Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

DINAR PUTRI SALSABILA

P1337420121047

REGULER 2

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG

TAHUN ANGKATAN 2021


PENTINGNYA BERPIKIR KRITIS BAGI SEORANG CALON
PERAWAT

Semakin berkembanganya ilmu keperawatan, perawat semakin dituntut


untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dalam memberikana
pelayanan kesehatan.Perawat mempunyai kontribusi yang sangat
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga setiap upaya
harus dilakukan dengan baik dan benar agar dapat meningkatan pelayanan
kesehatan.Keperawatan sebagai profesi dan tenaga profesional
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Perawat merupakan tenaga medis yang
memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan,perawat juga
merupakan profesi yang pada umumnya akan memberikan pelayanan yang
konstan dan terus menerus selama 24 jam kepeda pasien setiap hari.Dalam
menjalankan tugasnya seorang perawat akan dihadapkan dalam situasi
klinis yang mungkin berkaitan dengan pasien, keluarga pasien dan tenaga
kesehatan lainnya. Dalam situasi tersebut perawat penting
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan
masalah yang menyangkut pasien,keluarga pasien dan tenaga medis
lainnya dengan cara efektiif, percaya diri, berpikir terbuka dan kreatif.
Pelayanan keperawatan didasarkan pada pendekatan pengambilan
keputusan yang dapat ditingkatkan dengan cara berpikir kritis. Dalam
keperawatan berpikir kritis adalah keterampilan berpikir perawat menguji
berbagai alasan secara rasional sebelum mengambil keputusan dalam
asuhankeperawatan. Berpikir kritis merupakan komponen yang penting
dalam keperawatan dikarenakan semakin kompleksnya pengambilan
keputusan dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk mengatasi
masalah klien sehingga tidak menimbulkan resiko yang dapat merugikan
klien. Diera sekarang masih perawat belum sepenuhnya dapat berpikir
kritis dalam menangani situasi klinis di rumah sakti sehingga tidak jarang
masih ditemukan kesalahan-kesalahan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.Untuk mewujudkan perawat yang memberikan pelayanan
dengan cara berpikir kritis maka dibutuhkan penerapan sub skill dalam
berpikir kritis sehingga ketika perawat sudah mampu berpikir kritis maka
pelayanan kesehatan juga akan semakin meningkat.

Proses Berpikir kritis


Berpikir kritis juga membutuhkan beberapa proses intelektual aktif yang
esensial dalam pengumpulan data, pengambilan keputusan, penyusunan
prioritas, penyelesaian masalah dan perencanaan asuhan keperawatan.
Proses ini meliputi :
1.Berpikir rasional, logis dan beralasan yaitu pembuatan hubungan antara
bukti solid, observasi dan fakta.
2. Berpikir reflektif yaitu, meluangkan waktu untuk meneliti dan
menganalisa
data yang secara akurat mengidentifikasi masalah pasien dan akhir
kesehatan yang diinginkan.
3. Berpikir otomotif yaitu, berpikir dengan sendiri, tidak hanya menerima
atau dapat memanipulasi oleh pandangan lain.
4. Berpikir kreatif yaitu, kemampuan untuk membina hubungan,
mentransfer informasi kedalam situasi baru atau merancang pilihan
alternative dan menemukan penyelesaian dalam masalah.
5. Memutuskan konklusi dan tindakan yaitu, dapat menganalisis dan
mengevaluasi bukti-bukti ,membandingkan pilihan menimbang kerugian
dan resiko. Berfikir kritis mempunyai manfaat yang sangat penting dalam
keperawatan dimana manfaat itu diantaraanya yaitu,untuk
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan, merumuskan dan
menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan,menguji asumsi
yang berkembang dalam keperawatan,penggunaan proses berpikir kritis
dalam aktifitas keperawatan sehari-hari,membedakan sejumlah
penggunaan dan isu dalam keperawatan,
6.Memberikan alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan. Berpikir kritis digunakan perawat untuk beberapa
alasan :Mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, penerapan
profesionalisme, pengetahuan dan keterampiln dalam memberi asuhan
keperawatan,dan menjadi jaminan yang terbaik bagi perawat dalam
menunjukan keberhasilan dalam aktifitas.Dalam berpikir kritis ada model
berpikir kritis diantaranya yaitu : Total recal( mengingat),
Habits( kebiasaan),Inquiry ( penyelidikan dan menanyakan,New ideaas
and creativity dan Knowing How You Think (mengetahui apa yang kamu
pikirkan). Selain mode diatas ada juga mode berpikir kritis menurut Costa
and Colleague( 1985) klasifikasi mod berpikir kritis dikeal sebagai “ The
Six Rs” yaitu:
1. Remembering ( mengingat)
2. Repeating ( mengulang)
3. Resoning ( memberi alaan)
4. Reorganizing (reorganisasi)
5. Relating ( berhubungan)
6. Reflecting ( memantulkan)
Aplikasi Berpikir Kritis dalam
Keperawataan Perawat harus menggunkan keterampilan berpikir kritis
dalam perencanaan asuhan keperawatan. Walaupun dalam memberikan
asuhan keperawatan setiap pasien memiliki karakteristik yang berbeda,
unik dan dinamis. Faktor keunikan yang dibawa pasien dan perawat
daalam situasi perawatan harus dipertimbangkan,dikaji,dianalisis dan
diinterpretasi sehingga perawat dituntut untuk berpikir kritis. Kemampuan
berpikir kritis perawat dibutuhkan juga dalam “Transcultural nursing”
yang merupakan asuhan keperawatan dengan area budaya keilmuan dalam
proses pembelajaraan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan
antara budaya dan asuhan keperawatan yang memerlukan penghargaan
asuhan, sehat sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan dan ilmu yang digunakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan ( Leininger,2009). Menurut Pacione
(2001) dan Potter & Perry (2009),berpikir kritis terdiri atas enam sub skill
dan aplikasinya dalam keperawatan adalah sebagai berikut:1) Interpretasi
yaitu proses memahami dan menyatakan makna atau signifikan variasi
yang luas dari pengalaman,situasi, data, peristiwa, penilaian,persetujuan,
keyakinan dan aturan. 2) Analisis ysitu proses mengidentifiksi hubungan
antara pernyaataan, pernyataan, konsep, deskripsi,atau bentuk representasi
lainnya. 3) Inferensi
yaitu proses mengidentifikasi dan memperoleh unsur yang dibutuhkan
untuk menarik kesimpulan. 4) Evaluasi yaitu proses pengkajian
kredibitas,pernyataan atau refretensi yang menilai atau menggambarkan
persesi,pengalaman, situsi, penilaian, keyakinan atau opini seseorang. 5)
Eksplanasi yaitu, suatu kemampuan untuk mempresentasikan hasil
penilaian seseorang dengan cara meyakinkan dan koheren. 6)
Pengontrolan diri yaitu kesadaran untuk memantau aktivitas kognitiv
sendiri, unsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut,dan hasil-hasil yang
dikembangkan terutama melalui penggunaaan keterampilan dalam
menganalisis,mengevaluasi penilaian inferensial seseorang dengan suatu
pandangan melalui pengajuan pertanyaaan, konfirmasi, validasi atau
pembetulan terhadaap hasil penilaian seseorang.

Jadi Kesimpulannya, Berpikir kritis merupakan suatu proses yang


berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu
rangkaianpikiran dan persepsi. Adapun mode berpikir kritis yaitu Total
recal (mengingat), Habits(kebiasaan),Inquiry(penyelidikan dan
menanyakan),New ideas and creativity dan Knowing How You
Think(mengetahui apa yangkamu pikirkan). Selain itu banyak sekali
manfaat yang didapatkan ketika seorang perawat dapat berpiki kritis,ada
pengaruh berfikir kritis terhadap kemampuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai