Anda di halaman 1dari 38

E-ISSN : 2829-3126

Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

DEWAN EDITOR

PENANGGUNG JAWAB
Henny Y. Pongantung, NS.,MSN.,DN.,Sc
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

KEPALA REDAKSI
Dr. Vione D. O. Sumakul, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

EDITORIAL TEAM
Dr. Vione D. O. Sumakul, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

Esrom Kanine, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Manado, Sulawesi Utara

Mareyke Y. Sepang, S.Kep.,Ns.,M.Kes


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

Rosdewi, S.Kp.,MSN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar, Sulawesi Selatan

Ignatia Rembet, S.Kep.,Ns


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

Cicilia Karlina Lariwu, S.Kep.,Ns.,M.Kes


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

DESAIN GRAFIS DAN IT


Fransiskus X. Dotulong, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

Fyli Hard Andreas Kaunang, ST


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

SEKRETARIAT
Maria Novita Ria, S.Kep.,Ns
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

Francelin Dianomo
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 i


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

DAFTAR ISI

ARTIKEL

KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN PADA KELUARGA DENGAN


DIABETES MELITUS TIPE 2
Mareyke Y. Sepang, Vina P. Patandung
1-8

STRESS DAN FUNGSI KOGNITIF TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN


ADL PASIEN SETELAH STROKE
Henny Pongantung, Rosdewi
9-16

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK


USIA PRA SEKOLAH DI TK ST. THERESIA TARATARA
Brigitte David, Pricilia Maria Toreh, Fina Natalia, Kansia Anastasia Terok
17-21

PENGARUH EDUKASI SELF-CARE MANAGEMENT TERHADAP TEKANAN


DARAH PASIEN HIPERTENSI
Fransiskus Dotulong, Brigita Maria Karouw
22-29

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP NILAI ABI PADA PASIEN DMT2


Cicilia Karlina Lariwu, Brigitte David
30-34

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 ii


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN


PADA KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2

Mareyke YL. Sepang1, Vina P. Patandung2, Valdiana Ogotan3, Bernardeta


Batmomolin4
1,2,3,4
STIKES Gunung Maria Tomohon
Jl. Florence Kelurahan Kolongan Lingk. VII Kec. Tomohon Utara Kota Tomohon
E-mail: sepangmareyke275@gmail.com

ABSTRAK
Manusia cenderung memenuhi nutrisi tanpa memerhatikan komposisi dalam makanan yang
dikonsumsi. Akibat kurangnya perhatian terhadap pemilihan makanan yang tepat, tidak sedikit
manusia yang memiliki masalah kesehatan. Kelalaian pemeliharaan kesehatan makanan dapat
menyebabkan Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit Diabetes Melitus (DM) sebagai salah satu
PTM, merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Penyakit ini,
akan meningkat menjadi 700 juta di tahun 2045. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan
penerapan Asuhan Keperawatan dengan masalah utama DM Tipe 2 (DMT2). Jenis penelitian
adalah studi kasus deskriptif (case studies) dengan subjek penelitian yaitu keluarga Tn. J.R dan
keluarga Ny. M.W yang memiliki masalah kesehatan DMT2. Hasil yang diperoleh yakni diagnosis
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan yang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang program terapeutik pada Tn. J.R dan Ny. M.W belum teratasi. Dapat ditarik
kesimpulan Tn J.R dan Ny. M.W belum mengonsumsi obat DM yang dianjurkan, namun keluarga
telah memahami pentingnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada terkait masalah kesehatan DMT2 yang diderita oleh anggota keluarga. Maka
dari itu penerapan asuhan keperawatan keluarga membantu keluarga meningkatkan pengetahuan
terkait masalah kesehatan yang timbul dalam keluarga khususnya DMT2.

Kata kunci: ketidakefektifan, asuhan keperawatan, diabetes melitus 2

ABSTRACT
Humans tend to fulfill nutrition without regard to the composition in the food consumed. Due
to lack of attention to the selection of the right food, not a few humans have health problems.
Failure to maintain food health can cause Non-Communicable Diseases (NCD). Diabetes Mellitus
(DM) is a chronic disease that occurs when the pancreas does not produce enough insulin or when
the body cannot effectively use the insulin it produces. This disease, will increase to 700 million in
2045. The purpose of the study is to describe the application of nursing care with the main problem
of type 2 DM. The type of research is a descriptive case study with the research subject, namely the
family of Mr. J.R and Mrs. M.W who has health problems diabetes mellitus type 2. The results
obtained are nursing diagnoses of ineffective health management related to lack of knowledge
about therapeutic programs on Mr. J.R and Mrs. M.W has not been resolved. It can be concluded
that Mr. J.R and Mrs. M.W has not taken the recommended DM medication, but the family has
understood the importance of conducting health checks at existing health care facilities related to
DMT2 health problems that suffered by family members. Therefore, the application of family
nursing care helps families increase knowledge related to health problems that arise in the family,
especially DMT2.

Keywords: ineffective, nursing care, type 2 diabetes mellitus

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 1


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

PENDAHULUAN Dalam Riset Kesehatan Dasar (Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kebiasaan manusia dalam memenuhi Kementerian Kesehatan RI, 2018) tercantum
kebutuhan dasar tentunya membawa prevalensi DM sebesar 1,5% dari total
pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi
manusia. Contohnya dalam hal menjaga tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu
makanan-makanan yang dikonsumsi, terdapat di DKI Jakarta 3.4%. Ditemukan
manusia cenderung memenuhi kebutuhan prevalensi DM berdasarkan kelompok umur
nutrisi tanpa memerhatikan komposisi dari ditemukan paling banyak pada rentang usia
makanan yang dikonsumsi tersebut, asalkan 55-64 dan 65-74 tahun yaitu 6,3% dan 6,0%.
begitu nikmat dinikmati saja terasa cukup. Kemudian jenis pengobatan DM berdasarkan
Akibat kurangnya perhatian terhadap diagnosis dokter yang rutin obat anti diabetes
pemilihan makanan yang tepat tersebut, tidak dari tenaga medis terdapat 91% dan tidak
sedikit manusia yang memiliki masalah rutin terdapat 9%. Berdasarkan data di atas
kesehatan yang terkadang tidak disadari oleh sebagian besar penderita DM rutin
manusia. Selain menimbulkan masalah mengonsumsi obat anti diabetes dari tenaga
kesehatan yang kecil, kelalaian dalam medis, namun juga terdapat penderita DM
pemeliharaan kesehatan makanan ini dapat yang tidak rutin mengonsumsi obat anti
menyebabkan Penyakit Tidak Menular diabetes. Terdapat sejumlah alasan dibalik
(PTM). ketidakpatuhan untuk rutin mengonsumsi
Penyakit Diabetes Melitus (DM) obat anti diabetes, yakni merasa sudah sehat
sebagai salah satu PTM menurut World (50,4%); tidak rutin berobat ke fasilitas
Health Organization (WHO) (2021) adalah pelayanan kesehatan (30,2%); minum obat
penyakit kronis yang terjadi baik ketika tradisional (25,3%); sering lupa (18,8%);
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin lainnya (18,2%).
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif Berdasarkan Laporan Riskesdas
menggunakan insulin yang dihasilkannya. Sulawesi Utara tercatat 25.661 jiwa penderita
Insulin adalah hormon yang mengatur gula DM pada semua umur. Prevalensi penderita
darah. DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM DM terttinggi di Sulawesi Utara berdasarkan
tipe 2. Menurut (American Diabetes diagnosis dokter terdapat di Manado yaitu
Association (ADA), 2017) DM merupakan 3,45%. Di Kabupaten Minahasa sebesar
penyakit dimana terjadinya gangguan 2,29%. Prevalensi DM berdasarkan
metabolik baik, yaitu tubuh tidak kelompok umur, kasus DM paling banyak
memproduksi insulin dan tubuh tidak tidak pada rentang usia 55-64 (8,53%) dan 65-74
mempu menggunakan insulin dengan efektif. (9,67%) tahun. Untuk proporsi kerutinan
Menurut WHO (2021) DM adalah penyebab memeriksakan kadar gula darah dengan
utama kebutaan, gagal ginjal, serangan kriteria tidak pernah melakukan pemeriksaan
jantung, stroke, dan amputasi tungkai bawah. tercatat Bolaang Mangondow Utara memiliki
Dampak dari DM berpengaruh pada kualitas presentasi yang paling besar yaitu sebesar
hidup seorang individu terutama keluarga 91,86% (Dinas Kesehatan Daerah Provinsi
dengan anggota yang menderita DM tersebut. Sulawesi Utara UPTD Balai Data dan
Kejadian DM dalam keluarga dapat Pengembangan Kesehatan, 2017). Khusus
disebabkan oleh beberapa faktor seperti untuk Desa Rumengkor Dua, penyakit DM
obesitas, merokok, alkohol, pola makan yang berada pada urutan ke-2 setelah penyakit
tidak sehat. hipertensi dengan jumlah penderita dalam
DM sebagai permasalahan global setahun terakhir adalah 15 orang (11,63%)
(dunia) terus meningkat prevalensinya dari (Data Primer Akper Gunung Maria, 2021).
tahun ke tahun. Pada tahun 2019 sesuai data Berdasarkan hasil riset prevalensi
dari Internasional Diabetes Federation (IDF) penyakit DM yang terus menerus meningkat,
diperkirakan prevalensi DM di Dunia dapat dilihat bahwa jika masalah kesehatan
diperkirakan 9,3% (463 juta orang), naik DM tidak segera ditangani akan
menjadi 10,2% (578 juta) pada tahun 2030 menimbulkan dampak yang lebih besar yaitu
dan 10,9% (700 juta) pada tahun 2045 pada orang dewasa memiliki risiko serangan
(International Diabetes Federation, 2017). jantung, stroke, kerusakan saraf,

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 2


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

kemungkinan terjadinya ulkus kaki, infeksi, bersama dengan seluruh anggota keluarga
retinopati diabetik, serta gagal ginjal (WHO, binaan yang ada, untuk mendapatkan
2021). Oleh karena itu penulis tertarik untuk informasi mengenai pola dan gaya hidup
mengangkat kasus Diabetes Melitus Tipe 2 serta riwayat kesehatan keluarga sesuai
(DMT2) dalam keluarga sehingga keluarga dengan proses keperawatan.
yang memiliki anggota penderita DMT2 2) Observasi
mampu meningkatkan kesadaran dalam Observasi merupakan pengumpulan
berperilaku hidup sehat, dalam mengatasi data dengan mengamati secara langsung
masalah kesehatan dalam keluarga, serta responden penelitian untuk mencari
berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas perubahan yang akan diteliti.
hidup setiap anggota keluarga. Observasi dilakukan secara langsung
terhadap seluruh anggota keluarga binaan.
METODE Observasi dilakukan bukan hanya pada
Peneliti menggunakan jenis penelitian anggota keluarga juga terhadap keadaan
studi kasus deskriptif (case studies), yang lingkungan rumah keluarga binaan tersebut.
bertujuan menjelaskan secara rinci tentang 3) Pemeriksaan Fisik
kasus asuhan keperawatan keluarga. Menurut Menurut Black & Hawks, 2014 dalam
Kholifah & Widagdo keperawatan keluarga (Putri Diah, 2019) pemeriksaan fisik dapat
adalah merupakan pelayanan holistik yang dilakukan melalui empat cara yakni inspeksi,
menempatkan keluarga dan komponennya palpasi, perkusi dan auskultasi.
sebagai fokus pelayanan serta melibatkan Perolehan data pemeriksaan fisik
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan
diagnosis, intervensi, implementasi, dan yang dilakukan kepada seluruh anggota
evaluasi. Asuhan keperawatan ini memiliki keluarga binaan berdasarkan sistem tubuh
tujuan untuk mengatasi berbagai masalah manusia.
yang timbul dalam suatu keluarga 4) Implementasi Tindakan Keperawatan
menggunakan proses keperawatan (Bakri, Implementasi tindakan keperawatan
2018). merupakan serangkaian kegiatan yang
1. Subjek Studi Kasus dilakukan oleh perawat untuk membantu
Subjek studi kasus dalam asuhan klien dari masalah status kesehatan yang
keperawatan ini yakni keluarga Tn J.R dan dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang
Ny. M.W memiliki riwayat DMT2 dengan menggambarkan kriteria hasil yang
masalah keperawatan ketidakefektifan diharapkan (Amin, Jaya, Qainitah, &
manajemen kesehatan. Harahap, 2021)
2. Lokasi dan Waktu Studi Kasus Implementasi yang dilakukan terhadap
Tempat pengambilan studi kasus di keluarga binaan berdasarkan masalah
Jaga I, Desa Rumengkor Dua, Kecamatan kesehatan yang timbul dalam keluarga.
Tombulu, Kabupaten Minahasa, tepatnya Sebelum melakukan implementasi,
pada keluarga Tn. J.R dan Ny. M.W. Waktu disusunlah rencana asuhan keperawatan
pelaksanaan pengambilan kasus yaitu pada terkait masalah kesehatan keluarga binaan
taggal 15 sampai 29 April 2021. untuk dijadikan implementasi yang diberikan
3. Pengumpulan Data kepada keluarga.
Teknik pengumpulan data menggunakan data b. Data Sekunder merupakan data yang
primer dan sekunder. Pengumpulan data yang didapatkan secara tidak langsung
digunakan dalam studi kasus ini yaitu: 1) Studi Kepustakaan
a. Data Primer merupakan data yang Studi kepustakaan merupaka kegiatan
didapatkan secara langsung penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
1) Wawancara mencari landasan teoritis atas permasalahan
Wawancara merupakan metode (Hidayat, 2014 dalam Anggarsari Yunita D,
pengumpulan data dengan mewawancarai Setyorini Yuyun, 2018).
langsung responden yang diteliti sehingga Pada penelitian ini pengumpulan
memberikan hasil secara langsung (Hidayat, pustaka dilakukan sesuai literatur yang ada
2014 dalam Anggarsari Yunita D, Setyorini baik dari buku kesehatan, buku ilmu
Yuyun, 2018)). Wawancara dilakukan keperawatan, serta jurnal-jurnal penelitian
melalui proses tanya jawab secara langsung kesehatan terbaru.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 2


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

2) Metode Analisis Data mengetahui menderita DM dan harus


Dalam studi kasus ini peneliti mengonsumsi obat lagi, IK mencoba untuk
membandingkan kriteria hasil yang dicapai berhenti dan beralih menggunakan tanaman-
dari 2 keluarga dengan DMT2 yang tanaman herbal yaitu daun sirsak dan bawang
mengalami masalah ketidakefektifan dayak. IK pernah mengonsumsi obat
manajemen kesehatan dan kemudian Metformin 500mg.
dibandingkan dengan jurnal studi kasus yang Hasil pemeriksaan fisik yang
sudah ada ataupu sumber-sumber yang lain. dilakukan khusus pada IK; tekanan darah
120/70 mmHg, respirasi 24 kali/menit, nadi
80 kali/menit dan suhu 360C. Saat dilakukan
HASIL
observasi IK mengalami kesulitan bicara
1. Pengkajian
pasca stroke.
a. Keluarga Tn. J.R
b. Keluarga Ny. M.W
Pengkajian dilakukan mulai pada
Pengkajian dilakukan mulai pada
tanggal 15 April 2021 bertempat dirumah
tanggal 21 April 2021 bertempat dirumah
keluarga binaan. Data didapat dari hasil
keluarga binaan. Data didapat dari hasil
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
Hasil pengkajian diperoleh data: nama KK
Hasil pengkajian diperoleh data: nama KK
Tn. J.R, umur 46 tahun, pendidikan SMP,
Ny. M.W, umur 81 tahun, pendidikan SD,
pekerjaan pekerja swasta; IK bernama Ny.
pekerjaan mengurus rumah tangga dan AK1
I.N, umur 45 tahun, pendidikan SMA,
Tn. Y.L, umur 61 tahun, pendidikan tidak
pekerjaan MRT; AK bernama G.R, umur 24
bersekolah, tidak ada pekerjaan. Keluarga
tahun, pekerjaan pelajar. Keluarga Tn. J.R
Ny. M.W beragama Katolik. Dalam keluarga,
beragama Katolik. Pada Keluarga Tn. J.R, IK
KK memiliki riwayat penyakit DM yang
memiliki riwayat DM sejak Januari 2021. Ibu
merupakan penyakit turunan dari ayahnya,
IK meninggal dengan komplikasi penyakit
AK1 menderita cacat (buta).
DM dan Hipertensi, serta adik IK juga
KK termasuk tipe keluarga Single
menderita penyakit DM.
parent, KK mengatakan bahwa suaminya
Tipe keluarga yaitu keluarga
meninggal ± 5 tahun yang lalu (tahun 2016),
Tradisional. Jenis Keluarga Inti (Nuclear
sehingga membuat KK menjadi kepala
Family), terdiri dari ibu, ayah, dan anak yang
keluarga dan mengurus anak-anaknya.
tinggal dalam satu rumah. Tahap
Keluarga Ny. M.W termasuk dalam tahap
perkembangan keluarga Tn J.R saat ini
keluarga lanjut usia.
adalah keluarga dengan anak dewasa atau
KK mengalami masalah DMT2 yang
pelepasan (Launching Center Family). IK
sudah dialami sejak 8 tahun yang lalu. KK
mengatakan hanya memiliki 1 orang anak
mengatakan sering memeriksa kesehatannya
laki-laki berusia 24 tahun dan masih
tapi itu dilakukan 3 bulan sekali dan tidak
sementara melanjutkan studi di perguruan
meminum obat DMT2 tetapi hanya
tinggi.
mengomsumsi obat herbal sesuai
IK menderita DM sejak Januari 2021,
kepercayaan mereka. Menantu KK (istri dari
setelah IK melakukan pemeriksaan di
AK3) yang selalu mengingatkan KK untuk
POSBINDU. Sebelumnya, IK tidak tahu ada
meminum obat amlodipin di pagi hari dan
riwayat DM. Alasan IK memeriksakan
obat simvastatin di siang hari juga sering
kesehatannya di POSBINDU, karena
mengingatkan tentang diet makanan seperti
puskesmas yang ada di desa tidak beroperasi
mengurangi makanan yang manis-manis,
lagi, sehingga hanya bisa ke puskesmas yang
makanan yang mengandung tinggi garam,
ada di desa lain. Selain itu, bila ada keluarga
dan juga yang berminyak; dan juga tidak lupa
yang sakit juga memanfaatkan tenaga
untuk mengingatkan agar meminum rebusan
kesehatan yang ada di desa yakni bidan yang
air daun afrika untuk mengurangi masalah
memiliki tempat praktik sendiri untuk
DMT2 yang diderita.
memperoleh obat. IK mengatakan sejak
KK mengatakan sebelum mengalami
Maret 2021 berhenti mengikuti POSBINDU
DMT2, dia sudah mengalami hipertensi yang
karena ingin mencoba obat dari tanaman-
menyebakan stroke, dan juga sekarang
tanaman herbal. IK mengatakan ia sering
mengalami masalah kolesterol. Hasil
memeriksakan diri untuk mencegah
pemeriksaan fisik yang dilakukan pada KK;
terjadinya stroke kembali. Namun, saat
Journal | Watson Journal of Nursing 2022 3
Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

tekanan darah 140/80 mmHg, respirasi 18 agar klien merasa berharga dan diperdulikan;
kali/menit, nadi 85 kali/menit dan suhu anjurkan pasien untuk tidak mengonsumsi
36,50C. makanan yang manis-manis; anjurkan pasien
2. Diagnosis Keperawatan agar selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Berdasarkan pengkajian yang yang ada.
dilakukan pada keluarga Tn. J.R dan Ny. 4. Implementasi Keperawatan
M.W dan juga data penunjang lainnya maka a. Ny. I.N dalam keluarga Tn. J.R
dapat ditegakkan diagnosis keperawatan Tindakan keperawatan hari pertama
keluarga yakni ketidakefektifan manajemen dilakukan pada Sabtu, 17 April 2021 dimulai
kesehatan berhubungan dengan kurang pukul 08.20-08.45 dilanjutkan pukul 15.00
pengetahuan tentang program terapeutik. wita, yaitu mengidentifikasi faktor yang
3. Intervensi Keperawatan dapat menghalangi pasien untuk
Penulis menyusun intervensi mengonsumsi obat yang dianjurkan;
keperawatan berdasarkan 5 tugas keluarga menjelaskan kadar gula dalam darah normal
dalam pemeliharaan kesehatan keluarga. dan bagaimana perbandingannya dengan
Masalah keperawatan ketidakefektifan tingkat klien, jenis diabetes yang diderita
manajemen kesehatan berhubungan dengan klien; menjelaskan komplikasi penyakit akut
kurang pengetahuan tentang program dan kronis, termasuk gangguan penglihatan,
terapeutik. perubahan neurosensori dan kardiovaskular,
Tujuan yang ingin dicapai setelah gangguan ginjal, dan hipertensi; melakukan
dilakukan tindakan keperawatan, masalah pemeriksaan kadar gula darah sewaktu;
keperawatan ketidakefektifan manajemen meninjau efek merokok. Mendorong untuk
kesehatan dapat teratasi, dengan kriteria berhenti merokok; meninjau rencana diet
hasil: Keluarga mampu mengenal masalah khusus klien; mengkaji apakah pasien
kesehatan, keluarga mampu memutuskan menggunakan obat-obatan berbasis budaya;
tindakan yang tepat, keluarga mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
merawat anggota keluarga untuk terkait dengan perawatan.
meningkatkan dan memperbaiki kesehatan, Tindakan keperawatan hari kedua
keluarga mampu memodifikasi lingkungan, dilakukan pada Minggu, 18 April 2021, pukul
dan keluarga memanfaatkan fasilitas 08.45-09.15 wita, yaitu meninjau regimen
kesehatan. pengobatan; meninjau efek merokok.
a. Ny. I.N dalam keluarga Tn. J.R mendorong untuk berhenti merokok;
Intervensi keperawatan yang diberikan meninjau kembali rencana diet khusus klien.
yaitu identifikasi faktor yang dapat tindakan keperawatan hari ketiga
menghalangi pasien untuk mengonsumsi obat dilakukan pada Senin, 19 April 2021, pukul
yang dianjurkan; jelaskan kadar gula dalam 12.30-13.10 wita, yaitu meninjau regimen
darah normal dan bagaimana pengobatan; meninjau kembali rencana diet
perbandingannya dengan tingkat klien, jenis khusus klien; memberikan pendidikan
diabetes yang diderita klien; jelaskan kesehatan terkait diet yang tepat: menjelaskan
komplikasi penyakit akut dan kronis, komplikasi penyakit akut dan kronis,
termasuk gangguan penglihatan, perubahan termasuk gangguan penglihatan, perubahan
neurosensori dan kardiovaskular, gangguan neurosensori dan kardiovaskular, gangguan
ginjal, dan hipertensi; periksa kadar gula ginjal, dan hipertensi.
darah sewaktu; tinjau efek merokok. Dorong b. Ny. M.W
untuk berhenti merokok; tinjau rencana diet Tindakan keperawatan hari pertama
khusus klien; kaji apakah pasien dilakukan pada Jumat, 23 April 2021, pukul
menggunakan obat-obatan berbasis budaya; 09:15 - 11:40 wita, yaitu mengkaji
identifikasi sumber daya yang tersedia terkait pengetahuan pasien terkait dengan proses
dengan perawatan. penyakit yang spesifik; mengedukasi pasien
b. Ny. M.W mengenai tanda dan gejala; melibatkan anak
Intervensi keperawatan yang diberikan pasien dalam tindakan; memberi dukungan
yaitu kaji pengetahuan pasien terkait dengan agar klien merasa berharga dan diperdulikan;
proses penyakit yang spesifik; edukasi pada menganjurkan pasien untuk tidak
pasien mengenai tanda dan gejala; libatkan mengonsumsi makanan yang manis-manis;
anak pasien dalam tindakan; beri dukungan

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 4


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

menganjurkan pasien agar selalu desa Rumengkor ada bidan dan perawat desa
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. sedangkan puskesmas jauh dari desanya.
Tindakan keperawatan hari kedua
dilakukan pada Sabtu, 24 April 2021, yaitu
mengkaji pengetahuan pasien dengan proes PEMBAHASAN
penyakit yang spesifik (11.25 wita); Pada pembahasan ini, peneliti
melibatkan anak pasien dalam tindakan menjelaskan dua keluarga dengan masalah
(11.35 wita); memberi dukungan agar pasien kesehatan DMT2 yang dialami oleh anggota
merasa berharga dan di pedulikan (11.55 keluarga dengan masalah keperawatan
wita); membantu pasien untuk personal ketidakefektifan manajemen kesehatan
hygiene (12.45 wita); membantu individu dan sebelum dan sesudah diberikan tidakan
keluarga untuk menjangkau klinik kesehatan keperawatan, serta membandingkan hasil
gratis (12.55 wita). evaluasi dari tiap anggota keluarga setelah
Tindakan keperawatan hari ketiga dilakukan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada Minggu, 25 April 2021, yaitu didukung oleh teori dan jurnal atau sumber
mengkaji pengetahuan pasien dengan proses terkait.
penyakit yang spesifik (09.30 wita); Pengkajian pada Ny. I.N dalam
melibatkan anak pasien dalam tindakan keluarga Tn. J.R didapatkan data IK
(10.20 wita); memberi dukungan agar pasien menderita DM sejak Januari 2021, karena
merasa berharga dan di pedulikan (10.30); selama pandemi di tahun 2020 tidak pernah
memerhatikan personal hygiene pasien melakukan pemeriksaan sehingga setelah
(11.20 wita); membantu induvidu dan melakukan pemeriksaan di POSBINDU
keluarga untuk menjangkau klinik kesehatan diketahui bahwa IK menderita DMT2 dari
gratis (11.40 wita). sebelumnya tidak tahu ada riwayat DM. IK
5. Evaluasi Keperawatan mengatakan sejak Maret 2021 berhenti
a. Ny. I.N dalam keluarga Tn. J.R mengikuti POSBINDU karena ingin
Evaluasi keperawatan akhir dilakukan mencoba obat tanaman-tanaman herbal. IK
pada hari Selasa, 20 April 2021, pukul 19.45 mengatakan ia sering memeriksakan diri
WITA. Masalah keperawatan untuk mencegah terjadinya stroke kembali.
ketidakefektifan manajemen belum teratasi Namun, saat mengetahui menderita DMT2
ditandai dengan IK mengatakan setelah dan harus mengonsumsi obat lagi, IK
mendapat penyuluhan kesahatan IK semakin mencoba untuk berhenti dan beralih
merasa jelas terkait penyakit DMT2; IK menggunakan tanaman-tanaman herbal yaitu
mengatakan akan terus mencoba mengikuti daun sirsak dan bawang dayak. Dari data
pola diet yang tepat berdasarkan anjuran; IK yang diperoleh tersebut maka dapat
mengatakan akan mengonsultasikan kembali ditegakkan diagnosis keperawatan yaitu
dengan dokter terkait obat DMT2; IK ketidakefektifan manajemen kesehatan
mengatakan sudah mengetahui tentang DM berhubungan dengan kurang pengetahuan
namun masih sebatas tidak boleh makan nasi dengan program terapeutik. Setelah disusun
berlebih. intervensi keperawatan dan telah dilakukan
b. Ny. M.W tindakan keperawatan didapatkan hasil dan
Evaluasi keperawatan akhir dilakukan respon klien. IK mengatakan akan
pada hari Senin, 26 April 2021, pukul 13.20 mengonsultasikan kembali dengan dokter
WITA. Masalah keperawatan terkait obat DMT2 serta IK akan mencoba
ketidakefektifan manajemen kesehatan belum mengikuti program diet yang sehat sesuai
teratasi ditandai dengan KK mengatakan dengan yang dianjurkan, serta akan
sudah mengerti tentang gangguan memeriksakan diri kembali ke fasilitas
kesehatannya; KK mengatakan anaknya yang pelayanan kesehatan.
selalu mengambil keputusan karena dia Pengkajian pada Ny. M.W didapatkan
sudah tua; KK mengatakan akan selalu data KK mengalami masalah DMT2 yang
mengikuti tindakan yang dianjurkan; KK sudah dialami sejak 8 tahun yang lalu. KK
mengatakan saat melihat hasil gula darahnya mengatakan sering memeriksa kesehatannya
meningkat, dia sempat stres tetapi saat diberi tapi itu dilakukan 3 bulan sekali dan tidak
penjelasan sedikit tentang penyebabnya dia meminum obat DMT2 tetapi hanya
mulai merasa tenang; KK mengatakan di mengomsumsi obat herbal sesuai

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 5


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

kepercayaan mereka. Dari data tersebut maka aktivitas fisik dan menjaga pola makan
dapat ditegakkan diagnosis keperawatan walaupun tidak konsisten. Dalam jurnal
ketidakefektifan manajemen kesehatan penelitian tentang tentang gaya hidup sebagai
berhubungan dengan kurang pengetahuan faktor risiko DMT2 yang diteliti oleh
tentang program terapeutik. Murtiningsih, Pandelaki, & Sedli (2021)
Penelitian yang dilakukan oleh (Sari & menyatakan bahwa pola makan yang tidak
Agata, 2021) bahwa Hipertensi dan DM diperhatikan seperti mengonsumsi junk food,
merupakan penyakit yang berpotensi besar minuman manis, serta karbohidrat tinggi dan
untuk terjadinya Stroke, dimana stroke dapat aktivitas yang kurang memiliki risiko tinggi
dicegah apabila rajin melakukan kontrol untuk terkena penyakit DMT2.
kesehatan dan menjaga kepatuhan dalam Begitu juga data yang didapatkan dari
pengobatan. Sedangkan DMT2 salah satunya pengkajian pada keluarga Ny. M.W dimana
oleh karena faktor genetik dimana ada ditemukan data bahwa penyebab terjadinya
riwayat anggota keluarga dengan DM akan Diabetes Melitus yakni faktor genetik; faktor
menurun pada generasi dibawah anggota genetik merupakan salah satu pencetus
keluarga yang memiliki riwayat DM tersebut, DMT2 dengan adanya interaksi genetis dan
sehingga dalam keluarga Tn J.R khususnya beberapa berbagai penyakit yang sudah lama
Ny. I.N (istri) diketahui ibu dan adiknya dianggap berhubungan erat dengan faktor
memiliki riwayat DM, dan ibunya meninggal genetik. Selanjutnya kejadian DMT2 akan
karena komplikasi DM dan Hipertensi. IK meningkat dua sampai enam kali lipat jika
juga pernah mengalami stroke 2 kali, stroke ada orang tua atau saudara kandung yang
yang pertama terjadi di bulan Juni 2014, dan mengalami penyakit DMT2, sehingga risiko
stroke yang kedua pada bulan Juli 2020. terjadi kejadian DMT2 dapat terjadi pada
Berdasarkan teori yang didapatkan kedua anak-anak Ny. M.W. Data ini didukung
faktor diatas memengaruhi kondisi IK dengan penelitian yang dilakukan oleh
sebagai penderita hipertensi dan juga Fatimah (2015) menjelaskan seorang yang
penderita DMT2. menderita DM diduga mempunyai gen
Ditemukan dalam kasus Ny. I.N (IK diabetes; diduga bahwa bakat diabetes
pada keluarga Tn. J.R) menggunakan obat merupakan gen resesif. Hanya orang yang
medis Metformin 500 mg, namun telah bersifat homozigot dengan gen resesif
berhenti. IK menggunakan terapi tersebut yang menderita DM.
komplementer seperti tanaman-tanaman Pada Ny. M.W salah satu penyebab
herbal (Daun Sirsak dan Bawang Dayak) DM adalah karena konsumsi makanan yang
pengganti obat medis. Pada penelitian yang mengandung gula yang tinggi. Hal tersebut
dilakukan oleh Fandinata & Darmawan disebabkan karena pola makan yang tidak
(2020) dinyatakan bahwa perbedaan sehat dengan mengonsumsi makanan yang
kepatuhan pada pasien DM yang baru mengandung gula tinggi dan dapat
terdiagnosa dan pasien DM yang sudah lama meningkatan berat badan sehingga dapat
terdiagnosa tidak ditemukan perbedaan yang menyebabkan peregangan pada reseptor yang
signifikan namun, akibat ketidakpatuhan obat dapat membuat seseorang menjadi rentan
tersebut mengakibatkan gula darah yang terkena diabetes selaras dengan penelitian
tidak terkontrol. Oleh karena itu, dibutuhkan yang dilakukan oleh Anggraini & Karyus
pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan (2021). Diagnosis DM ditetapkan apabila
khususnya perawat agar Ny. I.N memahami gula darah > 200 mg/dL disertai dengan
tentang penyakit yang diderita dan cara tanda dan gejala klasik penyakit DM yaitu,
mengontrol kadar gula darah. Hal ini sejalan polidipsi, polifagi, dan poliuri sedangkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh pada pasien ditemui IK memiliki rentang
(Sepang, Patandung, Rembet, Keperawatan, kadar gula darah yang normal tapi memiliki
& Maria, 2020)bahwa pendidikan kesehatan gejala klasik DM yaitu, poliuri, polifagi, dan
atau edukasi khususnya diabetes secara polidipsi sehingga dibutuhkan juga edukasi
terstruktur sangat efektif dalam tentang DMT2 dengan melakukan penerapan
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit 4 pilar seperti penelitian yang dilakukan oleh
pada orang dewasa dengan DMT2. (Putri & Isfandiari, 2013) agar Ny. M.W
Pada keluarga Tn. J.R berdasarkan semakin mengetahui dan memahami DMT2,
data yang diperoleh IK telah melaksanakan terlaksana pengaturan makanan,

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 6


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

beraktivitas/berolahraga sesuai kemampuan sehingga setiap keluarga memperoleh


dan teratur berobat kualitas hidup yang optimal.

PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Setelah dilakukan tindakan
American Diabetes Association (ADA).
keperawatan kepada Ny. I.N (anggota
(2017). Standard of medical care in
keluarga Tn. J.R) dan Ny. M.W dengan
diabetes - 2017. Diabetes Care, 40 (sup
masalah kesehatan DMT2 di Desa
1)(January), s4–s128.
Rumengkor Dua, Kecamatan Tombulu,
https://doi.org/10.2337/dc17-S001
Kabupaten Minahasa peneliti membuat
Amin, M., Jaya, H., Qainitah, A., & Harahap,
beberapa kesimpulan:
U. (2021). Teknik Massage Effleurage
a. Saat dilakukan pengkajian Ny. I.N
Untuk Mengurangi Nyeri Melahirkan
mengatakan bahwa ia berhenti
Kala I Di Rumah Sakit Swasta
mengikuti POSBINDU untuk
Palembang. Jurnal Keperawatan
memeriksakan kesehatannya dan
Merdeka, 1(02), 224–231.
berhenti mengonsumi obat anjuran
https://doi.org/https://doi.org/10.36086/j
dokter (Metformin 500mg) karena
km.v1i2.1005
ingin menggunakan obat yang berasal
Anggarsari Yunita D, Setyorini Yuyun, R. A.
dari tanaman-tanaman herbal.
(2018). Studi Kasus Gangguan Pola
b. Setelah diberikan asuhan keperawatan
Napas Tidak Efektif Pada Pasien Efusi
pada Ny. I.N dan keluarga, IK
Pleura. INTEREST: Jurnal Ilmu
mengatakan akan melakukan
Kesehatan, 07(02), 168–179.
pemeriksaan kembali ke fasilitas
https://doi.org/https://doi.org/10.37341/i
pelayanan kesehatan dan akan
nterest.v7i2.31
mengonsultasikan dengan dokter
Anggraini, S., Karyus, A. (2021).
kembali terkait obat DM. Serta IK
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien
akan mencoba untuk mengikuti
Geriatri dengan Sindrom Metabolik
program diet yang sehat sesuai
Melalui Intervensi Pola Hidup dengan
anjuran.
Pendekatan Kedokteran Keluarga.
c. Saat dilakukan pengkajian IK telah
Medula (Medical Professional Journal
menderita DM sejak 8 tahun lalu,
of Lampung). Volume 11. Nomor 1.
namun tidak mengonsumsi obat DM
http://www.journalofmedula.com/index.
dan menggantinya dengan tanaman
php/medula/article/view/185/171
herbal yang dipercaya mampu
Badan Penelitian dan Pengembangan
mengatasi masalah kesehatannya.
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
d. Setelah diberikan asuhan keperawatan
(2018). Laporan Nasional Riskesdas
pada Ny. M.W, KK dan keluarga akan
2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
mengikuti anjuran-anjuran yang telah
RI.
diberikan selama penerapan asuhan
Bakri, M. H. (2018). Asuhan Keperawatan
keperawatan. Selain itu KK
Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
mengandalkan AK yang menjadi
Mahardika.
anggota keluarga untuk merawat IK
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi
dengan masalah kesehatannya.
Utara UPTD Balai Data dan
2. Saran
Pengembangan Kesehatan. (2017).
Peneliti menyarankan kepada keluarga
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tn. J.R dan Ny. M.W terutama anggota
Utara.
keluarga yang menderita DMT2 untuk
Fandinata, S. S., Darmawan, R. (2019).
memerhatikan serta mempertahankan gaya
Perbedaan Kepatuhan Minum Obat
hidup sehat yang dianjurkan oleh tenaga
Pada Pasien Baru Terdiagnosa dan
kesehatan, dengan harapan meningkatnya
Sudah Lama Terdiagnosa Penyakit
pengetahuan keluarga terkait penyakit yang
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah
diderita anggota keluarga, maka keluarga
Manuntung. Volume 6. Nomor 1.
mampu merawat, serta berpartisipasi
Desember 2019-Juni 2020.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 7


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

https://www.jurnal.akfarsam.ac.id/inde Darah. Jurnal Epidemiologi, 1(2), 234–


x.php/jim_akfarsam/article/view/310 243.
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Tipe https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2014.008
2. Jurnal Kesehatan Kedokteran, Sari, E. K., & Agata, A. (2021). Korelasi
Volume 4. Nomor 5. Riwayat Hipertensi dan Diabetes
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index. Mellitus dengan Kejadian Stroke.
php/majority/article/viewFile/615/619 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia
International Diabetes Federation. (2017). (JIKPI), 2(2), 21–28. Retrieved from
IDF Diabetes Atlas Eighth Edition http://www.jurnal.umitra.ac.id/index.ph
2017. https://doi.org/http://dx.doi. p/jikpi/article/view/733
org/10.1016/S0140-6736(16)31679-8. Sepang, M. Y. L., Patandung, V. P., Rembet,
Kholifah. S. N., Wdagdo, W. (2016). I. Y., Keperawatan, A., & Maria, G.
Keperawatan Keluarga dan Komunitas. (2020). Pengaruh Edukasi Terstruktur
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Dengan Media Booklet Terhadap
Murtiningsih, M. K., Pandelaki, K., Sedli, B. Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes
P. (2021). Gaya Hidup Sebagai Faktor Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Perawat
Risiko Diabetes Melitus Tipe 2. E- Manado (JUIPERDO), 08(01), 70–78.
Clinic, E-Journal, Volume 9. Nomor 2. https://doi.org/https://doi.org/10.47718/j
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e pd.v8i01.1155
clinic/article/view/32852 World Health Organization. (2021). Diabetes
Putri Diah, M. (2019). ASUHAN Mellitus. https://www.who.int/news-
KEPERAWATAN PADA KELUARGA room/fact-sheets/detail/diabetes.
DENGAN HIPERTENSI YANG
MENGALAMI KETIDAKEFEKTIFAN
PEMELIHARAAN KESEHATAN DI
PUSKESMAS KLATEN SELATAN.
STIKES Muhammadiyah Klaten.
Retrieved from
http://repository.stikesmukla.ac.id/id/ep
rint/161
Putri, N. H. K., & Isfandiari, M. A. (2013).
Hubungan Empat Pilar Pengendalian
DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar Gula

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 8


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

STRESS DAN FUNGSI KOGNITIF TERHADAP KEMANDIRIAN MELAKUKAN


ADL PASIEN SETELAH STROKE

Henny Y. Pongantung1, Rosdewi2

STIK Stella Maris Makassar1,2

Jl. Maipa No. 19, Losari, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar
E-mail: hennypongantung@gmail.com

ABSTRAK
Stroke dapat berdampak pada gangguan saraf yang akan mempengaruhi penurunan tonus
otot, hilangnya sensibilitasi pada sebagian anggota tubuh, menurunnya kemampuan untuk
menggerakan anggota tubuh yang sakit dan penurunan kemampuan berpikir. Kondisi tersebut
berdampak pada keterbatasan pemenuhhan kehidupan setiap hari sehingga pasien dapat mengalami
stress, Stres inilah yang membuat penderita menjadi tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas
secara mandiri. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh tingkat stres dan fungsi kognitif
dengan kemandirian dalam melakukan ADL pada pasien setelah stroke. Jenis penelitian: non
eksperimen dengan desain Observasional Analitik dengan pendekatan Cross-Sectional study.
Pengambilan sampel secara non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 60 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS- 42
untuk mengukur stress yang di rasakan pasien , MoCA-Ina digunakan menilai kemampuan kognitif
dan lembar observasi Indeks Barthel untuk menentukan tingkat kemandirian pasien . Analisis data
menggunakan uji alternative Kolmogorov Smirnov. Hasil: ada hubungan antara tingkat stress
dengan kemandirian ADL dengan nilai p=0,007 (<α=0.05) dan ada hubungan antara fungsi
kognitif dengan kemandirian ADL dengan nilai p=0,014 (<α=0,05). Kesimpulan: Stress yang
meningkat dapat menurunkan kemandirian dalam melakukan ADL, dan fungsi kognitif yang baik
dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan ADL pada pasien setelah stroke.

Kata kunci : Stres, Kognitif, Kemandirian, Activity Daily Live, Stroke

ABSTRACT (TNR11)
Stroke can have an impact on nervous disorders that will affect a decrease in muscle tone,
loss of sensibility in some parts of the body, decreased ability to move sick limbs and decreased
ability to think. This condition has an impact on the limitations of fulfilling daily life so that
patients can experience stress. This stress makes patients less enthusiastic in carrying out activities
independently. The purpose of the study: to determine the effect of stress levels and cognitive
function with independence in performing ADL in patients after stroke. Type of research: non-
experimental with Analytical Observational design with a Cross-Sectional study approach.
Sampling was non-probability sampling with consecutive sampling technique with a total sample of
60 respondents. The research instrument used the DASS-42 questionnaire to measure the stress felt
by the patient, MoCA-Ina was used to assess cognitive abilities and the Barthel Index observation
sheet to determine the patient's level of independence. Data analysis used the Kolmogorov Smirnov
alternative test. Result: there is a relationship between stress level and ADL independence with p
value = 0.007 (<α=0.05) and there is a relationship between cognitive function and ADL
independence with p value = 0.014 (<α=0.05). Conclusion: Increased stress can decrease
independence in doing ADL, and good cognitive function can increase independence in doing ADL
in patients after stroke.

Keywords : Stress, Cognitive, Independence, Activity Daily Live, Stroke

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 9


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

PENDAHULUAN Adanya gangguan kognitif setelah stroke


Stroke terjadi jika aliran darah ke meningkatkan risiko angka kematian hingga
otak terganggu dan mengakibatkan pasokan tiga kali lipat dibandingkan pasien dengan
darah ke otak berkurang atau bahkan berhenti stroke tidak mengalami masalah kognitif.
sama sekali. Ketika pasokan darah ke otak Gangguan kognitif berdampak pada
berkurang maka akan terjadi kerusakan penurunan kemampuan dalam aktivitas
sebagian otak. Kerusakan otak ini dapat sehari-hari, penurunan kualitas hidup dan
menimbulkan gejala kelumpuhan atau meningkatnya beban ekonomi dalam
kelemahan pada sisi tubuh secara tiba-tiba masyarakat (Lumbantobing, 2006). Kondisi
(Bernyamin dkk. 2018) dan bahan ini memicu terjadinya stress bahkan depresi.
berdampak pada kematian pasien secara Apabila hal ini tidak diatasi akan
mendadak. mengakibatkan penurunan motivasi hidup
Penyakit stroke tercatat sebagai dan pada akhirnya berdampak penurunan
penyebab kematian ketiga di dunia dan di melaksanakan aktifitas setiap hari (activiy
negara maju maupun negara berkembang, daily living). Hal ini sependapat dengan
diantara 1 dari 10 kematian disebabkan oleh Amalia (2017) dalam penelitiannya
stroke,dan setiap tahunnya terdapat 15 juta menyebutkan pasien stroke yang mengalami
orang di seluruh dunia menderita stroke serta masalah psikososial atau depresi menjadi
hampir lima persennya diantaranya kurang bersemangat dalam beraktivitas,
meninggal (Arnett, D.K., Khera, A.dkk, termasuk mengikuti latihan untuk
2019) sedangkan data prevalensi stroke di meningkatkan kemandiriannya. Demikian
Indonesia menunjukkan kenaikan dari 7% juga pada penderita yang mengalami
per 1000 penduduk pada tahun 2013 gangguan memori atau masalah kognitif,
menjadi 10,9% per1000 penduduk pada seperti atensi, dan gangguan orientasi.
tahun 2018. Provinsi yang memiliki Penelitian lain juga dilakukan oleh
penderita stroke tertinggi yaitu Kalimantan Wondergem, dkk (2017), mengatakan bahwa
Timur dengan jumlah 14,7% per 1000 penurunan ADL pasien stroke berhubungan
penduduk, dan Sulawesi Selatan menempati dengan keadaan yang kurang aktif dan
urutan ke 18 dengan penderita stroke memiliki gangguan fungsi kognitif, serta
terbanyak di Indonesia (Riskesdas, 2018). depresi dan kurangnya dukungan dari
Serangan stroke mengakibatkan anggota keluarga.
kelemahan anggota gerak dan risiko Activity of Daily Living (ADL)
terjadinya penurunan fungsi kognitif merupakan aktivitas dasar yang diperlukan
sebanyak tiga kali lipat. Sebanyak 50-75% bagi seseorang untuk dapat hidup dalam
penderita stroke mengalami gangguan fungsi komunitas. Aktivitas dasar yang
kognitif dan prevalensi demensia tiga bulan dimaksudkan yaitu makan, berpakaian,
pasca stroke berkisar antara 23,5- 61%. mandi, transfer, toileting, dan mobilitas

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 10


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

(Pongantng Henny dkk, 2019). Seseorang 2020) untuk menilai kemampuan pasien
yang tidak dapat melakukan satu atau lebih melakukan aktivitas sehari-hari.
dari aktivitas tersebut, akan membutuhkan
bantuan setiap hari dari orang lain untuk HASIL
hidup di masyarakat. Tabel 1. Distribusi Responden
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
dan wawancara kepada keluarga, rata rata Pendidikan Terakhir dan Jenis Stroke n=60
pasien yang megalami stroke pertama kali Umur f %
mengalami stress dan emosi yang tidak stabil 34 - 44 1 1

karena pasien merasa tidak berdaya lagi , 45 - 54 24 40

merasa tidak bisa sembuh dan pasien kadang 55 - 64 24 40


65 – 74 11 19
menolak Latihan makan, berpakaian,
Jenis
atau melakukan buang secara mandiri . Kelamin
Kegiatan ini merupakan kegiatan dasar yang Laki - laki 36 60
harus di miliki setiap manusia. Berdasarkan Perempuan 24 40
masalah diatas, peneliti tertarik untuk Pendidikan
melihat dampak stress dan gangguan kognitif Tidak 5 8
Sekolah
dengan kemandirian melakukan Activity of
SD 18 30
Daily Living pada pasien setelah stroke.
SMP 9 15
SMA 19 31
METODE PT 9 15
Penelitian ini merupakan penelitian Jenis Stroke
non – eksperimental dengan mengunakan NHS 52 87
design observasional analitik . Tempat HS 18 13
penelitian dilaksanakan di di Rumah Sakit
Stroke Prov. Sulawesi selatan yang
dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2020
dengan melibatkan 60 pasien yang Tabel 2. Tingkat Stres pada Pasien

mengalami stroke yang memenuhi kriteria Setelah Stroke

inklusi, pengambilan sampel mengunakan Tingkat Stress f %


teknik consecutive sampling. Proses Normal 34 56
Ringan 13 21
pengumpulan data menggunakan kuesioner Sedang 13 21
Berat 0 0
DASS 42 untuk mengetahui tingkat stress
Sangat Berat 0 0
pasien , sedang pengukuran fungsi kognitif
Total 60 100
memakai lembar kusioner MoCA-Ina dan
lembaran observasi mengunakan Indeks
Barthel Indonesian version (Pongantung,

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 11


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Tabel 3. Fungsi Kognitif Pada Pasien melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan


Setelah Stroke diri sendiri.
Fungsi Kognitif f % Stres merupakan suatu kondisi
Normal 27 45 ketegangan yang mempengaruhi emosi,

Tidak Normal 33 55 proses berpikir dan kondisi seseorang. Hal ini


terjadi karena pasien stroke menjadikan
Total 60 100
masalah kesehatan atau perubahan kondisi
fisik mereka sebagai suatu tekanan dalam
Tabel 4. Kemandirian Melaksanakan hidup dan demikian mengganggu kondisi
Actifity Daily Living psikologis mereka, bahkan mengganggu
Tingkat Kemandirian f % tingkat kemandirian dalam beraktivitas

Mandiri 31 51 (Herdiyani, 2013). Hal ini disebabkan karena


kondisi kesehatan mereka baik fisik maupun
Ketergantungan Ringan 19 31
psikis yang kadang-kadang sakit atau
Ketergantungan Sedang 7 11
mengalami gangguan, sehingga aktivitas
Ketergantungan Berat 3 5 sehari-hari terbatas dan membutuhkan
Ketergantungan Total 0 0 bantuan orang lain. Pada beberapa kegiatan
mereka memerlukan bantuan orang lain,
Total 60 100
misalnya berjalan, berpakaian, pergi ke
Tabel 5. Hubungan Fungsi Kognitif kamar mandi atau mengambil keputusan
dengan Kemandirian ADL pada Pasien (Tarwoto, 2006).Hal ini sejalan dengan
Setelah Stroke penelitian yang dilakukan oleh Amalia
(2017) yang menemukan bahwa ada
pengaruh masalah psikososial atau stres
terhadap kemandirian dalam melakukan
ADL. Pasien yang mengalami stres menjadi
kurang bersemangat dalam beraktivitas, atau
PEMBAHASAN mengikuti latihan untuk meningkatkan
Tingkat Stres dengan Kemandirian activity kemandiriannya. Penelitian ini juga sejalan
daily living pada pasien stroke dengan penelitian yang dilakukan oleh
Stroke dapat mengakibatkan Nugroho, dkk (2016), yang menemukan
penurunan fungsi saraf, penurunan daya ingat bahwa sebagian besar pasien yang
ketidakmampuan untuk bergerak (Mustaqin, mengalami stres, memiliki tingkat
2011) Keterbatasan kemampuan bergerak ketergantungan penuh.
itulah yang mengakibatkan pasien mudah Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
marah, stres, sehingga mengurangi semangat penelitian yang dilakukan oleh Kristianingsih
(2011), yang menemukan bahwa terdapat

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 12


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

hubungan yang signifikan antara stres dengan otak akan menyebabkan astrosit
tingkat kemandirian ADL pada pasien berploriferasi sehingga neurotransmitter
Lansia. Begitu pula teori yang dikemukakan (dopamine dan serotonin) akan berubah.
oleh Nanda (2009) yang mengatakan bahwa Perubahan pada neurotransmiter ini akan
gejala yang akan yang ditemukan pada pasien meningkatkan aktivitas enzim
stroke yang mengalami stres, yaitu merasa monoaminoksidase (MAO) sehingga
lelah, menurunnya aktivitas, tidak mampu mengakibatkan gangguan fungsi kognitif.
membuat keputusan, serta tidak memiliki Pohjasvaara dkk (2002) dalam
kemauan untuk ADL. penelitiannya mengatakan bahwa penurunan
Berdasarkan pembahasan di atas kognitif sering terjadi pada pasien stroke
peneliti menarik kesimpulan bahwa pasien iskemik, dan frekuensinya meningkat seiring
yang mengalami stres akibat penyakitnya dengan bertambahnya usia. Pendapat ini
akan berpengaruh pada kemandiriannya didukung oleh Prasmanto,R.K.S (2017),
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Stres yang mengatakan bahwa fungsi kognitif
yang dialami tersebut dapat mempengaruhi mempengaruhi kemandirian pasien stroke
motivasi pasien dan akhirnya pasien menjadi dalam beraktivitas. Sedangkan hasil
tidak bersemangat dalam beraktivitas, penelitian yang dilakukan oleh tidak sejalan
sehingga bergantung pada orang lain dalam dimana tidak terdapat hubungan fungsi
memenuhi kebutuhannya sehari-hari, oleh kognitif terhadap kemandirian.dikatakan
sebab itu, ketika tingkat stres pada pasien ketergantungan setelah stroke lebih
setelah stroke meningkat, maka kemandirian dipengaruhi oleh gejala fisik stroke daripada
dalam melakukan aktivitas sehari-hari akan gangguan kognitif. Sehingga perubahan fisik
menurun. lebih mempengaruhi kemandirian dibanding
penurunan fungsi kognitif yang
Fungsi Kognitif dengan Kemandirian mempengaruhi kemandirian.
dalam melakukan ADL Trihayati(2016); Fitri dkk (2020)
Stroke dapat mempengaruhi otak dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
bagian fungsi luhur yang mengatur fungsi ada hubungan antara fungsi kognitif dengan
orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat tingkat kemadirian aktivitas sehari-hari pada
dan bahasa serta fungsi intelektual. pasien setelah stroke dengan hasil p=0,02.
Gangguan pada fungsi tersebut erat Semakin tinggi fungsi kognitif maka semakin
kaitannya dengan kemampuan untuk tinggi pula tingkat kemandirian dalam
berpikir dan menganalisis kegiatan yang melaksanakan aktivitas sehari-hari. Fungsi
akan dilakukan (Hasra, 2013). Menurut kognitif menunjukkan proses menerima,
Martono dan Pranarka (2006) gangguan pada mengorganisasikan dan menginterpretasikan
sistem saraf pusat misalnya pengurangan sensor stimulus untuk berpikir dan
massa otak dan pengurangan aliran darah menyelesaikan masalah. Proses mental

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 13


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

memberikan kontribusi pada fungsi kognitif berdampak pada tingkat ketergantungan


dan dapat mengganggu dalam bepikir logis pada orang lain.
sehingga dapat menghambat kemandirian
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. PENUTUP
Penelitian yang dilakukan oleh
Kondisi stress dan penurunan fungsi
Salsabila (2016); Fadhia dkk( 2021),
kognitif setelah stroke dapat memepengaruhi
mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
kemampuan pasien untuk melakukan activity
signifikan antara fungsi kognitif dengan
daily living secara mandiri seperti makan,
tingkat kemandirian ADL (p=0,008),bahwa
mandi, berpakaian ke kamar mandi dan
penurunan fungsi kognitif merupakan
berjalan.
penyebab terbesar ketidakmampuan
Adapun saran dari penelitian ini yaitu
melakukan ADL dan ketergantungan pada
agar pasien meningkatkan keyakinan dan
orang lain. Fungsi kognitif dengan tingkat
memotivasi diri sendiri untuk pulih dari
kemandirian dalam melakukan aktivitas
penyakitnya sehingga dorongan untuk
sehari-hari mempunyai hubungan yang
melakukan aktivitas sehari-hari secara
signifikan. Yaitu gangguan fungsi kognitif
mandiri dapat terwujud. Selain itu dukungan
yang berat akan mengakibatkan tingkat
keluarga terhadap pasien dapat meningkatkan
kemandirian pasien setelah stroke masuk
motivasi dan kesadaran untuk melakukan
kategori berat, dan jika mengalami gangguan
aktivitasnya sehari- harinya secara mandiri.
fungsi kognitif ringan maka tingkat
Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya
kemandirian melakukan aktivitas menjadi
untuk mencari faktor lain yang menyebabkan
ringan.
pasien setelah stroke mengalami kurang
Berdasarkan pandangan diatas bahwa
mandiri melaksanakan pemenuhan aktifitas
pasien yang mengalami gangguan fungsi
dasar setiap hari.
kognitif akan mempengaruhi kemandiriannya
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal
DAFTAR PUSTAKA
ini menunjukkan bahwa fungsi kognitif
merupakan salah satu faktor yang dapat Amalia, D. R. (2017). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kemandirian Dalam
mempengaruhi kemandirian dalam
Melakukan Activity Of Daily Living
melakukan aktivitas sehari-hari selain faktor (Adl) Pasien Post Stroke Di RSI Sultan
Agung Semarang (Doctoral
kesehatan fisiologis, umur, fungsi psikososial
dissertation, Fakultas Ilmu
dan tingkat stres. Semakin berat gangguan Keperawatan UNISSULA).
fungsi kognitif, maka semakin rendah tingkat
Arnett, D. K., Khera, A., & Blumenthal, R. S.
kemandirian pasien setelah stroke dalam (2019). 2019 ACC/AHA guideline on
the primary prevention of
melakukan aktivitas sehari-hari. Penurunan
cardiovascular disease: part 1,
kemampuan dalam melakukan aktivitas lifestyle and behavioral factors. JAMA
cardiology, 4(10), 1043-1044.
sehari-hari pada pasien setelah stroke

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 14


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Benjamin, E. J., Virani, S. S., Callaway, C. Muttaqin, A.(2011). Asuhan keperawatan


W., Chamberlain, A. M., Chang, A. R., pada klien dengan gangguan
Cheng, S., ... & Muntner, P. (2018). sistem persarafan. Jakarta: Salemba
Heart disease and stroke statistics— Medika.
2018 update: a report from the
American Heart Nugroho, dkk. (2016). Hubungan Stress dan
Association. Circulation, 137(12), Indeks Barthel Pasien Stroke
e67-e492. Hemoragik Akut di Bangsal
Saraf RSUD Arifin Achmad.
Ezema, C. I., Akusoba, P. C., Nweke, M. C.,
Uchewoke, C. U., Agono, J., & Usoro, Pohjasvaara T, Vataja R, Leppävuori A,
G. (2019). Influence of post-stroke Kaste M, Erkinjuntti T. Cognitive
depression on functional independence functions and depression as
in activities of daily living. Ethiopian predictors of poor outcome 15
journal of health sciences, 29(1). months after stroke. Cerebrovasc Dis.
2002;14(3-4):228-33. doi:
Fadhia, Najiyatul., Ulfiana, Elida. & Ismono, 10.1159/000065667. PMID:
Randani Sukna. (2012). Hubungan 12403956.
Fungsi Kognitif dengan Kemandirian
dalam melakukan ADL pada Lansia di Pongantung, H., Lorica, J., Rosdewi, S., &
UPT Pasuruan.Universitas Airlangga: Solon, M. (2020). Construct Validity
Surabaya. Indonesian Version of Barthel Index
for Post Stroke. Indian Journal of
Fitri, F. I., Fithrie, A., & Rambe, A. Public Health Research &
S.(2020)The Impact Of Cognitive Development, 11(3).
Impairment After Stroke On Quality Of
Life And Daily Life Activities. Age Pranarka, K. (2006). Penerapan geriatrik
(years), 15, 39-5. kedokteran menuju usia lanjut yang
sehat. Universa Medicina, 25(4),
Hasra, I.W.P.L., Munayang, H., Kandou, 187-197.
L.F.J. (2013). Prevalensi Gangguan
Fungsi Kognitif dan Depresi pada Prasmanto, R. K. S. (2017). Gambaran
Pasien Stroke RSUPProf. DR. R. D. Fungsi Kognitif Dan Pemenuhan
Kandou. Kebutuhan Activities Of daily
Living (Adls) Pada Pasien Pasca
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Stroke.
(2018) Hasil Riset Kesehatan Dasar,
Jakarta.
Schulz, dkk. (2006). The Effect of Post Stroke
Cognitive Impartment On
Kristianingsih, Y., & Widjayanti, Y. (2011).
Rehabilitation Process and
Tingkat Depresi Dan Ketergantungan
Functional Outcome
Activity Of Daily Living Pada
Lansia. Jurnal Penelitian
Trihayati, N., Salmiyati, S., & Isnaeni, Y.
Kesehatan, 1(1), 38-43.
(2016). Hubungan Fungsi Kognitif
Dengan Tingkat Kemandirian
Aktivitas Sehari-Hari Pada Lansia Di
Lumbantobing, S.M., 2006 ; Neurologi klinis
Upt Panti Wredha Budhi Dharma
; FKUI, Jakarta, hal 88-90.
Ponggalan Yogyakarta.
Martono, HH & Pranarka, K (ed.) 2009.
Buku Ajar Boedhi-Darmojo: Geriatri Wardhana, W. A. (2011). Strategi mengatasi
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4, & bangkit dari stroke. Yogyakarta:
Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Penerbit Pustaka Pelajar.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 15


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Wiyoto 2002, “Gangguan Fungsi Kognitif first ever stroke?. Cerebrovascular


pada Stroke”, Pendidikan diseases, 43(1-2), 1-8.
Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Penyakit Saraf, FK Unair, Surabaya.

Wondergem, R., Pisters, M. F., Wouters, E.


J., Olthof, N., de Bie, R. A., Visser-
Meily, J. M., & Veenhof, C. (2017).
The course of activities in daily
living: who is at risk for decline after

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 16


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ST. THERESIA TARATARA

Brigitte David1, Fina Natalia2,Kansia Terok3,Pricilia Toreh4


1,2,3,4
STIKES Gunung Maria Tomohon
Alamat Korespondensi: Jl. Florence, Kel. Kolongan, Kota Tomohon, Telp. (0431) 353060
E-mail: brigittedavid73@yahoo.com

ABSTRAK
Latar belakang: Berimajinasi dan kepercayaan memiliki kekuatan merupakan kemampuan
anak prasekolah di masa golden age. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk
memperhatikan perkembangan anak khususnya kognitif. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan
antara faktor peran orang tua dengan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah di TK St.
Theresia Taratara. Metode: Penelitian ini adalah jenis kuantitatif dengan menggunakan desain
penelitian correlative dan menggunakan pendekatan cross-sectional study. Populasi penelitian ini
adalah seluruh orang tua dan murid TK St. Theresia Taratara. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan total population sampling yaitu sebanyak 30 responden yang diberikan kuesioner
tentang peran orang tua dan perkembangan kognitif anak. Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil: Uji hipotesis menunjukan nilai p value = 0,012 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara peran orang tua dengan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang baik bagi anak-anak usia pra sekolah
di TK. St. Theresia Taratara meningkaTKan kemampuan kognitif anak. Sehingga disarankan agar
orang tua tetap mempertahankan dan meningkaTKan pola asuh anak.

Kata kunci: Anak pra sekolah, kognitif, peran orang tua

ABSTRACT

Background: Imagination and belief have power in the ability of preschoolers in the golden
age. Parents have a great responsibility to pay attention to the development of children, especially
cognitive. Purpose: To find out the relationship between parental role factors and cognitive
development of pre-school-aged children at St. Theresia Taratara Kindergarten. Method: This
research is a quantitative type using correlative research design and using a cross-sectional study
approach. The population of this study is all parents and students of St. Theresia Taratara
kindergarten. Sampling techniques using total population sampling were as many as 30
respondents who were given questionnaires about the role of parents and cognitive development of
children. The data were analyzed with the Chi-square test. Results: Hypothesis test shows the value
p-value = 0.012 then it can be concluded that there is a significant relationship between the role of
parents and the cognitive development of children of pre-school age. Conclusion: It can be
concluded that the role of parents is good for pre-school age children in TK. St. Theresa Taratara
improves children's cognitive abilities. So it is recommended that parents still maintain and
improve the parenting of children.

Keywords: Pre-school children, cognitive, parental roles

PENDAHULUAN anak yang tinggi serta penemuan-penemuan


yang ditemui. Masa golden age atau generasi
Periode prasekolah merupakan anak emas adalah masa pertumbuhan dan
usia 3-6 tahun yang mulai bisa bergerak perkembangan yang berkembang secara
sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah. pesat. Dimana potensi-pontensi anak harus
Salah satu cirinya dengan adanya aktivitas melibaTKan peran orang tua untuk

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 17


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

melengkapi kebutuhan, memfasilitasi dan dengan yang lain. Untuk memahami


mempersiapkan anak untuk menuju perkembangan anak perlu juga memahami
kedewasaan melalui masa perkembangan permasalahan apa saja yang dialami selama
dengan optimal serta pertumbuhan yang baik perkembangan sang anak. Permasalahan
sesuai dengan usia (Arfianti R. 2018). Pada dapat dilihat melalui tingkah laku atau
masa ini sesuatu yang diajarkan, dibiasakan perilaku yang di tunjukkan dari anak saat
atau diterapkan akan terekam dan dapat sedang mengikuti proses belajar atau pada
berpengaruh terhadap masa depannya. Masa saat bermain (Izzaty, dkk, 2017).
kehidupan seorang anak, sebagian besar Perkembangan anak dapat
adalah bersama keluarganya, oleh karena itu disimulasikan melalui pendidikan. Ibu dalam
perkembangan sosial, psikis/ fisik dan keluarga khususnya memiliki peran yang
religius juga terbentuk dari keluarga utama. Keluarga merupakan tempat
(Hidayah, R, 2019). pendidikan pertama bagi anak sebelum
Menurut data dari Profil kesehatan masuk dalam dunia pendidikan yang paling
Indonesia jumlah anak Prasekolah jenis awal. Orang tua menjadi cerminan dan
kelamin laki-laki berjumlah 4.879.979 dan teladan. Dalam perkembangan kognitif anak,
jenis kelamin perempuan berjumlah orang tua bukan hanya sebagai fasilitator
4.693.374 sehingga total 9.573.353 jiwa melainkan sebagai pendamping.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Atas dasar itu sehingga peneliti ingin
2019). Data angka kejadian gangguan melihat hubungan dari peran orang tua dan
perkembangan pada anak usia 3-7 tahun di perkembangan kognitif anak usia pra sekolah
Amerika Serikat mengalami peningkatan dari di TK. St. Theresia Taratara.
tahun 2014 sebesar 5,76% dan di tahun 2016
sebesar 6,9% (Zablotsky, B. Black & I.L METODE
Blumberg, J.S, 2017). Angka keterlambatan Desain Penelitian
pertumbuhan dan perkembangan anak di Penelitian ini adalah jenis kuantitatif dengan
Indonesia masih cukup tinggi yaitu sekitar 5- menggunakan desain penelitian correlative
10% mengalami keterlambatan dan menggunakan pendekatan cross-
perkembangan umum, sehingga sectional study.
membutuhkan perhatian serius. Dua dari Populasi dan sampel
1.000 bayi mengalami gangguan Populasi pada penelitian ini adalah orang tua
perkembangan motorik dan dari 100 anak dan murid TK. St. Theresia Taratara. Teknik
mempunyai kecerdasan kurang dan pengambilan sampel dengan total population
keterlambatan bicara. Populasi anak di sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan
indonesia mencapai sekitar 33% dari total eksklusi. Penelitian dilaksanakan di TK. St.
populasi yaitu sekitar 83 juta dan setiap Theresia Taratara pada Oktober-November
tahunnya jumlah populasi anak terus 2021. Jumlah sampel 30 orang.
meninhgkat (Sugeng, H.M, 2019). Bahan dan Alat Penelitian
Pandemi Covid-19 membawa Penelitian ini menggunakan lembar kuesioner
dampak di segala sektor. Selain sektor sebagai instrument yang telah digunakan oleh
ekonomi, sektor pendidikan juga mengalami peneliti sebelumnya. Kuesioner peran orang
dampak. Menurut UNESCO sebanyak 1.5 tua terdiri atas 25 pernyataan dan kuesioner
milyar anak usia sekolah yang terdampak dan kuesioner perkembangan kognitif anak
termasuk di Negara kita Indonesia. Meskipun usia sekolah terdiri atas 8 pernyataan.
sekolah di tutup kegiatan belajar mengajar Tahap Pengumpulan Penelitian
tetap dilakukan. Penelitian ini diawali dengan pengurusan
Perkembangan kognitif anak usia surat ijin penelitian dari pihak institusi
dini adalah kemampuan cara berpikir anak STIKes Gunung Maria Tomohon dan TK. St.
usia dini dalam memahami lingkungan Theresia Taratara. Selanjutnya dilakukan
sekitar sehingga pengetahuan anak observasi perdana di lokasi penelitian, setelah
bertambah (Khadijah, 2016). Perkembangan itu barulah pelaksanaan penelitian:
kognitif menggambarkan bagaimana pikiran pengambilan data, pengolahan, analisis dan
anak berkembang dan berfungsi dengan baik, pembahasan serta penyusunan laporan
sehingga dapat berpikir. Setiap anak penelitian. Sebelum mengisi lembar
memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 18


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

kuesioner, responden telah mengisi informed Tabel 3. Karakteristik Responden


consent. Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Analisis Data
Hasil penelitian dianalisis secara Pendidikan Frekuensi %
univariat dan bivariat dengan menggunakan SMP 3 10
perangkat lunak (software) statistik. analisis SMA 19 63,3
univariat dilakukan untuk menjelaskan atau Sarjana 8 26,6
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel Total 30 100
penelitian. analisis bivariat untuk menguji
hubungan antara peran orang tua dengan Sumber data : Data primer (2022)
perkembangan kognitif anak usia pra
sekolah. Analisis menggunakan uji statistik Berdasarkan Tabel 3. menunjukkan
yaitu uji Chi-Square. pendidikan orang tua sekolah menengah atas
berjumlah 19 orang (63,3%), sarjana
berjumlah 8 orang (26,6%) dan sekolah
HASIL menengah pertama berjumlah 3 orang (10%).

Tabel 1. Karakteristik Anak Usia Pra Tabel 4. Karakteristik Responden


Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Status Pekerjaan Orang Tua

Jenis Frekuensi % Pekerjaan Frekuensi %


Kelamin Pegawai 8 26,7
Laki-laki 9 30 Swasta
Perempuan 21 70 PNS 3 10
Total 30 100 IRT 19 63,3
Sumber data : Data primer (2022) Total 30 100
Sumber data : Data primer (2022)
Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan jumlah
anak usia pra sekolah di TK St. Theresia Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan
yang berjenis kelamin laki-laki 9 orang pekerjaan orang tua sebagian besar sebagai
(30%) dan perempuan 21 orang (21%). ibu rumah tangga 19 orang (63,3%), pegawai
swasta 8 orang (26,7%) dan PNS berjumlah 3
Tabel 2. Karakteristik Responden orang (10%).
Berdasarkan Umur Orang Tua
Umur Frekuensi % Tabel 5. Peran Orang tua pada Anak Usia
< 30 Tahun 17 56,6 Pra Sekolah
≥ 30 Tahun 13 43,3 Peran Orang Frekuensi %
Total 30 100 tua
Sumber data : Data primer (2022) Baik 22 73,3
Cukup 8 26,7
Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan umur Kurang 0 0
orang tua yang menjadi responden kurang Total 30 100
dari 30 tahun berjumlah 17 orang (56,6%)
dan umur orang tua lebih dari 30 tahun Sumber data : Data primer (2022)
berjumlah 13 orang (43,3%).
Berdasarkan tabel menunjukkan 73,3 %
peran orang tua pada anak usia dini di TK St.
Theresia adalah baik dan sebagian cukup
26,7 %.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 19


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Tabel 6. Perkembangan Kognitif pada untuk menyebuTKan nama lengkapnya


Anak Usia Pra Sekolah dengan benar, memberikan nutrisi yang
seimbang, dan melindunginya dari
Perkembangan Frekuensi % lingkungan yang buruk. Seorang ibu pula
Kognitif yang mengarahkan anak untuk masuk ke
Baik 14 46,5 dalam lingkungan pendidikan tertentu,
Cukup 14 46,4 mengajarkan hal baik, hingga menjadi guru
Kurang 2 7 bagi mata pelajarannya di rumah.
Total 30 100 Gambaran kemampuan kognitif anak
usia pra sekolah di TK St. Theresia Taratara
Sumber data : Data primer (2022)
yang memiliki perkembangan kognitif cukup
dan kurang masih memerlukan stimulasi
Berdasarkan Tabel 6. menunjukkan untuk mengembangkan kemampuan kognitif
perkembangan kognitif anak usia dini di TK tersebut. Pada anak dengan perkembangan
St. Theresia adalah baik 46,5 %, cukup 46,5 kognitif baik perlu ditingkaTKan dan terus
% dan kurang 7%. diberikan stimulasi. Menurut soetjiningsih
(1998) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak
Tabel 7. Hubungan Peran Orang tua diantaranya faktor genetik dan faktor
dengan Perkembangan Kognitif Anak lingkungan yang terbagi menjadi prenatal
Usia Pra Sekolah dan post natal. Yang termasuk dalam
lingkungan prenatal adalah gizi pada waktu
Peran Perkembangan Jumlah P value hamil, toksin, endokrin, radiasi, infeksi,
Orang Kognitif Anak stress, imunitas sedangkan yang termasuk
tua Usia Pra Sekolah dalam lingkungan post natal antara lain usia,
Baik Cukup Kurang
suku gizi, perawatan kesehatan, kepekaan
Baik 13 9 0 22 0,012
terhadap penyakit, cuaca, keadaan geografis,
keadaan rumah, stimulasi motivasi belajar,
Cukup 1 5 2 8
kasih saying, interaksi orang tua anak,
Sumber data : Data primer (2022)
pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua,
jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, dll.
Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat bahwa ada Penelitian ini menambah penelitian
13 orang (43,3%) anak usia pra sekolah yang yang ada dimana terdapat hubungan yang
memiliki perkembangan kognitif baik dan erat antara peran orang tua dan kemampuan
peran orang tua baik, kemudian ada 2 orang kognitif anak usia pra sekolah. Pola asuh
(6,7%) anak usia pra sekolah yang memiliki anak-anak usia pra sekolah di TK. St.
perkembangan kognitif kurang dan peran Theresia semuanya dilakukan oleh orang tua
orang tua cukup. Pada hasil uji statistik sehingga peran orang tua diterapkan dalam
dengan nilai P=0,012 dan nilai α=0,005. Hal kehidupan keluarga. Penelitian dari
ini menunjukkan bahwa nilai p<α yang Vandermaas-Peeler, et al (2012), dengan
artinya ada hubungan yang signifikan antara melihat cara orang tua dan anak-anak usia
peran orang tua dengan perkembangan pra sekolah yang terlibat dalam permainan
kognitif anak usia pra sekolah. dan aktivitas selama satu bulan, hasilnya
memberikan bukti dukungan intensif dari
PEMBAHASAN orang tua menimbulkan penalaran yang
kompleks seperti memprediksi dan
Peran orang tua pada anak usia pra mengevaluasi selama kegiatan yang
sekolah di TK. St. Theresia Taratara adalah dilakukan dirumah. Demikian pula Niklas, et
baik, ini terjadi karena responden ibu lebih al (2016) menemukan studi intervensi yang
banyak waktu bersama diberikan pada anak usia sekolah mengenai
anak. Hal ini sependapat dengan Astarani matematika sederhana dengan dukungan
(2012), dimana peran ibu saat anak orang tua, hasilnya meningkaTKan fokus
menginjak usia dini yakni memberikan pada pembelajaran anak-anak selama
sistem pendidikan bagi anak di rumahnya kegiatan sehari-hari, informal dan
sendiri. Ibu mengajarkan kepada anaknya menyenangkan.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 20


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Adanya bimbingan dan arahan orang Cham Switzerland: Springer International


tua dirumah dapat menjawab sikap Publishing
keingintahuan anak yang selalu bertanya-
tanya. hal ini sejalan dengan pendapat Fusaro Fusaro, M & M. C. Smith. (2018).
& Smith (2018) bahwa rasa ingin tahu “Preschoolers” Inquisitiveness and Science-
merupakan prediktor penting dari relevant Problem Solving.” Early Childhood
penyelidikan anak-anak. lebih banyak studi Research Quarterly 42: 119–127
juga menyelidiki jenis dukungan lain yang Hidayah, R.. (2019). Psikologi Pengasuhan
diberikan kelompok keluarga untuk Anak. Yogyakarta: UIN Malang Press
pembelajaran anak-anak dirumah yang sangat
penting untuk perkembangan kognitif Izzazty, dkk. (2017). Pendidikan Anak Usia
(Blevins dan Austin, 2016). Dini. Yogyakararta: Diva Press
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
PENUTUP
(2019). Data Dan Informasi Profil Kesehatan
Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa: Khadijah. (2016). Pengembangan Kognitif
1. Peran orang tua pada anak usia pra Anak Usia Dini. Perdana Mulya Seran (Ikpi).
sekolah di TK St. Theresia Taratara Cetakan Pertama. ISBN: 978-602-6970-78-7
adalah baik (73,3%). Niklas, F., C. Cohrssen., C. Tayler. (2016).
2. Perkembangan kognitif anak usia pra Improving Preschoolers’ Numeracy Abilities
sekolah yang kurang hanya 7%. by Enhancing the Home Numeracy
3. Ada hubungan yang signifikan antara Environment. Early Education and
peran orang tua dan perkembangan Development 27: 372–383
kognitif anak usia pra sekolah di TK St. Sugeng, H.M. (2016). Gambaran Tumbuh
Theresia Taratara. Kembang Anak Pada Periode Emas Usia 0-
Pentingnya peran orang tua dalam 24 Bulan Di Posyandu Wilayah Kecamatan
meningkaTKan kemampuan kognitif anak Jatinanggor. Jurnal Sistem Kesehatan, 4 (2),
usia pra sekolah, sehingga diharapkan adanya 96-101
kerjasama antara guru dan orang tua untuk
saling mendukung. Dan bagi orang tua untuk Vandermaas-Peeler, M., L. Ferretti., S.
tetap meningkaTKan pola asuh dan peran Loving. (2012). Playing the Ladybug Game:
dirumah. Parent Guidance of Young Children’s
Numeracy Activities. Early Child
Development and Care 182 (10): 1289–1307.
DAFTAR PUSTAKA doi:10.1080/03004430.2011.609617
Zablotsky, B. Black & I.L Blumberg, J.S.
Arfianti R. (2018). Gambaran Perkembangan (2017). Estimated Prevalence Of Children
Sikap Sosial Anak Prasekolah Di TK Islam With Diagnosed Developmental Disalities In
Irsyad 01 Cilacap. Karya Tulis Ilmiah Tidak The United State, 2014-2016. Centers For
Dipublikasi. Disaese Control An Prevention : United State
Astarani. (2012). Peran Ibu Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Terhadap
Perkembangan Anak Usia Prasekolah.
STIKES RS Baptis Kediri, Indonesia
Blevins-Knabe, B & A. B. Austin. (2016).
Early Childhood Mathematical Skill
Development in the Home Environment.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 21


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

PENGARUH EDUKASI SELF-CARE MANAGEMENT TERHADAP TEKANAN DARAH


PASIEN HIPERTENSI

Fransiskus X. Dotulong¹, Brigita M. Karouw ²


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon
Jln. Florence. Kelurahan Kolongan. Lingkungan VII. Kecamatan Tomohon Tengah.
Kota Tomohon. Kode Pos 95442. Provinsi Sulawesi Utara
E-mail: fransiskus.dotulong@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada pada posisi ≥ 140
mmHg untuk tekanan sistolik atau ≥ 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Kondisi peningkatan
tekanan darah dapat mencetuskan berbagai macam penyakit diantaranya stroke, gangguan jantung
maupun ginjal. Penanganan hipertensi melalui pengendalian tekanan darah dapat dilakukan oleh
perawat melaui tindakan non farmakologis, namun hal ini masih cukup jarang diterapkan di
lapangan perawatan. Edukasi Hypertension Self Care Management merupakan intervensi yang
dapat dilakukan perawat untuk penatalaksanaan penyakit hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh edukasi Self Care Management terhadap pengendalian tekanan darah
pada pasien Hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif, dengan metode quasy
eksperimental design, randomized pretest-posttest control group. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 40 responden yang dirawat di RSU Gunung Maria Tomohon, yang dibagi kedalam 2
kelompok yaitu kelompok intervensi (n=30) dan kelompok kontrol (n=10). Kategori pengukuran
tekanan darah menggunakan rekomendasi JNC VIII. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan
kesehatan untuk perawatan diri untuk perubahan pola hidup sehat dalam mengendalikan tekanan
darah agar dalam rentang normal. Hasil uji Wilcoxon yaitu terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok intervensi dengan p value=0.000. Tidak terdapat
perbedaan tekanan darah pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi. Hasil uji Mann
Whitney yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi yang memperoleh
edukasi dengan kelompok kontrol yang tidak memperoleh edukasi dengan p value=0.000.
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh edukasi Self Care Management terhadap
pengendalian tekanan darah pada pasien Hipertensi. Rekomendasi melalui penelitian ini yaitu
edukasi self care bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah pada penderita hipertensi agar
dapat berada dalam rentang yang normal.

Kata kunci: edukasi; self-care management; tekanan darah; hipertensi

PENDAHULUAN hipertensi menyumbang lebih banyak


kematian CVD (Cardio Vacular Disease)
Hipertensi merupakan kondisi yang daripada faktor risiko CVD lainnya yang
paling umum dijumpai dalam kedokteran dapat dimodifikasi dan yang kedua setelah
primer. Hipertensi menurut World Health merokok sebagai penyebab kematian yang
Organization (WHO) adalah suatu kondisi dapat dicegah dengan alasan apapun. Dalam
dimana pembuluh darah memiliki tekanan sebuah studi lanjutan dari 23.272 peserta
darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 NHSAES A.S. (National Health and
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 Nutrition Examination Survey), > 50%
mmHg) yang menetap. Tekanan darah adalah kematian akibat penyakit jantung koroner
kekuatan darah untuk melawan tekanan (PJK) dan stroke terjadi di antara individu
dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dengan hipertensi (Ford, 2011). Karena
oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tingginya prevalensi hipertensi dan
tinggi tekanan darah maka semakin keras peningkatan risiko PJK, stroke, dan stadium
jantung bekerja (WHO, 2013). akhir penyakit ginjal (End-Stage Renal
Pada tahun 2010, hipertensi adalah Disease / ESRD), risiko populasi dapat
penyebab utama kematian dan cacat di tahun- dikaitkan dengan hipertensi yang tinggi.
tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, Dalam penelitian ARIC (Atherosclerosis Risk

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 22


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

in Communities) berbasis Populasi, 25% sampai menjadi parah dan menimbulkan


kejadian kardiovaskular (PJK, revaskularisasi penyakit pada organ lainnya (Lewis et al.,
koroner, stroke, atau Heart Failure) 2011). Black, J.M., & Jane H.W. (2009)
disebabkan oleh hipertensi. Pada penelitian menyatakan bahwa ada beberapa faktor
Northern Manhattan, persentase kejadian risiko yang mempengaruhi kejadian
akibat hipertensi lebih tinggi pada wanita Hipertensi. Faktor risiko ini diklasifikasikan
(32%) dibandingkan pria (19%) dan lebih menjadi faktor yang tidak dapat diubah dan
tinggi pada orang kulit hitam (36%) faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko
dibandingkan orang kulit putih (21%) yang tidak dapat diubah yaitu riwayat
(Willey, Moon, Kahn et al., 2014). Pada keluarga, umur, jenis kelamin, genetik dan
tahun 2012, hipertensi adalah penyebab etnis. Sedangkan, faktor risiko yang dapat
utama ESRD yang kedua yaitu diabetes diubah yaitu, olahraga, obesitas, stress,
melitus (DM), dan menyumbang 34% kasus kebiasaan merokok, pola makan makanan
ESRD kejadian pada populasi di Amerika yang asin/garam, konsumsi alkohol, kalium,
Serikat (Saran, Li, Robinson, et al., 2015) lemak dan kafein.
(Whelton, et al., 2017). Penatalaksanaan hipertensi secara
Menurut data dari WHO (2013), komprehensif dan sesuai standar penting
prevalensi hipertensi akan terus meningkat, untuk diimplementasikan. Berdasarkan PMK
diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% No. 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
orang dewasa di seluruh dunia terkena Minimal pada pelayanan kesehatan penderita
hipertensi. Di negara maju dan negara hipertensi yaitu penderita hipertensi esensial
berkembang, pengidap penyakit hipertensi atau hipertensi tanpa komplikasi memperoleh
memperlihatkan tren yang semakin pelayanan kesehatan sesuai standar; dan
meningkat, baik di negara-negara maju upaya promosi kesehatan melalui modifikasi
seperti USA dan Eropa maupun di negara gaya hidup di Fasilitas Kesehatan Tingkat
berkembang misalnya di beberapa negara Pertama (FKTP). Pelayanan kesehatan sesuai
Asia, yaitu Cina, Iran, Sri Lanka dan standar ini juga ada pada Guideline Joint
Bangladesh termasuk Indonesia (Appel et al., National Committee 8 (JNC 8) tahun 2014.
2003). Di Indonesia, pada tahun 2007 dari Dua poin baru yang penting dalam guideline
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), JNC ini adalah perubahan target tekanan
prevalensi hipertensi pada penduduk berumur darah sistolik pada pasien berusia 60 tahun
18 tahun ke atas sekitar 31,7% dan pada ke atas menjadi <150 mmHg dan target
tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% tekanan darah pada pasien dewasa dengan
(dari 31,7% menjadi 25,8%). Dari 15 juta diabetes atau penyakit ginjal kronik berubah
penderita hipertensi, 50% hipertensinya menjadi <140/90 mmHg. Dalam guideline
belum terkendali (Riskesdas, 2013). JNC 8 modifikasi gaya hidup tidak dibahas
Prevalensi Hipertensi berdasarkan secara detail tetapi tetap masuk dalam
Diagnosis Dokter pada Penduduk Umur ≥ 18 algoritma JNC ini yang mengacu pada
Tahun berdasarkan RISKESDAS 2018, modikasi gaya hidup yang terdapat dalam
Sulawesi Utara menduduki peringkat paling JNC 7. Laporan dari JNC 8 (2014) mengenai
tinggi dengan persentasi 13,2 %. Prevalensi rekomendasi untuk pengelolaan hipertensi
Hipertensi berdasarkan Diagnosis Dokter dalam modifikasi gaya hidup yaitu
atau Minum Obat Antihipertensi pada penurunan berat badan bagi penderita
Penduduk Umur ≥ 18 berdasarkan obesitas, aktivitas fisik reguler, mengikuti
RISKESDAS 2018, Sulawesi Utara rencana makan sehat seperti Dietary
menduduki peringkat paling tinggi dengan Approaches to Stop Hypertension (DASH),
persentasi 13,5% (Riskesdas, 2018). mengurangi asupan sodium, pembatasan
Data penderita Hipertensi di RSU konsumsi alkohol, dan berhenti merokok.
Gunung Maria periode Januari 2017 hingga Penatalaksanaan hipertensi terbagi
Januari 2018 berjumlah 556 pasien, yang menjadi dua yaitu terapi farmakologis dan
terdiri atas 333 pasien perempuan dan 223 non farmakologis. Terapi farmakologi
pasien laki-laki (Data Rekam Medis RSU merupakan pengelolaan hipertensi
Gunung Maria Tomohon, 2018). menggunakan antihipertensi baik golongan
Hipertensi sering disebut sebagai diuretik, penghambat adrenergik maupun
"silent killer" karena sering tanpa gejala vasodilator (Divine, 2012). Terapi

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 23


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

farmakologis, terutama untuk pasien-pasien pengetahuan mengenai manajemen hipertensi


yang mengalami hipertensi berat, biasanya dan gaya hidup yang sehat. Oleh karena itu
memerlukan pengobatan jangka panjang. peran profesional perawat sebagai penolong
Terapi non farmakologis juga dapat (helper) dan mitra partner dalam
digunakan sebagai pelengkap untuk meningkatkan kesehatan dan perawatan
mendapatkan efek pengobatan farmakologis hipertensi diharapkan dapat menolong pasien
(anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, dalam mengontrol atau menurunkan tekanan
2008). Terapi non farmakologis merupakan darah dengan cara memberi intervensi
pengobatan hipertensi yang dilakukan dengan keperawatan untuk dapat meningkatkan
cara menjalani gaya hidup yang lebih sehat kemandirian dan perawatan diri pada klien
(Lalage, 2015), mengatur koping stress, dan keluarga.
menghindari alkohol, dan rokok (Dalimartha, Salah satu terapi non farmakologis
et al., 2008). Williams dan Wilkins (2007) yang dapat dilakukan yaitu melalui
juga menjelaskan berdasarkan beberapa penerapan Edukasi Hypertension Self Care
penelitian bahwa terapi non farmakologi Management dengan tujuan untuk
merupakan intervensi wajib yang harus pengendalian tekanan darah pada penderita
dilakukan pada penanganan penyakit Hipertensi (Han, H.R., et al. 2015). Edukasi
hipertensi. Hypertension Self Care Management yang
Tekanan darah merupakan salah satu didesain dalam bentuk booklet berisi 20 poin
indikator kuat keberhasilan pengobatan pendidikan kesehatan yaitu:
hipertensi karena tekanan darah 1) Berolah raga ringan sesuai toleransi
merefleksikan kekuatan kontraksi jantung secara rutin, seperti berjalan kurang
yang diperlukan agar darah dapat mengalir di lebih 30 menit, minimal 4 sampai 5 kali
dalam pembuluh darah untuk mencapai aliran dalam seminggu
di semua jaringan tubuh dan total peripheral 2) Mengkonsumsi makan kurang dari 1
resistance (TPR) atau tahanan pembuluh sendok teh garam meja per hari (6 gram)
darah perifer (Gunawan, 2001). 3) Mengolah makanan lebih baik dengan
Penatalaksanaan hipertensi dengan obat saat cara dipanggang, dibakar atau dikukus
ini memang telah mengalami kemajuan, daripada menggoreng saat memasak
tetapi terdapat banyak laporan yang 4) Membaca label fakta nutrisi untuk
menyampaikan bahwa penderita yang datang memeriksa informasi tentang konten
ke RS akan datang lagi dengan keluhan natrium
tekanan darahnya tidak mengalami 5) Membaca label nutrisi untuk memeriksa
penurunan bermakna meskipun sudah diobati info tentang jenuh (mis., Mentega,
(Dalimartha, et al, 2008). daging merah) dan lemak trans
Konsep teori keperawatan yang (misalnya lemak babi, pemendekan)
digunakan dalam penelitian ini yaitu teori 6) Mengganti makanan tinggi garam
Dorothea E. Orem (Deficit Self Care Theory). (misalnya, sup kalengan, mie instan)
Mengingat bahwa hipertensi membutuhkan dengan produk rendah garam (misalnya,
perawatan terhadap diri sendiri dalam hal sup buatan sendiri, sayuran segar)
mengontrol dan menurunkan tekanan darah 7) Mengganti makanan berlemak tinggi
serta mencegah dan meminimalkan resiko (misalnya, ayam goreng dalam) dengan
yang terjadi akibat hipertensi. Modifikasi produk rendah lemak (misalnya, ayam
gaya hidup merupakan perilaku kesehatan panggang)
yang sangat penting dalam mencegah 8) Membatasi penggunaan bumbu dengan
dampak dari hipertensi dan merupakan bagi kandungan garam yang tinggi (mis.,
yang tidak dapat dipisahkan dalam saus tomat)
pengobatan hipertensi. Untuk dapat 9) Membatasi konsumsi makanan yang
meningkatkan dan memeliharaan status tinggi jenuh (misalnya, daging merah,
kesehatan dibutuhkan kerja sama dari mentega) dan lemak trans (misalnya,
individu dan pelayanan kesehatan untuk lemak babi)
dapat mencegah dampak dari hipertensi 10) Membatasi total asupan kalori dari
tersebut. Pasien dengan hipertensi mengalami lemak (kurang dari 65 gram) setiap hari
gangguan dalam defisit perawatan diri dalam 11) Mengkonsumsi akan buah dan sayuran
hal mengontrol tekanan darah, kurangnya setiap hari secara rutin

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 24


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

12) Menghindari konsumsi minuman Penggunaan Obat Hipertensi (skala data


beralkohol Nominal).
13) Menghindari merokok Instrumen untuk pengukuran tekanan
14) Mengontrol tekanan darah di rumah darah yang digunakan adalah berdasarkan
secara rutin JNC (The Joint National Committee) VIII,
15) Menggunakan obat hipertensi secara berdasarkan American Heart Association –
rutin American Stroke Association tahun 2017,
16) Melakukan pengecekan ketersediaan sebagaimana dalam ditampilkan pada Tabel
resep obat agar obat selalu tersedia 1.
17) Mengontrol peningkatan maupun
penurunan berat badan Tekanan Tekanan
18) Managemen stress dalam situasi yang Kategori Darah Darah
menyebabkan tingkat stres yang tinggi Sistole Diastole
(mis., adu argumen, kematian anggota Optimal < 120 < 80
keluarga) yang mengakibatkan Normal < 130 < 85
peningkatan tekanan darah
Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89
19) Managemen stress melalui tindakan
mandiri yang dapat menurunkan stres Hipertensi 140 – 159 90 – 99
(misalnya, pernapasan dalam, meditasi) Derajat I
20) Melakukan konsultasi kesehatan secara Hipertensi 160 – 179 100 – 109
rutin di tempat pelayanan kesehatan. Derajat II
Melalui penerapan edukasi ini maka Hipertensi ≥ 180 ≥ 110
diharapkan klien bisa mengelolah secara Derajat III
mandiri perilaku hidup sehat untuk mencegah Tabel 1. Kategori Pengukuran Tekanan
peningkatan tekanan darah agar dapat Darah JNC VIII
meningkatkan kesehatan individu.
Untuk mengurangi bias data (Susilo,
METODE Aima & Suprapti, 2014), maka kriteria
inklusi yang digunakan dalam penelitian ini
Desain penelitian ini yaitu Quasi – yaitu pasien dengan Hipertensi yang dirawat
Eksperimental dengan Pre test – Post test di RS, dan kesadaran compos mentis. Laki-
Kontrol Group (Polit & Beck, 2012). laki maupun perempuan yang berusia 26 – 69
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua tahun. Dapat memahami dan mengikuti
pasien Hipertensi yang dirawat di RSU instruksi verbal, bersedia untuk menjadi
Gunung Maria Tomohon. Pengambilan responden dalam mengikuti edukasi
sampel menggunakan metode Probability Hypertension Self Care Management, serta
Samping dengan Simple Random Sampling menandatangani Informed Consent baik
(Polit & Beck, 2012) yaitu dalam secara pribadi maupun diwakili keluarga
menentukan 2 kelompok sampel diambil sebagai penanggung jawab.
secara acak, melalui teknik Cointoss. Jumlah Penelitian dilaksanakan di RSU
sampel dalam penelitian ini 40 responden, Gunung Maria Tomohon, sejak 1 Oktober
yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 2018 sampai dengan 12 Januari 2019.
kelompok intervensi (n=30) dan kelompok Sebelum penelitian dimulai, tim peneliti
kontrol (n=10). terlebih dulu melakukan pengurusan ijin
Variabel dalam penelitian ini terbagi penelitian dari pihak rumah sakit melalui
atas variabel Independent (bebas) yaitu bidang Pendidikan dan Pelatihan RSU
Edukasi Hypertension Self Care Gunung Maria Tomohon.
Management. Variabel Dependent (terikat) Instrumen pengumpulan data yang
yaitu Tekanan Darah berdasarkan kriteria digunakan adalah instrument berupa lembar
JNC (The Joint National Committee) VIII, karakteristik demografi responden, lembar
dengan skala data Ordinal. Variabel pengukuran tekanan darah, serta booklet
confounder (perancu) terdiri atas 4 yaitu panduan untuk edukasi Hypertension Self
Umur (skala data Ordinal), Jenis Kelamin Care Management. Dalam melaksanakan
(skala data Nominal), Lama Menderita penelitian, pre test pengukuran tekanan darah
Hipertensi (skala data Ordinal) dan dilakukan pada hari 1, yaitu pada kelompok
intervensi maupun pada kelompok kontrol.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 25


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Selanjutnya pada kelompok intervensi 56 - 65 12 30.0


diberikan edukasi Hypertension Self Care 46 - 55 14 35.0
Management yang terdiri dari 20 poin 36 - 45 5 12.5
penyuluhan kesehatan, sedangkan pada
Total 40 100.0
kelompok kontrol tidak diberikan edukasi.
Pada hari ke-7 dilakukan post test untuk Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
pengukuran tekanan darah pada kelompok 2019
intervensi maupun kelompok kontrol. Pada
hari ke-7 ini juga diberikan edukasi pada Berdasarkan karakteristik umur,
kelompok kontrol, agar dapat menjaga responden yang paling banyak dalam
penerapan prinsip Justice sesuai dengan etika penelitian ini yaitu pada rentang umur 46 –
penelitian. Dalam memastikan agar edukasi 55 tahun dengan jumlah 14 responden,
kepada responden tetap efektif maka didalam sedangkan yang paling sedikit yaitu pada
pelaksanaannya, tim peneliti juga rentang umur 35 – 45 tahun dengan jumlah 5
memanfaatkan telenursing melalui media responden.
handphone untuk memberikan edukasi
kepada responden yang termasuk dalam Tabel 3. Karakteristik Jenis Kelamin
kelompok intervensi, yang telah menjalani Responden
perawatan rumah sebelum hari ke-7 dalam Jenis Kelamin Frequency Percent
pelaksanaan penelitian. Laki-laki 19 47.5
Setelah data penelitian dikumpulkan, Perempuan 21 52.5
selanjutnya dilakukan lagi pemeriksaan ulang Total 40 100.0
untuk kelengkapan data dan setelah Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
terkumpul lengkap, maka dilanjutkan pada 2019
tahap analisa data dan analisis statistik
dengan menggunakan perangkat computer Berdasarkan karakteristik jenis
software yaitu Statistikal Package for the kelamin, responden yang paling banyak
Social Sciens (SPSS) Statistics 22 for dalam penelitian ini yaitu perempuan dengan
Windows. Proses analisis data dimulai jumlah 21 responden.
dengan cleaning melalui uji Outlier dan uji
Missing Value. Analisis Univariat Statistik Tabel 4. Karakteristik Lama Menderita
Deskriptif dalam penelitian ini yaitu Analisis Hipertensi Responden
Frekuensi Analisis Deskriptif. Analisis Lama
Bivariat yang digunakan yaitu Uji Beda Non Menderita Frequency Percent
Parametrik Wilcoxon dan Uji Beda Non Hipertensi
Parametrik Mann Whitney. < 1 tahun 2 5.0
1 - 3 tahun 18 45.0
HASIL DAN PEMBAHASAN
3 - 5 tahun 5 12.5
Analisis Univariat > 5 tahun 15 37.5
Analisis univariat digunakan untuk Total 40 100.0
melihat gambaran karakteristik responden Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
dan mengetahui kekuatan otot ekstremitas 2019
atas sebelum dan sesudah intervensi pada
masing-masing kelompok. Berdasarkan karakteristik lama
Gambaran karakteristik responden menderita penyakit hipertensi, responden
yang ditampilkan dalam penelitian ini terdiri yang paling banyak dalam penelitian ini
atas umur, jenis kelamin, lama menderita adalah yang menderita hipertensi 1 – 3 tahun
hipertensi dan penggunaan obat hipertensi. yaitu 18 responden, sedangkan yang paling
sedikit yaitu responden yang menderita
hipertensi kurang dari 1 tahun yaitu 2
responden.
Tabel 2. Karakteristik Umur Responden Tabel 5. Karakteristik Penggunaan Obat
Umur Frequency Percent Hipertensi Responden
>65 9 22.5 Penggunaan Frequency Percent

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 26


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Obat tekanan darah yang signifikan sebelum dan


Hipertensi sesudah intervensi Edukasi Hypertension Self
Rutin 19 47.5 Care Management pada kelompok intervensi.
Tidak Rutin 21 52.5
Tabel 7. Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon
Total 40 100.0 Kelompok Kontrol
Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS, Kelompok P
2019 N Mean
Kontrol value
Berdasarkan karakteristik penggunaan Sebelum 10 2.60
obat hipertensi, responden dalam penelitian 0.157
ini pada umumnya menggunakan obat Sesudah 10 2.40
hipertensi secara rutin yaitu ada 29 Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
responden, dan hanya 11 responden yang 2019
tidak menggunakan obat secara rutin.
Hasil perbedaan nilai mean tekanan
Analisis Bivariat darah berdasarkan Tabel 7 diatas didapatkan
Analisis bivariat dalam penelitian ini nilai pre test pada kelompok kontrol yaitu
dilakukan untuk mengetahui perbedaan mean 2.60., dan pada post test yaitu 2.40.,
tekanan darah sebelum (pre) dan sesudah dengan P value=0,157 (<0,05). Hal ini
(post) intervensi Edukasi Hypertension Self menunjukkan bahwa secara statistik tidak
Care Management pada kelompok intervensi terdapat perbedaan tekanan darah yang
dan kontrol, serta perbedaan tekanan darah signifikan pada kelompok kontrol karena
antara kelompok intervensi dengan kelompok memang tidak mendapatkan intervensi
kontrol setelah intervensi, berdasarkan Edukasi Hypertension Self Care
kriteria tekanan darah dari JNC VIII. Pada Management.
analisis bivariat ini, uji yang digunakan Uji Beda Non Parametrik Mann
adalah Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon Whitney dilakukan untuk mengidentifikasi
dan Uji Beda Non Parametrik Mann perbedaan pengaruh setelah pemberian
Whitney. intervensi Edukasi Hypertension Self Care
Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon Management antara kelompok intervensi dan
dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan kelompok kontrol.
antara pre dan post kelompok intervensi
Edukasi Hypertension Self Care Management Tabel 8. Uji Beda Non Parametrik Mann
dan pre dan post kelompok kontrol yang Whitney
tidak mendapatkan edukasi.
Kelompok N Mean P value
Tabel 6. Uji Beda Non Parametrik Wilcoxon Intervensi 55 25.35 0.000
Kelompok Intervensi
Kelompok P Kontrol 20 5.95
N Mean
Intervensi value
Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS,
Sebelum 30 4.70 2019
0.000
Sesudah 30 2.47 Berdasarkan Tabel 8, perbedaan
Sumber: Pengolahan Data Primer SPSS, tekanan darah sesudah intervensi Edukasi
2019 Hypertension Self Care Management. pada
kelompok intervensi dengan nilai mean 25.35
Hasil perbedaan nilai mean tekanan dan pada kelompok kontrol yang tidak
darah berdasarkan Tabel 6 diatas didapatkan mendapatkan intervensi dengan nilai mean
nilai sebelum intervensi Edukasi 5.95, diperoleh hasil peningkatan yang sangat
Hypertension Self Care Management yaitu tinggi sebesar 19.4% pada kelompok
mean 4.70. Setelah diberikan intervensi intervensi, dengan nilai p value pada Asymp.
terjadi perubahan nilai 2,47., dengan P Sig. (2-tailed) =0,000 (<0,05). Secara
value=0,000 (<0,05). Hal ini menunjukkan statistik disimpulkan bahwa ada perbedaaan
bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 27


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

Edukasi Hypertension Self Care Management sangat menunjang dalam


dengan kelompok kontrol yang tidak mengaplikasikan tindakan ini baik pada
diberikan intervensi. Hal ini membuktikan tingkat sarana pelayanan kesehatan
bahwa secara nyata, intervensi Edukasi maupun juga pada perawatan home-care.
Hypertension Self Care Management Pelaksanaan edukasi yang tepat dan
berpengaruh dalam menurunkan tekanan
berkelanjutan pada penderita hipertensi
darah pada penderita hipertensi,
dibandingkan dengan penderita yang tidak maka akan berdampak positif pada pola
mendapatkan intervensi edukasi. hidup dan kebiasaan pasien untuk
Lestari, I.G. (2018) mengidentifikasi menerapkan pola hidup sehat dalam
bahwa Self Care Management untuk menurunkan maupun menjaga agar
Hipertensi memiliki pengaruh positif dimana tekanan darah tetap dalam rentang yang
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan normal.
diastolik. Dalam penelitian yang lain, Han,
H.R., et al (2015) dalam penelitiannya
tentang Hypertension Self-Care menegaskan DAFTAR PUSTAKA
bahwa pemberian edukasi self care untuk
American Heart Association – American
pasien hipertensi sangat penting dan
Stroke Association. (2017).
membawa dampak positif dalam
mempertahankan tekanan darah berada dalam Highlight from the 2017 Guidelines
rentang yang normal. for the Prevention, Detection,
Emerson, E., et al (2018), dalam Evaluation and Management of
penelitiannya terkait dengan self care pada High Blood Pressure in Adults.
pasien hipertensi mengungkapkan bahwa self http://professional.heart.org/hyperte
care sangat erat kaitannya dengan self nsion.
Appel L.J et al (2006). Dietary Approach to
behaviors pada penderita hipertensi, sehingga
sangat perlu untuk melakukan edukasi self prevent and treatment hypertension
care dalam memaksimalkan pelayanan : scientific statement from the
kepada penderita hipertensi. Golshahi, J., et American heart association.
Hypertension 47 : 296-308.
al (2015) juga menegaskan melalui
Badan Penelitian Dan Pengembangan
penelitiannya tentang efek dari self-care
education terhadap penderita hipertensi yaitu Kesehatan Kementerian Kesehatan
bahwa kepatuhan yang efektif dan efisien RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar
dalam melakukan manajemen kontrol (RISKESDAS). www.depkes.go.id/
terhadap tekanan darah. resources/download/general/Hasil%
Berbagai penelitian sebelumnya 20Riskesdas%202013.pdf.
tentang self-care education pada penderita Badan Penelitian Dan Pengembangan
hipertensi sejalan dengan hasil penelitian ini Kesehatan Kementerian Kesehatan
dimana edukasi hypertension self care dapat RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). www.depkes.go.id/
membawa pengaruh yang positif untuk
menurunkan tekanan darah agar tetap berada resources/download/info...2018/Ha
dalam rentang normal untuk menunjang sil%20Riskesdas%202018.pdf
status kesehatan dari klien penderita Black, J.M., & Jane H.W. (2009).
hipertensi. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. Buku 3. Elsevier. Singapore.
Dalimartha, S., Purnama, B.T., Sutarina, N.,
PENUTUP
Mahendra, & Darmawan, R.
(2008). Care Your Self Hipertensi.
Edukasi Hypertension Self Care
Depok: Penerbit Plus.
merupakan salah satu intervensi Emerson E.Ea., et al. (2018). Self-care
keperawatan yang cukup sederhana yang among Filipinos in the United
dapat diterapkan di sarana pelayanan States who have hypertension
kesehatan khususnya untuk pelayanan Applied Nursing Research
perawatan yang diberikan oleh perawat. ELSEVIER Volume 39, February
Kemapuan untuk memberikan edukasi 2018, Pages 71-76 Received 26
yang merupakan kompetensi perawat June 2017, Revised 31 October

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 28


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

2017, Accepted 1 November 2017, Health Sciences Vol.02, No.01,


Available online 3 November 2017. Maret 2018, Hal 7-18 ISSN 2549-
https://doi.org/10.1016/j.apnr.2017. 2721 (Print), ISSN 2549-2748
11.002 Lewis, S.L., et all. (2011). Medical-Surgical
Ford ES .(2011). Trends in mortality from all Nursing: Assessment and
causes and cardiovascular disease Management of Clinical Problems.
among hypertensive and non 8th Edition. Volume 2. St. Louis,
hypertensive adults in the United Missouri: Elsevier, Mosby.
States. Circulation;123:1737-44. Muhadi. (2016). ANALISIS JNC 8 :
Golshahi, J., et al. (2015). Effect of self-care Evidence-based Guideline
education on lifestyle modification, Penanganan Pasien Hipertensi
medication adherence and blood Dewasa, 43(1), 54–59.
pressure in hypertensive adults: Polit, D. F & Beck, C.T. (2012). Nursing
Randomized controlled clinical Research: Principle And Methods.
trial. Advanced Biomedical 7th Edition. Lippincott Williams
Research. 2015; 4: 204. Published and Wilkins. Philadelphia.
online 2015 Sep 28. Willey, J.Z, Moon YP, Kahn E, et al. (2014).
doi: 10.4103/2277-9175.166140 Population attributable risks of
PMCID: PMC4620611 PMID: hypertension and diabetes for
26601092 cardiovascular disease and stroke in
Gunawan, L. (2001). Hipertensi, penyakit the northern Manhattan study. J Am
darah tinggi. Yogyakarta: Kanisius. Heart Association; 3:e001106.
Han, H.R., et al. (2015). Development and Whelton, P.K., et al. (2017). 2017
Validation of the Hypertension ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/A
Self-Care Profile: A Practical Tool GS/APhA/ASH/ASPC/NMA/PCN
to Measure Hypertension Self-Care. A Guideline for the Prevention,
J Cardiovasc Nurs. 2014 May-Jun; Detection, Evaluation, and
29(3): E11–E20. Management of High Blood
DOI: 10.1097/JCN.0b013e3182a3f Pressure in Adults. Hypertension.
d46] PMCID: PMC3972381 2018;71:e13-e115. DOI:
NIHMSID: NIHMS514576 PMID: 10.1161/HYP. 0000000000000065.
24088621 © 2017 by the American College of
Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Dengan Cardiology Foundation and the
Terapi Air. Yogyakarta: Abata American Heart Association, Inc.
Press. http://hyper.ahajournals.org DOI:
Lestari, I.G., Nur Isnaini. (2018). Pengaruh 10.1161/HYP.0000000000000065
Self Management Terhaap Tekanan
Darah Lansia Yang Mengalami
Hipertensi. Indonesian Journal for

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 29


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP NILAI ABI PADA PASIEN DMT2

Cicilia K. Lariwu1, Briggite Y. David2

STIKES Gunung Maria Tomohon1,2

Alamat Korespondensi : Jl. Florence, Kelurahan Kolongan Lingkungan VII, Kecamatan Tomohon
Tengah, Kota Tomohon. Telp. (0431)353060, Kode Pos 95442.
E-mail: cyciliaroyke270313@gmail.com

ABSTRAK
Komplikasi dari Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah hal yang paling dikhawatirkan.
Banyak komplikasi yang terjadi, misalnya neuropati simptomatik, retino diabetik, katarak,
hipertensi, tuberculosis paru, gangrene dan batu empedu. Komplikasi-komplikasi ini dapat dicegah
atau ditunda dengan penatalaksanaan DMT2, diantaranya adalah latihan jasmani seperti senam
kaki. Senam kaki yang dilakukan secara rutin dapat membantu memperlancar sirkulasi darah
perifer, mencegah kekakuan otot dan kelainan bentuk kaki. Nilai ABI (Ankle Brachial Index)
merupakan salah satu indikator terjadinya gangguan pada sirkulasi darah perifer yang ada di kaki.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh senam kaki terhadap nilai ABI pada pasien
DMT2. Metode penelitian adalah eksperimen dengan desain one group pre test and post test.
Jumlah sampel sebanyak 16 orang pasien DMT2, yang diperoleh dengan teknik purposive
sampling. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000, yang berarti ada pengaruh senam kaki
terhadap nilai ABI pada pasien DMT2. Maka berdasarkan hasil ini, disarankan kepada praktisi
kesehatan dalam hal ini perawat agar rutin memberikan dan mengajarkan senam kaki kepada
pasien DMT2.

Kata kunci : Senam kaki, Ankle Brachial Index, Diabetes Mellitus Tipe 2

ABSTRACT
Complications of type 2 diabetes mellitus (DMT2) are the most worrying thing. There are
so much complications that happened, example symptomatic neurophaty, diabetic retinophaty,
cataracts, hypertension, pulmonary tuberculosis, gangrene and gallstones. These complications
could be prevented or delayed with the management DMT2, including physical exercise such as leg
exercise. Regular Leg exercise will help to accelerate peripheral blood circulation, to prevent
muscle stiffness and deformity. ABI’s value is an indicator of a disturbance in the peripheral blood
circulation on legs. The aim of this research was to analyze the effect of leg exercise on ABI values
in DMT2 patients. Method of this research was an experimental with one group pre test and post
test design. Sample was 16 DMT2 patients, obtained by purposive sampling technique. The result
by Wilcoxon test is p value = 0.000, which means that there’s an effect of leg exercise on the ABI
value in DMT2 patients. Based on these results, it is recommended for health practitioners to often
provide and teach leg exercise for DMT2 patients.

Keywords : leg exercise, ankle brachial index, type 2 diabetes mellitus

PENDAHULUAN (TNR, 11 Bold) Menurut International Diabetes


Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) Federation (IDF) pada tahun 2030
merupakan penyakit degeneratif dengan diperkirakan DMT2 akan meningkat 10,2%
tanda khas berupa peningkatan kadar glukosa (IDF, 2019), sedangkan menurut Persatuan
dalam darah yang terjadi karena kurangnya Diabetes Indonesia dan PERKENI (2021),
sekresi insulin oleh pankreas (Setyawati et.,al diperkirakan Indonesia akan menjadi
2020). DMT2 merupakan jumlah penderita peringkat ke 6 (enam) di dunia pada tahun
terbanyak yang ada di dunia selain DMT1, 2040 untuk jumlah penderita DMT2.
yakni berkisar 90-95% (ADA, 2020). Data dari IDF tahun 2019, Indonesia
masuk dalam 10 besar Negara dengan jumlah

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 30


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

penderita diabetes mellitus tertinggi, yakni senam kaki dan dilakukan pengukuran
ada pada urutan ke 7 (tujuh), sebanyak 10,7% kembali nilai ABI setelah diberikan senam
(IDF, 2019). Dengan demikian, Indonesia kaki. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon
menjadi satu-satunya Negara di Asia Sign Rank dengan nilai α = 0,05.
Tenggara yang menjadi penyumbang
terhadap angka kasus diabetes mellitus. HASIL DAN PEMBAHASAN
Riset Kesehatan Dasar Hasil
(RISKESDAS) pada tahun 2018 melaporkan a. Jenis Kelamin
jumlah angka penderita DMT2 yang Jenis
Frekuensi %
terdiagnosis oleh dokter naik menjadi rata- kelamin
rata secara nasional 2,0%, dengan angka Laki-laki 9 56,2
tertinggi ada di Kota DKI Jakarta dengan Perempuan 7 43,8
nilai 3,4%. Sulawesi Utara menduduki Total 16 100
peringkat ke 4 (empat) untuk sebaran DMT2
terbanyak dengan nilai 3%. Berdasarkan b. Usia Responden
hasil pemeriksaan gula darah, diperoleh
Usia Frekuensi %
angka 8,5% untuk gula darah di atas nilai
normal (RISKESDAS, 2018). 40 – 49 3 18,8
Kementerian Kesehatan RI pada 50 – 59 11 68,7
tahun 2010 mencanangkan Program 60 – 69 2 12,5
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk Total 16 100
mencegah komplikasi DM. Semakin
tingginya jumlah penderita DMT2 setiap c. Pendidikan Responden
tahun, maka dipandang perlu untuk Pendidikan Frekuensi %
melakukan kontrol terhadap gula darah dan
SMP 3 18,8
pencegahan terhadap komplikasi, terutama
SMA 13 81,2
ketika seluruh dunia diperhadapkan dengan
Total 16 100
pandemi Covid-19. CDC (2019) menyatakan
bahwa diabetes mellitus menjadi salah satu
faktor risiko kefatalan kasus Covid-19. Hal d. Pekerjaan Responden
ini dikarenakan tingkat gula darah yang Pekerjaan Frekuensi %
tinggi menyebabkan kerentanan terhadap IRT 5 31,2
infeksi (CDC, 2019). Menurut Hoffman et.al Penjual 2 12,5
(2020), enzim Angiotensi 2 merupakan Ojek 1 6,3
reseptor terhadap SARS-CoV-2 di tubuh ASN 8 50
manusia. Total 16 100
Pencegahan terhadap komplikasi
yang dapat dilakukan adalah dengan e. Nilai ABI Sebelum Senam Kaki
melakukan senam kaki diabetik. Senam kaki
diberikan untuk mencegah komplikasi Nilai ABI Frekuensi %
kerusakan jaringan pada daerah perifer Borderline 14 87,5
seperti kaki dengan melancarkan sirkulasi Iskemia
darah dan menghindari terjadinya ulkus. 2 12,5
berat
Senam kaki dapat dilakukan di rumah pasien Total 16 100
dengan mudah, hanya sekitar 20 sampai 30
menit (Ningrum et al.,2020). f. Nilai ABI Sesudah Senam Kaki
METODE Nilai ABI Frekuensi %
Penelitian ini menggunakan Lead 14 87,5
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Borderline 2 12,5
eksperimental dengan desain pre test post Total 16 100
test. Sampel sebanyak 16 orang pasien
DMT2 diperoleh dengan menggunakan
teknik purposive sampling, dilakukan
pengukuran nilai ABI sebelum diberikan

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 31


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

g. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Nilai buruk dalam bidang kesehatan. Negara maju
ABI identik dengan peningkatan penyakit
Senam Nilai degeneratif, terbukti dengan hasil penelitian
Nilai p Z-Score
Kaki Mean RISKESDAS (2018), diperoleh daftar
Sebelum 4,13 penyakit tidak menular terbanyak diantaranya
0,000 -4,000
Sesudah 3,13 adalah DMT2.
Pemeriksaan nilai ABI dilakukan
Pembahasan sebelum senam kaki. Pasien dalam posisi
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh supin (berbaring terlentang). Dilakukan
responden terbanyak berjenis kelamin laki- pengukuran tekanan darah pada lengan atas
laki sebanyak 56,2%. Penelitian dari Sugiarta kiri dan kanan. Kemudian dilakukan
dan Darmita (2018) di Bali memperoleh hasil pengukuran tekanan darah pada tungkai bawa
yang sama, yakni penderita DMT2 terbanyak kiri dan kanan. Dilakukan pencatatan
adalah laki-laki sebanyak 54,5%. Namun terhadap hasil pengukuran tekanan darah
hasil ini berbanding terbalik dengan hasil masing-masing pasien. Pasien yang sudah
penelitian dari RISKESDAS tahun 2018, terkumpul kemudian diajarkan untuk
proporsi perempuan (1,8%) lebih tinggi melakukan senam kaki sekitar 20 sampai 25
daripada laki-laki (1,2%). menit. Setelah melakukan senam kaki,
Dalam penelitian ini, proporsi penderita kembali dilakukan pengukuran tekanan darah
DMT2 pada laki-laki lebih besar di lengan atas kiri dan kanan, kemudian
dibandingkan pada perempuan, disebabkan tungkai bawah kiri dan kanan.
karena laki-laki kebanyakan sudah kurang Pada penelitian ini, hasil pengukuran
melakukan aktivitas fisik. Perkembangan dan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
kemajuan zaman yang mengubah pola hidup senam kaki untuk lengan rata-rata 130
terutama aktivitas fisik, membuat angka mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah
kasus DMT2 meningkat. Dahulu pekerjaan sebelum senam kaki untuk kaki kiri dan
laki-laki diidentikkan dengan pekerjaan kanan rata-rata 90 mmHg, sedangkan
berat, tetapi sekarang perempuan dan laki- sesudah senam kaki tekanan darah naik rata-
laki bisa melakukan pekerjaan dengan rata menjadi 120 mmHg. Hal ini menyatakan
kapasitas yang sama. Hal ini bisa terlihat bahwa ada perbedaan tekanan sistolik
pada hasil yang menyatakan pekerjaan sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki.
responden. Responden paling banyak Bakara dan Kurniyati (2021) meneliti
berprofesi sebagai ASN (Aparat Sipil mengenai efek senam kaki terhadap nilai ABI
Negara) yaitu sebanyak 50%. pasien DMT2, menyatakan bahwa senam
Usia responden terbanyak ada pada usia kaki diabetik dapat meningkatkan sirkulasi
50 sampai 59 tahun (68,7%). Usia merupakan darah di kaki dan dapat mencegah terhadap
faktor risikon terjadinya DMT2 yang tidak terjadinya komplikasi PAD.
dapat dimodifikasi. Hal ini sesuai dengan Berdasarkan uji Wilcoxon juga
artikel hasil sistematik review oleh Utomo, diperoleh nilai p = 0,000, yang berarti ada
dkk pada tahun 2020. Dari 20 artikel pengaruh senam kaki terhadap nilai ankle
ditemukan usia lebih dari 50 tahun brachial index (ABI) pada pasien DMT2.
merupakan faktor risiko DMT2. Hasil penelitian Bakara dan Kurniyati (2021)
Hasil penelitian ini juga diperoleh juga memperoleh hasil nilai p = 0,001. Hasil
pendidikan SMA paling banyak yaitu 81,2%. yang sama diperoleh Suza dkk (2020)
Hal ini dikarenakan banyak masyarakat melalui penelitian mereka mengenai efek
sudah mulai menyadari pentingnya latihan ekstremitas bawah terhadap nilai ABI
pendidikan meskipun baru pada tahapan pada pasien DMT2 yang mengalami DMT2
pendidikan dasar. Menurut WTO (World di bawah 10 tahun, nilai p = 0,000.
Trade Organization) pada tahun 2020, Penelitian literatur review dari
Indonesia tidak lagi masuk dalam daftar Hinchliffe et.al (2020) tentang berbagai
Negara berkembang karena dipandang telah terapi untuk mencegah komplikasi DMT2
berhasil menurunkan angka buta huruf pada seperti penyakit arteri perifer salah satunya
orang dewasa (WTO, 2020). Selain memiliki adalah senam kaki. Jia et.al (2019) melalui
dampak yang baik secara ekonomi, penelitiannya mengenai Standards Of
perkembangan ini juga membuat dampak Medical Care for Type 2 Diabetes in China,

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 32


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

menjelaskan bahwa latihan jasmani sangat dilakukan di semua tempat. Praktisi


penting untuk pasien DMT2 karena berguna kesehatan kiranya dapat selalu memberikan
dalam mengontrol kadar gula darah, edukasi kepada penderita DMT2 untuk rutin
mengurangi faktor risiko komplikasi melakukan senam kaki.
kardiovaskuler seperti ulkus atau peripheral
arterial disease (PAD) yang dapat dicegah
DAFTAR PUSTAKA
dengan senam kaki. Jia juga menjelaskan
ADA (American Diabetes Association).
bahwa pasien DMT2 dengan usia di atas 50
(2020). Introduction : Standarts Of
tahun dan menderita DMT2 lebih dari 5
Medical Care In Diabetes-2021.
tahun harus melakukan skrining PAD dengan
Diabetes Care, 44, 1-2.
cara melakukan pemeriksaan nilai ABI.
htps://doi.org/10.2337/dc21-Sint.
Pasien DMT2 juga haris rutin melakukan
Bakara, D. M., Kurniyati. (2021). Effect Of
senam kaki.
Leg Exercise On The Ankle Brachial
Penelitian serupa dari Utama dan
Index Of Type 2 Diabetes Mellitus
Nainggolan (2021) terhadap pasien DMT2
Patients In Rejang Lebong Regional
yang dilakukan intervensi senam kaki
Hospital. The Malaysian Journal Of
sebanyak empat kali seminggu dalam satu
Nursing. Vol. 13(2) October 2021.
bulan berpengaruh terhadap nilai ABI dan
DOI : 10.31674/mjn/2021.v13i02.009.
meningkatkan tekanan darah pada kaki.
https://ejournal.lucp.net/index.php/mjn
Biscetti et.al (2021) menyatakan bahwa
/article/view/1380/1694.
penyakit arteri perifer adalah komplikasi
Biscetti, F., Andrea, L.C., Maria, M. R.,
yang dapat melumpuhkan pasien DMT2 dan
Elisabetta, N., Antoniao, G.,
juga yang paling sering terjadi meskipun
Massiomo, M., Andrea, F. (2021).
edukasi mengenai latihan jasmani telah
Principal Predictors Of Major Adverse
banyak diberikan. Banyak pasien yang
Limb Events In Diabetic Peripheral
datang berobat ke dokter atau rumah sakit
Artery Disease: A Narrative Review.
setelah mengalami komplikasi yang berat.
Elsevier B. V. Atherosclerosis Plus 46
Namun menurut Pratiwi (2018) melalui
(2021) 1-14.
penelitiannya mengenai resistance exercise
https://doi.org/10.1016/j.athplu.2021.1
terhadap nilai ABI, intervensi berupa senam
0.003.
kaki tidak akan merubah kelainan bentuk
CDC (Centers for Disease Control and
kaki seperti flat feet, hammer toe,
Prevention). (2019). People With
overlapping toes, prominent metatarsal head
Certain Medical Conditions. :
dan klavus. Hal ini dikarenankan
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019
pengurangan kelainan-kelainan bentuk kaki
-ncov/need-extra-precautions/groups-
tersebut membutuhkan waktu yang lebih
at-higher-risk.html
lama. Senam kaki hanya mengatasi keluhan-
Hinchliffe, R. J., Forsythe, R. O., Apelqvist,
keluhan seperti mudah kesemutan karena
J., Boyko, E. J., Fitridge, R., Hong, J.
memperbaiki sirkulasi darah pada pasien
P., Katsanos, K., Mills, J. L., Nikol, S.,
DMT2.
& Reekers, J. (2020). Guidelines on
diagnosis, prognosis, and management
PENUTUP
of peripheral artery disease in patients
Senam kaki yang rutin dilakukan akan
with foot ulcers and diabetes (IWGDF
berdampak baik dalam perbaikan sirkulasi
2019 update). Diabetes/Metabolism
darah pada pasien DMT2 serta dapat
Research and Reviews, 36, e3276.
mencegah komplikasi-komplikasi seperti
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.
penyakit arteri perifer, ulkus, bahkan
1002/dmrr.3276
amputasi. Senam kaki bukan hanya sebagai
Hoffmann M., Hannah K. W., Simon, S.,
metode preventif tetapi juga dapat menjadi
Nadine K., Tanja H., Sandra E., Tobias
terapi penyembuhan luka bagi pasien DMT2
S. S., Georg H., Nai-Huei W., Andreas
karena meperlancar sirkulasi darah dan dapat
N., Marcel A. M., Christian D., Stefan
mempercepat proses penyembuhan luka di
P. (2020). SARS-CoV-2 cell entry
kaki.
depends on ACE2 and TMPRSS2 and
Senam kaki adalah latihan yang sangat
is blocked by a clinically proven
mudah, tidak memerlukan biaya dan dapat
protease inhibitor. PubMed.gov.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 33


Watson Journal of Nursing, Vol 1, No. 1, April 2022

181(2)271-280. Setyawati, A., Ngo, T., Padila, P., & Andri, J.


DOI:10.1016/j.cell.2020.02.052 (2020). Obesity and Heredity for
IDF (International Diabetes Federation). Diabetes Mellitus among
(2019). IDF Diabates Atlas Ninth Elderly. JOSING: Journal of Nursing
Edition 2019. and Health, 1(1), 26-31.
https://diabetesatlas.org/idfwp/reso https://doi.org/https://doi.org/10.31539
/josing.v1i1.1149.
urce-
Sugiarta I. G. R. M., I Gusti K. D. (2018).
files/2019/07/IDF_diabetes_atlas_n Profil penderita Diabetes Mellitus
inth_edition_en.pdf Tipe-2 (DM-2) dengan komplikasi
Jia W, Weng J, Zhu D, Ji L, Lu J, Zhou Z, yang menjalani rawat inap di Rumah
Zou D, Guo L, Ji Q, Chen L, Chen L, Sakit Umum Daerah (RSUD)
Dou J, Guo X, Kuang H, Li L, Li Q, Li Klungkung, Bali tahun 2018. Intisari
X, Liu J, Ran X, Shi L, Song G, Xiao Sains Medis 2020, Volume 11,
X, Yang L, Zhao Z; Chinese Diabetes Number 1: 7-12 P-ISSN: 2503-3638,
Society. Diabetes Metab Res Rev. E-ISSN: 2089-9084
(2019) Sep;35(6):e3158. doi: https://isainsmedis.id/index.php/ism/ar
10.1002/dmrr.3158. Epub 2019 May ticle/viewFile/515/442.
29.PMID: 30908791 Review. Suza, D. E., Isni H., Yesi A., Hariati H. 2020.
Standards of medical care for type 2 Effects Of Lower Extremity Exercise
diabetes in China 2019. https:// on Ankle Brachial Index Values
onlinelibrary. wiley.com/doi/10.1002 Among Type 2 Diabetes Mellitus
/dmrr.3158 Patients. Faculty Of Nursing,
Ningrum, L.S., Wartini, T., Isnayati. (2020). Universitas Sumatera Utara. Open
Perubahan Sensitivitas Kaki pada Acces Journal Macedonian Journal Of
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Medical Sciences. Vol 8(E):1-6.
Setelah Dilakukan Senam Kaki. https://DOI:10.3889/oamjms.2020.426
Journal of Telenursing, 2, 51–60. 1.
https://journal.ipm2kpe.or.id/ind Utama, Y. A., S. S. Nainggolan. (2021).
ex.php/JOTING/article/view/10 96. Pengaruh Senam Kkaki Terhadap Nilai
PERKENI (Persatuan Endokrinologi Ankle Brachial Index Pada Pasien
Indonesia). (2021). Pedoman Diabetes Melitus Tipe 2 : Sebuah
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Tinjauan Sistematis. Jurnal Ilmiah
Melitus Tipe 2 Dewasa Di Indonesia Universitas Batanghari Jambi, 21(2),
Tahun 2021. https:// pbperkeni. Juli 2021, 657-663. ISSN 1411-8939.
or.id/wp-content/uploads/2021/11/22- DOI 10.33087/jiubj.v21i2.1439.
10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan- https://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/
dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf article/viewFile/1439/886.
Pratiwi, R. M. (2018). Pengaruh Resistance Utomo. A. A., Andira A. R., Sayyidah R.,
Exercise terhadap Perbaikan Neuropati Rizki A. (2020). FAKTOR RISIKO
Diabetikum, ABI dan Kadar Glukosa DIABETES MELLITUS TIPE 2: A
Darah Pada Pasien DMT2. IR- SYSTEMATIC REVIEW. AN-Nur:
Perpustakaan Universitas Airlangga. Jurnal Kajian dan Pengembangan
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Website :
Keperawatanan Fakultas Keperawatan https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-
Universitas Airlangga Surabaya. NUR Vol. 01 Nomor 01 Agustus 2020
https://repository.unair.ac.id/77521/2/T Hal. 44 – 52.
KP%2043_18%20pra%20p.pdf file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/
RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar). 7132-17412-1-SM%20(2).pdf
(2018). Badan Penelitian dan WTO (World Trade Organization). (2020).
Pengembangan Kesehatan Least-developed countries. https://
Kementerian RI tahun 2018. www. wto.org/ english/ thewto_e
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upl /whatis_e/ tif_e/org7_e.htm
oad/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-
riskesdas-2018_1274.pdf.

Journal | Watson Journal of Nursing 2022 34

Anda mungkin juga menyukai