Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan

proposal ini adalah desain penelitian deskriptif yaitu metode penelitian

yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa atau fenomena yang ada

pada saat ini (Nursalam, 2013). Adapun studi kasus ini adalah studi untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan jiwa pada pasien gangguan

persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan terapi thought stopping di

X.

B. Subyek Penelitian

Dalam studi kasus ini adalah dua klien (dua kasus) dengan masalah

keperawatan dan diagnosis medis yang sama, yaitu klien dengan

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran di X. Dalam

penelitian ini menggunakan dua responden (klien), dimana memiliki

kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien laki-laki dan perempuan.

b. Pasien telah terdiagnosa keperawatan halusinasi pendengaran.

c. Pasien dalam tahap fase comforting.

d. Pasien usia dewasa (18-55 tahun).

35
36

e. Pasien dalam kondisi tenang dan mampu berkomunikasi dengan

baik.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah keluarga pasien tidak

mengizinkan pasien dijadikan responden, dokter tidak mengizinkan

pasien dijadikan responden, atau pasien memiliki penyakit lain yang

memerlukan penanganan khusus seperti penyakit jantung yang parah.

3. Variabel Counfonding

Variabel Confounding pada penelitian ini adalah:

a. Kondisi perbedaan gender klien

b. Pendidikan terakhir yang dicapai klien

c. Pekerjaan terakhir sebelum klien dirawat

d. Keadaan klien terkait kehidupan/hubungan pribadi dalam

keluarga

e. Lama rawat sejak tanggal masuk rumah sakit

C. Definisi Operasional

Laporan ini berjudul Asuhan keperawatan pada klien gangguan

persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan terapi thought stopping

adalah serangkaian tindakan atau proses keperawatan yang diberikan

kepada klien gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran yang

dilakukan secara berkesinambungan untuk pemecahan masalah

gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran melalui tahapan


37

pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi

keperawatan, dan kemudian penilaian atau evaluasi terhadap tindakan

keperawatan hingga kemudian pendokumentasian hasil tindakan

keperawatan itu sendiri.

Langkah dalam melakukan asuhan keperawatan dalam gangguan

persepsi sensori: halusinasi pendengaran, yaitu:

1. Kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi yaitu dengan cara

menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan

aktivitas terjadwal dan patuh minum obat dilakukan dengan cara

wawancara dan menggunakan kuesioner.

2. Kemampuan kognitif yaitu kemampuan yang dimiliki klien tentang

halusinasi dan kemampuan untuk menjelaskan kembali cara

mengontrol halusinasi.

3. Kemampuan psikomotor yaitu respon yang ditampilkan klien untuk

melatih secara terjadwal cara mengontrol halusinasi dan

mempraktekkannya saat halusinasi muncul (Menghardik, mengajak

orang bercakap-cakap, melakukan aktivitas, dan patuh minum obat.

4. Mengetahui tanda gejala gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran yaitu dengan perilaku yang ditampilkan oleh klien

dalam rentang waktu tertentu saat halusinasi muncul yaitu bicara

sendiri, tertawa sendiri, kepala condong ke samping seolah-olah

mendengar suara, tiba-tiba melakukan suatu tindakan tanpa

stimulus eksternal
38

D. Instrumen Penelitian

1. Lembar/format asuhan keperawatan jiwa

2. Form pengkajian

3. Alat tulis

4. Demografi/karakteristik responden

5. Instrumen untuk mengukur kemampuan klien mengontrol halusinasi

6. Instrumen untuk mengukur tanda dan gejala halusinasi

7. Instrumen untuk mengukur keberhasilan terapi thought stopping.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Asuhan keperawatan jiwa gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran pada klien dengan terapi thought stopping akan

dilaksanakan pada:

1. Tempat penelitian

Penelitian asuhan keperawatan jiwa gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran dilakukan di X. Alasan penulis memilih X

karena letaknya yang strategis.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun 2019.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai

berikut:
39

1. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan proses perijinan kepada

pimpinan Puskesmas X. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

a) Melakukan sosialisasi dengan pihak Puskesmas X tentang

maksud dan tujuan penelitian serta prosedur yang dilakukan.

b) Menentukan calon responden yang memenuhi kriteria

inklusi.Kemudian mengumpulkan data terkait dengan identitas

responden dan kemampuan yang dimiliki klien dalam

mengontrol halusinasi serta tanda dan gejala halusinasi.

c) Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan,

proses dan harapan dari penelitian ini serta memberi

kesempatan bertanya bila ada yang kurang jelas.

d) Penulis selanjutnya melakukan pengkajian melalui wawancara

(anamnesa), observasi kondisi klien (pemeriksaan fisik) dan

melihat hasil pemeriksaan penunjang serta dokumentasi

keperawatan klien.

e) Setelah pengkajian penulis memperoleh data dari masalah

keperawatan klien.

f) Penulis memberikan asuhan keperawatan minimal 3 x 2 jam.

g) Setelah 3 x 2 jam penulis akan mengevaluasi keadaan klien.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis

mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan cara:


40

1. Wawancara

Data yang diperlukan yang didapatkan dari wawancara antara

lain seperti identitas klien dan keluarga, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

kesehatan keluarga, pengetahuan keluarga tentang klien

dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Pendekatan dengan cara IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,

dan Auskultasi) pada sistem tubuh klien.

3. Studi Dokumentasi dan Angket

Pada kasus ini peneliti melakukan pengumpulan data

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat untuk peneliti sendiri, melihat data yang terdapat di

Puskesmas Karangmoncol, atau melalui status yang

dimiliki responden seperti hasil uji laboratorium dan

pemeriksaan diagnostik, yang berhubungan dengan data

yang mendukung klien gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran.

G. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang digunakan penulis dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini adalah dengan memperpanjang waktu pengamatan

atau tindakan asuhan keperawatan jiwa dan mencari sumber informasi


41

tambahan melalui klien, keluarga klien, perawat atau tenaga medis

lainnya yang berkaitan pada masalah gangguan persepsi sensori:

halusinasi pendengaran pada klien dengan terapi thought stopping di X.

H. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah menilai kesenjangan antara

teori yang ada di dalam tinjauan pustaka dengan respon klien yang telah

dipilih sebagai objek penelitian. Analisis data dimulai dengan

mengumpulkan data melalui wawancara/anamnesa dan observasi secara

langsung respon klien terhadap gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran. Selanjutnya menentukan prioritas masalah serta

menentukan diagnose keperawatan dan menyusun rencana keperawatan

untuk mengatasi masalah. Kemudian melakukan tindakan keperawatan

sesuai waktu dalam rencana yang telah dibuat dan mengevaluasi

keadaan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai tujuan

yang telah direncanakan.

Data disajikan secara tekstural/narasi sesuai dengan desain

penelitian studi kasus dan juga dapat disertai dengan cuplikan ungkapan

verbal dari subyek penelitian yang merupakan data pendukungnya.

I. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan hal yang

sangat penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian, mengingat

penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia.


42

Menurut Hidayat (2007), masalah yang harus diperhatikan antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent (Lembar persetujuan menjadi klien)

Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden.

Kemudian peneliti memberikan informasi yang adekuat mengenai

tujuan dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan dan

memberikan informasi terkait dengan hak dan kewajiban responden.

Peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk

mengambil keputusan apakah bersedia ataupun menolak

berpartisipasi secara sukarela.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Penulis menjamin akan menjaga kerahasiaan responden dan

cara mencantumkan inisial nama pada laporan kasus.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Penulis menjamin kerahasiaan dari hasil laporan kasus baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Seperti data terkait

informasi responden disimpan di laptop pribadi penulis. Hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penulisan. Data yang ditampilkan bersifat umum dan data akan

dimusnahkan satu tahun setelah penulisan selesai.

Anda mungkin juga menyukai