1Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Bekasi. Email: deniati_kiki@yahoo.com
2Dosen Akademi Keperawatan Manggala Jakarta. Email: riaanugrahwatirusdin@gmail.com
3Kepala Seksi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Email: tini.suminarti@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan perawat pelaksana
dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Hermina Bekasi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 104 perawat pelaksana, dengan tehnik pengambilan
sampel total sampling. Analisis statistic yang digunakan yaitu Chi-Squaer. Hasil penelitian dinyatakan ada
pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan
(p=0,026). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Perawat yang berfikir kritis berpeluang 2,403 kali mampu
melakukan asuhan keperawatan dengan baik jika dibandingkan dengan perawat yang kurang berfikir kritis.
Diharapkan Rumah Sakit mengembangkan program jurnal reading dan menjadikan budaya baca riset-riset
keperawatan baik nasional maupun internasional sebagai penambahan ilmu pengetahuan dan kebutuhan bagi
perawat pelaksana serta selalu mengasah dan melatih kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan ronde
keperawatan.
21
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari 2018: 21-25
PENGARUH BERFIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKUKAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI TAHUN 2016
dengan memiliki karakteristik percaya diri, berfikir (2014) mengatakan bahwa dalam pengambilan
mendalam, keadilan, tanggung jawab dan keputusan yang tepat tentunya harus didasari
akuntabilitas, mengambil resiko, disiplin, kegigihan, dengan kemampuan seorang perawat dalam
kreatif, rasa ingin tahu, integritas dan randah hati, berfikir secara kritis. Perawat harus mampu
dimana karakteristik tersebut dapat dilihat dari mengidentifikasi masalah pasien dan memilih
sikap dalam memberikan asuhan keperawatan dari solusi intervensi yang tepat, karena perawat akan
keterlibatan, kedewasaan untuk mengontrol emosi menghadapi bermacam-macam situasi klinis yang
dan inovasi (Deswani, 2009). berhubungan dengan pasien dimana hal ini tak
Berfikir kritis menjadi bagian yang tak lepas dari kemampuan perawat dalam berfikir
terpisahkan dari asuhan keperawatan yang krittis, karena dengan berfikir secara kritis perawat
dilakukan oleh perawat. Berfikir kritis penting dapat mengambil keputusan secara sistematis dan
dilakukan sebelum mengambil keputusan dalam tepat dalam setiap tahapan asuhan keperawatan
asuhan keperawatan karena berfikir kritis dalam yang dilakukan.
keperawatan merupakan keterampilan berfikir
perawat untuk menguji berbagai alasan secara METODE PENELITIAN
rasional sebelum mengambil keputusan dalam Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
asuhan keperawatan (Ignatavicius, & Workman, metode penelitian survey analitik dengan
2006). pendekatan Cross Sectional yaitu untuk
Hal tersebut dikuatkan oleh penelitian yang mengetahui pengaruh berfikir kritis terhadap
dilakukan oleh Aprisunadi (2011) yang kemampuan perawat pelaksana dalam melakukan
mengatakan bahwa terdapat hubungan yang asuhan keperawatan di Rumah Sakit Hermina
bermakna antara berfikir kritis perawat dengan Bekasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
kualitas diagnosis keperawatan di unit orthopedic seluruh perawat pelaksana yang ada di ruang
yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yang rawat inap Rumah Sakit Hermina Bekasi sebanyak
dilakukan dari 45 responden perawat di ruang 104 responden dengan tehnik pengambilan sampel
orthopedic didapatkan 25 (78,1%) responden yang menggunakan total sampling.
memiliki kecendrugan berfikir kritis mempunyai Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
peluang 5,714 kali untuk membuat diagnosis yang Hermina Bekasi pada bulan Juni 2016. Instrumen
berkualitas dibandingkan dengan responden yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tidak cenderung berfikir kritis. kuesioner yang terdiri dari kuesioner A yang berisi
Hal ini juga senada dengan hasil penelitian tentang usia, jenis kelamin, pendidikan terahir dan
yan dilakukan oleh Rusmegawati 2011 yang lama kerja responden. Kuesioner B tentang berfikir
mengatakan bahwa ada pengaruh supervise kritis terdiri dari 35 soal dan kuesioner C tentang
terhadap keterampilan berfikir kritis perawat dalam asuhan keperawatan yang terdiri dari 20 soal
melaksanakan asuhan keperawatan. Hasil dengan menggunakan skala likert.
penelitian tersebut sesuai dengan teori Ignatavicius Pengolahan data dilakukan dengan
& Workman (2006) yang mengungkapkan bahwa menggunakan langkah editing, coding, entry data
berfikir kritis merupakan kompetensi yang perlu dan clearing data. Selanjutnya data diolah secara
dimiliki oleh perawat agar dapat memberikan univariat untuk melihat distribusi frekuensi masing-
asuhan keperawatan yang berkualitas karena masing variabel frekuensi dari masing-masing
berfikir kritis sangat berkaitan dengan pengambilan variabel baik dari variabel independen, variabel
keputusan dan penilaian klinis yang tepat. dependen maupun variabel karakteristik responden
Rumah Sakit Hermina merupakan salah dan secara bivariate untuk mengetahui adanya
satu Rumah Sakit swasta yang memiliki kualitas pengaruh variabel independen terhadap variabel
asuhan keperawatan baik dangan penilaian dependen dengan menggunakan chi-square dan
mencapai 89% pada bulan Februari tahun 2016 analisa multivariate untuk mengetahui pengaruh
berdasarkan standar internal Hermina Hospital variabel independen dan variabel counfounding
Group (HHG) yang mengacu pada Doengoes. terhadap variabel dependen dengan menggunakan
Melihat indikator penilain internal yang uji regresi logistic ganda.
dilakukan oleh HHG maka tampak bahwa tingginya
mutu asuhan keperawatan yang dimiliki Rumah HASIL PENELITIAN
Sakit Hermina tidak lepas dari kemampuan Hasil penelitian didasarkan pada analisa
perawat dalam melakukan ketepatan tindakan dan univariat, bivariat dan multivariat. Adapun analisis
ketepatan pengambilan keputusan dalam tiap hasil penelitian univariat, terdiri dari: usia, jenis
tahapan dalam asuhan keperawatan. Hariyati kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja
Kiki Deniati1 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Bekasi. Email: deniati_kiki@yahoo.com
Ria Anugrahwati2 Dosen Akademi Keperawatan Manggala Jakarta. Email: riaanugrahwatirusdin@gmail.com
Tini Suminarti3 Kepala Seksi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Email: tini.suminarti@yahoo.com
22
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari 2018: 21-25
PENGARUH BERFIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKUKAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI TAHUN 2016
Tabel 1.
Distribusi, Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja dan Berfikir Kritis
Pada Perawat di Rawat Inap Dengan Asuhan Keperawatan
Di Rumah Sakit Hermina Bekasi Juni (N=104)
Pada tabel 1. didapatkan bahwa sebanyak kritis kurang Distibusi lama kerja terbesar
42 responden (62,7%) dengan berfikir kritis baik yaitu < 10 tahun dengan 35 responden (54,7%)
memiliki kemampuan yang baik pula dalam memiliki kemampuan melakukan asuhan
melakukan asuhan keperawatan, sedangkan untuk keperawatan kurang, sedangkan responden
responden yang berfikir kritisnya kurang dengan lama kerja ≥10 tahun distribusi terbesar 27
didapatkan distribusi terbesar 23 responden responden (67,5%) memiliki kemampuan
(62,2%) dengan kemampuan melakukan asuhan melakukan asuhan keperawatan baik. Hasil
keperawatan kurang. Hasil analisis menunjukkan analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara
bahwa ada hubungan antara berfikir kritis dengan Lama Kerja dengan kemampuan melakukan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan asuhan keperawatan (p< 0,05). Analisa lebih lanjut
(p=0,026). Analisis lebih lanjut menunjukkan menunjukkan bahwa responden dengan lama kerja
bahwa responden dengan kemampuan berfikir ≥10 tahun mempunyai peluang 2,507 kali memiliki
kritis baik mempunyai peluang 2,760 kali mampu kemampuan melakukan asuhan keperawatan
melakukan asuhan keperawatan dengan baik dengan baik dibandingkan dengan responden yang
dibandingkan dengan responden dengan berfikir lama kerja < 10 tahun. Tahap selanjutnya adalah
analisa multivariate dengan tahapan seleksi
kandidat sampai dengan pemodelan akhir.
Kiki Deniati1 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Bekasi. Email: deniati_kiki@yahoo.com
Ria Anugrahwati2 Dosen Akademi Keperawatan Manggala Jakarta. Email: riaanugrahwatirusdin@gmail.com
Tini Suminarti3 Kepala Seksi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Email: tini.suminarti@yahoo.com
23
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari 2018: 21-25
PENGARUH BERFIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKUKAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI TAHUN 2016
Tabel 2.
Hasil Seleksi Bivariat Untuk Kandidat Model pada Berfikir Kritis dan Karakteristik Dengan
Kemampuan Melakukan Asuhan Keperawatan di RS Hermina Bekasi
Periode Juni 2016 (N=104)
Variabel P Value
Berfikir Kritis 0,027*
Lama Kerja 0,043*
*Variabel dengan α < 0,25 (kandidat multivariat masuk ketahap selanjutnya)
Pada tabel 2. menunjukkan bahwa P Value sangat penting dari akuntabilitas professional dan
< 0,25 sehingga variabel berfikir kritis dan lama salah satu penentu kualitas asuhan keperawatan
kerja masuk pada tahap pemodelan multivariate. yang akan diberikan kepada pasien. Perawat yang
Tahap berikutnya adalah variabel berfikir kritis dan memiliki kemampuan berfikir kritis akan
lama kerja dianalisis dengan uji regresi logistic menunjukkan sikap keberanian intelektual, berfikir
ganda. Pada pemodelan pertama yang dikeluarkan terbuka, fleksibel, berfikir analisa, sistematis,
adalah variabel lama kerja (p=0,074), dari hasil percaya diri, rasa ingin tahu, dewasa, kreatifitas,
analisis ternyata terjadi perubahan nilai OR intuisi dan pemikiran mendalam. Teori tersebut
setelah variabel lama kerja dikeluarkan yaitu sesuia dengan penelitian yang dilakuka oleh
sebesar 14,85%, karena perubahan OR > 10 % Aprisunadi (2011) yang mengatakan bahwa
maka lama kerja masuk ke dalam pemodelan terdapat hubungan yang bermakna antara berfikir
akhir. Perawat yang berfikir kritis berpeluang 2,403 kritis perawat dengan kualitas diagnosis
kali mampu melakukan asuhan keperawatan keperawatan di unit orthopedic.
dengan baik jika dibandingkan dengan perawat Hal ini juga senada dengan hasil penelitian
yang kurang berfikir kritis setelah dikontrol oleh yang dilakukan oleh Rusmegawati (2011) yang
lama kerja (CI 95%: 1,027- 5,622). Perawat yang mengatakan bahwa ada pengaruh supervise
memiliki lama kerja ≥ 10 tahun berpeluang 2,144 terhadap keterampilan berfikir kritis perawat dalam
kali mampu melakukan asuhan keperawatan melaksanakan asuhan keperawatan. Hasil
dengan baik jika dibandingkan dengan perawat penelitian tersebut sesuai dengan teori Ignatavicius
yang lama kerjanya < 10 tahun setelah dikontrol & Workman (2006) yang mengungkapkan bahwa
oleh berfikir kritis (CI 95%: 0,917 - 5,015). berfikir kritis merupakan kompetensi yang perlu
dimiliki oleh perawat agar dapat memberikan
PEMBAHASAN asuhan keperawatan yang berkualitas karena
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berfikir kritis sangat berkaitan dengan pengambilan
responden yang berfikir kritis baik lebih banyak keputusan dan penilaian klinis yang tepat.
dibandingkan dengan responden yang berfikir kritis Hasil analisis peneliti lebih lanjut didapatkan
kurang. Hasil analisis menunjukkan adanya bahwa responden yang berfikir kritis mempunyai
pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan peluang 2,760 kali untuk dapat melakukan asuhan
perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan dengan baik dibandingkan dengan
keperawatan (p=0,026). responden yang berfikir kritisnya kurang. Berfikir
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori kritis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
Perry dan Potter (2010) yang mengatakan bahwa asuhan keperawatam. Perawat dengan
asuhan keperawatan merupakan kegiatan kemampuan berfikir kritis yang baik akan
kompleks yang menuntut keterampilan kognitif, menyadari perannya dan identitas diri dalam
psikomotor dan afektif untuk menilai intuitive dan kaitannya dengan hal-hal, peristiwa dan orang lain.
kreatifitas. Dalam melakukan asuhan Berfikir kritis penting dilakukan sebelum mengambil
keperawatan, perawat akan menghadapi keputusan dalam asuhan keperawatan karena
bermacam-macam situasi klinis sehingga perawat berfikir kritis dalam keperawatan merupakan
harus mampu berfikir cerdas dalam setiap situasi keterampilan berfikir perawat untuk menguji
yang dihadapinya untuk mampu membuat berbagai alasan secara rasional sebelum
keputusan yang tepat dan akurat terhadap asuhan mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan
keperawatan yang dilakukan kepada pasien. sehingga asuhan keperawatan yang diberikan
Ingram (2008) mengatakan berfikir kritis akan maksimal dan jauh lebih baik.
dalam keperawatan merupakan komponen yang
Kiki Deniati1 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Bekasi. Email: deniati_kiki@yahoo.com
Ria Anugrahwati2 Dosen Akademi Keperawatan Manggala Jakarta. Email: riaanugrahwatirusdin@gmail.com
Tini Suminarti3 Kepala Seksi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Email: tini.suminarti@yahoo.com
24
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 12, No.1, Januari 2018: 21-25
PENGARUH BERFIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKUKAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT HERMINA BEKASI TAHUN 2016
Sedangkan dari variabel counfounding yang yang melatih mahasiswa untuk dapat berfikir kritis
dominan berpengaruh terhadap kemampuan dalam setiap melakukan tindakan seperti
melakukan asuhan keperawatan adalah lama kerja menerapkan metode belajar metode seven jump.
(p=0,045), analisa lebih lanjut menunjukkan bahwa Diharapkan hasil penelitian ini dapat
responden dengan lama kerja ≥ 10 tahun dikembangkan oleh peneliti lain dengan
mempunyai peluang 2,507 kali untuk dapat menggunakan variabel-variabel lain yang
melakukan asuhan keperawatan dengan baik berpengaruh terhadap kemampuan melakukan
dibandingkan dengan responden yang lama asuhan keperawatan seperti uji kompetensi dan
kerjanya < 10 tahun. pelatihan serta lebih dikaji dari factor-faktor berfikir
Hal ini sesuai dengan penelitian yang kritis
dilakukan oleh Aprisunadi (2011) yang
mangatakan bahwa masa kerja memiliki kontribusi DAFTAR PUSTAKA
yang bermakna dalam hubungan berfikir kritis
dengan kualitas asuhan keperawatan. Hasil Aprisunadi. (2011). Hubungan Berfikir Kritis
penelitian ini juga didukung oleh teori yang Perawat dengan Kualitas Asuhan
disampaikan oleh Nursalam (2014) yang Keperawatan di Unit Perawatan Orthopedi
mengatakan semakin lama masa kerja perawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
maka semakin banyak pengalaman perawat Jakarta. Tesis FIK UI. Tidak Dipublikasikan.
tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan standar atau prosedur yang beraku, Cristensen, P.J., & Kenney, J.W., (2009). Proses
sehingga masa kerja perawat secara tidak Keperawatan, Aplikasi Model Konseptual
langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan (Terjemahan dari Nursing Proses: Aplication
asuhan keperawatan kepada pasien. Of Conceptual Model 4th Ed). Jakarta: EGC
Kiki Deniati1 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia, Bekasi. Email: deniati_kiki@yahoo.com
Ria Anugrahwati2 Dosen Akademi Keperawatan Manggala Jakarta. Email: riaanugrahwatirusdin@gmail.com
Tini Suminarti3 Kepala Seksi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Email: tini.suminarti@yahoo.com
25