Anda di halaman 1dari 7

Instrument penelitian

Nama : veniandriyani

Npm : 18330023

1. Pengertian instrument

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam


suatu penelitian. Instrument penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif dan kualtitatif tentang variasi
karaktristikvariable penelitian secara objective.( Matondang, Z. (2009).)

Instrument merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,


sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian
instrumen dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai
variabel-variabel dalam penelitian untukkebutuhan penelitian, sedangkan dalam
bidang pendidikan atau pelatihan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi
peserta.( Dachliyani, L., &Sos, S. (2020).)

2. Jenis jenis instrument yang digunakan dalam pembuatan asuhan


keperawatan antara lain adalah :

1. Biofisiologi

Pengukuran ini merupakan pengukuran yang dipergunakan pada


tindakan keperawatan yang berorientasi pada dimensi fisiologis,
contohnya adalah pengukuran aktivitas dasar klien, perawatan
kebersihan mulut, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil yang
valid membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Instrumen
pengumpulan data pada fisiologis dibedakan menjadi in vivo dan in
vitro. In vivo adalah observasi proses fisiologis tubuh tanpa
pengambilan bahan/spesimen dari tubuh klien seperti pengukuran
tekanan darah. In vitro adalah pengambilan bahan/spesimen dari
tubuh klien. (Matondang, Z. (2009).)

2. Observasi

Beberapa jenis masalah keperawatan memerlukan suatu


pengawasan atau observasi untuk mengetahuinya. Pengukuran
tersebut dapat digunakan sebagai fakta yang nyata dan akurat dalam
membuat suatu kesimpulan. Jenis pengukuran observasi dibedakan
menjadi dua yaitu observasi terstruktur dan observasi tidak
terstruktur. Observasi terstruktur dilakukan oleh peneliti dengan
mengamati fakta yang ada pada subjek dan berdasarkan
perencanaan penelitian yang sudah disusun sesuai dengan
pengelompokannya. Observasi tidak terstruktur yaitu peneliti secara
spontan mengobservasi dan mencatat apa yang dilihat dengan
sedikit perencanaan. Metode observasi ini meliputi penjelasan
informasi yang lebih banyak dipergunakan untuk menganalisis data
secara kualitatif daripada kuantitatif. Observer menggunakan
pedoman sesuai pertanyaan penelitian tapi peneliti tidak hanya
mengobservasi pada hal-hal yang ada pada pedoman. Instrumen
observasi bisa berupa checklist. (Matondang, Z. (2009).)

3. Wawancara

Wawancara bisa dilakukan secara struktur dan tidak terstruktur.


Wawancara terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan
adanya suatu kontrol dari pembicaraan sesuai dengan isi yang
diinginkan peneliti. Daftar pertanyaan biasanya sudah disusun
sebelum wawancara dan ditanyakan secara urut.

Peneliti hanya diperkenankan bertanya apa adanya sesuai dengan pertanyaan


yang telah disusun. Wawancara tidak terstruktur biasanya dipergunakan pada
penelitian deskriptif dan kualitatif. Pertanyaan yang diajukan mencakup
permasalahan secara luas yang menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi
seseorang.( Matondang, Z. (2009).)

4. Kuesioner

Peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk


menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang
diajukan dapat juga dibedakan menjadi pertanyaan terstruktur,
peneliti hanya menjawab sesuai dengan pedoman yang sudah
ditetapkan dan tidak terstruktur. (Matondang, Z. (2009).)

5. Skala

Skala psikososial merupakan jenis instrumen selfreport yang


digunakan oleh peneliti, perawat yang dikombinasikan dengan jenis
pengukuran wawancara, dan kuesioner. Skala merupakan bagian dari
desain penilaian penomoran terhadap subjek mengenai hal-hal yang
dirasakan atau keadaan fisiologis subjek (Matondang, Z. (2009)).

6. Alat ukur skala nyeri VAS dan NRS


Terdapat perbedaan antara skala nyeri VAS dan VRS. Adanya perbedaan
tersebut dikarenakan cara interprestasi hasil ukur VAS dan NRS berbeda,
masing-masing skala VAS dan NRS pun memiliki kelebihan dan kekurangan.
Skala VAS terdapat kelebihan antaranya penggunaan skala VAS sangat mudah
dan sederhana, dapat digunakan pada pasien anak anak di atas 8
tahun.kekurangannya yaitu untuk periode pasca bedah VAS tidak banyak
bermanfaat digunakan karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik
serta kemampuan konsentrasi.
Menurut AMA ( American medicalAssociation ) 2010, NRS biasanya dijelaskan
kepada pasien secara verbal, namun dapat disajikan secara visual.NRS dapat
disajikan horizontal maupun vertikal. Alat ini telah menunjukan sensitivitas
terhadap pengobatan dalam intensitas nyeri dan berguna untuk membedakan
intensitas nyeri.Penilaian nyeri terhadap pasien dengan kognitif ringan dan pada
landiamungkin lebih baik menggunakan NRS yang mencakup angka lebih besar
dan kata isyarat. Berdasarkan hasil uji sensitivitas menunjukan bahwa nilai
sensitivitas skala ukur nyeri NRS 93% yang berarti kemampuan penilaian nyeri
memberikan hasil positif bagi mereka yang menderita nyeri besar 93%. Nilai
spesifitas skala ukur nyeri NRS 31,7% yang berarti kemampuan penilaian skala
ukur nyeri NRS pada klien dengan keluhan nyeri memberikan hasil negatif pada
mereka yang tidak menderita nyeri sebesar 31,7 %.Nilai akurasi skala ukur nyeri
NRS sebesar 50%, yang berarti kemampuan skala ukur nyeri NRS untuk menilai
secara benar seluruh objek yang dinilai sebesar 50%. Pada hasil uji sensitivitas
bahwa nilai sensitivitas skala ukur nyeri VAS 85,4% yang berarti kemampuan
penilaian nyeri memberikan hasil positif bagi mereka yang menderita nyeri
sebesar 85,4%.
Nilai spesifitas skala ukur nyeri VAS 45,9% yang berarti kemampuan penilaian
skala ukur nyeri VAS pada klien dengan keluhan nyeri memberikan hasil negatif
pada mereka yang tidak menderita nyeri sebesar 45,9%, nilai akurasi skala ukur
nyeri VAS sebesar 50%, yang berarti kemampuan skala ukur nyeri VAS untuk
menilai secara benar seluruh objek yang dinilai sebesar 50%. Akurasi yang
dihasilkan antara skala ukur nyeri VAS dan VRS sebesar 50% hal ini berarti
bahwa pengukuran skala ukur nyeri VAS dan NRS bisa dikatakan cukup akurat
dalam melakukan penilaian nyeri. (Merdekawati, D., Dasuki, D., & Melany, H.
(2019).)

7. Alat pengukur lendir ( dalam bersihan jalan nafas )

Sputumadalah reaksi paru-paru terhadap setiap iritanyangkambuh secara


konstan. Orang dewasa normal menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam
saluran napas setiap hari. Mukus ini diangkut menuju faring dengangerakan
pembersihan normal silia yang melapisisaluranpernapasan. Kalau terbentuk
mukus yang berlebihan,prosesnormal pembersihan mungkin tak efektif lagi,
sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini terjadi, membranmukosa akan
terangsang, dan mukusdibatukkankeluarsebagaisputum. Pembentukanmukus
yang berlebihan, mungkin disebabkan oleh gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi
pada membran mukosa.
Pengisapan lendir (suction)merupakan tindakan keperawatanyang dilakukan
pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri
dengan menggunakan alatpengisap

Kateter suction/isap lendir adalah suatu tindakan yang akan digunakan untuk
membersihkan jalan nafas biasanya mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda idealnya kateter suction yang baik adalah efektif menghisap sekret dan
resiko trauma jaringan yang minimal (Umar, 2004). Tindakan suction pada
pasien dengan kondisi kritis/penurunankesadaran merupakan tindakan
pembebasan jalan napasyangharus dilaksanakan untuk mencegah terjadinya
obstruksi pada jalan nafas pada pasien,

tindakan pemberian suction merupakan kebutuhan dasar dalam


penatalaksanaan pertolongan pernafasan, dengan frekuensi dan durasi yang
sering dilaksanakan oleh perawat kepada pasien. Akan tetapi dalam hal ini
perawat dalam melaksanakan tindakan
suctiontersebutmasihcenderungmemahamisebagai tindakan rutinitas dan belum
memahami secara kongkrit tentang pemberian suction. Sehingga pengaruh
suctionterhadapkondisi kebutuhan oksigenasi dan pengaruh terhadap saturasi
belum diperhatikan dalam pelaksanaannya (Wanidi, S., Al Ummah, B., &
Santoso, D. (2014).)

8. Alat pengukur tekanan darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan
ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantuing, ketegangan
arteri, dan volume, laju sertan kekentalan darah. Rekanan terjadi akibat
fenomena siklis. Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak
langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukan langsung kedalam
arteri. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan sfigmomanometer dan
stetoskop.

Sfignomanometer atau tensi meter dikenal pertama kali oleh dr. nikolai
kototkov, seorang ahli bedah rusia, sejak saat itu afignomanometer air raksa
telah digunkan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para
dokter.
Tensimeter pada awalnya menggunakan air raksa sebagai pengisi alat ukur ini.
Sekarang, kesadaran akan masasalh konservasi lingkungan meningkat dan
penggunaan air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun
tensimeter air raksa masih digunakan sehaari-hari bahkan di Negara modern.
Namun sekarang diciptakan tensi darah digital, tensi darah digital ini sangatlah
mempermudah dalam penggunaanya yaitu menjadi lebih praktis dan juga
dalam pembacaan hasil pengukuranpun bisa langsung lebih akurat.( Kandou, F.
M., Sompie, S. R., &Narasiang, B. S. (2014).)

Itulah sebagian jeni-jenis instrument yang dapat digunakan


dalam pembuatan asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Matondang, Z. (2009). Validitas dan reliabilitas suatu instrumen


penelitian. Jurnal Tabularasa, 6(1), 87-97.

Dachliyani, L., &Sos, S. (2020). INSTRUMEN YANG SAHIH: Sebagai Alat Ukur
Keberhasilan Suatu Evaluasi Program Diklat (evaluasi pembelajaran). MADIKA:
Media Informasi dan Komunikasi Diklat Kepustakawanan, 5(1), 57-65.

Merdekawati, D., Dasuki, D., & Melany, H. (2019). Perbandingan validitas skala
ukur nyeri VAS dan NRS terhadap penilaian nyeri di IGD RSUD Raden Mattaher
Jambi. Riset Informasi Kesehatan, 7(2), 114-121.

Wanidi, S., Al Ummah, B., & Santoso, D. (2014). PENGARUH TINDAKAN ISAP
LENDIR TERHADAP PERUBAHAN SATURASI O2 PADA PASIEN DENGAN
PENURUNAN KESADARAN DI RUANG ICU RSUD WONOSOBO. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 10(1).

Kandou, F. M., Sompie, S. R., &Narasiang, B. S. (2014). Rancang Bangun Alat


Ukur Tekanan Darah Manusia Menggunakan Sensor 2SMPP Yang Dapat
Menyimpan Data. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 3(4), 57-64.

Anda mungkin juga menyukai