Oleh :
Hana Gloria Triuli Simanjuntak
NIM : 201914201026A
A. Definisi Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data yang dilakukan
oleh perawat. Data-data yang dikumpulkan dari klien tersebut
haruslah lengkap, dan sistematis yang kemudian dikaji dan dipelajari
dengan baik agar dapat ditentukan masalah kesehatan yang dialami
oleh klien tersebut.
Data-data yang dikaji haruslah memenuhi aspek biologis,
psikologis, sosial dan spritual dari klien tersebut agar asuhan yang
diberikan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan klien
B. Tujuan Pengkajian
Mengumpulkan dan mempelajari data data yang menjelaskan
respon manusia yang bersumber dari diri klien
1. Pengkajian awal
merupakan pengkajian yang pertama kali dilakukan ketika seorang klien mendatang sebuah
fasilitas penyedia jasa kesehatan. pengkajian awal berupa formulir atau lembar lembar yang berisi
pertanyaan yang diharapkan mampu mengkaji seluruh keadaan yang dialami oleh klien. Perawat
harus mengidentifikasi hal hal khusus dan spesifik pada area area tertentu yang memugkinkan
menimbulkan suatu masalah. Pengkajian awal diharapkan mampu menjadi awal dalam proses
berikutnya dalam asuhan keperawatan
2. Pengkajian lanjutan
dilakukan untuk memperluas dan memperkuat data data yang didapatkan selama pengkajian awal.
Selama berlangsungnya proses asuhan keperawatan, tentunya akan ada tindakan tindakan yang
diberikan kepada klien tersebut. Pengkajian ini dilakukan untk melihat efek atau pengaruh dari
tindakan yang diberikan kepada klien tersebut. Pengkajian lanjutan juga dimaksudkan untuk melihat
apakah tindakan yang diberikan sudah tepat kepada masalah masalah yang dialami oleh klien.
3. Pengkajian Ulang
Adalah data data yang didapat dari hasil evaluasi dari proses asuhan
keperawatan. Ketika evaluasi dilakukan, maka keluhan yang didapat saat
pengkajian awal harus lah berkurang atau menghilang. Hal itu lah yang menjadi
acuan keakuratan pengkajian awal dan ketepatan tindakan keperawatan.
4. Pengkajian kembali
Dilakukan oleh seorang perawat untuk mengidentifikasi atau menggali
petunjuk-petunjuk yang mungkin ada untuk mengembangkan data data yang di
dapat di awal. Dokumentasi pengkajian kembali merupakan bentuk tanggung
jawab perawat dalam menyelesaikan masalah masalah yang dialami klien
D. Cara Pengumpulan Data
1. Observasi
Mengobservasi data merupakan suatu metode pengumpulan data
dengan menggunaka indra. Observasi inidilakukan dengan sengaja dan
sadar dengan upaya pendekatan. Selama metode observasi berlangsung
perawat melibatkan semua panca indra baik itu melihat dan mendengar apa
yang dikatakan pasien. pada saat perawat menggunakan indra penglihatan
contohnya itu, ukuran tubuh, berat badan, postur dan kerapian pasien.
gestus wajar dan ekspresi pasien apakah pasien tidak nyaman.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang direncanai
dan disepakati oleh kedua pihak pasien dan perawat. Tujuan dari
metode wawancara ini adalah untuk mengetahui informasi
mengenai kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah pasien, dan
mengevaluasinya. Salah satu contoh wawancara yaitu riwayat
kesehatan keperawatan pasien.
3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dimaksud disini adalah metode dengan
memeriksa langsung keadaan fisik pasien. metode ini juga
menggunakan observasi dengan panca indra untuk mengetahui
masalah kesehatan pasien. Pemeriksaannya dengan sistematis
dengan pendekatan sistem tubuh dengan pasien.
E. Jenis Data
1. Data subjektif
Merupakan data-data yang didapatkan dengan cara mendengarkan
keluhan keluhan yang diucapkan pasien satu persatu. Data subjektif
dilakukan dengan teknik wawancara, baik kepada pasien langsung maupun
dengan keluarga maupun konsultan. Data ini berupa keluhan keluhan yang
dirasakan klien dan persepsi pasien mengenai penyakitnya. Didapat pula
riwayat kesehatan klien serta riwayat riwayat yang lain yang akan
berhubungan dengan status kesehatan klien
2. Data objektif
Merupakan data yang didapat menggunakan observasi. Data ini di dapat dari hasil
pemeriksaan fisik kepada klien seperti head to toe, pemeriksaan fisik thorak, pemeriksaan fisik
jantung dan pemeriksaan fisik lain nya. data juga didapat dari hasil pemeriksaan penunjang
seperti tes analisa darah, urinalisis , foto rontgen dan sebagainya. Karakteristik data yang
didapat dari hasil pengkajian harus nya memiliki karakteristik relevansi dan kakuratan yang
sangat kuat. Data ini diharapkan mampu melengkapi seluruh status kesehatan klien
F. Sumber Data
Klien
Adalah sumber data terbaik karena klien dapat memberikan data subjektif yang tidak dapat
diberikan orang lain
Keluarga dari orang terdekat
Keluarga dan teman dekat juga merupakan sumber informasi sekunder yang penting untuk
melibatkan mereka dalam pengkajian bila memungkinkan. Mereka mungkin memberikan
informasi tentang respon klien terhadap penyakit, stres yang dialami klien sebelum sakit
Catatan klien
Mencakup informasi yang di dokumentasikan oleh berbagai profesional kesehatan. Berisi data
pekerjaan klien, agama, dan status perkawinan
Profesional kesehatan
Literatur
Menelaah literatur keperawatan seperti buku acuan
G. Berpikir kritis
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah,
kepercayaan, dan tindakan.
Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta
mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu
kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita
menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses
berpikir dan belajar.
1. Komponen Berpikir Kritis dalam Keperawatan
d. Spiritual
Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak
bisa menjalankan sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi
kesembuhannya
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Keadaan umum kurang
b. Kesadaran
CM (Composmentis) 4-5-6
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg S : 37°C
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
d. Kepala
Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.
Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.
e. Leher
Tidak terdapat pembesaran tiroid.
f. Dada dan Thorak
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)
g. Abdomen
Inspeksi : simetris, datar
Palpasi : ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus ± 8x/menit
h. Ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan kiri, tidak
terdapat oedem.
Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak oedem.
i. Genetalia
Tidak terpasang kateter.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG 7. TERAPI DAN
WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103m/l (4,00 – 10,00) PENATALAKSANAAN
RBC (eritrosit) : 5,39 . 106m/l (3,50 – 5,50)
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0) Injeksi :
HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0) Cefotaxime (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0)
Oral :
MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0) Antasida (3x500 mg)
MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0)
RDW : 12,9% (1,5 – 36,0)
PLT : 207 . 103m/l (150 – 450)
MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0)
PDW : 16,1 (15,0 – 17,0)