Anda di halaman 1dari 8

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Dewi Kurniati
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Email : dewikurniati.dk02@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan, Berpikir kritis merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki perawat.
Namun, metode pembelajaran yang biasa dilaksanakan belum dapat memfasilitasi
pengembangan kemampuan berfikir kritis mahasiswa keperawatan secara optimal. Berfikir
adalah merupakan salah satu fungsi otak dan fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik jika
tubuh dalam keadaan sehat dan lingkungan yang memberikan rangsangan. Untuk
melaksanakan proses perawatan perawat dituntut melakukan aktifitas kognitif dalam berpikir
kritis yang diperlukan beberapa komponon antara lain: pengetahuan, pengkajian, kompetensi,
sikap dan standar berpikir kritis dalam proses keperawatan mulai dari proses Pengkajian,
Diagnosis keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan dan evaluasi yang semuanya
merupakan standar praktek keperawatan professional. Perawat dalam memenuhi secara
komperhensif menggunakan keterampilan kritis dan professional sehingga pelayanan yang
diberikan bermutu bagi pasien maupun perawat sendiri.
Kata kunci : Berpikir kritis

ABSTRACT
Introduction, Critical thinking is the main ability that nurses must have. However, learning
methods that are commonly implemented have not been able to optimally facilitate the
development of critical thinking skills of nursing students. Thinking is one of the functions of
the brain and this function can work well if the body is in a healthy state and the environment
that provides stimulation. To carry out the process of nursing nurses are required to perform
cognitive activities in critical thinking that required several components including:
knowledge, assessment, competence, attitudes and standards of critical thinking in the
nursing process starting from the process of Assessment, Nursing Diagnosis, Nursing
Planning, Implementation and evaluation which all constitute standards of professional
nursing practice. Nurses in fulfilling comprehensively use critical and professional skills so
that the services provided are quality for both patients and nurses themselves.
Keywords: Critical thinking
PENDAHULUAN fikasi dan mengatasi masalah pasien dan
mengambil keputusan klinik. Sebagai
Berpikir kritis (critical thinking)
luarannya, berpikir kritis secara signifikan
merupakan kompetensi utama yang
berpengaruh terhadap perilaku caring
menunjang praktik klinik keperawatan
(Mulyaningsih, 2011), kualitas
(Simpson & Courtney 2002). Berpikir
asuhan keperawatan (Aprisunadi, 2012),
kritis merupakan pondasi bagi perawat
dan mendukung keamanan pasien (Alfaro-
untuk melakukan penalaran, mengidenti-
LeFevre 2011). Sehingga, berpikir kritis
1
menjadi capaian belajar utama dalam untuk mengembangkan keterampilan.
pendidikan keperawatan (Wilkinsom, Oleh karena itu, lingkungan belajar dapat
2011). Untuk melaksanakan proses mempengaruhi pengembangan kemampua
perawatan perawat dituntut melakukan berpikir kritis dan harus dieksplorasi lebih
aktivitas kognitif dalam berpikir kritis. lanjut. Pada penelitian Purvis (2009) yang
Kemampuan berpikir kritis tumbuh pada mewawaarai dan mengidentifikasi maha-
saat anda memperoleh pengetahuan baru siswa keperawatan di dapatkan bahwa
dalam prkatik keperawatan. Kataoka- metode ujian atau metode penilaian
Yahiro dan Saylor (1994) mengembang- mempengaruhi pengembangan keterampi-
kan model berpikir kritis yang meliputi lan berpikir kritis mereka. Selain itu,
tiga tingkat pemikiran kritis, yaitu: dasar, pada penelitian Kumm, Godfrey, Richards,
kompleks, dan komitmen. Berpikir kritis Hulen, & Ray (2016) didapatkan hasil
dalam pendidikan keperawatan merupakan bahwa mahasiswa mengalami kelemahan
komponen penting dari akuntabilitas di beberapa aspek salah satunya dalam
profe- sional dan asuhan keperawatan berpikir kritis. Sehingga, penelitian
berkualitas. Mahasiswa keperawatan tersebut menyarankan untuk mengetahui
diharapkan dapat berpikir kritis untuk lebih jauh tentang metode pembelajaran
memproses data yang kompleks dan yang tepat untuk mempersiapkan
membuat keputusan yang cerdas mengenai mahasiswa. Selain itu, pada penelitian
perencanaan dan pengelolaan mengingat Syahreni & Waluyanti (2007) didapatkan
pentingnya hal tersebut dalam pembuatan hasil bahwa pengalaman belajar sangat
keputusan, problem solving dan clinical penting dalam proses pembelajaran di
judgment, sedangkan kepercayaan diri FIKUI, dengan pengalaman belajar
mempengaruhi hampir setiap aspek mahasiswa akan memperoleh keterampilan
kehidupan individu, dari kemampuan berpikir kritis, prosedur, berinteraksi
individu untuk berpikir optimis dan dengan klien, dan teman sejawat serta
bertahan melalui kesulitan, serta dengan tim kesehatan lain dalam
pengembangan rasa percaya diri adalah pemberian asuhan keperawatan.
komponen utama pengambilan keputusan Berpikir kritis tidak hanya memerlukan
yang benar dalam konteks klinis. kemampuan kognitif, tetapi juga kebiasaan
(Carlos et al., 2014; Ludenberg & Kim, seseorang untuk bertanya, mempunyai
2016; Shin, Jung, Shin, & Kim, 2006). hubungan yang baik, jujur, dan selalu mau
Walaupun berpikir kritis dan untuk berpikir jernih tentang suatu
kepercayaan diri merupakan hal yang masalah (Facione, 1990).
penting, namun tidak semua mahasiswa
mampu melakukan hal tersebut, hal METODE
tersebut di sebabkan oleh beberapa faktor Literature Review ini menganalisis Artikel
seperti pada penelitian Shea & Bidjerano Jurnal dan buku-buku referensi yang
(2009) menyatakan bahwa faktor penting berfokus pada metode pembelajaran Klinik
dalam pengembangan pemikiran kritis yang mengaplikasikan kemampuan
tergantung pada tingkat kenyamanan berpikir kritis dalam proses keperawatan.
mahasiswa dan agar instruktur dapat
mengembangkan hal tersebut maka
instruktur harus membantu mahasiswa HASIL
mendapatkan kenyamanan dan keperca- Berdasarkan hasil yang di dapatkan
yaan diri dalam melakukan kegiatan metode pembelajaran yang dapat

2
meningkatkan proses pengaplikasian Komitmen
berpikir kritis dalam Keperawatan terdapat Tingkat ketiga dari pemikiran kritis adalah
beberapa tahap, antara lain : komitmen (Kataoka-Yahiro dan Saylor,
1994). Pada tahap ini seseorang dapat
Pemikiran Kritis Dasar mengantisipasi keadaan untuk menentukan
Pada tahap pemikiran kritis dasar, pelajar suatu pilihan tanpa bantuan orang lain.
mempercayai bahwa para ahli memiliki Apapun keputusan yang anda ambil, anda
jawaban yang benar untuk setiap masalah. akan mempertanggung jawabkan alternatif
Berpikir adalah nyata dan berdasar pada kompleks pada suatu masalah. Pada
setiap masalah. Contohnya, sebagai tingkat komitmen, anda memilih tindakan
mahasiswa-mahasiwi keperawatan, anda yang sesuai dengan alternatif pemecahan
menggunakan standar operasional rumah yang ada dan mendukungnya.
sakit pada saat memasukkan kateter Foley.
Anda akan mengikuti aturan tahap demi PEMBAHASAN
tahap tanpa mempertimbangkan kebutuhan Berpikir dan belajar adalah proses yang
klien secara individual (contoh : posisi berkaitan. Seiring berjalannya waktu,
untuk mengurangi nyeri atau membatasi pengetahuan dan pengalaman klinis akan
gerakan klien). Anda tidak memiliki meningkatkan kemampuan anda untuk
pengalaman yang cukup untuk melakukan observasi, penilaian, serta
mengantisipasi bagaimana menerapkan membuat suatu pilihan. Pada umumnya,
prosedur secara individual. Pemikiran definisi pemikiran klinis menitikberatkan
Kritis Dasar adalah satu tahap awal untuk pada pikiran logis dan alasan yang
mengembangkan suatu penjelasan mendasarinya (Di Vito-Thomas,2005).
(Kataoka-Yohiro dan Saylor, 1994). Pemikir yang kritis akan memperhatikan
Pemikir kritis pada tingkat dasar belajar apa yang penting dalam sebuah situasi,
menerima bagaimana berbagai opini dan membayangkan dan mengeksplorasi
nilai yang berbeda dari beberapa ahli semua alternatif, mempertimbangkan kode
(contoh : model instruktur dan staf etik, dan kemudian membuat suatu
perawat). keputusan.
Berpikir kritis adalah sebuah komitmen
Pemikiran Kritis Kompleks untuk berpikir jernih, tepat dan akurat,
Pemikiran Kritis Kompleks mulai dapat serta bertidak sesuai dengan keadaan.
memisahkan dirinya dari suatu aturan. Berpikir kritis tidak hanya memerlukan
Mereka menganalisis dan memeriksa kemampun kognitif, tetapi juga kebiasaan
pilihan-pilihan dengan lebih independen. seseorang untuk bertanya, mempunyai
Kemampuan berpikir dan keinginan untuk hubungan yang baik, jujur, dan selalu mau
melihat pendapat para ahli secara lebih untuk berpikir jernih tentang suatu
luas mulai terbentuk. Perawat belajar masalah. Perawat yang menerapkan
bahwa solusi alternatif dan mungkin pemikiran kritis dalam bekerja akan fokus
bertolak belakng mungkin diperlukan. terhadap penyelesaian masalah dan
Pada pemikiran kompleks, setiap solusi membuat keputusan, serta tidak akan
memiliki keuntungan dan resiko masing- membuat keputusan yang terburu-buru
masing yang harus dipikirkan dengan hai- ataupun ceroboh. Perawat yang bekerja
hati sebelum menentukan keputusan dalam situasi kritis seperti di unit gawat
terakhir. darurat sering bertindak terlalu cepat pada
saat ada masalah. Namun, perawat tersebut

3
telah berlatih disiplin dalam membuat Krulik dan Rudnick (Fachrurazi, 2011)
suatu keputusan untuk menghindari mengklasifikasikan keterampilan berpikir
keputusan yang terlalu cepat dan tidak ke dalam empat tingkat, yaitu: 1)
tepat. Belajar berpikir kritis akan menghafal (recall thinking), 2) dasar (basic
membantu anda untuk merawat klien thinking), 3) kritis (critical thinking), 4)
dimana anda akan menjadi seorang kreatif (creative thinking). Selanjutnya,
pemberi saran, dukungan, daan akhirnya King (1997) mengelompokkan keempat
dapat membantu klien untuk menentukan tingkatan berpikir tersebut menjadi dua
pilihan terkait dengan perawatan (Facione kemampuan berpikir, yaitu kemampuan
dan Facione, 1996) menentukan konsep berpikir dasar dan kemampuan berpikir
untuk berpikir kritis. Ilmu keperawatan tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar
berkembang sangat cepat dan akan selalu hanya terbatas pada hal-hal rutin dan
ada informasi baru yang dapat diterapkan bersifat mekanis, misalnya menghafal dan
dalam praktik. mengulang informasi yang pernah
Berpikir kritis merupakan tanda atau dipeolehnya. Sedangkan kemampuan
standar untuk perawat professional yang berpikir tingkat tinggi meliputi kemampu-
kompeten. Kemampuan untuk berpikir an pemecahan masalah, pengambilan
kritis, meningkatkan praktik klinik dan keputusan berpikir kritis dan berpikir
mengurangi kesalahan pada penilaian kreatif. Hal ini menunjukkkan bahwa salah
klinis adalah visi dari praktek keperawatan satu kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Di vito-Thomas, 2005). adalah kemampuan berpikir kritis.
Menurut Gaberson & Oermann, (2010) Baron dan Stemberg (1987) menyatakan
pemikiran kritis memungkinkan perawat bahwa berpikir kritis merupakan suatu
membuat penilaian yang beralasan dan pikiran yang difokuskan untuk
terinformasi dalam setting praktik dan memutuskan apa yang diyakini untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan dilakukan. Definisi ini merupakan
dalam situasi tertentu. Begitupun dengan gabungan dari lima hal dasar dalam
kepercayaan diri merupakan komponen berpikir kritis yaitu praktis, reflektif,
utama pengambilan keputusan yang benar masuk akal, keyakinan dan tindakan.
dalam konteks klinis dan untuk proses Pendapat serupa juga diungkapkan Ennis
penilaian terkait. Berbagai penelitian (1991) yang mendefinisikan bahwa
menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpikir kritis merupakan suatu proses
untuk bereaksi terhadap situasi darurat penggunaan kemampuan berpikir secara
meningkat saat faktor seperti latihan rasional dan reflektif yang bertujuan untuk
berulang dan latihan simulasi hadir (Carlos mengambil keputusan tentang apa yang
et al.,2014). diyakini atau dilakukan. Hal penting
Untuk meningkatkan keterampilan berpikir tentang berpikir ktitis menurut Ennis
kritis, penting untuk mempelajari (2011), yaitu berpikir kritis difokuskan ke
bagaimana menghubungkan pengetahuan dalam pengertian tentang sesuatu yang
dan teori dengan praktik. Kemampuan dilakukan dengan penuh kesadaran dan
anda untuk mengelola pengetahuan yang mengarah pada sebuah tujuan. Dimana
anda dapatkan di kelas, dari membaca atau salah satu tujuan utama yang sangat
dari hasil diskusi dengan pelajar lain, dan penting adalah untuk membantu seseorang
kemudian menerapkannya pada saat anda membuat suatu keputusan yang tepat dan
merawat klien adalah hal yang menantang. terbaik dalam hidupnya. Selain itu, Ennis
(1991) juga mengungkapkan bahwa ada

4
enam unsur dasar berpikir kritis yang Hal ini tentu saja membutuhkan
harus dikembangkan dalam pembelajaran kemampuan berpikir kritis yang mumpuni
yaitu; fokus, alasan, kesimpulan, situasi, dan kemampuan untuk menyelesaikan
kejelasan dan pemeriksaan secara masalah yang terjadi dengan baik serta
menyeluruh. Langkah awal dari berpikir bisa berkomunikasi dengan lancar dan
kritis adalah fokus terhadap masalah atau jelas (Fero et al, 2009).
mengidentifikasi masalah dengan baik, Perawat akan menemukan berbagai situasi
mencari tahu apa masalah yang sebenarnya dengan masyarakat dan pasien, anggota
dan bagaimana membuktikannya. Langkah keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya,
selanjutnya adalah memformulasi argumen sehingga penting berpikir kritis pada setiap
-argumen yang menunjang kesimpulan situasi. Perawat harus mengembangkan
mencari bukti yang menunjang alasan dari kemampuan berpikir kritis dalam
suatu kesimpulan sehingga kesimpulan menyelesaikan masalah dan pengalaman
dapat diterima atau dengan kata lain alasan baru yang menyangkut pasien dengan cara
yang diberikan harus dan sesuai dengan berpikiran terbuka, kreatif, percaya diri
kesimpulan. Jika alasan yang dikemukakan dan bijaksana. Perawat memiliki peranan
sudah tepat, maka harus ditunjukkan penting dalam mengambil keputusan klinis
seberapa kuatkah alasan itu dapat yang tepat dan akurat. Pengambilan
mendukung kesimpulan yang dibuat. keputusan klinis merupakan hal yang
Situasi juga merupakan hal penting yang membedakan antara perawat dan staf
harus diperhatikan dalam berpikir kritis teknis. Perawat profesional akan
karena aktifitas berpikir juga dipengaruhi mengambil tindakan yang cepat dan tepat
oleh lingkungan atau situasi yang ada ketika keadaan klien memburuk,
disekitar sehingga kesimpulan juga harus mendeteksi jika pasien mengalami
disesuaikan dengan situasi yang komplikasi serta memiliki inisiatif untuk
sebenarnya. Selain itu, istilah-istilah yang mengatasinya, potter dan Perry dalam
dipakai dalam suatu argumen harus jelas Aprisunadi, (2011).
sehingga kesimpulan dapat dibuat dengan Lulusan perawat akan sering di hadapkan
tepat dan hal penting terakhir yang harus pada pasien dengan berbagai macam
dilakukan adalah memeriksa secara situasi dan di tuntut untuk mampu berpikir
menyeluruh apa yang sudah ditemukan, kritis dan sistematis untuk menganalisa
dipelajari dan disimpulkan. sesuai penyakit yang diderita pasien,
Berpikir kritis dalam keperawatan (Indriasari, 2016). Haryanto, (2014) men-
merupakan komponen esensial dari dukung pendapat tersebut dengan
akuntabilitas profesional dalam asuhan menjelaskan rentang perawatan pasien di
keperawatan. Perawat diminta untuk bisa Rumah Sakit bervariasi mulai dari kasus
berfikir kritis dengan menggunakan yang ringan hingga kasus yang kompleks,
pengetahuan mengenai ilmu keperawatan sehingga menuntut perawat untuk berpikir
nya secara menyeluruh agar bisa kritis dan mempunyai waktu tanggap yang
memberikan perawatan yang efektif cepat.
(Billings, 2009). Seorang perawat harus Berpikir kritis memiliki kaitan dalam
memiliki kemampuan untuk menggali proses pengambilan keputusan dan
setiap perubahan yang terjadi pada kondisi penilaian klinis yang akan menjadi
pasien, memberikan pelayanan keperawat- penentu pemberian tindakan yang cepat
an mandiri, dan tanggap terhadap berbagai maupun pemberian asuhan keperawatan
permintaan dan bisa menentukan prioritas. yang profesional.

5
Facione, (2016) mengatatakan terdapat untuk mengetahui adanya masalah pasien
enam sub skill dalam berpikir kritis yaitu, (Potter & Perry, 2013). Penjelasan yaitu
interpretasi, analisis, evaluasi, inferen, mampu menyatakan hasil-hasil dari
penjelasan dan relugasi diri. (Potter dan penalaran seseorang, penalaran tersebut
Perry, 2013), menejelaskan penerapannya dari sisi konseptual (Facione, 2013).
dalam keperawatan. Interpretasi adalah Dalam keperawatan di aplikasikan untuk
proses memahami dan menyatakan menjelaskan penemuan dan kesimpulan
makna dari banyak bentuk pengalaman, yang dibuat oleh perawat, menggunakan
situasi, data, pemeriksaan atau kriteria. semua pengetahuan dan pengalaman
Interpretasi bagian sub skill yang perawat untuk menentukan cara yang tepat
mengkategorikan, signifikasi dan dalam merawat pasien (Potter &
menjelaskan makna (Facione, 2013). Perry,2013). Relugasi diri adalah secara
Perawat dapat mencari data secara berkala sadar diri memamtau kegiatan-kegiatan
dan sistematis agar dapat mengetahui data kognitif sesorang, unsur-unsur yang
yang kurang (Potter & Perry, 2013). digunakan dalam hasil yang diperoleh,
Analisis merupakan proses mengidentifi- terutama dengan menerapkan keahlian
kasi hubungan inferensial dan aktual di dalam analisi dan evaluasi untuk
antara pertanyaan, pernyataan, konsep, penilaiannya sendiri (Facion, 2013).
deskripsi untuk mengungkapkan keyakinn- Aplikasi pengontrolan diri dalam
an, penilaian, pegalaman, alasan, informasi keperawatan yaitu melihat kejadian yang
atau pendapat (Facione, 2013). Analisis tekah dialami dan menemukan cara
meliputi pengujian data, pendeteksian bagaimana dapat memperbaiki kinerja
argumen (Potter & Perry, 2013). perawat dan menanyakan apakah yang
Evaluasi yaitu representasi dari laporan dapat membuat perawat merasa lebih
atau deskripsi dari persepsi, pengalaman berhasil (Potter & Perry, 2013).
dan menaksir hubungan inferensial, Untuk mewujudkan mahasiswa yang dapat
deskripsi atau bentuk representasi lainnya berpikir kritis tersebut maka proses
(Facione,2013). Evaluasi dalam kepera- pembelajaran harus di ubah, dari onw-way
watan digunakan untuk melihat situasi traffic menjadi two-way traffic dan
secara objektif dan menggunakan kriteria interaktif menjadi sangat penting.
untuk menentukan hasil yang diharapkan Pembelajaran interaktif merupakan salah
atau tindakan keperawatan, evaluasi satu karakteristik Student-Centered
dilakukan pada tindakan yang telah Learning (SCL) yang berfokus pada
perawat kerjakan (Potter & Perry, 2013). peserta didik (Harsono, 2008). Salah satu
Inference berarti mengidentifikasi dan pendekatan SCL adalah PBL dimana
memperoleh unsur yang dipelukan untuk peserta didik sejak awal dihadapkan pada
membuat kesimpulan-kesimpulan yang suatu masalah, kemudian dilanjutkan
masuk akal, membuat dugaan dan dengan proses pencarian informasi yang
hipotesis, mempertimbangkan informasi bersifat Student-Centered. Proses
yang relavan dan menyimpulkan pendidikan yang terencana seperti PBL
konsekuensi dari data (Facione,2013). dapat menciptakan peserta didik menjadi
Dalam keperawatan aplikasi inferensi aktif dalam menggali potensi diri dan
yaitu melihat arti dari data yang berpikir kritis dalam menyelesaikan
dikumpulkan dan menentukan signifikansi permasalahan-permasalahan yang ada di
nya, apakah terdapat hubungan antar data, lingkungan kerja nyata (Arlan, Fitria,
apakah data tersebut dapat membantu Rafiyah, 2014). Problem based learning

6
(PBL) dalam pelaksanaannya juga Facione, (2016) mengatatakan terdapat
bertujuan agar mahasiswa dapat berpikir enam sub skill dalam berpikir kritis yaitu,
kritis dalam menyelesaikan kasus melalui interpretasi, analisis, evaluasi, inferen,
pendekatan koopratif. penjelasan dan relugasi diri. (Potter dan
Aliyu dkk (2014) mengatakan berpikir Perry, 2013), menejelaskan penerapannya
kritis dalam klinik keperawatan adalah dalam keperawatan. Interpretasi adalah
untuk mengambil keputusan dan proses memahami dan menyatakan
kemampuan untuk berpikir secara makna dari banyak bentuk pengalaman,
sistematis dan logis dengan keterbukaan situasi, data, pemeriksaan atau kriteria.
terhadap pertanyaan dan merenungkan
proses penalaran yang digunakan untuk DAFTAR PUSTAKA
memasstikan keamanan praktik Bambang Sudono,dkk.2017. Jurnal Ilmu
keperawatan dan kualitas caring. Keperawatan Indonesia, Vol 10, No.1.
Paul dalam Perry & Potter (2009) Gambaran Kemampuan berpikir kritis
menyatakan komponen sikap dianggap Perawat Primer dalam Asuhan
sebagai aspek sentral sebagai seorang Keperawatan di Rumah Sakit Islam
pemikir yang kritis, sikap-sikap yang Surakarta.
termasuk kepercayaan diri, kemandirian, Barbara Kozier. 2010. Fundamental of
integritas, pengambilan resiko, kreativitas, Nursing:concepts, process, and practi.
keadilan, kerendahan hati, keberanian. Jakarta : EGC
Cynthia Lee Terry, Aurara Weaver. 2013.
KESIMPULAN Keperawatan kritis. Yogyakarta :
Berpikir kritis adalah sebuah komitmen Rapha Publishing
untuk berpikir jernih, tepat dan akurat, Daniati,dkk. 2018. Jurnal kesehatan
serta bertidak sesuai dengan keadaan. holistik, vol 12, No.1, pengaruh
Berpikir kritis tidak hanya memerlukan Berpikir Kritis Terhadap kemampuan
kemampun kognitif, tetapi juga kebiasaan Perawat Pelaksana dalam melakukan
seseorang untuk bertanya, mempunyai asuhan keperawatan di Rumah Sakit
hubungan yang baik, jujur, dan selalu mau Hermina Bekasi
untuk berpikir jernih tentang suatu Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan
masalah. Menurut Gaberson & Oermann, Berpikir kritis. Jakarta : Selemba
(2010) pemikiran kritis memungkinkan Medika
perawat membuat penilaian yang beralasan M.Gaie Rubenfeld. 2006. Berpikir Kritis
dan terinformasi dalam setting praktik dan dalam keperawatan. Jakarta : EGC
memutuskan apa yang harus dilakukan Nursalam,Efendi,F.2008.Pendidikan dal-
dalam situasi tertentu. Begitupun dengan am keperawatan.Jakarta : Selemba
kepercayaan diri merupakan komponen Medika
utama pengambilan keputusan yang benar Fathi,A,7 Simamora,R.H. 2008.
dalam konteks klinis dan untuk proses Intesvinting nurses’coping strategies
penilaian terkait. Berbagai penelitian in their workplace as an indicator of
menunjukkan bahwa kepercayaan diri quality study. In IOP Conference
untuk bereaksi terhadap situasi darurat series : earth anda environmental
meningkat saat faktor seperti latihan science (vol. 248, No.1, p.0102031).
berulang dan latihan simulasi hadir (Carlos IOP Publishing
et al.,2014). Potter, Patrecia A 2009. Fundamental
Keperawatan.Jakarta :Selemba Medika

7
Potter, Patrecia A. 2010. Fundamental
Keperawatan Buku dua Edisi 7.
Jakarta : Selemba Medika

Potter, Perry. 2010. Fundamental of


Nursing buku 1 edisi 7. Jakarta :
Selemba Medika
Potter, Patrecia A, 2005. Buku ajar
Fundamental keperawatan :konsep,
proses, dan praktik. Jakarta : EGC
Syahreni,E,Waluyanti,F,T.2007.
Pengalaman mahasiswa S1 Keperawa-
tan program reguler dalam
pembelaja-ran klinik.Jurnal
keperawatan Indone-sia. 11(2),47-53
Sumijatun. 2009. Manajemen Keperawat-
an Konsep Dasar dan Aplikasi
pengambilan keputussan
klinis.Jakarta : Cv. Trans Info Media
Saleh, dkk. 2018. Jurnal Keperawatan
muhammadiyah, Efektifitas Metode
pembelajaran klinik terhadap
kemampuan berpikir kritis dan
kepercayaan diri Mahasiswa
Keperawatan.
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin.
2009. Ilmu kesehatan Masyarakat :
Teori dan Aplikasi. Jakarta : Selemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai