Anda di halaman 1dari 7

1. Apa itu berfikir kritis?

2. Apa fungsi dan manfaat berfikir kritis?

3. Jelaskan karakteristik berfikir kritis?

4. Apa saja yang tidak termasuk berfikir kritis?

5. Jelaskan the six rs dalam berfikir kritis?

6. Apa itu asuhan keperawatan

7. Apa itu proses kepeawatan

8. Apa yang menjadi penyebab proses keperawatan berhasil atau gagal?

9. Apa tujuan standarisasi asuhan keperawatan?

10. Ap aitu pengkajian?

11. Jelaskan defenisi pengkajian keperawatan

12. Jelaskan auto dan allo anamnesa

13. Jelaskan dan beri contoh data subjektif dan objektif

14. Apa itu initial assesmant, ongoing assessment dan re assesmant?

15. Jelaskan pengkajian pola Gordon beri satu data mendukung

16. Jelaskan klasifikasi taksonomi pengelompokan pengkajian dan diagnosis keperawatan


menurut PPNI

17. Apa penjelasan diagnosis keperawatan

18. Apa penjelasan diagnosis aktual, risiko dan promosi Kesehatan


1. Berpikir kritis adalah cara berpikir manusia untuk merespon seseorang dengan
menganalisis fakta untuk membentuk penilaian. Subjeknya kompleks, dan ada
beberapa definisi yang berbeda mengenai konsep ini, yang umumnya mencakup
analisis rasional, skeptis, tidak bias, atau evaluasi bukti factual
2. fungsi dan manfaat berfikir kritis adalah
 Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
 Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
 Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan
 Menganalisis pengertian hubungan dari masing - masing indikasi, penyebab dan
tujuan, serta tingkat hubungan
 Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan
 Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan
 Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan
 Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan
 Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan
 Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan
 Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
 Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan
 Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan
3. Karakteristik berpikir kritis ialah
 Watak
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap
skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai
data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari
pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik
 Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria. Untuk sampai ke arah
sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.
Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran,
namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan
standarisasi harus berdasarkan kepada relevansi, keakuratan faktafakta,
berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru, logika
yang konsisten, dan pertimbangan yang matang
 Argumen
Argumen merupakan suatu pernyataan atau proposisi yang dilandasi atau
berdasarkan datadata. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi halhal seperti
kegiatan pengenalan, dan penilaian, serta menyusun argument
 Pertimbangan atau pemikiran
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa
premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data
 Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan
menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan
memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda
 Prosedur penerapan kriteria
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur
tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan
yang akan diambil
4. Yang tidak termasuk dalam berpikir kritis
 Pemikiran tidak fleksibel
 Sifat kaku dalam berpikir dan pendapat/ide ide dari orang lain
 Tidak dapat menerima pendapat orang lain
 Persepsi yang berbeda dari persepsi individu
 Tidak menerapkan profesionalisme
 Tidak dapat mengambil keputuan dan kreativitas dalam berpikir kritis
5. The six rs dalam berfikir kritis ialah
a. Remembering (Mengingat)
Menggunakan pengalaman masa lalu
b. Repeating (Mengulang)
Semakin sering berpikir kritis maka semakinmudah dalam mengambil keputusan
c. Reasoning (Memberi Alasan/rasional)
Keputusan didasari atas berpikir kritis/pertimbangan akurat
d. Reorganizing (Reorganisasi)
Mengorganisasikan fakta yang mendukung fenomena
e. Relating (Berhubungan)
Menemukan relasi antara fenomena
f. Reflecting (Memantulkan/merenungkan)
Menganalisa Kembali secara hati hati
6. Asuhan keperawatan atau askep adalah proses atau tahapan kegiatan dalam
perawatan yang diberikan langsung kepada pasien dalam berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Pelaksanaan askep dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
bersifat humanistic, dan berdasarkan kebutuhan objektif pasien untuk mengatasi
masalah yang dihadapi pasien serta dilandasi kode etik dan etika keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Dalam proses perawatan,
asuhan keperawatan dilaksanakan dalam beberapa tahap yang meliputi:
 Pengkajian
 Diagnosis keperawatan
 Perencanaan (Intervensi)
 Pelaksanaan (Implementasi)
 Evaluasi (formatif/proses dan sumatif)
7. Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam
pemberian asuhan keperawatan,yang difokuskan pada reaksi dan respons unik
individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami,baik aktual maupun potensial.
8. Yang menjadi penyebab proses keperawatan berhasil atau gagal adalah terdapat
lima faktor yang dapat menghambat implementasi dalam asuhan keperawatan yakni
pengakuan/penghargaan (reward), beban kerja, sarana dan prasarana, pengetahuan
perawat dan kerjasama (teamwork).
9. Tujuan standarisasi asuhan keperawatan adalah
 Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan memusatkan upaya dan
meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian tujuan.
 Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi kegiatan perawat
yang tidak penting atau tidak tepat dengan kebutuhan pasien.
 Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi
standar asuhan keperawatan atas kelalaian petugas keperawatan.
10. Pengkajian adalah kegiatan untuk menilai atau mengetahui kesiapan, kemanfaatan,
dampak, dan implikasi sebelum dan/atau sesudah ilmu pengetahuan dan teknologi
diterapkan.
11. Pengkajian keperawatan adalah tahap awal proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et al., 1996)
Tahapan dalam pengkajian keperawatan, yaitu proses mengmpulkan data seperti
pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat keperawatan, dan pemeriksaaan data
sekunder dengan tujuan untuk mengumpulkan data subjektif dan objektif dari klien.
12. Autoanamnesis adalah wawancara medis yang dilakukan secara langsung antara
petugas medis dan pasien itu sendiri.
Sedangkan alloanamnesis ialah wawancara medis yang dilakukan antara petugas
medis dan keluarga pasien/yang membawa pasien tersebut ke fasilitas kesehatan.
13. Data subjektif ialah data yang dirasakan pasien atau orang terdekat yang diperoleh
melalui wawancara.
Contoh : - klien mengatakan saya suka mendengar bisikan bisikan
- Klien mengatakan kepala saya pusing
Data objektif ialah data yang didapat dari observasi oleh perawat melalui
pemeriksaan baik itu fisik, laboratorium maupun diagnostik.
Contoh : - klien terlihat berbicara sendiri
- Klien tampak meringis kesakitan
14. Initial assesmant atau pengkajian awal adalah pengumpulan data saat pasien masuk
rumah sakit dengan menggunakan format pengkajian.
Ongoing assesmant atau pengkajian berkelanjutan adalah pengumpulan data secara
terus menerus selama klien di rawat di rumah sakit untuk memperluas data dasar
yang diperoleh saat pengkajian awal.
Re assesmenent adalah pengkajian ulang untuk menambah dan melengkapi data.
15. Pengkajian pola Gordon, terlampir di gambar.
16. Klasifikasi taksonomi pengelompokkan pengkajian dan diagnosis keperawatan
menurut PPNI dibagi menjadi lima kategori , yaitu:
 Fisiologis: Respirasi, Sirkulasi, Nutrisi dan cairan, Eliminasi, Aktifitas dan istirahat,
Neurosensori, Reproduksi dan Seksualitas
 Psikologis: Nyeri dan kenyamanan, Integritas ego, Pertumbuhanan dan perkembangan
 Perilaku: Kebersihan diri, Penyuluhan dan pembelajaran
 Relasional: Interaksi sosial
 Lingkungan: Keamanan dan proteksi
17. Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis
Positif. Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko
mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi
keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis ini terdiri
atas Diagnosis Aktual dan Diagnosis Risiko. Sedangkan Diagnosis Positif menunjukkan bahwa
klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.
Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik
Keperawatan Indonesia – PPNI, 2005)
18. Diagnosis Aktual

Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor
dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien.

Diagnosis Risiko

Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah kesehatan. Tidak
ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pda klien, namun klien memiliki faktor resiko
mengalami masalah kesehatan.

Diagnosis Promosi Kesehatan

Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal.

Anda mungkin juga menyukai