Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian
Jenis penelitian setudi kasus deskiftif dengan menggunakan
pendekatan case study research (studi kasus).
B. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian dilakukan selama 1 minggu pada bulan Febuari 2020 di
Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Arif Zainudin Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Populasinya adalah pasien yang mengalami halusinasi pengelihatan.
Subjek penelitian sebanyak 5 orang. Teknik sampling penelitian adalah
menggunakan non probalility sampling dengan pendekatan purposive
sampling. Kriteria inklusif antara lain:
1. Pasien yang komunikatif dan kooperatif
2. Diagnosis keperawatan halusinasi pengelihatan
3. Bersedia mengikuti kegiatan
D. Daftar istilah
Table 3.1 Daftar istilah
Istilah Deskripsi
Halusinasi gangguan penyerapan panca indra
tanpa adanya rangsangan dari luar
yang dapat meliputi sistem
pengindraan
Terapi Aktivitas Kelompok Terapi Aktivitas kelompok (TAK)
adalah terapi non farmakologi yang
diberikan oleh perawat terlatih
terhadap pasien dengan masalah
keperawatan yang sama.Terapi
diberikan secara berkelompok dan
berkesinambungan, dalam hal ini
khususnya Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) stimulasi persepsi
halusinasi
E. Metode Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian:
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data:
a. Metode observasi partisipatif
Dengan menggandakan pengamatan mengenai halusinasi
pengelihatan pada saat melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Permainan Uno balok dan sebelum dilakukan terapi.
Penelitian menyimpulkan terdapat perubahan atau tidak pada
pasien sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK)
b. Metode wawancara terstuktur
Metode wawancara terstutur, wawancara menggunakan
metode tanya jawab dengan pihak klien gangguan halusinasi
pengelihatan. Wawancara dilaksanakan selama proses
keperawatan berlangsung.
c. Metode Pengukuran
Melaksanakan tes pada klien halusinasi bila memang
dipandang perlu dan melaksanakan TTV.
d. Metode Dokumentasi
Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis,
catatan perawatan untuk mendapatkan data-data mengenai
perawatan atau pengobatan.
2. Instrumen studi kasus
Instrumen studi kasus ada 3 macam:
a. Format asuhan keperawatan dalam pengambilan data
menggunakan: format asuhan keperawatan jiwa.
b. Penelitian sendiri adalah memfokuskan pada lembar observasi/
lembar perkembangan pasien yang digunakan dalam studi kasus.
c. Cara permainan dan aturan dalam permainan uno balok.
F. Metode uji keabsahan data
Uji keapsahan data menggunakan metode triagulasi yaitu proses untuk
mendapatkan validasi melalui penggunaan variasi instrumen dilalui
dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Permainan Uno balok

\
G. Metode Analisa Data
Metode Analisa data mrnggunakan penelitian kualitatif dengan 4 tahap
yaitu:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data diartikan sebagai proses penelitian, pemisahan,
perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakan, dan transformasi
datakasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data
tersebut dalam bentuk uraian dan terperinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpilan data selanjutnya.
2. Display Data (Penyajian Data)
Dilakukan dengan tujuan mempermudah peneliti dalam melihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian.
Pengajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil
wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan naratif,
dan didukung oleh dokumen-dokumen seta foto-foto maupun
gambaran selanjutnya untuk diadakannya suatu kesimpulan.
3. Koleksi Data
Koreksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang
penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka
proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan
jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang
kit acari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan Teknik
sampling yang benar, kita sudah mendapatkan strategi dan prosedur
yang akan kita gunakan dalam mencari dalam mencari data di
lapangan. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja
yang dapat kita pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama ialah
data sekunder dan yangkedua ialah data primer.
4. Kesimpulan/verivikasi
Penelitian kesimpulan yaitu melakukan verivikasi secara terus
menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama
proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan
mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering
timbul, hipotesis dan sebagianyayang dituangkan dalam kesimpulan
dilakukan dengan pengembalian inti sari dari rangkaian kategori
hasil berdasarkan observasi dari wawancara.
H. Etika penelitian meliputi:
1. Informend consent (persetujuan)
Informend consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden dengan memberikan lembar persetujuan.
Informend consent persetujuan menjadi responden. Tujuannya agar
subjek mengerti maksud dan tujuannya studi kasus. Jika responden
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity (tanpa nama)
Anonymity merupakan pemberian jaminan dalampenggunaan subjek
studi kasus dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil studi kasus yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality merupakan pemberian jaminan hasil studi kasus, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh penulis.

\
PERSETUJUAN KETERKAITAN DALAM PENELITIAN
(INFORMEND CONSENT)
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK(TAK): UNO
BALOK TERHADAP KEMAMPUAN
MENGPNTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI
PENGELIHATAN, ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DI RSJD.
dr.ARIEF ZAINUDIN SURAKARTA

A. Pendahuluan
Halusinasi adalah gangguan penyerapan panca indra tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi sistem pengindraan dimana
terjadi pada individu sadar dengan baik (Stuart,2007).
Halusinasi merupakan penyimpangan perilaku karena individu
memperlihatkan berbagai manespestasi perilaku. Perubahan prilaku
yang terjadi seperti bicara dan tertawa sendiri, mondar-mandir dan
mengalami gangguan orentasi orang, waktu dan tempat. Halusinasi
dapat terjadi pada salah satu dari 5 modalitas sensori utama penglihatan,
pendengaran, bau, rasa, dan perabaan persepsi terhadap stimulus
eksternal dimana stimulasi tersebut sebenarnya tidak ada (Stuart, 2007).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif (Stuart, 2016). Kesehatan
jiwadianggap sebagai unsur vital kesehatan secara keseluruhan.
Kesehatan tidak dilihat dari segi fisik saja tetapi dari segi mental juga
harus diperhatikan agar tercipta sehat yang holistic. Seseorang yang
terganggu dari segi mental dan tidak bisa menggunakan pikirannya
secaranormal maka bisa dikatakan mengalami gangguan jiwa.1
Menurut UU RI No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa,
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Pada pasal 70 menjelaskan bahwa pasien dengan
gangguan jiwa mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa di fasilitas
pelayanan kesehatan jiwa sesuai dengan standar pelayanan kesehatan
jiwa, mendapatkan jaminan atas ketersediaan obat sikofarmaka sesuai
dengan kebutuhannya.
Gangguan jiwa adalah sekumpulan perilaku dan psikologis individu
yang menyebabkan terjadinya keadaan tertekan, rasa tidak nyaman,
penurunan fungsi tubuh dan kualitas hidup. Gangguanjiwa menimbulkan
beban ganda bagi mereka yang menderita penyakit tersebut. Fungsi
fisik, psikologis, kognitif, emosional, dan sosial sering terganggu oleh
proses penyakit. Seseorang yang didiagnosis dengan penyakit jiwa
sering kali harus mengatasi penolakan, penghindaran, dan bahkan
kekerasan fisik yang disebabkan oleh makna budaya negatif yang terkait
dengan gangguan jiwa.
Menurut World Health Organization (WHO) (2017) pada umumnya
gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan
gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita
gangguan depresi, dan 3,6% dari gangguan kecemasan. Jumlah
penderitadepresi meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015.
Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh dunia. Lebih
dari 80% penyakit ini dialami orang-orang yang tinggal di negara yang
berpenghasilan rendah dan menengah.3,4
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas tahun 2018), prevelansi
gangguan jiwa pada penduduk Indonesia 7,0 per mil. Prevalansi rumah
tangga dengan ART gangguan jiwa skizofrenia/psikosis menurut
provinsi, 2018 (per mil) adalah Bali, DI Yogyakarta, NTB, Aceh, Jateng.
Proporsi rumah tangga yang dimiliki ART gangguan jiwa
skizofrenia/psikosis yang pernah di pasung sebanyak 14,0% dan pernah
melakukan pasung selama 3 bulan terakhir 31,55%. Proporsi rumah
tangga yang memiliki ART gangguan jiwa skizofrenia/psikosis yang di
pasung menurut tempat tinggal tahun 2013 – 2018.5 Pernah di pasung
yang terbanyak pada penduduk pedesaan pada tahun 2013 18,3%
sedangkan pada tahun 2018 terdapat 17,7% dan untuk Indonesia pada
tahun 2013 14,3% dan pada tahun 2018 14,0%. Di pasung 3 bulan
terakhir tahun 2018 perkotaan dan pedesaan memiliki kedudukan yang
sama yaitu 31,1% dan untuk Indonesia 31,5%. Cakupan pengobatan
penderita gangguan skizofrenia/psikosis, 2018 yang berobat 84,9%,
tidak berobat 15,1%, minum obat rutin 48,9%, tidak rutin 51,1%. Alasan
tidak minum obat 1 bulan terakhir yang terbanyak merasa sudah sehat
36,1% dan terendah obat yang tidak tersedia 2,4%. Prevalansi depresi
pada pendduk umur ≥ 15 tahun, tahun 2018 menurut provinsi terbanyak
yaitu Sulteng 12,3% dan terendah Jambi 1,8% sedangkan Indonesia
6,1% hanya 9% penderita depresi yang minum obat/ menjalani
pengobatan medis. Prevalansi gangguan mental emosional pada
penduduk umur ≥15 tahun menurut provinsi tahun 2018 terbanyak di
Sulteng 19,8% dan terendah Jambi 3,6% sedangkan untuk Indonesia
9,8%.
B. Prosedur Penelitian

\
Prosedur penelitian yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Pengambilan data mewawancarai subjek penelitian berdasarkan
kuesioner atau checklist yang disusun peneliti.
2. Pengambilan data mengisikan jawaban subjek ke dalam kuesioner
atau checklist list.
Dalam studi ini, kami memohon partisipasi Bapak/Ibu dalam bentuk
kesediaan untuk memberikan jawaban secara jujur tentang kuisioner
C. Keuntungan menjadi subjek penelitian
Keuntungan yang akan Bapak/Ibu peroleh sebagai subjek studi ini
adalah Bapak/Ibu telah berpartisipasi aktif memberikan informasi
tentang halusinasi. Sehiggga dengan berpartisipasi dalam studi ini, maka
ibu dapat memperoleh informasi kesehatan tersebut.
D. Kerugian atau ketidaknyamanan yang mungkin timbul
Kerugian yang mungkin timbul apabila bapak/ibu berpartisipasi dalam
kegiatan ini secara umum dapat dikatakan sangat kecil. Proses akan
dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman sehingga akan
menimbulkan ketidakyamanan yang minimal, dan kegiatan ini tidak
menyita waktu bapak/ibu terlalu lama.

E. Kebebasan untuk menolak


Bapak/ibu bebas untuk memutuskan akan berpartisipasi atau tidak
dalam penelitian ini. Keputusan untuk menolak berpartisipasi dalam
penelitian ini tidak akan menimbulkan kosekensi apapun terhadap diri
bapak/ibu dan hak bapak/ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
tidak terganggu sedilitpun.

Apabila bapak/ibu memutuskan untuk berhenti dari partisipasi


bapak/ibu di tengah-tengah berlangsungnya penelitian ini , maka hal
tersebut tidak akan menimbulkan kosekuensi apapun terhadap diri
bapak/ibu dan hak bapak/ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
tidak akan terganggu sedikit pun. Bapak/ibu diberikan kebebasan secara
penuh untuk menentukan pilihan akan berpartisipasi dalam penelitian
maupun timnya tidak berhak untuk melakukan intervensi dalam bentuk
apapun berkaitan dengan keputusan partisipasi bapak/ibu.

F. Kerahasiaan data
Data-data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Semua sampel dan informasi
hanya diidentifikasi dengan kode-kode yang telah disetujui peneliti dan
identitas subjek sebenarnya akan tetap rahasia dan tidak akan
dipublikasikan

G. Persetujuan
Saya telah membaca dan diberi keterangan yang cukup tentang studi
ini. Saya SETUJU / TIDAK SETUJU untuk berpartisipasi dalam studi
ini dan sampel digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada
tekanan maupun paksaan yang mempengaruhi saya dalam memutuskan
keikutsertaan saya dalam studi ini.

Subyek Saksi
Nama: Nama:
Alamat: Alamat:
Tanggal : Tanggal :
Tanda tangan: Tanda tangan:

Mengetahui
Peneliti

Winda Ayu Khairunnisa

Prosedur Permaina Uno Balok

\
No Cara permainan
1. Permainan uno balok dimainkan oleh 2 sampai 5 pemain
2. Hasrus mengambil balok bagian bawah ataupun tengah
3. Setelah balok di ambil
4. Pemain harus meletakkan kembali balok tersebut di bagian atas
Menara
5. Pemain harus mengambil balok dengan warna atau angka yang
sama pada permainan sebelumnya
6. Permainan terus berlanjut hingga salah satu pemain
merobohkan atau meruntuhkan menara uno balok

LEMBAR EVALUASI
NAMA :
USIA :
ALAMAT :

Respon pasien selama tindakan: (sikap pasien saat di lakukan tidakan)


PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK(TAK): UNO
BALOK TERHADAP KEMAMPUAN
MENGPNTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI
PENGELIHATAN, ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DI RSJD.
dr.ARIEF ZAINUDIN SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

\
Disusun oleh:

WINDA AYU KHAIRUNNISA


NIM 17121039

POLITEHNIK KESEHATAN BHAKTIMULIA


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2020

Anda mungkin juga menyukai