Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting pada studi kasus (Nursalam, 2016). Desain yang digunakan yaitu studi kasus (case study) menjelaskan bahwa studi kasus merupakan suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara intergrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik. Pada studi kasus peneliti ingin mengimplementasikan intervensi teknik Progressive Muscle Relaxation (PMR) untuk mengatasi tingkat Fatigue pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisa
3.2 Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus ini adalah 3 pasien Chronid Kidney Disease yang menjalani hemodialisa di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan kriteria berikut: 1. Kriteria Insklusi a) Pasien rawat jalan di instalasi hemodialisa RSUD Dr. Zainoel Abidin b) Pasien bersedia menjadi responden c) Pasien mengalami masalah fatigue saat menjalani hemodialisa d) Pasien bersedia diberikan intervensi Progressive Muslce Relaxation e) Klien yang menjalani terapi hemodialisa 2 kali dalam 1 minggu f) Klien yang menjalani hemodialisa selama 3-4 jam 2. Kriteria Ekslusi a) Klien yang tidak bersedia menjadi responden penelitian b) Klien yang mengalami gangguan musculoskeletal c) Klien yang kondisinya tidak stabil saat menjalani hemodialisa
3.3 Lokasi dan waktu studi kasus
Studi kasus Penerapan Progressive Muscle Relaxation (PMR) untuk mengatasi tingkat Fatigue pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan Agustus 2022.
3.4 Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus ini yaitu pemberikan Progressive Muscle Relaxation untuk mengatasi tingkat fatigue pada Chronic Kidney Disease yang menjalani hemodialisa. Intervensi yang digunakan berdasarkan Evidance Based Practice dengan hasil penelitian sebelumnya mengenai pemberian Progressive Muscle Relaxation untuk mengatasi tingkat fatigue.
3.5 Definisi Operasional
a. Prograssive Muscle Relaxation Prograssive Muscle Relaxation merupakan salah satu metode relaksasi sederhana yang melalui dua proses yaitu menegangkan dan merelaksasikan otot tubuh. PMR merupakan teknik latihan yang dapat dilakukan dalam posisi duduk maupun tidur sehingga dapat dilakukan dimana saja. Intervensi yang dilakukan menggunakan instrument Standar Operasional Prosedur (SOP) Prograssive Muscle Relaxation b. Tingkat Fatigue Fatigue merupakan persepsi individu yang mengeluh lemas, tidak bertenaga, pegal-pegal, dan kurang bergairah akibat lamanya proses terapi hemodialisa. Fatigue diukur menggunakan intrument Kuesioner FACIT Fatigue Scale menggunakan skala ukur rasio dengan hasil ukur Kelelahan berat < 30 Kelelahan ringan > 30
3.6 Instrumen Studi Kasus
Instrument studi kasus ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengukur data. Untuk mendapatkan data tentang tingkat fatigue pasien sebelum dan sesudah dilakukan PMR. Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Standar Operasionel Prosedur yang terdiri dari 14 gerakan, kuesioner Data Demografi dan kuesioner Functional Assesment Chonic Ilness Threpy (FACIT) Fatigue Scale 13 item pertenyaan versi indonesia yang telah di terjemahkan. 1. Kuesioner Data Demografi Kuesioner ini berisi data yang menggambarkan data demografi responden yang terdiri dari: nomor responden, jenis kelamin, usia, pekerjaan, lama menjalani hemodialisa, kadar hemoglobin, kadar ureum, frekuensi HD dalam satu minggu, dan durasi HD. 2. Kuesioner FACIT Fatigue Scale Kuesioner FACIT Fatigue Scale merupakan suatu instrument untuk mengetahui tingkat kelelahan pasien. Di Indonesia, kuesioner Skala Kelelahan FACIT belum pernah divalidasi. Pada penelitian Jhonson P. Sihombing (2016) Kuesioner FACIT Fatigue Scale versi Indonesia yang dialih bahasakan menjadi skala kelelahan FACIT oleh ahli Bahasa yang independent dari Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan untuk memvalidasi kuesioner Skala Kelelahan FACIT sebagai suatu instrument pengukuran tingkat kelelahan pasien yang menjalani terapi penyakit kronis. Penelitain dilakukan pada bulan Mei – Oktober 2015 dengan 52 responden. FACIT Fatigue Scale merupakan kuesioner yang ringkas (terdiri dari 13 pertanyaan) menggunakan skala likert sehingga mudah digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan individu. Tingkat kelelahan di ukur pada 4 skala yaitu: 4 : Tidak lelah sama sekali 3 : Sedikit lelah 2 : Agak lelah 1 : Lelah sekali 0 : Sangat lelah sekali
Interprestasi kuesioner FACIT Fatigue Scale yaitu nilai 4 akan di
kurangi dengan pilihan jawaban kode pertanyan H17,H12,An1,An2,An3,An4,An8,An12,An14,An15, An16 sehingga akan mendapatkan hasil yang sama dengan item skor. Pertanyaan kode An5 dan An7 yaitu dengan cara nilai 0 ditambah dengan pilihan jawaban pertanyaan sehingga akan mendapatkan hasil sama dengan item skor. Kemudian seluruh pertanyaan dijumlahkan dengan item skornya dan dikalikan dengan jumlah pertanyaan dan selanjutnya dibagi dengan jumlah pertanyaan yang dijawab sehingga akan mendapatkan nilai fatigue responden.
Seluruh pertanyaan dihitung dengan menggunakan skala
interval sehingga didapatkan rentang nilai kuesioner Skala Kelelahan FACIT berada diantara 0-52 dimana semakin tinggi nilai maka kualitas hidup semakin baik. Nilai < 30 menunjukkan kelelahan yang parah ( Tennant, 2019)
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pertama kali adalah pengkajian pada pasien yang menjalani hemodialisa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penerapan ini adalah analitik observasional. Sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria inklusi pada klien yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda aceh. a. Studi literatur Studi literatur merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data, membaca dan mengolah referensi dari beberapa sumber artikel berupa buku, e-book ataupun jurnal yang mendukung untuk kasus permasalah pada penelitian ini. b. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data antara penulis dan pasien. Tujuan dari wawancara ialah mendengarkan dan meningkatkan kesejahteraan pasien melalui hubungan saling percaya dan suportif. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan masalah utama pasien dan Riwayat penyakit saat ini. c. Observasi dan pemeriksaan fisik Observasi merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh kekuatan indera seperti pendengaran, penglihatan, perasa, sentuhan dan cita rasa. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya masalah fisik. d. Studi dokumentasi Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan suatu data. Studi dokumentasi dalam studi kasus ini dengan melihat hasil dari pemeriksaan diagnostic dan data lain yang releven, seperti hasil laboratprium, radiologi, ataupun pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui kelainan pada pasien.
3.8 Analisa Data dan Penyajian Data
Analisa data dilakukan sejak berada dilahan praktik, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Kemudian dilakukan obervasi dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya dikumpulkan oleh penulis. Data yang dikumpulkan tersebut dapat berupa data subyektif dan data obyektif. Dari data tersebut, selanjutnya peneliti akan Menyusun intervensi atau rencana keperawatan dengan melakukan teknik Progressive Muscle Relaxation (PMR) untuk mengatasi tingkat Fatigue pada pasien CKD atau pelaksanaan inovasi Evidence Based Practice serta mengevaluasi data subyektif dan obyektif yang telah diberikan kepada pasien.
3.9 Etika Penelitian
1. Persetujuan tindakan, adalah suatu persetujuan yang diberikan oleh responden setelah mendapatkan informasi yang jelas dan benar. Pemberian informasi juga harus menggunakan Bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. 2. Tanpa nama, untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama yang di isi oleh suyek, lembaran tersebut hanya berisi kode tertentu 3. Kerahasiaan merupakan suatu kegiatan merahasiakan identitas responden pada saat pengumpulan data, pengolahan data dan pada saat menulis laporan.