Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

KEPERAWATAN KELUARGA
DI PKM PUSKESMAS JEULINGKE
KECAMATAN SYIAH KUALA BANDA ACEH

Oleh
Puji Indah Lestari
P1337420921217

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKBIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.A
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA JEULINGKE
KECAMATAN SYIAH KUALA BANDA ACEH

Oleh
Puji Indah Lestari
P1337420921217

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKBIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2022
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PENGKAJIAN PADA KELUARGA

A. Data umum
1. Nama KK : Tn.A
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur / tanggal lahir : 64 tahun / 14 maret 1958
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Buruh (Nelayan)
7. Alamat : Jeulingke

Susunan anggota keluarga

No Nama Umur Sex Hub. keluarga Pendidikan Pekerjaan


No Ny.R 61 P Istri SD Ibu Rumah
Tangga

Genogram

Keterangan Legenda Genogram :


Ditanyakan dua generasi diatasnya
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
b. Tahun lahir
d. Tahun meninggal
i. Tahun imigrasi / pindah disertai tujuan pindah
= hubung perkawinan dan tahun perkawinan
≠ Perceraian dan tahun perceraian ( Tahun perkawinan hingga perceraian )
Konflik antar anggota keluarga
EGO Klien

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga yaitu tahap ketujuh. Tahap ketujuh yaitu
tahapan usia pertengahan dimana anak yang terakhir meninggalkan rumah, maka
pasangan berfokus untuk mempertahankan Kesehatan dengan berbagai aktifitas.
Tn.A dan Ny.R memiliki 1 orang anak, anak (alm) sudah meninggal di tahun 2004
pada saat tsunami melanda kota banda aceh. Anak (alm) meninggal di usia 21
tahun.
2. Tingkat pencapain tugas perkembangan keluarga
Tn.A dan Ny.R memiliki harapan untuk mempunyai anak lagi. Tetapi, diusia
yang sekarang sangat tidak mungkin.
3. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn.A terdapat satu orang yang sedang sakit yaitu Tn.A
memiliki riwayat penyakit hipertensi selama ± 1 tahun. Tn.A sering mengeluh
nyeri di tengkuk dan kepala merasakan pusing. Nyeri dirasakan sedang (NRS 5).
Tn.A mengatakan keluhannya mulai dirasakan kembali sejak 1 bulan terakhir ini
dan sebelumnya pernah berobat ke puskesmas. Setelah minum obat yang
diberikan keluhan sedikit berkurang. Tetapi, sejak obat habis Tn,A tidak pernah
lagi mau periksa Kesehatan ke puskesmas.
Ny.R dalam keadaan sehat dan tidak memiliki keluhan.

4. Riwayat keluarga sebelumnya ( Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua)
Riwayat keluarga dari pihak Tn.A : Ayah Tn.A sudah meninggal 10 tahun
yang lalu. Ibu dari Tn.A sudah meninggal pada tahun 2000. Dalam keluarga hanya
Tn.A yang menderita hipertensi. Tidak ada yang pernah menderita penyakit
menular ataupun penyakit keturunan.
Riwayat keluarga Ny.R : Ayah Ny.R memiliki dirawat jantung dan sudah
meninggal 25 tahun yang lalu. Ibu Ny.R masih ada dan tinggal bersama adik Ny.R

C. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Kepemilikkan rumah
Tn.A dan Ny.R tinggal dirumah milik pribadi/sendiri.
b. Luas rumah dan tipe rumah
Luas rumah 100 m2 terdiri dari ruang tamu yang bersambung dengan ruang
keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur bersambung dengan ruang makan, 1 kamar
mandi, 1 WC, dan halaman. Jenis rumah petak dengan jenis bangunan permanen
c. Penerangan dan ventilasi
Arah rumah Tn.A menghadap ke timur, cahay matahari masuk saat pagi.
Setiap ruangan memiliki jendela dan ventilasi kecuali kamar mandi. Pada malam
hari penerangan dengan listrik.
d. Jamban
Jaman keluarga TnA terletak di dalam rumah dengan kondisi cukup bersih.
Keluarga Tn.A menggunakan jamban leher angsa dan septic tank berjarak lebih
dari 10 meter dari sumber air.
e. Sumber air minum
Sumber air minum dari air isi ulang.

Denah Rumah:
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Hubungan antara tetangga cukup baik, kerukunan terjaga. Bila ada yang
mengalami kesusahan atau kesulitan maka warga saling membantu. Hubungan
sosialisasi antara tetangga sekitar baik dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Dilingkungan sekitar keluarga Tn.A kadang mengikuti kegiatan yang dilakuakn di
Desa.
3. Mobilitas geografis keluarga
Dari sebelum tsunami keluarga Tn,A tinggal dirumah tersebut. Hanya saja saat
dilakukan bantuan renovasi setelah kerusakan tsunami banda aceh keluarga Tn.A
mengungsi kerumah saudara. Setelah rumah selesai direnovasi keluarga Tn.A
kembali kerumah tersebut hingga saat ini
4. Keterlibatan keluarga dalam perkumpulan dan interaksi dengan masyarakat
Interaksi keluarga terjadi biasanya saat makan dan nonton tv. Hubungan
keluarga Tn.A dengan tetangga baik, pada waktu senggang Ny.R selalu
berbincang dan berinterasi dengan tetangga sekitar
5. System pendukung keluarga
Anggota keluarga yang sakit Tn.A setelah obat habis klien tidak pernah
control Kesehatan lagi ke puskesmas atau faskes karena Tn.A beranggapan bahwa
keluhan yang dialaminya bisa sembuh tanpa harus control lagi dan berobat.
Pendukung keluarga saat ini adalah Ny.R yang terkadang mengkhawatirkan
keadaan Tn.A
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi keluarga bersifat terbuka satu sama lain, hanya saja bila ada
masalah akan segera diselesaikan dengan cara bermusyawarah dan yang
mengambil keputusannya Tn.A
2. Struktur kekuatan keluarga
Struktur keluarga Tn.A terletak pada Tn.A sebagai kepala keluarga.
3. Struktur peran
Tn.A berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah untuk keluarga
sedangkan Ny.R sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keperluan keluarga.
4. Nilai dan norma keluarga
Didalam keluarga Tn.A tidak ada nilai khusus yang mengikat anggota
keluarganya. Dalam keluarga Tn.A, istrinya Ny.R kepada saudara-saudaranya
haurs saling menghargai dan menghormati
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.A saling menyayangi namun masih belum memahami bagaimana
merawat anggota keluarga yang sakit secara mandiri. Tn.A pergi bekerja dari
subuh dan pulang pada siang hari. Ny.R dirumah khawatir dengan keadaan Tn,A
takut tiba-tiba sakit kepala yang derita Tn.A muncul.
2. Fungsi sosial
Klien sering ikut kegiatan yang dilakukan oleh kantor keucik karena Tn.A juga
menjadi tuha Peut di Desa Jeulingke.
3. Fungsi ekonomi
Keluaga Tn.A sebagai nelayan sudah mencukupi kebutuhan pokok, tetapi untuk
sandang hanya membeli sebulan sekali/ tidak pasti. Keuangan hanya dihasilkan
oleh Tn.A
4. Fungsi perawatan Kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah Kesehatan
Keluarga mengatakan tidak tau masalah Kesehatan yang diderita oleh anggota
keluarganya yaitu hipertensi. Tidak tau bagaimana cara mencegah agar tidak
terjadinya peningkatan tekanan darah pada Tn.A
b. Kemampuan mengambil keputusan mengenai Tindakan Kesehatan
Keluarga mengatakan hanya mengambil keputusan untuk beristirahat dan
tidak mau memeliksa kembali ke puskesmas seblum keluhan yang diderita
Tn.A bertambah parah.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang
mengalami hipertensi dengan benar
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatakan tidak taahu bagaimana cara melakukan pencegahan
penyakit terhadap keluhan yang Tn.A rasakan. Keadaan rumah Tn.A sudah
sangat bersih.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas Kesehatan
Keluarga belum mampu menggunakan fasilitas Kesehatan yaitu
puskesmas/poskedes terdekat. Keluarga beranggapan bahwa keluhan yang
Tn.A rasakan adalah hal biasa dan akan hilang dengan beristirahat

F. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendes dan jangka Panjang
a. Jangka pendek
Keluarga mengatakan sementara tidak mempunyai masalah yang berat. Hanya
saja Tn.A dalam sebulan ini mengalami nyeri tengkuk hingga sakit kepala.
b. Jangka Panjang
Keluarga mengatakan stressor jangka Panjang yaitu memikirkan maslah
penyakit yang dideritanya, Ny.R mengatakan terkadang takut sakit Tn.A tiba-
tiba drop dan darah tingginya tambah parah
2. Strategi koping keluarga
a. Reaksi keluarga terhadap stressor
Ny.R mengatakan mereka berusaha sekuat tenaga agar penyakit yang diderita
Tn.A bisa segera sembuh dan tidak membuat Tn.A stress. Ny.R dan Tn.A
berdoa agar keluarga di hidar dari penyakit dan memiliki semangat hidup.
b. Strategi koping internal
Ny.R selalu memberikan semangat kepada Tn.A dari bidang pekerjaan
maupun Kesehatan. Tetapi, Ny.R mengatakan bahwa Tn.A tidak pernah jika
Ny.R membawanya ke fasilitas Kesehatan untuk mengontrol tekanan darah.
c. Strategi koping eksternal
Jika sakit yang di derita Tn.A semakin parah Ny.R akan langsung membawa
kefasilitas Kesehatan terdekat.
d. Strategi koping fungsional
Tn.A tidak pernah menjaga kesehatannya seperti pantang makanan hipertensi,
olahraga.
G. Harapan keluarga
Keluarga berhadap dengan adanya kedapatan mahasiswa Kesehatan kerumahnya akan
memberikan efek positif. Memberikan edukasi dan pemahaman tentang penyakit yang
Tn.A derita dan juga Tn.A segera diberikan kesembuhan dari penyakit
H. Pemeriksaan fisik

Data Tn.A Ny.R


Keadaan umum Klien tampak lemah, kesadaran Baik,
composmentis Kesadaran composmentis
TD: 160/90 mmHg TD: 118/76 mmhg
N : 86 x/m N : 84 x/menit
R : 20 x/m R : 20 x/m
S : 36,6 oC S : 36,5 oC
integumen Bentuk kepala nomal, rambut Bentuk kepala mesosephal, rambut
beruban, kulit kepala bersih, mulai beruban, kulit kepala bersih,
warna kulit sawo matang, turgor kulit sawomatang, turgor kulit
kulit baik, CR < 2 detik. Wajah baik, CR < 2 detik, warna dasar
sedikit meringis dengan skala kuku transparan
nyeri 5 (sedang)
System Mata simetris kiri dan kanan, Mata simetris, klien menggunakan
penglihatan konjungtiva anemis, sklera kaca mata + 2 kiri dan kanan.
kekuningan, fungsi kornea baik, Konjungtiva merah muda, sklera
penglihatan baik, refleks pupil putih, fungsi korena baik,
isokor, visus normal penglihatann baik, refleks pupil
isokor, visus normal
System Hidung simetris, bersih tidak ada Hidung simetris, bersih tidak ada
penciuman secret, fungsi penciuman baik secret, fungsi penciuman baik.
System Telinga simetris, tidak ada Telinga simetris, tidak ada
pendengaran serumen, fungsi pendengaran baik serumen, fungsi pendengaran baik
System Bentuk dada normochest, bunyi Bentuk dada normochest, bunyi
pernapasan napas vesikuler, tidak terdapat napas vesikuler, tidak terdapat
bunyi napas tambahan. bunyi napas tambahan.
System kardio Irama jantung reguler, tidak ada Irama jantung reguler, tidak ada
distensi JVP, pengisian kapiler distensi JVP, pengisian kapiler
baik baik
System Bibir berwarna pucat, tidak ada Bibir berwarna sedikit pucat, tidak
gastrointestinal stomatitis, mukosa bibir lembab, ada stomatitis, mukosa bibir
jumlah gigi lengkap, warna putih lembab, jumlah gigi lengkap,
kekuningan, refleks menelan baik, warna putih kekuningan, refleks
fungsi pengecapan baik, menelan baik, fungsi pengecapan
peristaltik normal, tidak ada nyeri baik, peristaltik normal, tidak ada
tekan pada abdomen nyeri tekan pada abdomen
System Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
endokrin tiroid tiroid
System Tidak terdapat nyeri tekan pada Tidak terdapat nyeri tekan pada
perkemihan kandung kemih, frekuensi kandung kemih, frekuensi
berkemih 4- 5x/hari, warna berkemih 4- 5x/hari, warna kuning
kuning muda muda
System Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
reproduksi
System Pergerakan sendi normal, tidak Pergerakan sendi normal, tidak
musculoskeletal terdapat edema dan varises terdapat edema dan varises

ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


Ds: a. Ketidakmampuan Nyeri akut
- Klien mengatakan kadang keluarga mengenal
nyeri dibagian tengkuk leher masalah Kesehatan
dan kepala. b. Gejala penyakit
- Tn.A mengatakan tidak
mengetahui cara mengatasi
nyeri yang di alami.
- Tn.A mengatakan jika nyeri
timbul, klien mencoba untuk
berbaring istirahat

Do:
- Klien tampak memeganggi
tengkuk.
- Kesadaran : composmentis
- GCS : 15
- TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,6 oC
- Skala nyeri : 5
- Tampak meringis
Ds: Ketidakmampuan Manajemen Kesehatan
- Tn.A mengatakan sudah keluarga merawat dalam keluarga tidak efektif
berobat ke puskesmas, tetapi mengenal masalah
setelah obat habis Tn.A dan Kesehatan anggota
istri tidak pernah lagi ke keluarga dengan
puskesmas. hipertensi
- Keluarga mengatakan
kurang memahami cara
mengontrol tekanan darah.
- Istri Tn.A mengatakan
khawatir jika tensi Tn.A
akan semakin tinggi

Do:
- Tn.A tampak kurang
menunjukkan pemahaman
tentang perilaku sehat
- Klien kurang menunjukkan
minat untuk berobat sejak
ada pendemi
SKRINING PRIORITAS MASALAH

Diagnose keperawatan : Nyeri Akut b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah


Kesehatan
No Kriteria Skala Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah a. Aktual (3) 3/3x1 1 Tn.A mengatakan
b. Resiko tinggi (2) dirinya biasa
c. Potensi (1) merasakan nyeri
Bobot :1 dibagian tengkuk dan
kepala
Kemungkinan a. Mudah (2) 2/2 x 2 2 Kemungkinan
masalah dapat di b. Sebagian (1) masalah nyeri dapat
ubah c. Tidak dapat (0) mudah di ubah
Bobot : 2
Potensi masalah a. Tinggi (3) 3/3 x 1 1 Potensi masalah Tn.A
yang dicegah b. Cukup (2) terhadap nyeri tinggi
c. Rendah (1) untuk dicegah
Bobot : 1
Menonjolnya a. Segera 2/2 x 1 1 Masalah nyeri harus
masalah diatasi(2) segera di atasi
b. Tidak segera di
atasi (1)
c. Tidak dirasakan
ada masalah (0)
Bobot : 1
Total 5
Diagnose keperawatan : Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah Kesehatan anggota keluarga
dengan hipertensi
Sifat masalah a. Aktual (3) 3/3 x 1 1 Tn.A mengatakan
b. Resikotinggi (2) tidak mengetahui
c. Potensi (1) pentingnya menjaga
Bobot :1 Kesehatan dan pola
hidup yang sehat
terutama bagi
penderita hipertensi
Kemungkinan a. Mudah (2) 1/2x2 1 Tn.A dan istri
dapat diubah b. Sebagian (1) Mengatakan masalah
c. Tidak dapat (0) ini dapat diubah
Bobot : 2 apabila sudah
mendapatkan
penjelasan
Potensi masalah a. Tinggi (3) 2/3x1 0.6 Potensi masalah
yang dicegah b. Cukup (2) dapat dicegah apabila
c. Rendah (1) mendapat
Bobot : 1 penjelasan/edukasi
yang cukup
Menonjolnya a. Segera diatasi(2) 1/2x1 0.6 Masalah manajemen
masalah b. Tidak segera di Kesehatan keluarga
atasi (1) tidak efektif tidak
c. Tidak dirasakan terlalu dirasakan oleh
ada masalah (0) Tn.A dan istri.
Bobot : 1
Total 3.1

PRIORITAS MASALAH

No Diagnose keperawatan Skore


1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah 5
2. Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan 3.1
Ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah Kesehatan
anggota keluarga dengan hipertensi
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnose Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


. keperawatan Umum khusus Kriteri Standar keperawatan
a
1 Nyeri Akut Setelah Setelah Respon a. Klien mampu Edukasi
(D.0077) dilakukan dilakukan verbal mengidentifik manajemen
berhubungan Tindakan Tindakan asi nyeri. nyeri (I.1239)
dengan keperawata keperawata b. Keluarga Observasi
ketidakmampuan n n keluarga mempu - Identifikasi
keluarga diharapkan mampu menyebutkan kesiapan dan
mengenal tingkat mengenal Tindakan kemampuan
masalah nyeri masalah. nonfarmakolo menerima
kesehatan. menurun gis yang informasi
(L.08066) dianurkan Teraupetik
mahasiswa. - Sediakan
c. Keluarga materi dan
mampu media
memilih pendidikan
Tindakan Kesehatan.
yang - Jadwalkan
dilakukan pendidikan
Psiko
untuk anggota Kesehatan
motor
d. Keluarga sesuai dengan
mampu kesepakatan
merawat - Berikan
anggota kesempatan
keluarga yang bertanya.
sakit. Edukasi
e. Klien mampu - Jelaskan
mempraktikka penyebab,
n teknik periode, dan
relaksasi otot strategi
progresif. meredakan
nyeri.
- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri.
- Anjurkan
menggunakan
analgetic
secara tepat.
- Ajarkan teknik
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri .
2. Manajemen Setelah Setelah Respon a. Keluarga Edukasi
Kesehatan dilakukan dilakukan psiko mampu Kesehatan
keluarga tidak Tindakan Tindakan motor memahami (I.12383)
efektif keperawata keperawata faktor resiko Observasi
(D.0116) n n keluarga penyakit - Identifikasi
berhubungan diharapkan mampu hipertensi kesiapan dan
dengan manajemen mengenal b. keluarga kemampuan
Ketidakmampua kesehatan masalah. mampu menerima
n keluarga keluarga mengenal informasi
merawat dalam efektif perilaku - Identifikasi
mengenal hidup sehat faktor-faktor
masalah dengan yang dapat
Kesehatan anggota meningkatkan
anggota keluarga keluarga yang dan
dengan menderita menurunkan
hipertensi hipertensi motivasi
c. keluarga perilaku hidup
mampu bersih dan
merawat sehat
anggota Teraupetik
keuarga yang - Sediakan
sakit. materi dan
d. Keluarga media
mampu pendidikan
menentukan Kesehatan
upaya-upaya - Jadwalkan
untuk pendidikan
meningkatka Kesehatan
n perilaku sesuai
hidup sehat kesepakatan
- Berikan
kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi
- Jelaskan faktor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
Kesehatan.
- Ajarkan
perilaku hidup
sehat dan
bersih
- Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn.A dengan Hipertensi
Hari ke-2

Diagnose Tgl Implementasi Evaluasi


(D.0077) 24 Edukasi Manajemen Nyeri S:
mei 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Tn.A mengatakan belum pernah
202 kemampuan menerima informasi. mendapatkan edukasi seperti ini.
2 2. Menyediakan materi dan media Tn.A mengatakan belum paham
pendidikan Kesehatan. mengenai penjelasan tentang nyeri.
3. Menjadwalkan pendidikan Tn.A mengatakan masih merasakan
Kesehatan sesuai kesepakatan nyeri
4. Menjelaskan penyebab, periode,
dan strategi meredakan nyeri O:
5. Menganjurkan memonitor nyeri - Keadaan lemah
secara mandiri - Kesadaran composmentis
6. Menganjurkan menggunakan - P: Nyeri karena naik tensi
analgetic secara tepat Q: Tumpul
7. Mengajarkan teknik R: Tengkuk menjalar kekepala
nonfarmakologi untuk S: 5
mengurangi nyeri (teknik T: Hilang tumbul (5-10 menit)
relaksasi otot progresif) - TD: 157/87mmHg
- Klien tampak bingung dan
meringis
- Tangan mengurut tengkuk

A: Nyeri akut belum teratasi

P:
- Pantau keadaan umum, kesadaran
, tanda-tanda vital
- Kaji skala nyeri
- Jelaskan penyebab, periode,
strategi nyeri
- Anjurkan gunakan analgetic
- Ajarkan kembali teknik relaksasi
otot progresif
(D.0116) 24 Edukasi proses penyakit S: Tn.A dan keluarga mengatakan
mei 1. Mengidentifikasi kesiapan dan belum pernah mendapatkan
202 kemampuan menerima informasi informasi tentang penyakitnya.
2 2. Menyediakan materi dan media Tn.A dan Ny.R belum mengerti
pendidikan Kesehatan tentang hipertensi
3. Menjelaskan penyebab dan faktor
resiko penyakit O:
4. Menjelaskan proses patofisiologi - Pasien tampak bingung
timbulnya penyakit - Pasien banyak bertanya
5. Menjelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan penyakit A: Manajemen Kesehatan keluarga
6. Menjelaskan kemungkinan tidak efektif belum teratasi
terjadinya komplikasi
P:
- Jelaskan kembali penyebab dan
faktor resiko penyakit
- Jelaskan tanda dan gejala
timbulnya penyakit
- Jelaskan proses timbulnya
penyakit
- Jelaskan komplikasi dari penyakit
-

CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn.A dengan Hipertensi
Hari ke 3

Diagnose Tgl Implementasi Evaluasi


(D.0077) 26 Edukasi Manajemen Nyeri S:
mei 1. Mengkaji keadaan umum, Tn.A mengatakan sudah sedikit
202 kesadaran dan vital sign. memahami mengenai penjelasan
2 2. Mengukur skala nyeri tentang nyeri.
3. Menjelaskan kembali penyebab Tn.A mengatakan senang bisa
nyeri tersebut muncul berlatih teknik otot progresif.
4. Menganjurkan klien untuk minum Tetapi Tn.A masih merasakan nyeri
obat hipertensi (amlodipine 5mg)
sesuai resep dokter puskesmas O:
5. mengajarkan kembali teknik - Keadaan lemah
relaksasi otot progresif - Kesadaran composmentis
- P: Nyeri karena naik tensi
Q: Tumpul
R: Tengkuk menjalar kekepala
S: 4
T: Hilang tumbul (5-10 menit)
- TD: 155/85mmHg
- Klien tampak meringis

A: Nyeri akut belum teratasi


P:
- Pantau keadaan umum, kesadaran
, tanda-tanda vital
- Kaji skala nyeri
- Jelaskan penyebab, periode,
strategi nyeri
- Anjurkan gunakan analgetic
- Ajarkan kembali teknik relaksasi
otot progresif
(D.0116) 25 Edukasi proses penyakit S: Tn.A dan keluarga mampu
mei 1. Mengidentifikasi kesiapan dan menyebutkan penyebab dan
202 kemampuan menerima informasi komplikasi dari hipertensi. Tetapi
2 2. Menjelaskan penyebab dan faktor belum paham mengenai proses
resiko penyakit timbulnya penyakit serta tanda dan
3. Menjelaskan proses patofisiologi gejala
timbulnya penyakit
4. Menjelaskan tanda dan gejala O:
yang ditimbulkan penyakit - Pasien tampak kooperatif
5. Menjelaskan kemungkinan - Pasien banyak ingin tahu tentang
terjadinya komplikasi informasi

A: Manajemen Kesehatan keluarga


tidak efektif sedikit teratasi

P:
- Jelaskan tanda dan gejala
timbulnya penyakit
- Jelaskan proses timbulnya
penyakit

CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn.A dengan Hipertensi
Hari ke 4

Diagnose Tgl Implementasi Evaluasi


(D.0077) 28 Edukasi Manajemen Nyeri S:
mei 1. Mengkaji keadaan umum, Tn.A mampu menyebutkan apa saja
202 kesadaran dan vital sign. penyebab nyeri dan cara untuk
2 2. Mengukur skala nyeri menghilangkan nyeri
3. Menganjurkan klien untuk minum Tn.A mengatakan nyeri sedikit
obat hipertensi (amlodipine 5mg) berkurang setelah berlatih teknik
sesuai resep dokter puskesmas otot progresif.
4. mengajarkan kembali teknik
relaksasi otot progresif O:
5. Menjelaskan kembali penyebab - Keadaan umum membaik
nyeri tersebut muncul - Kesadaran composmentis
- P: Nyeri karena naik tensi
Q: Tumpul
R: Tengkuk menjalar kekepala
S: 3
T: Hilang tumbul (4-6 menit)
- TD: 141/86mmHg
- Klien tampak mengikuti Latihan
dengan baik dan kooperatif

A: Nyeri akut teratasi sebagian

P:
- Pantau keadaan umum, kesadaran
, tanda-tanda vital
- Kaji skala nyeri
- Anjurkan gunakan analgetic
- Ajarkan kembali teknik relaksasi
otot progresif
(D.0116) 28 Edukasi proses penyakit S: Tn.A dan keluarga mengatakan
mei 1. Mengidentifikasi kesiapan dan sudah memahami tanda gejala serta
202 kemampuan menerima informasi proses timbulnya penyakit.
2 2. Menjelaskan proses patofisiologi
timbulnya penyakit O:
3. Menjelaskan tanda dan gejala - Pasien tampak kooperatif
yang ditimbulkan penyakit - Pasien banyak ingin tahu tentang
informasi

A: Manajemen Kesehatan keluarga


tidak efektif sedikit teratasi

P:
- Kaji kembali kemampuan
pengetahuan keluarga mengenai
hipertensi seperti : penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi serta
proses timbulnya penyakit

CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn.A dengan Hipertensi
Hari ke 5

Diagnose Tgl Implementasi Evaluasi


(D.0077) 2 Edukasi Manajemen Nyeri S:
juni 1. Mengkaji keadaan umum, Tn.A mengatakan nyeri sedikit
202 kesadaran dan vital sign. berkurang setelah berlatih teknik
2 2. Mengukur skala nyeri otot progresif.
3. Menganjurkan klien untuk minum
obat hipertensi (amlodipine 5mg) O:
sesuai resep dokter puskesmas - Keadaan umum membaik
4. mengajarkan kembali teknik - Kesadaran composmentis
relaksasi otot progresif - P: Nyeri karena naik tensi
Q: Tumpul
R: Tengkuk menjalar kekepala
S: 2
T: Hilang tumbul (3-5 menit)
- TD: 138/85mmHg
N : 84 x/m
RR : 20 x/m
S : 35,4 oC
- Klien tampak mengikuti Latihan

A: Nyeri akut teratasi sebagian

P:
- Pantau keadaan umum, kesadaran
, tanda-tanda vital
- Kaji skala nyeri
- Anjurkan gunakan analgetic
- Anjurkan Tn.A untuk melakukan
teknik relaksasi nafas dalam tanpa
panduan
(D.0116) 2 Edukasi proses penyakit S: Tn.A dan keluarga sudah
Juni 1. Mengidentifikasi kesiapan dan mengerti mengenai penyakit
202 kemampuan menerima informasi hipertensi dan cara pencegahan
2 2. Menjelaskan penyebab hipertensi agar tidak terjadi komplikasi
3. Menjelaskan proses patofisiologi
timbulnya penyakit O:
4. Menjelaskan tanda dan gejala - Pasien tampak kooperatif
yang ditimbulkan penyakit
5. Menjelaskan komplikasi A: Manajemen Kesehatan keluarga
hipertensi tidak efektif teratasi
6. Mengkaji kembali pengetahuan
klien dan keluarga P:
- Kaji kembali kemampuan
pengetahuan keluarga mengenai
hipertensi seperti : penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi serta
proses timbulnya penyakit

CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan keluarga Tn.A dengan Hipertensi
Hari ke 6

Diagnose Tgl Implementasi Evaluasi


(D.0077) 4 Edukasi Manajemen Nyeri S:
juni 1. Mengkaji keadaan umum, Tn.A mengatakan nyeri sedikit
202 kesadaran dan vital sign. berkurang setelah berlatih teknik
2 2. Mengukur skala nyeri otot progresif.
3. Menganjurkan klien untuk minum
obat hipertensi (amlodipine 5mg) O:
sesuai resep dokter puskesmas - Keadaan umum membaik
4. mengajarkan kembali teknik - Kesadaran composmentis
relaksasi otot progresif - P: Nyeri karena naik tensi
Q: Tumpul
R: Tengkuk menjalar kekepala
S: 2
T: Hilang tumbul (3-5 menit)
- TD: 132/84mmHg
- Klien mulai mengingat Latihan
relaksasi otot progresif

A: Nyeri akut teratasi

P:
- Anjurkan klien untuk melakukan
teknik relaksasi otot progresif
juga sudah mengeluh nyeri
tengkuk
- Anjurkan klien untuk rutin
control Kesehatan
- Intervensi dihentikan
(D.0116) 4 Edukasi proses penyakit S: Tn.A dan keluarga sudah
Juni 1. Mengidentifikasi kesiapan dan mengerti mengenai penyakit
202 kemampuan menerima informasi hipertensi
2 2. Mengkaji kembali pengetahuan
klien dan keluarga tentang O:
penyebab, tanda dan gejala, - Pasien tampak kooperatif
komplikasi dan proses timbulnya - Pasien tampak mulai menguasai
penyakit tentang penyakit hipertensi

A: Manajemen Kesehatan keluarga


teratasi

P:
- Mengharapkan klien dan keluarga
senantiasa tetap menjaga dan
mampu merawat anggota
keluarga yang sakit
- Intervensi dihentikan

PROPOSAL DESAIN INOVATIF

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI

Oleh
Puji Indah Lestari
P1337420921214

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKBIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2022

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatmenton High Blood Pressure VII (JNCVII), hampir satu miliar penduduk dunia
atau1dari 4orang dewasa mengidap hipertensi (Prasetyaningrum, 2014). Menurut National
Basic Health Survey (2013) dalam Kartika (2014) prevalensi hipertensi di Indonesia pada
usia 35-44 tahun adalah 24,8%,usia 45- 54 tahun sebanyak 35,6%,usia 55-64 tahun
45,9%,usia 65-74 tahun57,6% dan usia lebih dari 75 tahun adalah 63,8%.
Salah satu pengobatan hipertensi yang dapat dilakukan yaitu dengan cara terapi
komplementer. Salah satu bentuk terapi komplementer adalah terapi relaksasi otot
progresif.Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, kekuatan atau sugesti ( Maria T.A.J.K , dkk. 2017)
Relaksasi otot progresif adalah latihan untuk mendapatkan sensasi rileks dengan
menegangkan suatu kelompok otot dan menghentikan tegangan (Mashudi, 2010). Hasil
penelitian lain didukung oleh Valentine, dkk. (2014) ,di dapatkan hasil bahwa dengan
relaksasi otot progresif terbukti tekanan darah pada penderita hipertensi dapat menurun.
Penelitian lain oleh Patel, dkk.(2012) juga menunjukkan adanya penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi essensial dengan dilakukannya relaksasi otot progresif
Latihan relaksasi otot progresif mudah dilakukan dan dapat memberikan rasa
nyaman, tenang, dan rileks pada tubuh (Sulidah, 2016). Relaksasi otot progresif memiliki
beberapa manfaat antara lain dapat mengurangi ketegangan otot, mengurangi tingkat stres
dan kecemasan, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan
imunitas, sehingga status fungsional, dan kualitas hidup meningkat (Tyani, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan
tekanan darah penderita hipertensi.

2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan tekanan darah seblum dan sesudah intervensi pada Latihan
relaksasi otot progresif
b. Menganalisis efektivitas penurunan tekanan darah setelah Latihan relaksasi otot
progresif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang perlu ditanggani secara
serius karena angka prevalensi dan tingkat keganasan yang tinggi yaitu berupa
kecacatan maupun kematian. Hipertensi diderita oleh orang dari berbagai sub-sub
kelompok, hal ini membuktikan bahwa penderita hipertensi sangat heterogen
(Dewi & Familia, 2010).
b. Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M.,2012)
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah
menopause berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak. Konsumsi garam yang
tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
d) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal
sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Merokok dan konsumsi alkohol
sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan
atau zat yang terkandung dalam keduanya.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan
pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit
utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan
dengan penyempitan.
c) satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan
fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta
perubahan struktur serta fungsi ginjal.
d) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral
yang memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion.
Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa
bulan penghentian oral kontrasepsi.
e) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension
disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
h) Kehamilan
i) Luka bakar
j) Peningkatan tekanan vaskuler
k) Merokok
c. Manifestasi klinik
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan gejala
pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.
2) Gejala yang lazim Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
d. Patofisiologi
1) Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah Tekanan darah arteri
meningkat saat jantung memompa darah dengan kekuatan yang lebih besar
karena dinding arteri yang dilalui menebal, kaku dan sempit. Dinding
pembuluh darah menjadi tebal dan kaku biasanya terjadi pada orang lanjut usia
karena aterosklerosis yang berkembang secara perlahan Aterosklerosis terjadi
karena penumpukan plak disebabkan endothelium (lapisan sel pada dinding
dalam arteri) mengalami kerusakan. Plak yang menyebabkan aterosklerosis
terdiri dari kolesterol, substansi lemak, kalsium, produk sampah seluler, dan
fibrin. Plak akan memperkecil lumen pembuluh darah dan menyebabkan
penyumbatan yang dapat menganggu aliran darah. Hal tersebut menyebabkan
suplai oksigen dari arteri ke organ atau bagian tubuh tertentu berkurang.
Pembuluh darah yang sempit jika dipaksa agar darah dapat melaluinya
menyebabkan tekanan darah naik (Padila, 2013).
2) Sistem Renin-Angiostenin Ginjal merupakan organ tubuh yang juga berperan
penting dalam mengontrol tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Jika volume cairan dan jumlah natrium dalam
tubuh meningkat, maka ginjal membutuhkan tekanan darah yang tinggi untuk
membuangnya (Triyanto, 2014)
3) Sistem Saraf Simpatis Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem
saraf otonom, dimana sistem saraf ini bekerja mengatur jaringan dan organ
tubuh yang tidak disadari. Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
terjadi. Korteks adrenal juga mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vasokonstriktor pada pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal
menyebabkan pelepasan renin. Pada saat terjadi vasokonstriksi, tekanan darah
juga dapat meningkat dimana arteriola atau arteri kecil mengalami
penyempitan untuk sementara karena adanya hormon atau rangsangan saraf
pada tubuh (Padila, 2013)

2. Terapi relaksasi otot progresif


Relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot,
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Purwanto, 2013 dalam
Tyani, 2015).
Terapi relaksasi otot progresif bermanfaat untuk menurnkan resistensi perifer dan
menaikan elastisitas pembuluh darah. Otot-otot dan peredaran darah akan lebih
sempurna dalam mengabil dan mengedarkan oksigen serta relaksasi otot progresif
dapat bersifat vasodilator yang efeknya memperlebar pembuluh darah dan dapat
menurunkan tekanan darah secara langsung. Relaksasi otot progresif ini menjadi
metode relaksasi yang tidak memerlukan imajinasi, tidak ada efek samping, mudah
dilakukan, membuat tubuh dan pikiran terasa tenang dan rileks. Latihan ini dapat
membantu mengurangi ketegangan otot, stress, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas,
sehingga status fungsional, dan kualitas hidup meningkat ( Maria T.A.J.K , dkk. 2017).
Relaksasi otot progresif suatu gerakan yang diberikan pada lansia dengan
menegangkan dan melemaskan otot-otot dari kelompok otot wajah hingga kaki, selama
20 menit dilakukan seminggu 3 kali pagi dan sore hari dalam waktu 2 minggu secara
berturutturut. Kegiatan dilakukan bersama-sama di puskesmas. Untuk nilai pre-test
responden diukur tekanan darah 5 menit sebelum dilakukan relaksasi otot progresif
dan pengukuran tekanan darah post-test 5 menit setelah selesai dilakukan relaksasi otot
progresif. Setiap latihan relaksasi otot progresif ada fase pemanasan, inti, dan
pendinginan, sehingga responden dengan tekanan darah > 160 mmHg, tetap bisa
mengikuti dengan pengawasan. Analisis data dilakukan dengan mengambil nilai rata-
rata pre-test dan post test.
B. Manajemen
1. Posisikan klien dengan nyaman
2. Kolaborasi dengan keluarga klien
3. Keamanan dan kenyamanan lingkungan

C. Teknik/cara
Terapi relaksasi otot progresif
a. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk bersandar. (sandaran pada kaki dan
bahu).
b. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan menarik nafas melalui
hidung dan menghembuska dari mulut seperti bersiul.
c. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan lengan bawah selama lima
sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk
merasakan, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksasi 12-30detik.
d. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala mungkin ke belakang, putar
searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan otot
seperti kenari, yaitu cemburut, mata di kedip – kedipkan, monyongkan kedepan, lidah
di tekan kelangit - langit dan bahu dibungkukan selama lima sampai tujuh detik.
Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan rasanya,
dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30detik.
e. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas napas dalam, dan keluar
lambung, tahan, lalu relaks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, relaks.
f. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, relaks. Lipat ibu jari
secara serentak, kencangkan betis paha dan bokong selama lima sampai tujuh detik,
bimbing klien ke daerah yang tegang, lalu anjurkan klien 10 merasakannya dan
tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30detik.
g. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal klien. Jika klien menjadi
tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika klien terlihat kesulitan, relaksasi hanya pada
bagian tubuh. Lambatkan kecepatan latihan latihan dan berkonsentrasi pada bagian
tubuh yang tegang.
BAB III
METODOLOGI

A. Topik
Manajemen Nyeri
B. Sub topic
Terapi relaksasi otot progresif
C. Pelaksana
Puji Indah Lestari
D. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan
darah penderita hipertensi.
E. Tujuan khusus
1. Menggambarkan tekanan darah seblum dan sesudah intervensi pada Latihan relaksasi
otot progresif
2. Menganalisis efektivitas penurunan tekanan darah setelah Latihan relaksasi otot
progresif.
D. Waktu
Hari/ tanggal : Selasa, 24 Mei 2022
Jam : 09:00 WIB
E. Tempat
Rumah Tn.A
F. Setting
Di Kursi
G. Media/ alat yang digunakan
1. Kursi
2. Sphygmomanometer
J. Prosedur operasional Tindakan yang dilakukan
SOP TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF
Definisi Relaksasi otot progresif adalah mengidentifikasi otot yang tegang
kemudian menurunkan tegangan dengan melakukan teknik
relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks
Tujuan Meningkatkan kebugaran, mengatasi insomnia, meningkatkan
konsentrasi, mengatasi kelelahan, menurunkan spasme otot, serta
membangun emosi energy positif dari emosi energy negative
Indikasi 1. Pasien yang mengalami hipertensi
2. Pasien yang sering mengalami stress
3. Pasien dengan kecemasan
4. Pasien yang mengalami insomnia dan depresi
kontraindikasi Pasien yang mengalami keterbatasan gerak total (tidak bisa
menggerakkan badannya)
Prosedur kerja Fase orientasi
1. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SOP
2. Sampaikan maksud dan tujuan tindakan.
3. Jelaskan langkah dan prosedur tindakan.
4. Kontrak waktu dengan pasien.
5. Tanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.
6. Berikan privasi untuk pasien jika pasien membutuhkan.

Tahap kerja
1. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk bersandar.
(sandaran pada kaki dan bahu).
2. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan menarik
nafas melalui hidung dan menghembuska dari mulut seperti
bersiul.
3. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan lengan
bawah selama lima sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah
otot yang tegang, anjurkan klien untuk merasakan, dan tegangkan
otot sepenuhnya kemudian relaksasi 12-30 detik.
4. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala mungkin
ke belakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian
anjurkan klien untuk mengerutkan otot seperti kenari, yaitu
cemburut, mata di kedip – kedipkan, monyongkan kedepan, lidah
di tekan kelangit - langit dan bahu dibungkukan selama lima
sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang,
anjurkan klien untuk memikirkan rasanya, dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30detik.
5. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas napas
dalam, dan keluar lambung, tahan, lalu relaks. Tarik nafas dalam,
tekan keluar perut, tahan, relaks.
6. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan,
relaks. Lipat ibu jari secara serentak, kencangkan betis paha dan
bokong selama lima sampai tujuh detik, bimbing klien ke daerah
yang tegang, lalu anjurkan klien 10 merasakannya dan tegangkan
otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30 detik.
7. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal klien.
Jika klien menjadi tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika klien
terlihat kesulitan, relaksasi hanya pada bagian tubuh. Lambatkan
kecepatan latihan latihan dan berkonsentrasi pada bagian tubuh
yang tegang.

Fase terminasi
Kaji respon klien terhadap teknik relaksasi, dan perubahan tingkat
nyeri pada pasien.

K. Referensi
Dewi. S & Familia. D. 2010. Hidup bahagia dengan hipertensi. Jogjakarta: A+ Plus Books.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara

Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu


Dewi, S. dan Familia. 2010. Hidup Bahagia Bersama Hipertensi. A Plus Books: Jakarta

SATUAN ACARA PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

HIPERTENSI

Disusun Oleh:

Puji Indah Lestari, S.Tr.Kep

P1337420921214

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, Satuan Acara Penyuluhan(SAP) yang berjudul “Hipertensi” ini
dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Harapan penulis dengan adanya satuan
acara penyuluhan ini, siapa saja yang membacanya dapat mengambil manfaatnya dan
menjadikan motivasi untuk lebih mengetahui dan mempelajarinya lagi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga satuan acara penyuluhan ini
bermanfaat bagi semua pembaca. Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan
satuan acara penyuluhan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
satuan acara penyuluhan yang akan datang

Penulis,
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Hari/Tanggal : 24 Mei 2022
Waktu : ± 30 menit
Tempat : Jeulingke (Rumah Klien)
Sasaran : Klien dan Keluarga

A. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan
a. Anggota keluarga dan klien hipertensi
b. Minat, perhatian dan antusias dalam menerima materi penyuluhan cukup baik
c. Interaksi antara penyuluhan dengan audience cukup baik dan interaktif
2. Penyuluhan
a. Mahasiswa prodi ners Poltekkes kemenkes semarang
b. Mampu mengkomunikasikan kegiatan penyuluhan tentang hipertensi dengan baik
dan mudah dipahami oleh audience
3. Ruangan
a. Bertempatan di rumah klien
b. Penerangan, ventilasi, cukup kondusif untuk kelangsungan kegiatan penyuluhan

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami dan
mengerti tentang hipertensi

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan keluarga dapat menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan gejala Hipertensi
d. Pencegahan Hipertensi
e. Diet Hipertensi
f. Komplikasi

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluahan

Kegiatan Kegiatan Kegiatan sasaran Metode Ceramah


penyuluhan
Pembukaan Pembukaan: a) Menjawab salam Ceramah 2 menit
1) Memberikan b) Mendengarkan
salam dan
2) Menjelaskan memperhatikan
tujuan
penyuluhan
Penyajian Penyampaian Memperhatikan dan Ceramah 15 menit
Materi materi: mengajikan
1. Pengertian pertanyaan
Hipertensi
2. Penyebab
Hipertensi
3. Tanda dan
gejala
Hipertensi
4. Cara
pencegahan
Hipertensi
5. Diet Hipertensi
6. Komplikasi
Penutup Memberikan Menjawab pertanyaan Tanya jawab 3 menit
pertanyaan dan
membuat
kesimpulan

G. Materi
( Terlampir )

H. Evaluasi
Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya dan memberikan
pertanyaan kepada peserta penyuluhan.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Hipertensi?
2. Apa penyebab Hipertensi?
3. Bagaimana tanda dan gejala Hipertensi?
4. Bagaimana cara pencegahan Hipertensi?
5. Bagaimana diet Hipertensi?
6. Komplikasi Hipertensi?
LAMPIRAN MATERI HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan pada tekanan darah
yang memberi gejala akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke untuk otak,
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung, dan hipertrofi ventrikel kanan
untuk otot jantung. (Candra, 2018). Hipertensi merupakan suatu keadaan medis yang
cukup serius dimana secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, otak,
ginjal, jantung, dan penyakit lainnya. Hipertensi dapat terjadi apabila tekanan darah lebih
besar dari dinding arteri dan pembuluh darah itu sendiri (WHO, 2019).
B. Penyebab
Faktor penyebab penyakit hipertensi yaitu faktor demografi seperti umur, jenis
kelamin, keturunan dan etnis, faktor perilaku seperti obesitas, stress, kebiasaan merokok
dan konsumsi alkohol, serta asupan yang salah.
a. Faktor Demografi
1) Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Tekanan darah akan naik dengan bertambahnya umur terutama setelah umur 40
tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar,
sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih
kaku, sebagai akibat dari peningkatan tekanan darah sistolik (Anggi K, 2008).
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin sangat berpengaruh pada terjadinya hipertensi. Pada umumnya
pria lebih rentan terkena penyakit hipertensi dibandingkan dengan wanita.
Seorang ahli mengatakan bahwa pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan wanita dengan rasio 2.29 mmHg untuk peningkatan darah sistolik.
Hal ini dipengaruhi oleh hormon estrogen pada wanita yang meningkatkan kadar
HDL sehingga melindungi wanita dari hipertensi (Kartikasari, 2012). Namun
apabila wanita memasuki masa menopause maka resiko hipertensi meningkat
sehingga prevalensinya lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan
oleh produksi hormon estrogen menurun pada saat menopause sehingga
menyebabkan meningkatnya tekanan darah (Artiyaningrum, 2016).
3) Keturunan (Genetik)
Salah satu faktor hipertensi adalah tingginya peranan faktor keturunan yang
mempegaruhi. Faktor genetik berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam
dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang tuanya 10 menderita
hipertensi maka sekitar 45% akan diturunkan kepada anak-anaknya dan bila salah
satu orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun kepada
anak-anaknya (Artiyaningrum, 2016).
4) Etnis
Prevalensi hipertensi dikatakan lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit
hitam dari pada berkulit putih. Berdasarkan The ARIC study yang meneliti dua
etnik populasi di Amerika menyatakan bahwa prevalensi hipertensi lebih tinggi
pada penduduk Afrika di banding kulit putih (55% lakilaki Amerika Afrika
dibandingkan 29% laki-laki kulit putih, 56% wanita Amerika Afrika
dibandingkan 26% wanita kulit putih) (Sulastri, Elmatris, and Ramadhani, 2012).
b. Faktor perilaku
1) Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi. Obesitas akan
menambah kerja jantung, keadaan ini meningkatkan resiko terjadinya tekanan
darah tinggi dan kolesterol (Anggi K, 2008). Obesitas dapat memicu terjadinya
hipertensi melalui berbagai mekanisme baik secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena
makin besar massa tubuh makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga
curah jantung ikut meningkat. Dan secara tidak langsung yaitu melalui
perangsangan aktivitas sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin Aldosteron
System (RAAS) oleh mediator seperti hormon aldosteron yang terkait erat
dengan retensi air dan natrium sehingga volume darah meningkat (Sulastri,
Elmatris, and Ramadhani, 2012).
2) Stress
Stress dapat memicu terjadinya tekanan darah meningkat hal ini karena stress
dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan
memicu jantung berdenyut lebih cepat sehingga menyebabkan tekanan darah
naik. Menurut Sutanto (2010), apabila stress berlangsung lama dapat
mengakibatkan peninggian tekanan darah menetap (Artiyaningrum, 2016).
3) Merokok
Rokok mengandung berbagai macam zat kimia yang dapat membahayakan
tubuh diantaranya nikotin, karbomonoksida, dan bahan yang lainnya. Kandungan
kimia dalam rokok dapat menyebabkan timbulnya hipertensi dan penyakit
lainnya seperti serangan jantung dan kanker (Intan, 2012).
4) Konsumsi alcohol
Mengonsumsi alkohol dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam
penyakit salah satunya yaitu hipertensi, karena zat-zat yang terkandung dalam
alkohol sangat berbahaya bagi tubuh sehingga dapat memicu timbulnya berbagai
macam penyakit (Intan, 2012).
c. Asupan
1) Komsumsi garam berlebih
Garam sebenarnya diperlukan tubuh, apabila dikonsumsi dalam batas yang
normal. Mengkonsumsi garam yang banyak akan menyebabkan banyak cairan
tubuh yang tertahan, hal itu dapat meningkatkan volume darah seseorang. Hal
inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja ekstra karena adanya
peningkatan tekanan darah dalam dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi (Intan, 2012).
2) Komsumsi lemak dan kolesterol
Konsumsi lemak dan kolesterol dapat mengakibatkan penimbunan lemak pada
tubuh apalagi bila aktifitas seseorang kurang maka akan mengakibatkan resiko
obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko hipertensi. Selain itu
konsumsi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Karena
semakin tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin tinggi kemungkinan
terjadinya hipertensi (Maryati, 2017).
3) Komsumsi serat kurang
Serat merupakan jenis karbohidrat yang tidak terlarut. Serat berkaitan dengan
pencegahan terjadinya tekanan darah tinggi terutama jenis serat kasar. Serat
mempunyai fungsi yang tidak tergantikan oleh zat lainnya dalam memicu
terjadinya kondisi fisiologis dan metabolik yang dapat memberikan perlindungan
pada kesehatan saluran pencernaan, khususnya usus halus dan kolon.
Mengkonsumsi serat sangat menguntungkan karena dapat mengurangi
pemasukan energi, hal ini karena serat yang dikonsumsi akan membentuk gel
sehingga isi lambung penuh dan dapat membuat volume makanan menjadi tinggi
yang mampu memberikan rasa kenyang yang lebih cepat sehingga seseorang
tidak lagi mengkonsumsi makanan lainnya secara berlebihan (Ratnaningrum,
2015)
C. Tanda dan gejala Hipertensi
Menurut Kemenkes RI, 2018 tidak semua penderita hipertensi memiliki gejala secara
tampak, mayoritas dari penderitanya mengetahui menderita hipertensi setelah melakukan
pemeriksaan pada fasilitas kesehatan baik primer maupun sekunder. Hal ini pula yang
mengakibatkan hipertensi dikenal dengan sebutan the silent killer. Tetapi pada beberapa
penderita memiliki gejala seperti :
a. Sakit kepala
b. Gelisah
c. Jantung berdebar-debar
d. Pusing
e. Penglihatan kabur
f. Rasa sesak di dada
g. Mudah lelah
D. Pencegahan Hipertensi
1. Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)
2. Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga  30 menit per hari
minimal 5x/minggu)
3. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
4. Diet dengan Gizi Seimbang
5. Mempertahankan berat badan ideal
6. Menghindari minum alkohol

7. Diet Hipertensi
1. Jenis makanan untuk Hipertensi
a. Karbohidrat : Beras, kentang, singkong, terigu, makanan yang diolah tanpa
garam.
b. Protein hewani : Daging segar, ikan, telur tanpa kuning telur, dan susu.
c. Protein nabati : Semua kacang-kacangan yang diolah tanpa garam.
d. Sayuran : Sayuran yang dianjurkan antara lain tomat, wortel, bunga kol, brokoli,
dan sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, dll. Sayuran tersebut kaya
akan mineral, vitamin, dan senyawa lain yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah dan menurangi resiko hipertensi.
e. Buah-buahan : Semua buah segar dan diawetkan tanpa garam dan soda.
f. Minyak : margarine dan mentega tanpa garam.
g. Bumbu : semua bumbu dan kering
2. Jenis makanan yang tidak boleh untuk Hiperttensi
a. Karbohidrat : roti, biskuit, dan makanan yang diolah dengan garam.
b. Protein hewani : ikan asin, keju, cornet.
c. Protein nabati : semua kacang-kacangan yang diolah dengan garam.
d. Sayuran : semua sayuran segar dan diawetkan dengan garam.
e. Minyak : margarine dan mentega biasa.
f. Bumbu : semua bumbu dengan garam.
g. Konsumsi alkohol berlebih dan merokok.
8. Komplikasi
a. Penyakit jantung (Gagal Jantung)
b. Penyakit ginjal (Gagal ginjal)
c. Penyakit otak (Stroke)
d. Kerusakan retina
e. Gangguan saraf
f. Penyakit pembuluh darah tepi
g. Gangguan serebral otak
LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN HIPERTENSI

Pertemuan ( Pertama )

Hari/Tanggal : Senin, 23 Mei 2022

Tempat : Rumah Tn.A

A. Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan melalui
wawancara, pengamatan atau observasi.
Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu
perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga
yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi vasilitas
dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan measurement dari data
sekunder.
Pengkajian ini meliputi beberapa aspek yang harus dikaji antara lain data keluarga,
data anggota keluarga, data pengkajan individu yang sakit ( pemeriksaan fisik), data
penunjang keluarga, kemampuan keluarga melakukukan tugas pemeliharaan kesehatan
anggota keluarga, hasil pembinaan berdasarkan tingkat kemandirian keluarga. Untuk
mengetahui masalah keperawatan yang ada pada keluarga maka diperlukan pengkajian
yang lengkap sebagai langkah awal dan proses keperawatan.
Selesai dilakukan pengkajian keperawatan keluarga dan melakukan analisa data
sampai dengan menegakkan diagnosa keperawatan. Dari beberapa diagnosa keperawatan
yang telah didapat maka pertemuan kali ini mahasiswa bersama dengan keluarga akan
melakukan scoring pada masalah yang didapat dan akan menentukan prioritas masalah
mana yang akan dilakukan intervensi lebih lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mempu membina
hubungan saling percaya dengan mahasiswa serta keluarga dapat memberi informasi
yang dibutuhkan oleh mahasiswa..
2. Tujuan khsus
a. Mengetahui data keluarga
b. Mengetahui data anggota keluarga
c. Mengetahui data pengkajian individu yang sakit ( pemeriksaan fisik)
d. Mengetahui data penunjang keluarga
e. Mengetahui kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan Kesehatan
anggota keluarga
f. Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah keperawatan
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : pengkajian, diagnose keperawatan, prioritas masalah
2. Metode : wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
3. Media : format pengkajian keluarga, alat tulis, dan alat pemeriksaan fisik
4. Waktu : 10:00 WIB
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Stategi pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu


1. Orientasi - Memberikan salam - Menjawab salam 5 menit
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelasakan tujuan - Mendengarkan
pertemuan
- Menjelaskan kontrak - Menyetujui kontrak

waktu dan tujuan waktu dan tempat


pertemuan
2. Kerja - Menanyakan data - Menjawab pertanyaan 30 menit
keluarga
- Menanyakan data - Menjawab pertanyaan

anggota keluarga
- Menanyakan data - Menjawab pertanyaan

pengkajian individu dan bersedia dilakukan

yang sakit pemeriksaan fisik

(pemeriksaan fisik)
- Menanyakan data - Menjawab pertanyaan

penunjang keluarga
- Menanyakan
- Menjawab pertanyaan
kemampuan keluarga
melakukan tugas
pemeliharaan
Kesehatan anggota
keluarga
- Menjelaskan masalah - Mendengarkan dan
yang ditemukan dalam memperhatikan
keluarga
- Menyusun atau
memprioritaskan - Berdiskusi bersama
masalah yang didapat
keluarga
3. Terminasi - Menyimpulkan hasil - Ikut menyimpulkan 5 menit
pertamuan
- Mengontrak waktu - Menyetujui kontrak

untuk pertemuan
selanjutnya
- Mengakhiri pertemuan - Menjawab salam

dan mengucapkan
salam
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan laporan pre planing dan laporan pendahuluan yang tersedia
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen pengkajian dan alat tulis
b. Evaluasi proses
1) Situasi mendukung tidak ada gangguan
2) Keluarga bersifat kooperatif selama kegiatan dengan berpartisipasi aktif
selama menjawab pertanyaan yang diajukan
c. Evaluasi hasil
1) Keluarga mampu memberikan informasi data keluarga
2) Keluarga mampu memberikan informasi data anggota keluarga
3) Keluarga mampu memberikan informasi data pengkajan individu yang sakit
( pemeriksaan fisik).
4) Keluarga mampu memberikan informasi data penunjang keluarga
5) Keluarga mampu memberikan informasi kemampuan keluarga melakukukan
tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga
6) Mahasiswa dan keluarga mampu memprioritaskan masalah keperawatan.
LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN HIPERTENSI

Pertemuan ( Kedua )

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Mei 2022

Tempat : Rumah Tn.A

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah selesai melakukan pengkajian keperawatan beserta
skoring masalah atau menetapkan prioritas masalah berdasarkan Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI) dan didapatkan dua diagnosa prioritas yaitu Nyeri akut
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah dan Manajemen
Kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
merawat dalam mengenal masalah Kesehatan anggota keluarga dengan hipertensi.
Setelah diagnosa keperawatan di dapatkan selanjut menyusun perencanaan
keperawatan atau intervensi pada kedua diagnosa keperawatan tersebut berdasarkan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Intervensi keperawatan untuk
diagnosa nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
adalah edukasi manajemen nyeri dan untuk Manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah
Kesehatan anggota keluarga dengan hipertensi adalah edukasi proses penyakit.
Pada pertemuan kedua ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab nyeri,
periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri, menggunakan
analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui penyebab dan factor resiko penyebab,
proses penyakit, tanda dan gejala, komplikasi hipertensi

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi menajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi.
3. Tujuan khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu menggunakan analgetik yang tepat
f. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri ( Teknik relaksasi otot progresif )
g. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab hipertensi
h. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
i. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
j. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 09:00 WIB
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Stategi pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu


1. Orientasi - Memberikan salam - Menjawab 5 menit
- Menanyakan kepada keluarga salam
apakah masih ingat dengan - Mendengarkan
mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan

dan tujuan pertemuan

- Menyetujui
kontrak waktu
dan tempat
2. Kerja Edukasi manajemen nyeri 30 menit
- Mengidentifikasi kesiapan - Menjawab

dan kemampuan menerima pertanyaan


informasi
- Menyediakan materi dan - Memperhatikan

media pendidikan Kesehatan


- Menjadwalkan pendidikan - Menjawab

Kesehatan sesuai kesepakatan pertanyaan

- Memberi kesempatan - Memberi

bertanya pertanyaan

- Menjelaskan penyebab, - Memperhatikan

periode, dan strategi


meredakan nyeri
- Memperhatikan
- Menganjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Memperhatikan
- Menganjurkan menggunakan
analgetic secara tepat
- Mengajarkan teknik
- Memperhatikan

nonfarmakologi untuk dan melakukan

mengurangi nyeri (teknik


relaksasi otot progresif)

- Memperhatikan
Edukasi proses penyakit
- Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima - Memberikan
informasi pertanyaan
- Menyediakan materi dan - Memperhatikan
media pendidikan Kesehatan
- Memberikan kesempatan - Memperhatikan

bertanya
- Menjelaskan penyebab dan
factor resiko penyakit - Memperhatikan

- Menjelaskan proses
patofisologi timbulnya - Memperhatikan

penyakit
- Memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan penyakit
- Menjelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
- Menginformasikan kondisi
klien saat ini
3. Terminasi - Menanyakan perasaan - Menjawab 5 menit
keluarga pertanyaan
- Mengontrak waktu untuk - Menyetujui
pertemuan selanjutnya kontrak
- Mengakhiri pertemuan dan - Menjawab
mengucapkan salam salam

7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan laporan pre planning
2) Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3) Menyiapkan instrumen leaflet
2. Evaluasi proses
1) Keluarga menyambut dengan ramah
2) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4) Keluarga bersifat kooperatif
3. Evaluasi hasil
1) Keluarga belum pernah mendapatkan edukasi manajemen nyeri sebelumnya
2) Keluarga belum pernah mendapatkan edukasi proses penyakit hipertensi
sebelumnya
3) Keluarga belum pernah mencoba Latihan teknik relaksasi otot progresif

LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN HIPERTENSI

Pertemuan ( Ketiga )

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Mei 2022

Tempat : Rumah Tn.A

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien belum memahami tentang edukasi yang telah
disampaikan. Pada pertemuan ketiga ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab
nyeri, periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri,
menggunakan analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui penyebab dan faktor
resiko penyebab, proses penyakit, tanda dan gejala, komplikasi hipertensi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi menajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi

2. Tujuan khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu menggunakan analgetik yang tepat
f. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri ( Teknik relaksasi otot progresif )
g. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dan factor resiko penyebab hipertensi
h. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
i. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
j. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi.

D. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 16:00 WIB
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Stategi pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu


1. Orientasi - Memberikan salam - Menjawab 5 menit
- Menanyakan kepada keluarga salam
apakah masih ingat dengan - Mendengarkan
mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan

dan tujuan pertemuan

- Menyetujui
kontrak waktu
dan tempat
2. Kerja Edukasi manajemen nyeri 30 menit
- Mengidentifikasi kesiapan - Menjawab

dan kemampuan menerima pertanyaan


informasi
- Menyediakan materi dan - Memperhatikan
media pendidikan Kesehatan
- Menjadwalkan pendidikan - Menjawab

Kesehatan sesuai kesepakatan pertanyaan


- Memberi kesempatan - Memberi

bertanya pertanyaan
- Menjelaskan penyebab, - Memperhatikan

periode, dan strategi


meredakan nyeri
- Menganjurkan memonitor - Memperhatikan

nyeri secara mandiri


- Memperhatikan
- Menganjurkan menggunakan
analgetic secara tepat
- Mengajarkan teknik - Memperhatikan
nonfarmakologi untuk dan melakukan
mengurangi nyeri (teknik
relaksasi otot progresif)

- Memperhatikan
Edukasi proses penyakit
- Mengidentifikasi kesiapan dan
- Memberikan
kemampuan menerima
pertanyaan
informasi
- Memperhatikan
- Menyediakan materi dan
media pendidikan Kesehatan
- Memperhatikan
- Memberikan kesempatan
bertanya
- Menjelaskan penyebab dan
- Memperhatikan
factor resiko penyakit
- Menjelaskan proses
- Memperhatikan
patofisologi timbulnya
penyakit
- Memperhatikan
- Menjelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan penyakit
- Menjelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
- Menginformasikan kondisi
klien saat ini
3. Terminasi - Menanyakan perasaan - Menjawab 6 menit
keluarga pertanyaan
- Mengontrak waktu untuk - Menyetujui
pertemuan selanjutnya kontrak
- Mengakhiri pertemuan dan - Menjawab
mengucapkan salam salam

8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Menyiapkan laporan pre planning
2. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3. Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi proses
1. Keluarga menyambut dengan ramah
2. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4. Keluarga mengikuti Latihan relaksasi otot progresif
5. Keluarga bersifat kooperatif
c. Evaluasi hasil
1. Klien dan Keluarga belum memahami edukasi manajemen nyeri
2. Klien dan Keluarga memahami penyebab hipertensi
3. Klien dan Keluarga memahami komplikasi hipertensi
4. Klien dan keluarga belum memahami proses timbulnya penyakit.
5. Klien dan keluarga belum memahami tanda dan gejala hipertensi.
6. Tekanan darah setelah Latihan 155/85 mmHg
LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN HIPERTENSI

Pertemuan ( Ke-empat )

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2022

Tempat : Rumah Tn.A

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien pada edukasi manajemen proses penyakit paham
tentang penyebab hipertensi serta komplikasi hipertensi, klien belum memahami proses
timbulnya penyakit hipertensi dan tanda dan gejala hipertensi, dan klien belum
memahami tentang edukasi manajemen nyeri. Tekanan darah setelah Latihan 155/85
mmHg
Pada pertemuan keempat ini diharapkan keluarga mampu mengenal penyebab nyeri,
periode nyeri, strategi meredakan nyeri, memonitor nyeri secara mandiri, menggunakan
analgetik yang tepat, dan mengetahui teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri dan diharapkan keluarga mampu mengetahui proses penyakit dan tanda dan gejala
hipertensi. Diharapkan juga Tekanan darah menurun

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi menajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri
b. Keluarga mampu menyebutkan periode nyeri
c. Keluarga mampu mengetahui strategi meredakan nyeri
d. Keluarga mampu mengetahui memonitor nyeri secara mandiri
e. Keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri ( Teknik relaksasi otot progresif )
f. Keluarga mampu menyebutkan proses penyakit hipertensi
g. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

E. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 11:00 WIB
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Stategi pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu


1. Orientasi - Memberikan salam - Menjawab 5 menit
- Menanyakan kepada keluarga salam
apakah masih ingat dengan - Mendengarkan
mahasiswa
- Menjelasakan kembali
kontrak sebelumnya
- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan

dan tujuan pertemuan

- Menyetujui
kontrak waktu
dan tempat
2. Kerja Edukasi manajemen nyeri 30 menit
- Mengidentifikasi kesiapan - Menjawab

dan kemampuan menerima pertanyaan


informasi
- Menjadwalkan pendidikan - Memperhatikan

Kesehatan sesuai kesepakatan


- Memberi kesempatan - Memberi

bertanya pertanyaan

- Mengajarkan teknik - Memperhatikan

nonfarmakologi untuk Dan melakukan

mengurangi nyeri (teknik - Memperhatikan

relaksasi otot progresif)

Edukasi proses penyakit - Memperhatikan

- Mengidentifikasi kesiapan dan


kemampuan menerima
informasi
- Memberikan
- Memberikan kesempatan
pertanyaan
bertanya
- Menjelaskan tanda dan gejala - Memperhatikan
yang ditimbulkan penyakit
3. Terminasi - Menanyakan perasaan - Menjawab 5 menit
keluarga pertanyaan
- Mengontrak waktu untuk - Menyetujui
pertemuan selanjutnya kontrak
- Mengakhiri pertemuan dan - Menjawab
mengucapkan salam salam

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Menyiapkan laporan pre planning
2. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3. Menyiapkan instrumen leaflet
b. Evaluasi proses
1. Keluarga menyambut dengan ramah
2. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4. Keluarga mengikuti Latihan relaksasi otot progresif
c. Evaluasi hasil
1. Klien dan keluarga mengatakan mulai paham dengan penyebab nyeri dan
strategi meredakan nyeri seperti terapi relaksasi otot progresif yang di ajarkan.
2. Keluarga memahami tanda dan gejala hipertensi
3. Tekanan darah setelah Latihan 141/86 mmHg

LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN HIPERTENSI

Pertemuan ( Ke-lima )

Hari/Tanggal : Kamis, 2 Juni 2022

Tempat : Rumah Tn.A

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya klien mulai memahami penyebab nyeri, strategi
meredakan nyeri dan tanda gejala hipertensi, klien masih berlatih teknik non-
farmakologis relaksasi otot progresif.
Pada pertemuan kelima ini diharapkan keluarga mampu melakukan teknik non-
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yaitu teknik relaksasi otot progresif dan
diharapkan klien dan keluarga memahami proses penyakit hipertensi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi menajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi

2. Tujuan khusus
a. Keluarga mampu melakukan teknin non-farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
b. Keluarga mampu mengetahui proses penyakit hipertensi

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 09 :00 WIB
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Stategi pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu


1. Orientasi - Memberikan salam - Menjawab 5 menit
- Menanyakan kepada keluarga salam
apakah masih ingat dengan - Mendengarkan
mahasiswa
- Menjelasakan kembali - Mendengarkan

kontrak sebelumnya
- Menjelaskan kontrak waktu - Menyetujui

dan tujuan pertemuan kontrak waktu


dan tempat
2. Kerja Edukasi manajemen nyeri 30 menit
- Mengidentifikasi kesiapan - Menjawab

dan kemampuan menerima pertanyaan


informasi
- Menjadwalkan pendidikan - Memperhatikan

Kesehatan sesuai kesepakatan


- Memberi kesempatan - Memberi

bertanya pertanyaan

- Mengajarkan teknik - Memperhatikan

nonfarmakologi untuk Dan melakukan

mengurangi nyeri (teknik - Memperhatikan

relaksasi otot progresif)

- Memperhatikan
Edukasi proses penyakit
- Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
- Memberikan kesempatan - Memberikan

bertanya pertanyaan

- Menjelaskan tanda dan gejala


- Memperhatikan
yang ditimbulkan penyakit
3. Terminasi - Menanyakan perasaan - Menjawab 5menit
keluarga pertanyaan
- Mengontrak waktu untuk - Menyetujui
pertemuan selanjutnya kontrak
- Mengakhiri pertemuan dan - Menjawab
mengucapkan salam salam

7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1. Menyiapkan laporan pre planning
2. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3. Menyiapkan instrumen leaflet
2. Evaluasi proses
1. Keluarga menyambut dengan ramah
2. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4. Keluarga mengikuti Latihan relaksasi otot progresif
3. Evaluasi hasil
1. Keluarga masih berlatih meredakan nyeri terapi relaksasi otot progresif yang di
ajarkan.
2. Keluarga memahami proses penyakit hipertensi
3. Tekanan darah setelah Latihan 138/85 mmHg
LAPORAN PENDAHULUAN (PRE-PLANNING)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DENGAN HIPERTENSI

Pertemuan ( Ke-enam )

Hari/Tanggal : sabtu, 4 Juni 2022

Tempat : Rumah Tn.A

A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya sudah memahami tentang proses penyakit hipertensi dan klien
masih mempelajari teknik non-farmakologis relaksasi otot progresif. Pada pertemuan ke-enam
ini diharapkan keluarga mampu melakukan teknik non-farmakologis relaksasi otot progresif.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 20 menit diharapkan keluarga mampu memahami
edukasi menajemen nyeri dan edukasi proses penyakit hipertensi

2. Tujuan khusus
Klien mampu melakukan teknik non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Edukasi manajemen nyeri dan edukasi proses penyakit
2. Metode : Diskusi
3. Media : Leaflet
4. Waktu : 11 :00 WIB
5. Tempat : Rumah KK binaan
6. Stategi pelaksanaan

No Tahapan Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu


1. Orientasi - Memberikan salam - Menjawab 2 menit
- Menanyakan kepada keluarga salam
apakah masih ingat dengan - Mendengarkan
mahasiswa
- Menjelasakan kembali - Mendengarkan

kontrak sebelumnya
- Menjelaskan kontrak waktu - Menyetujui

dan tujuan pertemuan kontrak waktu


dan tempat
2. Kerja Edukasi manajemen nyeri 15 menit
- Menjadwalkan pendidikan - Memperhatikan

Kesehatan sesuai kesepakatan


- Mengajarkan teknik - Memperhatikan

nonfarmakologi untuk Dan melakukan

mengurangi nyeri (teknik


relaksasi otot progresif)
3. Terminasi - Menanyakan perasaan - Menjawab 3menit
keluarga pertanyaan
- Mengakhiri pertemuan dan - Menjawab
mengucapkan salam salam

7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1. Menyiapkan laporan pre planning
2. Kontrak waktu dan tempat pada keluarga binaan
3. Menyiapkan instrumen leaflet
2. Evaluasi proses
1. Keluarga menyambut dengan ramah
2. Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati
4. Keluarga mengikuti Latihan relaksasi otot progresif
3. Evaluasi hasil
1. Klien mampu melakukan teknik nonfarmakologis otot progresif
2. Tekanan darah setelah Latihan 132/84 mmHg

Anda mungkin juga menyukai