PENTINGNYA BERPIKIR KRITIS BAGI SEORANG CALON PERAWAT
Semakin berkembanganya ilmu keperawatan, perawat semakin dituntut
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dalam memberikana pelayanan kesehatan.Perawat mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga setiap upaya harus dilakukan dengan baik dan benar agar dapat meningkatan pelayanan kesehatan.Keperawatan sebagai profesi dan tenaga profesional bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Perawat merupakan tenaga medis yang memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan,perawat juga merupakan profesi yang pada umumnya akan memberikan pelayanan yang konstan dan terus menerus selama 24 jam kepeda pasien setiap hari.Dalam menjalankan tugasnya seorang perawat akan dihadapkan dalam situasi klinis yang mungkin berkaitan dengan pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam situasi tersebut perawat penting mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut pasien,keluarga pasien dan tenaga medis lainnya dengan cara efektiif, percaya diri, berpikir terbuka dan kreatif. Pelayanan keperawatan didasarkan pada pendekatan pengambilan keputusan yang dapat ditingkatkan dengan cara berpikir kritis. Dalam keperawatan berpikir kritis adalah keterampilan berpikir perawat menguji berbagai alasan secara rasional sebelum mengambil keputusan dalam asuhankeperawatan. Berpikir kritis merupakan komponen yang penting dalam keperawatan dikarenakan semakin kompleksnya pengambilan keputusan dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk mengatasi masalah klien sehingga tidak menimbulkan resiko yang dapat merugikan klien. Diera sekarang masih perawat belum sepenuhnya dapat berpikir kritis dalam menangani situasi klinis di rumah sakti sehingga tidak jarang masih ditemukan kesalahan-kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan.Untuk mewujudkan perawat yang memberikan pelayanan dengan cara berpikir kritis maka dibutuhkan penerapan sub skill dalam berpikir kritis sehingga ketika perawat sudah mampu berpikir kritis maka pelayanan kesehatan juga akan semakin meningkat.
Proses Berpikir kritis
Berpikir kritis juga membutuhkan beberapa proses intelektual aktif yang esensial dalam pengumpulan data, pengambilan keputusan, penyusunan prioritas, penyelesaian masalah dan perencanaan asuhan keperawatan. Proses ini meliputi : 1.Berpikir rasional, logis dan beralasan yaitu pembuatan hubungan antara bukti solid, observasi dan fakta. 2. Berpikir reflektif yaitu, meluangkan waktu untuk meneliti dan menganalisa data yang secara akurat mengidentifikasi masalah pasien dan akhir kesehatan yang diinginkan. 3. Berpikir otomotif yaitu, berpikir dengan sendiri, tidak hanya menerima atau dapat memanipulasi oleh pandangan lain. 4. Berpikir kreatif yaitu, kemampuan untuk membina hubungan, mentransfer informasi kedalam situasi baru atau merancang pilihan alternative dan menemukan penyelesaian dalam masalah. 5. Memutuskan konklusi dan tindakan yaitu, dapat menganalisis dan mengevaluasi bukti-bukti ,membandingkan pilihan menimbang kerugian dan resiko. Berfikir kritis mempunyai manfaat yang sangat penting dalam keperawatan dimana manfaat itu diantaraanya yaitu,untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan, merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan,menguji asumsi yang berkembang dalam keperawatan,penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari,membedakan sejumlah penggunaan dan isu dalam keperawatan, 6.Memberikan alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan. Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa alasan :Mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, penerapan profesionalisme, pengetahuan dan keterampiln dalam memberi asuhan keperawatan,dan menjadi jaminan yang terbaik bagi perawat dalam menunjukan keberhasilan dalam aktifitas.Dalam berpikir kritis ada model berpikir kritis diantaranya yaitu : Total recal( mengingat), Habits( kebiasaan),Inquiry ( penyelidikan dan menanyakan,New ideaas and creativity dan Knowing How You Think (mengetahui apa yang kamu pikirkan). Selain mode diatas ada juga mode berpikir kritis menurut Costa and Colleague( 1985) klasifikasi mod berpikir kritis dikeal sebagai “ The Six Rs” yaitu: 1. Remembering ( mengingat) 2. Repeating ( mengulang) 3. Resoning ( memberi alaan) 4. Reorganizing (reorganisasi) 5. Relating ( berhubungan) 6. Reflecting ( memantulkan) Aplikasi Berpikir Kritis dalam Keperawataan Perawat harus menggunkan keterampilan berpikir kritis dalam perencanaan asuhan keperawatan. Walaupun dalam memberikan asuhan keperawatan setiap pasien memiliki karakteristik yang berbeda, unik dan dinamis. Faktor keunikan yang dibawa pasien dan perawat daalam situasi perawatan harus dipertimbangkan,dikaji,dianalisis dan diinterpretasi sehingga perawat dituntut untuk berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis perawat dibutuhkan juga dalam “Transcultural nursing” yang merupakan asuhan keperawatan dengan area budaya keilmuan dalam proses pembelajaraan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan antara budaya dan asuhan keperawatan yang memerlukan penghargaan asuhan, sehat sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan dan ilmu yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan ( Leininger,2009). Menurut Pacione (2001) dan Potter & Perry (2009),berpikir kritis terdiri atas enam sub skill dan aplikasinya dalam keperawatan adalah sebagai berikut:1) Interpretasi yaitu proses memahami dan menyatakan makna atau signifikan variasi yang luas dari pengalaman,situasi, data, peristiwa, penilaian,persetujuan, keyakinan dan aturan. 2) Analisis ysitu proses mengidentifiksi hubungan antara pernyaataan, pernyataan, konsep, deskripsi,atau bentuk representasi lainnya. 3) Inferensi yaitu proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan. 4) Evaluasi yaitu proses pengkajian kredibitas,pernyataan atau refretensi yang menilai atau menggambarkan persesi,pengalaman, situsi, penilaian, keyakinan atau opini seseorang. 5) Eksplanasi yaitu, suatu kemampuan untuk mempresentasikan hasil penilaian seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren. 6) Pengontrolan diri yaitu kesadaran untuk memantau aktivitas kognitiv sendiri, unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut,dan hasil-hasil yang dikembangkan terutama melalui penggunaaan keterampilan dalam menganalisis,mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan suatu pandangan melalui pengajuan pertanyaaan, konfirmasi, validasi atau pembetulan terhadaap hasil penilaian seseorang.
Jadi Kesimpulannya, Berpikir kritis merupakan suatu proses yang
berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaianpikiran dan persepsi. Adapun mode berpikir kritis yaitu Total recal (mengingat), Habits(kebiasaan),Inquiry(penyelidikan dan menanyakan),New ideas and creativity dan Knowing How You Think(mengetahui apa yangkamu pikirkan). Selain itu banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika seorang perawat dapat berpiki kritis,ada pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti