرا اَبَابِ ۡي ۙ َل‬


3. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

 ‫تَ ۡر ِم ۡي ِهمۡ بِ ِح َجا َر ٍة ِّم ۡن ِس ِّج ۡي ٍل‬


4. yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,

 ‫ف َّم ۡا ُك ۡو ٍل‬ ۡ ‫فَ َج َعلَهُمۡ َك َع‬


ٍ ‫ص‬
5. sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

 ‫ش‬ ِ ‫اِل ِ ۡي ٰل‬


ٍۙ ‫ف قُ َر ۡي‬
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

 ِ ۚ ‫ٖا ٰلفِ ِهمۡ ِر ۡحلَةَ ال ِّشتَٓا ِء َوالص َّۡي‬


‌‫ف‬
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
 ِ ۙ ‫فَ ۡليَ ۡـعبُ ُد ۡوا َربَّ ٰه َذا ۡالبَ ۡي‬
‫ت‬
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),

 ٍ ‫ع ۙ َّو ٰا َمنَهُمۡ ِّم ۡن َخ ۡو‬


‫ف‬ ۡ
‫ُو‬‫ج‬ ‫ن‬ۡ ‫م‬
ِّ ۡ‫ُم‬ ‫ه‬‫م‬َ ‫ع‬
َ ۡ َ‫الَّ ِذ ۡۤى ا‬
‫ط‬
ٍ
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari rasa ketakutan.

 ‫ْت الَّ ِذيْ يُ َك ِّذبُ بِال ِّدي ِْن‬


َ ‫اَ َر َءي‬
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

 َ ِ‫فَ ٰذل‬
‫ك الَّ ِذيْ يَ ُد ُّع ْاليَتِ ْي َم‬
2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

 ‫َواَل يَحُضُّ َع ٰلي طَ َع ِام ْال ِم ْس ِكي ِْن‬


3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

 َ ‫فَ َو ْي ٌل لِّ ْل ُم‬


‫صلِّي َْن‬
4. Maka celakalah orang yang shalat,

 َ ‫الَّ ِذي َْن هُ ْم َع ْن‬


‫صاَل تِ ِه ْم َساهُ ْو َن‬
5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,

 ‫الَّ ِذي َْن هُ ْم يُ َر ۤا ُء ْو َن‬


6. yang berbuat ria,

 ‫َويَ ْمنَع ُْو َن ْال َما ُع ْو َن‬


7. dan enggan (memberikan) bantuan.

 ‫ك ْال َك ْوثَ َر‬


َ ‫اِنَّٓا اَ ْعطَ ْي ٰن‬
1. Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.

 ْ‫ك َوا ْن َحر‬ َ َ‫ف‬


َ ِّ‫ص ِّل لِ َرب‬
2. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan
diri kepada Allah).

 ‫ك هُ َو ااْل َ ْبتَ ُر‬


َ َ‫اِ َّن َشانِئ‬
3. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

 ‫قُلْ ٰيٓاَيُّهَا ْال ٰكفِر ُْو َن‬


1. Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!

 ‫اَل ۤ اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُد ْو َن‬


2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
 ‫َواَل ۤ اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُد ْو َن َم ۤا اَ ْعبُ ُد‬
3. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,

 ‫َواَل ۤ اَنَا َعابِ ٌد َّما َعبَ ْدتُّ ْم‬


4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

 ‫َواَل ۤ اَ ْنتُ ْم ٰعبِ ُد ْو َن َم ۤا اَ ْعبُ ُد‬


5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

 ‫م َولِ َي ِدي ِْن‬Rْ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك‬


6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

 ۙ‫ص ُر هّٰللا ِ َو ۡالفَ ۡت ُح‬


ۡ َ‫اِ َذا َجٓا َء ن‬
1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

ۡ ‫هّٰللا‬
‫اس يَ ۡد ُخلُ ۡو َن فِ ۡى ِد ۡي ِن ِ اف َوا ًجا‬
 َ َ َّ‫ت الن‬
َ ‫َو َراَ ۡي‬
2. dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

 َ ‫استَ ۡغفِ ۡر ‌هُ ؔؕ اِنَّ ٗه َك‬


‫ان تَ َّوابًا‬ ۡ ‫ك َو‬
َ ِّ‫فَ َسبِّ ۡح بِ َحمۡ ِد َرب‬
3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia
Maha Penerima tobat.
 ٍ َ‫تَب َّۡت يَ َد ۤا اَبِ ۡى لَه‬
ؕ َّ‫ب َّوتَب‬
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!

 َ ‫َم ۤا اَ ۡغ ٰنى َع ۡنهُ َمالُ ٗه َو َما َك َس‬


ؕ‫ب‬
2. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.

 َ ‫ص ٰلى نَا ًرا َذ‬


ٍ َ‫ات لَه‬
‫ب‬ ۡ َ‫َسي‬
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).

 ِ ۚ َ‫َّوامۡ َراَ تُ ٗه ؕ َح َّمالَةَ ۡال َحط‬


‌‫ب‬
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).

 ‫فِ ۡى ِج ۡي ِدهَا َح ۡب ٌل ِّم ۡن َّم َس ٍد‬


5. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal

 ٌ‫قُ ۡل هُ َو هّٰللا ُ اَ َحد‬


1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

 َّ ‫هّٰللَا ُ ال‬
ُ‫ص َمد‬
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

 ‫لَمۡ يَلِ ۡد ۙ َولَمۡ ي ُۡولَ ۡد‬


3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

 ‫َولَمۡ يَ ُك ۡن لَّ ٗه ُكفُ ًوا اَ َح ٌد‬


4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia

 ِۙ َ‫ب ۡالفَل‬
‫ق‬ ِّ ‫قُ ۡل اَ ُع ۡو ُذ بِ َر‬
1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

 َ ۙ َ‫ِم ۡن َش ِّر َما َخل‬


‫ق‬
2. dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

 َ ۙ َ‫ق اِ َذا َوق‬


‫ب‬ ِ ‫َو ِم ۡن َش ِّر َغ‬
ٍ ‫اس‬
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

 ‫ت فِى ۡال ُعقَ ۙ ِد‬ ٰ ّ ٰ


ِ َّ‫َو ِم ۡن َش ِّر الن‬
‫ث‬ ‫ف‬
4. dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

 ِ ‫َو ِم ۡن َش ِّر َح‬


‫اس ٍد اِ َذا َح َس َد‬
5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
 ‫اس‬ ِّ ‫قُلْ اَ ُع ْو ُذ بِ َر‬
ِ َّ‫ب الن‬
1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

 ِ ۙ َّ‫َملِ ِك الن‬
‫اس‬
2. Raja manusia,

 ِۙ َّ‫اِ ٰل ِه الن‬
‫اس‬
3. sembahan manusia,

 ‫اس‬َّ ‫ن‬‫ـ‬‫خ‬َ ۡ  ۙ ‫ِم ۡن َش ِّر ۡال َو ۡس َواس‬


‫ال‬
ِ ِ
4. dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

 ‫اس‬ ُ ‫الَّ ِذ ۡى يُ َو ۡس ِوسُ فِ ۡى‬


ِۙ َّ‫ص ُد ۡو ِر الن‬
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

 ‫اس‬َّ ‫ن‬‫ال‬‫و‬َ ‫ة‬


ِ َّ ‫ن‬‫ج‬ِ ۡ ‫ِم َن‬
‫ال‬
6. dari (golongan) jin dan manusia
ِ

Anda mungkin juga menyukai