Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Berfikir Kritis Bagi Perawat Dalam Menjalankan Asuhan

Keperawatan
Wentri Siska Veronika Hutagalung/ 181101095
wentrihutagalung@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang: Perawat tentunya akan menghadapi berbagai kasus dalam menjalankan
tugasnya . Berbagai situasi klinis yang akan berhubungan dengan pasien, keluarga pasien , para
staf kesehatan yang akan menuntut perawat untuk berfikir kritis. Banyak hal lain yang tentunya
akan menuntut perawat mengmbil sikap yang akan memberikn hasil yang terbaik dalam setiap
asuhan keperawatan yang diberikan. Tujuan : Untuk mengetahui cara penerapan berfikir kritis
dalam keperawatan dalam pemberian asuhan kepada klien. Metode : Melakukan analisis data
sekunder yaitu dengan kajian pustaka terhadap beberapa jurnal dan buku cetak yang berkenaan
dengan kajian saya .Hasil : Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat diharapkan dapat
memberikan tindakan yang tepat dan sesuai dengan target yang di harapkan, dimana pemberian
asuhan keperawatan dapat dipengaruhi oleh lama masa kerja,jenjang pendidikan, serta
motivasi.Pembahasan: kan perawat untuk berfikir cerdas yang akan memberikan asuhan
keperawatan yang tepat terhadap pasien.dari hasil dapat didapatkan bahwa perawat yang
berfikir kritis memiliki peluang yang lebih besar untuk melakukan asuhan keperawatan yang
lebih baik di bandingkan perawat yang kurang berfikir kritis.
Simpulan : . Dalam pelaksanaannya perawat akan menghadapi berbagai situasi. Sehingga
perlu di terapkannya berfikir kritis yang memiliki enam sub-skill yaitu intrepretasi, analisis,
inferensi, evaluasi, eksplanasi, dan pengontrolan diri.. Kata Kunci : Perawat, berfikir kritis,
asuhan .

Latar Belakang
Dalam pengambilan keputusan, perawat memiliki peranan penting sehingga
pengambilan keputusan klinis yang akan diberikan kepada klien merupakan tanggung
jawab perawat . Berfikir dan belajar merupakan proses yang berkaitan . Seiring
berjalannya waktu, pengetahuan dan pengalaman klinis akan meningkatkan kemampuan
perawat untuk melakukan observasi,penilaian,serta membuat suatu pilihan. Berfikir
kritis menitikberatkan pada fikiran logis dan alasan yang mendasarinya(Di Vito-
Thomas,2005). Berfikir kritis merupakan proses kognitif yang aktif dan teroganisasi
yang digunakan untuk mengetahui pikiran seseorang dan pemikiran terhadap orang lain(
Chaffee 2002).
Berpikir kritis dalam asuhan keperawatan memberikan jaminan keamanan dan
memenuhi standar pelayanan.Berpikir kritis merupakan suatu pengujian yang rasional
terhadap beberapa ide, kesimpulan, prinsip, argumen, penjelasan, persoalan, pernyataan,
keyakinan dan tindakan, serta inti dari praktik keperawatan profesional (Taylor, 2006)
Kemampuan berpikir kritis dan disposisinya dapat digunakan ketika menyelesaikan
masalah keperawatan (Zori & Morrison, 2009). Perawat dalam melakukan berfikir kritis
tidak lah hanya memerlukan kemampuan kognitif akan tetapi juga afektif, sehingga
berfikir kritis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari asuhan keperawatan. Berfikir
kritis penting dilakukan sebelum mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan
karena berfikir kritis dalam keperawatan merupakan keterampilan berfikir perawat
untuk menguji berbagai alasan secara rasional sebelum mengambil keputusan dalam
asuhan keperawatan (Ignatavicius, & Workman, 2006)
Perawat yang menerapkan pemikiran kritis dalam memberikan asuhan akan fokus
terhadap bagaimana menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat dan
tidak akan membuat keputusan yang ceroboh.

Tujuan
Untuk mengetahui cara penerapan berfikir kritis dalam keperawatan dalam pemberian
asuhan kepada klien.

Metode
Metode yang saya lakukan menggunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukan
analisis data sekunder yaitu dengan kajian pustaka terhadap beberapa jurnal dan buku
cetak yang berkenaan dengan kajian saya.

Hasil
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat diharapkan dapat memberikan
tindakan yang tepat dan sesuai dengan target yang di harapkan. Jurnal dengan judul
Gambaran kemampuan berfikir kritis perawat primer dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta yang oleh penelitian ini menyatakan
bahwa “Hasil penelitian menunjukkan presentase terbanyak adalah responden berjenis
kelamin wanita (76,2%), memasuki usia dewasa awal (71,4%), berpendidikan DIII
Keperawatan (71,43%), memiliki masa kerja 5-10 tahun (66,7%), tidak memiliki
sertifikat terkait pelatihan perawatan intensif (90,5%). Hasil uji chi square dan spearman
ranks menunjukkan ada hubungan antara kompetensi dengan kemampuan berpikirkritis
(p value=0,035). Tidak ada hubungan jenis kelamin (p value=0,214), umur (p
value=0,716), tingkat pendidikan (p value=0,786), lama bekerja (p value=0,135),
kepemilikan sertifikat (p value=0,471), kecerdasan emosional (p value=0,496), cemas (p
value=0,269) dan motivasi (p value=0,052) dengan kemampuan berpikir kritis” .
sedangkan dengan jurnal pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan perawat
pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Hermina Bekasi tahun
2016 “Hasil penelitian dinyatakan ada pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan
perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan (p=0,026). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah Perawat yang berfikir kritis berpeluang 2,403 kali mampu
melakukan asuhan keperawatan dengan baik jika dibandingkan dengan perawat yang
kurang berfikir kritis”

Pembahasan
Hasil tersebut sesuai dengan Perry dan Potter (2010) yang menyatakan bahwa jika “
Asuhan keperawatan merupakan kegiatan kompleks yang menuntut keterampilan
kognitif, psikomotor dan afektif untuk menilai intuitive dan kreatifitas”. Dimana dalam
hal ini perawat akan selalu dihadapkan dengan situasi yang mengharus kan perawat
untuk berfikir cerdas yang akan memberikan asuhan keperawatan yang tepat terhadap
pasien.dari hasil dapat didapatkan bahwa perawat yang berfikir kritis memiliki peluang
yang lebih besar untuk melakukan asuhan keperawatan yang lebih baik di bandingkan
perawat yang kurang berfikir kritis.
Berfikirkritis tidak lah dapat dipisahkan dari keperawatan dimana perawat yang
mempunyai kemampuan berfikir kritis yang baik akan sadar akan hal-hal seperti ,
peristiwa dan orang lain. Berfikir kritis penting dilakukan sebelum mengambil
keputusan dalam asuhan keperawatan karena berfikir kritis dalam keperawatan
merupakan keterampilan berfikir perawat untuk menguji berbagai alasan secara ras
ional sebelum mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan akan maksimal dan jauh lebih baik. Penerapan berpikir
kritis juga dapat terlihat dari lama kerjanya seorang perawat dalam mememberikan
asuhan keperawatan,. Hal ini di dukung oleh Nursalam (2014) “semakin lama masa
kerja perawat maka semakin banyak pengalaman perawat tersebut dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan standar atau prosedur yang beraku, sehingga masa
kerja perawat secara tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien”
Menurut Pacione(2011) dan Potter and perry (2009) mengatakan bahwa berfikir kritis
memiliki enam sub-skill yaitu intrepretasi saperti mencari pola data lalu membuat pola
data serta menklarifikasi data yang belum jelas, analisis yaitu berfikiran terbuka dalam
melihat informasi pasien serta tidak membuat asumsi yang terburu buru serta ceroboh,
inferensi yaitu melihat data yang dikumpulkan serta melihat hubungan antar data yang
ada pakah data tersebut dapat membantu untuk mengetahui adanya masalah pasien,
evaluasi yaitu melihat data klien secara objective dan menggunakan kriteria untuk
menentukan hasil yang diharapkan atau tindakan keperawatan dimana evaluasi
dilakukan pada tindakan yang telah perawat kerjakan,eksplanasi menjelaskan dan
menyimpulkan apa yang perawat dapatkan dengan menggunakan semua pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki oleh perawat, pengontrolan diri dimana perawat melihat
kejadian dan menemukan cara bagaimana dapat memperbaiki kinerja perawat dan
menanyakan apa yang dapat membuat perawat merasa telah berhasil. Perilaku
pemikiran kritis perawat serta penerapannya dalam asuhan keperawatan adalah
percaya diri, berfikir independen, adil,bertanggung jawab dan otoritas, mau mengambil
resiko, presisten, kreatif, memiliki rasa ingin tau, integritas, dan rendah hati.

Penutup
Dari kajian ini di temukan bahwa penerapan berfikir kritis sangatlah penting bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Dalam pelaksanaannya perawat akan
menghadapi berbagai situasi. Sehingga perlu di terapkannya berfikir kritis yang
memiliki enam sub-skill yaitu intrepretasi, analisis, inferensi, evaluasi, eksplanasi, dan
pengontrolan diri. Pemikiran kritis juga di pengaruhi oleh beberapa hal seperti lama
masa kerja, jenjang pendidikan , kecerdasan emosional dan motivasi.
Referensi
Aprisunadi (2011), Hubungan Antara Berfikir kritis Perawat Dengan Kualitas Asuhan
Di Unit Perawatan Ortopedi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Jakarta: Universitas Indonesia

Deniati Kiki,dkk (2016). Gambaran Kemampuan Berfikir Kritis Perawat Primer Dalam
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal
Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), 12(1), 21-25.

Deswani (2009). Proses Keperawatan Dan Berfikir Kritis. Salemba Medika : Jakarta

Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019,Marc). Investigating nurses’ coping strategies in


their workplace as an Indicator of quality of nurses’ life in Indonesia: a
preliminary study. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
(vol. 248, no. 1, p.012031). IOP Publishing.

Hastuti, W (2017). Aplikasi Concept Mapping Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan


di Stase Maternitas. Nurscope. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. 3
(3). 19-26

Insani, Aldina Ayunda (2016). Berfikir Kritis Dasar Bidan Dalam Manajemen Asuhan
Kebidanan. Padang: Universitas andalas

Mubarak, Iqbal Wahit (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

Mulyaningsih (2013). Peningkatan Perilaku Caring Melalui Kemampuan Berfikir Kritis


Perawat. Jurnal Managemen Keperawatan . 1 (2), 100-106

Noorkasiani (2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan


Dokumentasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18 (1), 1-8
Patmawati, Try Ayu (2018) Efektifitas Metode Pembelajaran Klinik Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis dan Kepercayaan Diri Mahasiswa Keperawatan.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3 (2)
Potter Perry (2010). Fundamental Keperawatan buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika

Potter Perry (2010). Fundamental Keperawatan : Konsep Proses, dan Praktik,ed. 7,


vol.1. Jakarta: EGC

Simamora, R. H. (2013). Upaya Pembinaan Perawat di Rumah Sakit Ngesti Waluyo


Parakan Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), 8 (2).

Sudono Bambang (2017). Gambaran Kemampuan Berfikir Kritis Perawat Primer Dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal
Ilmu Keperawatan Indonesia 10 (1).

Sumijatun (2009) Menagemen Keperawatan Konsep Dasar dan Aplikasi Pengembilan


Keputusan Klinis. Jakarta: TIM

Anda mungkin juga menyukai