Anda di halaman 1dari 8

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM

PROSES KEPERAWATAN
TSAQILA NADHIFA HARAHAP / 191101051

Email: tsaqilaoppo@gmail.com

ABSTRAK

Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat
untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandumg elemen
berpikir kritis yang memungkinkan perawat membuat penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan
nalar. Berfikir kritis adalah salah satu kegiatan yang memerlukan ide ide serta gagasan yang cepat
dalam melakukan penilaian dan analisa rasional serta merumuskan kesimpulan dan membuat
keputusan. Tujuan: untuk menjelaskan bagaimana mengatasi kemampuan berpikir kritis mahasiswa
dalam proses keperawatan. Metode: metode yang dapat dilakukan adalah perlu dilakukan penilaian
prestasi akademik mahasiswa selama menempuh pendidikan dalam keperawatan. Hasil: berdasarkan
hasil dari prestasi belajar yang dicapai atau diperoleh dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kata Kunci: Berpikir Kritis, Proses Keperawatan

PENDAHULUAN

Berpikir kritis dalam pendidikan klinis. (Carlos et al., 2014; Ludenberg &
keperawatan merupakan komponen Kim, 2016; Shin, Jung, Shin, & Kim, 2006)
penting dari akuntabilitas profesional dan Walaupun berpikir kritis dan kepercayaan
asuhan keperawatan berkualitas. diri merupakan hal yang penting, namun
Mahasiswa keperawatan diharapkan tidak semua mahasiswa mampu
dapat berpikir kritis untuk memproses melakukan hal tersebut, hal tersebut
data yang kompleks dan membuat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
keputusan yang cerdas mengenai pada penelitian Shea & Bidjerano (2009)
perencanaan dan pengelolaan mengingat menyatakan bahwa faktor penting dalam
pentingnya hal tersebut dalam pengembangan pemikiran kritis
pembuatan keputusan, problem solving tergantung pada tingkat kenyamanan
dan clinical judgment, sedangkan mahasiswa dan agar instruktur dapat
kepercayaan diri mempengaruhi hampir mengembangkan hal tersebut maka
setiap aspek kehidupan individu, dari instruktur harus membantu mahasiswa
kemampuan individu untuk berpikir mendapatkan kenyamanan dan
optimis dan bertahan melalui kesulitan, kepercayaan diri dalam melakukan
serta pengembangan rasa percaya diri kegiatan untuk mengembangkan
adalah komponen utama pengambilan keterampilan. Oleh karena itu, lingkungan
keputusan yang benar dalam konteks belajar dapat mempengaruhi
pengembangan kemampuan berpikir kritis Team Based Learning / TBL
dan harus dieksplorasi lebih lanjut. bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis (Mcinerney
TUJUAN
& Fink (2003). TBL mampu
Tujuan dari pengkajian ini untuk mengembangkan atau meningkatkan
mengatasi kemampuan berpikir kritis semua keterampilan akademik umum
mahasiswa dalam proses keperawatan. serta rata rata semua keterampilan
berpikir kritis menurut Espey &
METODE
Walker (2012). TBL meningkatkan
metode yang dapat di lakukan adalah kinerja siswa dan meningkatkan
perlu dilakukan penilaian prestasi keterlibatan dan kepuasan siswa
akademik mahasiswa selama (Chung et al., 2009), lebih efektif
menempuh pendidikan dalam meningkatkan penalaran klinik dari
keperawatan dan mahasiswa dapat pada Problem Based Learning (Okubo
menjelaskan hubungan nnilai dengan et al., 2012). TBL meningkatkan
mampu berpikir kritis. Dan keterlibatan siswa, meningkatkan
menggunakan metode Teacher persiapan mahasiswa untuk kelas, dan
Centered Learning / TCL dengan mempromosikan pencapaian hasil
metode ceramah. Dan metode daripada metode ceramah (Allen et al.,
pembelajaran Team Based Learning / 2013). TBL menghasilkan perbaikan
TBL efektif untuk meningkatkan yang jauh lebih baik dan stabilitas
kemampuan berpikir kritis mahasiswa. dalam pengetahuan pemeriksaan
sistem saraf dari mahasiswa
HASIL
keperawatan dibandingkan dengan
berdasarkan hasil dari prestasi belajar metode ceramah tradisional
mahasiswa keperawatan yang dicapai (Maslakpak et al,. 2015). TBL mampu
atau diperoleh dapat mengetahui merangsang pengembangan pribadi
tingkat keberhasilan siswa dalam baru melalui kerangka mental yang
mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu dibangun di atas pengetahuan
mampu berpikir kritis dan dapat sebelumnya (Hrynchak et al., 2012).
menjelaskan hubungan nilai dengan Teori tersebut dikuatkan oleh
berpikir kritis. Dan juga Manfaat Team Michaelsen (2002) yang menyatakan
Based Learning berdasarkan hasil Team Based Learning (TBL) memiliki
beberapa penelitian menunjukkan karakteristik penekanan proses
pembelajaran bukan pada penyampaian PEMBAHASAN
informasi oleh pengajar melainkan Perawat merupakan unsur vital dalam
pada pengembangan keterampilan sebuah Rumah Sakit karena perawat
pemikiran analitis dan kritis terhadap merupakan penjalin kontak pertama
topik atau permasalahan yang dibahas dan terlama dengan pasien khususnya
Sedangkan berpikir kritis adalah suatu pasien rawat inap, dengan tugas utama
proses penilaian yang menghasilkan perawat adalah memberikan asuhan
interpretasi, analisis, evaluasi, keperawatan dari pengkajian,
kesimpulan, serta penjelasan terhadap penegakan diagnose keperawatan,
suatu kejadian, konsep, metode, intervensi, implementasi sampai
pernyataan, pandangan, dan atau dengan evaluasi (Potter & Perry,
pertimbangan kontekstual dimana 2009). Menurut Gaberson & Oermann,
penilaian itu didasarkan (Oja, 2011). (2010) pemikiran kritis memungkinkan
Sementara itu faktor yang perawat membuat penilaian yang
mempengaruhi berpikir kritis selama di beralasan dan terinformasi dalam
pendidikan menurut Bissell dan setting praktik dan memutuskan apa
Lemons (2006) adalah kurikulum yang harus dilakukan dalam situasi
pembelajaran yang diterapkan. tertentu. Begitupun dengan
Mengingat pentingnya proses kegiatan kepercayaan diri merupakan komponen
pembelajaran harus mengarah pada utama pengambilan keputusan yang
pembelajaran orang dewasa maka benar dalam konteks klinis dan untuk
diperlukan adanya penelitian untuk proses penilaian terkait.
membandingkan antara metode
Ingram (2008) mengatakan berfikir
pembelajaran SCL (TBL) dengan TCL
kritis dalam keperawatan merupakan
(ceramah) sehingga mampu
komponen yang sangat penting dari
memberikan pertimbngan dalam
akuntabilitas professional dan salah
menentukan kebijakan metode
satu penentu kualitas asuhan
pembelajaran yang sesuai dengan
keperawatan yang akan diberikan
perkembangan dunia keperawatan
kepada pasien. Perawat yang memiliki
yang pada akhirnya kemampuan
kemampuan berfikir kritis akan
berpikir kritis mahasiswa dapat
menunjukkan sikap keberanian
ditingkatkan.
intelektual, berfikir terbuka, fleksibel,
berfikir analisa, sistematis, percaya
diri, rasa ingin tahu, dewasa, berpikir kritis sebagai bekal awal
kreatifitas, intuisi dan pemikiran seorang mahasiswa dalam mengikuti
mendalam. Berfikir kritis penting perkuliahan. Hal ini disbebabkan
dilakukan sebelum mengambil karena sebagian besar kompetensi
keputusan dalam asuhan keperawatan keperawatan yang harus dicapai oleh
karena berfikir kritis dalam seorang perawat membutuhkan
keperawatan merupakan keterampilan kemampuan menganlisa masalah
berfikir perawat untuk menguji secara kritis untuk kemudian
berbagai alasan secara rasional menentukan keputusan yang harus
sebelum mengambil keputusan dalam diambil dalam rangka membantu
asuhan keperawatan sehingga asuhan mengatasi masalah pasien.
keperawatan yang diberikan akan
Hubungan Nilai dengan
maksimal dan jauh lebih baik.
Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan Berpikir Kritis
Kozier (2001), menyebutkan bahwa
Berpikir adalah aktivitas yang sifatnya untuk dapat memberikan asuhan
mencari ide atau gagasan dengan keparawatan pada pasien dengan baik
menggunakan berbagai ringkasan yang maka seorang perawat harus mampu
masuk akal. Berpikir juga diartikan menerapkan konsep berpikir kritis
sebagai proses menimbang-nimbang pada setiap tahapan proses
dalam ingatan. Maryam (2008 : 2) keperawatan, mulai dari pengkajian
mendefiniskan berpikir sebagai suatu sampai evaluasi. Kamampuan berpikir
proses sensasi, persepsi, dan kritis merupakan salah satu komponen
memori/ingatan, berpikir kognitif yang dimiliki oleh seorang
menggunakan lambing (visual atau mahasiswa dalam mengkuti
gambar), serta adanya suatu penarikan perkuliahan yang dipengaruhi tingkat
kesimpulan yang disertai proses atau kualitas intelegensi IQ (Azwar
pemecahan masalah. Berpikir kritis 2009). Individu yang mempunyai
adalah pengujian secara rasional tingkat IQ tinggi secara umum akan
terhadap ide-ide, kesimpulan, mempunyai kemampuan berpikir kritis
pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, lebih baik (Sobur,2010).
kepercayaan, dan tindakan. Pada
Proses keperawatan merupakan suatu
proses pembelajaran di akademi
metode pemecahan masalah
perawatan dibutuhkan kemampuan
keperawatan yang dialami seorang keperawatan karena membantu
pasien. Proses keperawatan merupakan memecahkan masalah Hasil penelitian
suatu system terbuka dimulai dari ini mendukung penelitian Allen et al.,
pengkajian atau pengumpulan data (2013) yang membuktikan bahwa
sampai dengan evaluasi. Setiap Team Based Learning meningkatkan
langkah dalam proses keperawatan keterlibatan mahasiswa, meningkatkan
membutuhkan kemampuan kognitif persiapan mahasiswa untuk kelas, dan
dan berpikir kritis dalam menganalisa mempromosikan pencapaian hasil
hasil – hasil yang diperoleh. daripada metode ceramah. Begitu juga
(Maryam,2008). Hasil penelitian penelitian Maslakpak et al., (2015)
menunjukkan bahwa mahasiswa yang yang mengemukakan bahwa Team
mempunyai IQ tinggi cenderung Based Learning mampu menghasilkan
memiliki kemampuan berpikir kritis perbaikan yang jauh lebih baik dan
yang lebih baik. Kondisi ini terjadi stabilitas dalam pengetahuan
karena individu dengan IQ yang tinggi mahasiswa keperawatan dibandingkan
cenderung akan lebih baik dan cepat dengan metode ceramah tradisional.
dalam menggabungkan berbagai Serta penelitian Espey & Walker
macam informasi dan situasi untuk (2012) membuktikan bahwa Team
mengambil suatu keputusan secara Based Learning mampu
kritis. mengembangkan atau meningkatkan
semua keterampilan akademik umum
Perbedaan pengaruh penerapan
serta rata-rata semua keterampilan
metode pembelajaran Team Based
berpikir kritis. Begitu pula Mcinerney
Learning terhadap kemampuan
& Fink (2003) yang mengungkapkan
berpikir kritis
bahwa Team Based Learning banyak
TBL mampu merangsang bermanfaat untuk meningkatkan
pengembangan pribadi baru melalui kemampuan berpikir kritis. Hasil
kerangka mental yang dibangun di atas penelitian ini membuktikan adanya
pengetahuan sebelumnya (Hrynchak & perbedaan antara metode Team Based
Batty, 2012), serta meningkatkan Learning dengan metode ceramah
kemampuan penalaran klinis (Parmelee dalam meningkatkan kemampuan
et al., (2009). Begitu pula Chan (2012) berpikir kritis mahasiswa. Adanya
yang menyatakan bahwa berpikir kritis peningkatan yang signifikan yang
sangat penting dalam pendidikan berarti pada metode pembelajaran
Team Based Learning dari pertemuan Keperawatan Medikal Bedah II
pertama sampai ke tujuh, yang hal ini
Mahasiswa Semester VII Program
berarti semakin banyak mahasiswa
Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Sekolah
mendapatkan pembelajaran dengan
metode pembelajaran Team Based Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
Learning maka kemampuan mahasiswa
Tahun Akademik 2012-2013. Jurnal
dalam berpikir kritis akan semakin
Pendidikan, 13(2), 1693-4164.
baik. Yang hal ini berbeda pada
mahasiswa yang mendapatkan
Asdiwinata, I, N, Yundari, A, I, Puspawati, N,
pembelajaran dengan metode ceramah.
P, D. (2019). Metakognisi Sebagai

Faktor Yang Mempengaruhi


PENUTUP
Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Berfikir kritis adalah salah satu
Pembelajaran Keperawatan Gawat
kegiatan yang memerlukan ide ide
Darurat. Prosiding Semminar
serta gagasan yang cepat dalam
melakukan penilaian dan analisa Nasional, 21-16.
rasional serta merumuskan kesimpulan
dan membuat keputusan (Potter, Deniati, K, Anugrahwati, R & Suminarti, T.
Griffin,1997). (2018). Pengaruh Berpikir Kritis

Proses keperawatan merupakan suatu Terhadap Kemampuan Perawat


metode pemecahan masalah
Pelaksana Dalam Melakukan Asuhan
keperawatan yang dialami seorang
Keperawatan Di Rumah Sakit
pasien.
Hermina Bekasi Tahun 2016. Jurnal

Kesehatan Holistik, 12(1).


DAFTAR PUSTAKA

Angkotasan, I, Y, Subiyanto, P, Syarifah, N Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan

& Angkotasan, N. (2015). Hubungan Berpikir Kritis. Jakarta: Selemba

Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Medika.

Prestasi Belajar Mata Kuliah


Diyono, Ariasti, D. (2015). Hubungan Effectiveness at Hospital Nurses in

Intelegence Quatient (IQ) Dengan Medan, North Sumatra. Editorial

Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Preface From the Desk of Managing

Proses Keperawatan. Jurnal Editor…, 10(9).

Keperawatan Intan Husada, 1(1),


Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., &
2338-5375.
Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja

Indriatie. (2013). Berpikir Kritis Dalam perawat dalam pemberian asuhan

Proses Keperawatan.Jurnal keperawatan melalui pelatihan ronde

Keperawatan. 6(2), 1979-8091. keperawatan di rumah sakit royal

prima medan. Jurnal pengabdian


Nuryanti, L,. Zubaidah, S,. Diantoro, M,.
kepada masyarakat, 23(2), 300-304.
(2018). Analisis Kemampuan Berfikir

Kritis Siswa SMP. Jurnal Sudono, B, Setya, D, & Ating Tyas, A.

Pendidikan,3(2): 155-158. (2017) .Gambaran Kemampuan

Berpikir Kritis Perawat Primer Dalam


Patmawati, T, A, Saleh, A, & Syahrul, S.
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di
(2018). Efektivitas Metode
Rumah Sakit Islam Surakarta.Jurnal
Pembelajaran Klinik Terhadap
Ilmu Keperawatan Indonesia, 10(1).
Kemampuan Berpikir Kritis Dan

Kepercayaan Diri Mahasiswa Tyas, L, W. (2017). Perbedaan Metode Team

Keperawatan: A Lietarature Review. Based Learning Dengan Metode

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, Ceramah Terhadap Peningkatan

3(2). Kemampuan Berpikir Kritis

Mahasiswa Keperawatan. Jurnal


Simamora, R. H. (2019). Socialization of
Ilmiah Kesehatan, 6(2), 2252-3847.
Information Technology Utilization

and Knowledge of Information System

Anda mungkin juga menyukai