DEWAN EDITOR
PENANGGUNG JAWAB
Henny Y. Pongantung, NS.,MSN.,DN.,Sc
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara
KEPALA REDAKSI
Dr. Vione D. O. Sumakul, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara
EDITORIAL TEAM
Dr. Vione D. O. Sumakul, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara
Rosdewi, S.Kp.,MSN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar, Sulawesi Selatan
SEKRETARIAT
Maria Novita Ria, S.Kep.,Ns
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara
Francelin Dianomo
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sulawesi Utara
DAFTAR ISI
ARTIKEL
ABSTRAK
Manusia cenderung memenuhi nutrisi tanpa memerhatikan komposisi dalam makanan yang
dikonsumsi. Akibat kurangnya perhatian terhadap pemilihan makanan yang tepat, tidak sedikit
manusia yang memiliki masalah kesehatan. Kelalaian pemeliharaan kesehatan makanan dapat
menyebabkan Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit Diabetes Melitus (DM) sebagai salah satu
PTM, merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Penyakit ini,
akan meningkat menjadi 700 juta di tahun 2045. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan
penerapan Asuhan Keperawatan dengan masalah utama DM Tipe 2 (DMT2). Jenis penelitian
adalah studi kasus deskriptif (case studies) dengan subjek penelitian yaitu keluarga Tn. J.R dan
keluarga Ny. M.W yang memiliki masalah kesehatan DMT2. Hasil yang diperoleh yakni diagnosis
keperawatan ketidakefektifan manajemen kesehatan yang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang program terapeutik pada Tn. J.R dan Ny. M.W belum teratasi. Dapat ditarik
kesimpulan Tn J.R dan Ny. M.W belum mengonsumsi obat DM yang dianjurkan, namun keluarga
telah memahami pentingnya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada terkait masalah kesehatan DMT2 yang diderita oleh anggota keluarga. Maka
dari itu penerapan asuhan keperawatan keluarga membantu keluarga meningkatkan pengetahuan
terkait masalah kesehatan yang timbul dalam keluarga khususnya DMT2.
ABSTRACT
Humans tend to fulfill nutrition without regard to the composition in the food consumed. Due
to lack of attention to the selection of the right food, not a few humans have health problems.
Failure to maintain food health can cause Non-Communicable Diseases (NCD). Diabetes Mellitus
(DM) is a chronic disease that occurs when the pancreas does not produce enough insulin or when
the body cannot effectively use the insulin it produces. This disease, will increase to 700 million in
2045. The purpose of the study is to describe the application of nursing care with the main problem
of type 2 DM. The type of research is a descriptive case study with the research subject, namely the
family of Mr. J.R and Mrs. M.W who has health problems diabetes mellitus type 2. The results
obtained are nursing diagnoses of ineffective health management related to lack of knowledge
about therapeutic programs on Mr. J.R and Mrs. M.W has not been resolved. It can be concluded
that Mr. J.R and Mrs. M.W has not taken the recommended DM medication, but the family has
understood the importance of conducting health checks at existing health care facilities related to
DMT2 health problems that suffered by family members. Therefore, the application of family
nursing care helps families increase knowledge related to health problems that arise in the family,
especially DMT2.
kemungkinan terjadinya ulkus kaki, infeksi, bersama dengan seluruh anggota keluarga
retinopati diabetik, serta gagal ginjal (WHO, binaan yang ada, untuk mendapatkan
2021). Oleh karena itu penulis tertarik untuk informasi mengenai pola dan gaya hidup
mengangkat kasus Diabetes Melitus Tipe 2 serta riwayat kesehatan keluarga sesuai
(DMT2) dalam keluarga sehingga keluarga dengan proses keperawatan.
yang memiliki anggota penderita DMT2 2) Observasi
mampu meningkatkan kesadaran dalam Observasi merupakan pengumpulan
berperilaku hidup sehat, dalam mengatasi data dengan mengamati secara langsung
masalah kesehatan dalam keluarga, serta responden penelitian untuk mencari
berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas perubahan yang akan diteliti.
hidup setiap anggota keluarga. Observasi dilakukan secara langsung
terhadap seluruh anggota keluarga binaan.
METODE Observasi dilakukan bukan hanya pada
Peneliti menggunakan jenis penelitian anggota keluarga juga terhadap keadaan
studi kasus deskriptif (case studies), yang lingkungan rumah keluarga binaan tersebut.
bertujuan menjelaskan secara rinci tentang 3) Pemeriksaan Fisik
kasus asuhan keperawatan keluarga. Menurut Menurut Black & Hawks, 2014 dalam
Kholifah & Widagdo keperawatan keluarga (Putri Diah, 2019) pemeriksaan fisik dapat
adalah merupakan pelayanan holistik yang dilakukan melalui empat cara yakni inspeksi,
menempatkan keluarga dan komponennya palpasi, perkusi dan auskultasi.
sebagai fokus pelayanan serta melibatkan Perolehan data pemeriksaan fisik
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan
diagnosis, intervensi, implementasi, dan yang dilakukan kepada seluruh anggota
evaluasi. Asuhan keperawatan ini memiliki keluarga binaan berdasarkan sistem tubuh
tujuan untuk mengatasi berbagai masalah manusia.
yang timbul dalam suatu keluarga 4) Implementasi Tindakan Keperawatan
menggunakan proses keperawatan (Bakri, Implementasi tindakan keperawatan
2018). merupakan serangkaian kegiatan yang
1. Subjek Studi Kasus dilakukan oleh perawat untuk membantu
Subjek studi kasus dalam asuhan klien dari masalah status kesehatan yang
keperawatan ini yakni keluarga Tn J.R dan dihadapi kestatuskesehatan yang baik yang
Ny. M.W memiliki riwayat DMT2 dengan menggambarkan kriteria hasil yang
masalah keperawatan ketidakefektifan diharapkan (Amin, Jaya, Qainitah, &
manajemen kesehatan. Harahap, 2021)
2. Lokasi dan Waktu Studi Kasus Implementasi yang dilakukan terhadap
Tempat pengambilan studi kasus di keluarga binaan berdasarkan masalah
Jaga I, Desa Rumengkor Dua, Kecamatan kesehatan yang timbul dalam keluarga.
Tombulu, Kabupaten Minahasa, tepatnya Sebelum melakukan implementasi,
pada keluarga Tn. J.R dan Ny. M.W. Waktu disusunlah rencana asuhan keperawatan
pelaksanaan pengambilan kasus yaitu pada terkait masalah kesehatan keluarga binaan
taggal 15 sampai 29 April 2021. untuk dijadikan implementasi yang diberikan
3. Pengumpulan Data kepada keluarga.
Teknik pengumpulan data menggunakan data b. Data Sekunder merupakan data yang
primer dan sekunder. Pengumpulan data yang didapatkan secara tidak langsung
digunakan dalam studi kasus ini yaitu: 1) Studi Kepustakaan
a. Data Primer merupakan data yang Studi kepustakaan merupaka kegiatan
didapatkan secara langsung penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
1) Wawancara mencari landasan teoritis atas permasalahan
Wawancara merupakan metode (Hidayat, 2014 dalam Anggarsari Yunita D,
pengumpulan data dengan mewawancarai Setyorini Yuyun, 2018).
langsung responden yang diteliti sehingga Pada penelitian ini pengumpulan
memberikan hasil secara langsung (Hidayat, pustaka dilakukan sesuai literatur yang ada
2014 dalam Anggarsari Yunita D, Setyorini baik dari buku kesehatan, buku ilmu
Yuyun, 2018)). Wawancara dilakukan keperawatan, serta jurnal-jurnal penelitian
melalui proses tanya jawab secara langsung kesehatan terbaru.
tekanan darah 140/80 mmHg, respirasi 18 agar klien merasa berharga dan diperdulikan;
kali/menit, nadi 85 kali/menit dan suhu anjurkan pasien untuk tidak mengonsumsi
36,50C. makanan yang manis-manis; anjurkan pasien
2. Diagnosis Keperawatan agar selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Berdasarkan pengkajian yang yang ada.
dilakukan pada keluarga Tn. J.R dan Ny. 4. Implementasi Keperawatan
M.W dan juga data penunjang lainnya maka a. Ny. I.N dalam keluarga Tn. J.R
dapat ditegakkan diagnosis keperawatan Tindakan keperawatan hari pertama
keluarga yakni ketidakefektifan manajemen dilakukan pada Sabtu, 17 April 2021 dimulai
kesehatan berhubungan dengan kurang pukul 08.20-08.45 dilanjutkan pukul 15.00
pengetahuan tentang program terapeutik. wita, yaitu mengidentifikasi faktor yang
3. Intervensi Keperawatan dapat menghalangi pasien untuk
Penulis menyusun intervensi mengonsumsi obat yang dianjurkan;
keperawatan berdasarkan 5 tugas keluarga menjelaskan kadar gula dalam darah normal
dalam pemeliharaan kesehatan keluarga. dan bagaimana perbandingannya dengan
Masalah keperawatan ketidakefektifan tingkat klien, jenis diabetes yang diderita
manajemen kesehatan berhubungan dengan klien; menjelaskan komplikasi penyakit akut
kurang pengetahuan tentang program dan kronis, termasuk gangguan penglihatan,
terapeutik. perubahan neurosensori dan kardiovaskular,
Tujuan yang ingin dicapai setelah gangguan ginjal, dan hipertensi; melakukan
dilakukan tindakan keperawatan, masalah pemeriksaan kadar gula darah sewaktu;
keperawatan ketidakefektifan manajemen meninjau efek merokok. Mendorong untuk
kesehatan dapat teratasi, dengan kriteria berhenti merokok; meninjau rencana diet
hasil: Keluarga mampu mengenal masalah khusus klien; mengkaji apakah pasien
kesehatan, keluarga mampu memutuskan menggunakan obat-obatan berbasis budaya;
tindakan yang tepat, keluarga mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia
merawat anggota keluarga untuk terkait dengan perawatan.
meningkatkan dan memperbaiki kesehatan, Tindakan keperawatan hari kedua
keluarga mampu memodifikasi lingkungan, dilakukan pada Minggu, 18 April 2021, pukul
dan keluarga memanfaatkan fasilitas 08.45-09.15 wita, yaitu meninjau regimen
kesehatan. pengobatan; meninjau efek merokok.
a. Ny. I.N dalam keluarga Tn. J.R mendorong untuk berhenti merokok;
Intervensi keperawatan yang diberikan meninjau kembali rencana diet khusus klien.
yaitu identifikasi faktor yang dapat tindakan keperawatan hari ketiga
menghalangi pasien untuk mengonsumsi obat dilakukan pada Senin, 19 April 2021, pukul
yang dianjurkan; jelaskan kadar gula dalam 12.30-13.10 wita, yaitu meninjau regimen
darah normal dan bagaimana pengobatan; meninjau kembali rencana diet
perbandingannya dengan tingkat klien, jenis khusus klien; memberikan pendidikan
diabetes yang diderita klien; jelaskan kesehatan terkait diet yang tepat: menjelaskan
komplikasi penyakit akut dan kronis, komplikasi penyakit akut dan kronis,
termasuk gangguan penglihatan, perubahan termasuk gangguan penglihatan, perubahan
neurosensori dan kardiovaskular, gangguan neurosensori dan kardiovaskular, gangguan
ginjal, dan hipertensi; periksa kadar gula ginjal, dan hipertensi.
darah sewaktu; tinjau efek merokok. Dorong b. Ny. M.W
untuk berhenti merokok; tinjau rencana diet Tindakan keperawatan hari pertama
khusus klien; kaji apakah pasien dilakukan pada Jumat, 23 April 2021, pukul
menggunakan obat-obatan berbasis budaya; 09:15 - 11:40 wita, yaitu mengkaji
identifikasi sumber daya yang tersedia terkait pengetahuan pasien terkait dengan proses
dengan perawatan. penyakit yang spesifik; mengedukasi pasien
b. Ny. M.W mengenai tanda dan gejala; melibatkan anak
Intervensi keperawatan yang diberikan pasien dalam tindakan; memberi dukungan
yaitu kaji pengetahuan pasien terkait dengan agar klien merasa berharga dan diperdulikan;
proses penyakit yang spesifik; edukasi pada menganjurkan pasien untuk tidak
pasien mengenai tanda dan gejala; libatkan mengonsumsi makanan yang manis-manis;
anak pasien dalam tindakan; beri dukungan
menganjurkan pasien agar selalu desa Rumengkor ada bidan dan perawat desa
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. sedangkan puskesmas jauh dari desanya.
Tindakan keperawatan hari kedua
dilakukan pada Sabtu, 24 April 2021, yaitu
mengkaji pengetahuan pasien dengan proes PEMBAHASAN
penyakit yang spesifik (11.25 wita); Pada pembahasan ini, peneliti
melibatkan anak pasien dalam tindakan menjelaskan dua keluarga dengan masalah
(11.35 wita); memberi dukungan agar pasien kesehatan DMT2 yang dialami oleh anggota
merasa berharga dan di pedulikan (11.55 keluarga dengan masalah keperawatan
wita); membantu pasien untuk personal ketidakefektifan manajemen kesehatan
hygiene (12.45 wita); membantu individu dan sebelum dan sesudah diberikan tidakan
keluarga untuk menjangkau klinik kesehatan keperawatan, serta membandingkan hasil
gratis (12.55 wita). evaluasi dari tiap anggota keluarga setelah
Tindakan keperawatan hari ketiga dilakukan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada Minggu, 25 April 2021, yaitu didukung oleh teori dan jurnal atau sumber
mengkaji pengetahuan pasien dengan proses terkait.
penyakit yang spesifik (09.30 wita); Pengkajian pada Ny. I.N dalam
melibatkan anak pasien dalam tindakan keluarga Tn. J.R didapatkan data IK
(10.20 wita); memberi dukungan agar pasien menderita DM sejak Januari 2021, karena
merasa berharga dan di pedulikan (10.30); selama pandemi di tahun 2020 tidak pernah
memerhatikan personal hygiene pasien melakukan pemeriksaan sehingga setelah
(11.20 wita); membantu induvidu dan melakukan pemeriksaan di POSBINDU
keluarga untuk menjangkau klinik kesehatan diketahui bahwa IK menderita DMT2 dari
gratis (11.40 wita). sebelumnya tidak tahu ada riwayat DM. IK
5. Evaluasi Keperawatan mengatakan sejak Maret 2021 berhenti
a. Ny. I.N dalam keluarga Tn. J.R mengikuti POSBINDU karena ingin
Evaluasi keperawatan akhir dilakukan mencoba obat tanaman-tanaman herbal. IK
pada hari Selasa, 20 April 2021, pukul 19.45 mengatakan ia sering memeriksakan diri
WITA. Masalah keperawatan untuk mencegah terjadinya stroke kembali.
ketidakefektifan manajemen belum teratasi Namun, saat mengetahui menderita DMT2
ditandai dengan IK mengatakan setelah dan harus mengonsumsi obat lagi, IK
mendapat penyuluhan kesahatan IK semakin mencoba untuk berhenti dan beralih
merasa jelas terkait penyakit DMT2; IK menggunakan tanaman-tanaman herbal yaitu
mengatakan akan terus mencoba mengikuti daun sirsak dan bawang dayak. Dari data
pola diet yang tepat berdasarkan anjuran; IK yang diperoleh tersebut maka dapat
mengatakan akan mengonsultasikan kembali ditegakkan diagnosis keperawatan yaitu
dengan dokter terkait obat DMT2; IK ketidakefektifan manajemen kesehatan
mengatakan sudah mengetahui tentang DM berhubungan dengan kurang pengetahuan
namun masih sebatas tidak boleh makan nasi dengan program terapeutik. Setelah disusun
berlebih. intervensi keperawatan dan telah dilakukan
b. Ny. M.W tindakan keperawatan didapatkan hasil dan
Evaluasi keperawatan akhir dilakukan respon klien. IK mengatakan akan
pada hari Senin, 26 April 2021, pukul 13.20 mengonsultasikan kembali dengan dokter
WITA. Masalah keperawatan terkait obat DMT2 serta IK akan mencoba
ketidakefektifan manajemen kesehatan belum mengikuti program diet yang sehat sesuai
teratasi ditandai dengan KK mengatakan dengan yang dianjurkan, serta akan
sudah mengerti tentang gangguan memeriksakan diri kembali ke fasilitas
kesehatannya; KK mengatakan anaknya yang pelayanan kesehatan.
selalu mengambil keputusan karena dia Pengkajian pada Ny. M.W didapatkan
sudah tua; KK mengatakan akan selalu data KK mengalami masalah DMT2 yang
mengikuti tindakan yang dianjurkan; KK sudah dialami sejak 8 tahun yang lalu. KK
mengatakan saat melihat hasil gula darahnya mengatakan sering memeriksa kesehatannya
meningkat, dia sempat stres tetapi saat diberi tapi itu dilakukan 3 bulan sekali dan tidak
penjelasan sedikit tentang penyebabnya dia meminum obat DMT2 tetapi hanya
mulai merasa tenang; KK mengatakan di mengomsumsi obat herbal sesuai
kepercayaan mereka. Dari data tersebut maka aktivitas fisik dan menjaga pola makan
dapat ditegakkan diagnosis keperawatan walaupun tidak konsisten. Dalam jurnal
ketidakefektifan manajemen kesehatan penelitian tentang tentang gaya hidup sebagai
berhubungan dengan kurang pengetahuan faktor risiko DMT2 yang diteliti oleh
tentang program terapeutik. Murtiningsih, Pandelaki, & Sedli (2021)
Penelitian yang dilakukan oleh (Sari & menyatakan bahwa pola makan yang tidak
Agata, 2021) bahwa Hipertensi dan DM diperhatikan seperti mengonsumsi junk food,
merupakan penyakit yang berpotensi besar minuman manis, serta karbohidrat tinggi dan
untuk terjadinya Stroke, dimana stroke dapat aktivitas yang kurang memiliki risiko tinggi
dicegah apabila rajin melakukan kontrol untuk terkena penyakit DMT2.
kesehatan dan menjaga kepatuhan dalam Begitu juga data yang didapatkan dari
pengobatan. Sedangkan DMT2 salah satunya pengkajian pada keluarga Ny. M.W dimana
oleh karena faktor genetik dimana ada ditemukan data bahwa penyebab terjadinya
riwayat anggota keluarga dengan DM akan Diabetes Melitus yakni faktor genetik; faktor
menurun pada generasi dibawah anggota genetik merupakan salah satu pencetus
keluarga yang memiliki riwayat DM tersebut, DMT2 dengan adanya interaksi genetis dan
sehingga dalam keluarga Tn J.R khususnya beberapa berbagai penyakit yang sudah lama
Ny. I.N (istri) diketahui ibu dan adiknya dianggap berhubungan erat dengan faktor
memiliki riwayat DM, dan ibunya meninggal genetik. Selanjutnya kejadian DMT2 akan
karena komplikasi DM dan Hipertensi. IK meningkat dua sampai enam kali lipat jika
juga pernah mengalami stroke 2 kali, stroke ada orang tua atau saudara kandung yang
yang pertama terjadi di bulan Juni 2014, dan mengalami penyakit DMT2, sehingga risiko
stroke yang kedua pada bulan Juli 2020. terjadi kejadian DMT2 dapat terjadi pada
Berdasarkan teori yang didapatkan kedua anak-anak Ny. M.W. Data ini didukung
faktor diatas memengaruhi kondisi IK dengan penelitian yang dilakukan oleh
sebagai penderita hipertensi dan juga Fatimah (2015) menjelaskan seorang yang
penderita DMT2. menderita DM diduga mempunyai gen
Ditemukan dalam kasus Ny. I.N (IK diabetes; diduga bahwa bakat diabetes
pada keluarga Tn. J.R) menggunakan obat merupakan gen resesif. Hanya orang yang
medis Metformin 500 mg, namun telah bersifat homozigot dengan gen resesif
berhenti. IK menggunakan terapi tersebut yang menderita DM.
komplementer seperti tanaman-tanaman Pada Ny. M.W salah satu penyebab
herbal (Daun Sirsak dan Bawang Dayak) DM adalah karena konsumsi makanan yang
pengganti obat medis. Pada penelitian yang mengandung gula yang tinggi. Hal tersebut
dilakukan oleh Fandinata & Darmawan disebabkan karena pola makan yang tidak
(2020) dinyatakan bahwa perbedaan sehat dengan mengonsumsi makanan yang
kepatuhan pada pasien DM yang baru mengandung gula tinggi dan dapat
terdiagnosa dan pasien DM yang sudah lama meningkatan berat badan sehingga dapat
terdiagnosa tidak ditemukan perbedaan yang menyebabkan peregangan pada reseptor yang
signifikan namun, akibat ketidakpatuhan obat dapat membuat seseorang menjadi rentan
tersebut mengakibatkan gula darah yang terkena diabetes selaras dengan penelitian
tidak terkontrol. Oleh karena itu, dibutuhkan yang dilakukan oleh Anggraini & Karyus
pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan (2021). Diagnosis DM ditetapkan apabila
khususnya perawat agar Ny. I.N memahami gula darah > 200 mg/dL disertai dengan
tentang penyakit yang diderita dan cara tanda dan gejala klasik penyakit DM yaitu,
mengontrol kadar gula darah. Hal ini sejalan polidipsi, polifagi, dan poliuri sedangkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh pada pasien ditemui IK memiliki rentang
(Sepang, Patandung, Rembet, Keperawatan, kadar gula darah yang normal tapi memiliki
& Maria, 2020)bahwa pendidikan kesehatan gejala klasik DM yaitu, poliuri, polifagi, dan
atau edukasi khususnya diabetes secara polidipsi sehingga dibutuhkan juga edukasi
terstruktur sangat efektif dalam tentang DMT2 dengan melakukan penerapan
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit 4 pilar seperti penelitian yang dilakukan oleh
pada orang dewasa dengan DMT2. (Putri & Isfandiari, 2013) agar Ny. M.W
Pada keluarga Tn. J.R berdasarkan semakin mengetahui dan memahami DMT2,
data yang diperoleh IK telah melaksanakan terlaksana pengaturan makanan,
PENUTUP
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Setelah dilakukan tindakan
American Diabetes Association (ADA).
keperawatan kepada Ny. I.N (anggota
(2017). Standard of medical care in
keluarga Tn. J.R) dan Ny. M.W dengan
diabetes - 2017. Diabetes Care, 40 (sup
masalah kesehatan DMT2 di Desa
1)(January), s4–s128.
Rumengkor Dua, Kecamatan Tombulu,
https://doi.org/10.2337/dc17-S001
Kabupaten Minahasa peneliti membuat
Amin, M., Jaya, H., Qainitah, A., & Harahap,
beberapa kesimpulan:
U. (2021). Teknik Massage Effleurage
a. Saat dilakukan pengkajian Ny. I.N
Untuk Mengurangi Nyeri Melahirkan
mengatakan bahwa ia berhenti
Kala I Di Rumah Sakit Swasta
mengikuti POSBINDU untuk
Palembang. Jurnal Keperawatan
memeriksakan kesehatannya dan
Merdeka, 1(02), 224–231.
berhenti mengonsumi obat anjuran
https://doi.org/https://doi.org/10.36086/j
dokter (Metformin 500mg) karena
km.v1i2.1005
ingin menggunakan obat yang berasal
Anggarsari Yunita D, Setyorini Yuyun, R. A.
dari tanaman-tanaman herbal.
(2018). Studi Kasus Gangguan Pola
b. Setelah diberikan asuhan keperawatan
Napas Tidak Efektif Pada Pasien Efusi
pada Ny. I.N dan keluarga, IK
Pleura. INTEREST: Jurnal Ilmu
mengatakan akan melakukan
Kesehatan, 07(02), 168–179.
pemeriksaan kembali ke fasilitas
https://doi.org/https://doi.org/10.37341/i
pelayanan kesehatan dan akan
nterest.v7i2.31
mengonsultasikan dengan dokter
Anggraini, S., Karyus, A. (2021).
kembali terkait obat DM. Serta IK
Peningkatan Kualitas Hidup Pasien
akan mencoba untuk mengikuti
Geriatri dengan Sindrom Metabolik
program diet yang sehat sesuai
Melalui Intervensi Pola Hidup dengan
anjuran.
Pendekatan Kedokteran Keluarga.
c. Saat dilakukan pengkajian IK telah
Medula (Medical Professional Journal
menderita DM sejak 8 tahun lalu,
of Lampung). Volume 11. Nomor 1.
namun tidak mengonsumsi obat DM
http://www.journalofmedula.com/index.
dan menggantinya dengan tanaman
php/medula/article/view/185/171
herbal yang dipercaya mampu
Badan Penelitian dan Pengembangan
mengatasi masalah kesehatannya.
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
d. Setelah diberikan asuhan keperawatan
(2018). Laporan Nasional Riskesdas
pada Ny. M.W, KK dan keluarga akan
2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
mengikuti anjuran-anjuran yang telah
RI.
diberikan selama penerapan asuhan
Bakri, M. H. (2018). Asuhan Keperawatan
keperawatan. Selain itu KK
Keluarga. Yogyakarta: Pustaka
mengandalkan AK yang menjadi
Mahardika.
anggota keluarga untuk merawat IK
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi
dengan masalah kesehatannya.
Utara UPTD Balai Data dan
2. Saran
Pengembangan Kesehatan. (2017).
Peneliti menyarankan kepada keluarga
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tn. J.R dan Ny. M.W terutama anggota
Utara.
keluarga yang menderita DMT2 untuk
Fandinata, S. S., Darmawan, R. (2019).
memerhatikan serta mempertahankan gaya
Perbedaan Kepatuhan Minum Obat
hidup sehat yang dianjurkan oleh tenaga
Pada Pasien Baru Terdiagnosa dan
kesehatan, dengan harapan meningkatnya
Sudah Lama Terdiagnosa Penyakit
pengetahuan keluarga terkait penyakit yang
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah
diderita anggota keluarga, maka keluarga
Manuntung. Volume 6. Nomor 1.
mampu merawat, serta berpartisipasi
Desember 2019-Juni 2020.
Jl. Maipa No. 19, Losari, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar
E-mail: hennypongantung@gmail.com
ABSTRAK
Stroke dapat berdampak pada gangguan saraf yang akan mempengaruhi penurunan tonus
otot, hilangnya sensibilitasi pada sebagian anggota tubuh, menurunnya kemampuan untuk
menggerakan anggota tubuh yang sakit dan penurunan kemampuan berpikir. Kondisi tersebut
berdampak pada keterbatasan pemenuhhan kehidupan setiap hari sehingga pasien dapat mengalami
stress, Stres inilah yang membuat penderita menjadi tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas
secara mandiri. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh tingkat stres dan fungsi kognitif
dengan kemandirian dalam melakukan ADL pada pasien setelah stroke. Jenis penelitian: non
eksperimen dengan desain Observasional Analitik dengan pendekatan Cross-Sectional study.
Pengambilan sampel secara non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 60 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner DASS- 42
untuk mengukur stress yang di rasakan pasien , MoCA-Ina digunakan menilai kemampuan kognitif
dan lembar observasi Indeks Barthel untuk menentukan tingkat kemandirian pasien . Analisis data
menggunakan uji alternative Kolmogorov Smirnov. Hasil: ada hubungan antara tingkat stress
dengan kemandirian ADL dengan nilai p=0,007 (<α=0.05) dan ada hubungan antara fungsi
kognitif dengan kemandirian ADL dengan nilai p=0,014 (<α=0,05). Kesimpulan: Stress yang
meningkat dapat menurunkan kemandirian dalam melakukan ADL, dan fungsi kognitif yang baik
dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan ADL pada pasien setelah stroke.
ABSTRACT (TNR11)
Stroke can have an impact on nervous disorders that will affect a decrease in muscle tone,
loss of sensibility in some parts of the body, decreased ability to move sick limbs and decreased
ability to think. This condition has an impact on the limitations of fulfilling daily life so that
patients can experience stress. This stress makes patients less enthusiastic in carrying out activities
independently. The purpose of the study: to determine the effect of stress levels and cognitive
function with independence in performing ADL in patients after stroke. Type of research: non-
experimental with Analytical Observational design with a Cross-Sectional study approach.
Sampling was non-probability sampling with consecutive sampling technique with a total sample of
60 respondents. The research instrument used the DASS-42 questionnaire to measure the stress felt
by the patient, MoCA-Ina was used to assess cognitive abilities and the Barthel Index observation
sheet to determine the patient's level of independence. Data analysis used the Kolmogorov Smirnov
alternative test. Result: there is a relationship between stress level and ADL independence with p
value = 0.007 (<α=0.05) and there is a relationship between cognitive function and ADL
independence with p value = 0.014 (<α=0.05). Conclusion: Increased stress can decrease
independence in doing ADL, and good cognitive function can increase independence in doing ADL
in patients after stroke.
(Pongantng Henny dkk, 2019). Seseorang 2020) untuk menilai kemampuan pasien
yang tidak dapat melakukan satu atau lebih melakukan aktivitas sehari-hari.
dari aktivitas tersebut, akan membutuhkan
bantuan setiap hari dari orang lain untuk HASIL
hidup di masyarakat. Tabel 1. Distribusi Responden
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
dan wawancara kepada keluarga, rata rata Pendidikan Terakhir dan Jenis Stroke n=60
pasien yang megalami stroke pertama kali Umur f %
mengalami stress dan emosi yang tidak stabil 34 - 44 1 1
hubungan yang signifikan antara stres dengan otak akan menyebabkan astrosit
tingkat kemandirian ADL pada pasien berploriferasi sehingga neurotransmitter
Lansia. Begitu pula teori yang dikemukakan (dopamine dan serotonin) akan berubah.
oleh Nanda (2009) yang mengatakan bahwa Perubahan pada neurotransmiter ini akan
gejala yang akan yang ditemukan pada pasien meningkatkan aktivitas enzim
stroke yang mengalami stres, yaitu merasa monoaminoksidase (MAO) sehingga
lelah, menurunnya aktivitas, tidak mampu mengakibatkan gangguan fungsi kognitif.
membuat keputusan, serta tidak memiliki Pohjasvaara dkk (2002) dalam
kemauan untuk ADL. penelitiannya mengatakan bahwa penurunan
Berdasarkan pembahasan di atas kognitif sering terjadi pada pasien stroke
peneliti menarik kesimpulan bahwa pasien iskemik, dan frekuensinya meningkat seiring
yang mengalami stres akibat penyakitnya dengan bertambahnya usia. Pendapat ini
akan berpengaruh pada kemandiriannya didukung oleh Prasmanto,R.K.S (2017),
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Stres yang mengatakan bahwa fungsi kognitif
yang dialami tersebut dapat mempengaruhi mempengaruhi kemandirian pasien stroke
motivasi pasien dan akhirnya pasien menjadi dalam beraktivitas. Sedangkan hasil
tidak bersemangat dalam beraktivitas, penelitian yang dilakukan oleh tidak sejalan
sehingga bergantung pada orang lain dalam dimana tidak terdapat hubungan fungsi
memenuhi kebutuhannya sehari-hari, oleh kognitif terhadap kemandirian.dikatakan
sebab itu, ketika tingkat stres pada pasien ketergantungan setelah stroke lebih
setelah stroke meningkat, maka kemandirian dipengaruhi oleh gejala fisik stroke daripada
dalam melakukan aktivitas sehari-hari akan gangguan kognitif. Sehingga perubahan fisik
menurun. lebih mempengaruhi kemandirian dibanding
penurunan fungsi kognitif yang
Fungsi Kognitif dengan Kemandirian mempengaruhi kemandirian.
dalam melakukan ADL Trihayati(2016); Fitri dkk (2020)
Stroke dapat mempengaruhi otak dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
bagian fungsi luhur yang mengatur fungsi ada hubungan antara fungsi kognitif dengan
orientasi, perhatian, konsentrasi, daya ingat tingkat kemadirian aktivitas sehari-hari pada
dan bahasa serta fungsi intelektual. pasien setelah stroke dengan hasil p=0,02.
Gangguan pada fungsi tersebut erat Semakin tinggi fungsi kognitif maka semakin
kaitannya dengan kemampuan untuk tinggi pula tingkat kemandirian dalam
berpikir dan menganalisis kegiatan yang melaksanakan aktivitas sehari-hari. Fungsi
akan dilakukan (Hasra, 2013). Menurut kognitif menunjukkan proses menerima,
Martono dan Pranarka (2006) gangguan pada mengorganisasikan dan menginterpretasikan
sistem saraf pusat misalnya pengurangan sensor stimulus untuk berpikir dan
massa otak dan pengurangan aliran darah menyelesaikan masalah. Proses mental
ABSTRAK
Latar belakang: Berimajinasi dan kepercayaan memiliki kekuatan merupakan kemampuan
anak prasekolah di masa golden age. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk
memperhatikan perkembangan anak khususnya kognitif. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan
antara faktor peran orang tua dengan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah di TK St.
Theresia Taratara. Metode: Penelitian ini adalah jenis kuantitatif dengan menggunakan desain
penelitian correlative dan menggunakan pendekatan cross-sectional study. Populasi penelitian ini
adalah seluruh orang tua dan murid TK St. Theresia Taratara. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan total population sampling yaitu sebanyak 30 responden yang diberikan kuesioner
tentang peran orang tua dan perkembangan kognitif anak. Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil: Uji hipotesis menunjukan nilai p value = 0,012 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara peran orang tua dengan perkembangan kognitif anak usia pra sekolah.
Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua yang baik bagi anak-anak usia pra sekolah
di TK. St. Theresia Taratara meningkaTKan kemampuan kognitif anak. Sehingga disarankan agar
orang tua tetap mempertahankan dan meningkaTKan pola asuh anak.
ABSTRACT
Background: Imagination and belief have power in the ability of preschoolers in the golden
age. Parents have a great responsibility to pay attention to the development of children, especially
cognitive. Purpose: To find out the relationship between parental role factors and cognitive
development of pre-school-aged children at St. Theresia Taratara Kindergarten. Method: This
research is a quantitative type using correlative research design and using a cross-sectional study
approach. The population of this study is all parents and students of St. Theresia Taratara
kindergarten. Sampling techniques using total population sampling were as many as 30
respondents who were given questionnaires about the role of parents and cognitive development of
children. The data were analyzed with the Chi-square test. Results: Hypothesis test shows the value
p-value = 0.012 then it can be concluded that there is a significant relationship between the role of
parents and the cognitive development of children of pre-school age. Conclusion: It can be
concluded that the role of parents is good for pre-school age children in TK. St. Theresa Taratara
improves children's cognitive abilities. So it is recommended that parents still maintain and
improve the parenting of children.
ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada pada posisi ≥ 140
mmHg untuk tekanan sistolik atau ≥ 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Kondisi peningkatan
tekanan darah dapat mencetuskan berbagai macam penyakit diantaranya stroke, gangguan jantung
maupun ginjal. Penanganan hipertensi melalui pengendalian tekanan darah dapat dilakukan oleh
perawat melaui tindakan non farmakologis, namun hal ini masih cukup jarang diterapkan di
lapangan perawatan. Edukasi Hypertension Self Care Management merupakan intervensi yang
dapat dilakukan perawat untuk penatalaksanaan penyakit hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh edukasi Self Care Management terhadap pengendalian tekanan darah
pada pasien Hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif, dengan metode quasy
eksperimental design, randomized pretest-posttest control group. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 40 responden yang dirawat di RSU Gunung Maria Tomohon, yang dibagi kedalam 2
kelompok yaitu kelompok intervensi (n=30) dan kelompok kontrol (n=10). Kategori pengukuran
tekanan darah menggunakan rekomendasi JNC VIII. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan
kesehatan untuk perawatan diri untuk perubahan pola hidup sehat dalam mengendalikan tekanan
darah agar dalam rentang normal. Hasil uji Wilcoxon yaitu terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum dan sesudah edukasi pada kelompok intervensi dengan p value=0.000. Tidak terdapat
perbedaan tekanan darah pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi. Hasil uji Mann
Whitney yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi yang memperoleh
edukasi dengan kelompok kontrol yang tidak memperoleh edukasi dengan p value=0.000.
Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh edukasi Self Care Management terhadap
pengendalian tekanan darah pada pasien Hipertensi. Rekomendasi melalui penelitian ini yaitu
edukasi self care bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah pada penderita hipertensi agar
dapat berada dalam rentang yang normal.
Alamat Korespondensi : Jl. Florence, Kelurahan Kolongan Lingkungan VII, Kecamatan Tomohon
Tengah, Kota Tomohon. Telp. (0431)353060, Kode Pos 95442.
E-mail: cyciliaroyke270313@gmail.com
ABSTRAK
Komplikasi dari Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah hal yang paling dikhawatirkan.
Banyak komplikasi yang terjadi, misalnya neuropati simptomatik, retino diabetik, katarak,
hipertensi, tuberculosis paru, gangrene dan batu empedu. Komplikasi-komplikasi ini dapat dicegah
atau ditunda dengan penatalaksanaan DMT2, diantaranya adalah latihan jasmani seperti senam
kaki. Senam kaki yang dilakukan secara rutin dapat membantu memperlancar sirkulasi darah
perifer, mencegah kekakuan otot dan kelainan bentuk kaki. Nilai ABI (Ankle Brachial Index)
merupakan salah satu indikator terjadinya gangguan pada sirkulasi darah perifer yang ada di kaki.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh senam kaki terhadap nilai ABI pada pasien
DMT2. Metode penelitian adalah eksperimen dengan desain one group pre test and post test.
Jumlah sampel sebanyak 16 orang pasien DMT2, yang diperoleh dengan teknik purposive
sampling. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000, yang berarti ada pengaruh senam kaki
terhadap nilai ABI pada pasien DMT2. Maka berdasarkan hasil ini, disarankan kepada praktisi
kesehatan dalam hal ini perawat agar rutin memberikan dan mengajarkan senam kaki kepada
pasien DMT2.
Kata kunci : Senam kaki, Ankle Brachial Index, Diabetes Mellitus Tipe 2
ABSTRACT
Complications of type 2 diabetes mellitus (DMT2) are the most worrying thing. There are
so much complications that happened, example symptomatic neurophaty, diabetic retinophaty,
cataracts, hypertension, pulmonary tuberculosis, gangrene and gallstones. These complications
could be prevented or delayed with the management DMT2, including physical exercise such as leg
exercise. Regular Leg exercise will help to accelerate peripheral blood circulation, to prevent
muscle stiffness and deformity. ABI’s value is an indicator of a disturbance in the peripheral blood
circulation on legs. The aim of this research was to analyze the effect of leg exercise on ABI values
in DMT2 patients. Method of this research was an experimental with one group pre test and post
test design. Sample was 16 DMT2 patients, obtained by purposive sampling technique. The result
by Wilcoxon test is p value = 0.000, which means that there’s an effect of leg exercise on the ABI
value in DMT2 patients. Based on these results, it is recommended for health practitioners to often
provide and teach leg exercise for DMT2 patients.
penderita diabetes mellitus tertinggi, yakni senam kaki dan dilakukan pengukuran
ada pada urutan ke 7 (tujuh), sebanyak 10,7% kembali nilai ABI setelah diberikan senam
(IDF, 2019). Dengan demikian, Indonesia kaki. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon
menjadi satu-satunya Negara di Asia Sign Rank dengan nilai α = 0,05.
Tenggara yang menjadi penyumbang
terhadap angka kasus diabetes mellitus. HASIL DAN PEMBAHASAN
Riset Kesehatan Dasar Hasil
(RISKESDAS) pada tahun 2018 melaporkan a. Jenis Kelamin
jumlah angka penderita DMT2 yang Jenis
Frekuensi %
terdiagnosis oleh dokter naik menjadi rata- kelamin
rata secara nasional 2,0%, dengan angka Laki-laki 9 56,2
tertinggi ada di Kota DKI Jakarta dengan Perempuan 7 43,8
nilai 3,4%. Sulawesi Utara menduduki Total 16 100
peringkat ke 4 (empat) untuk sebaran DMT2
terbanyak dengan nilai 3%. Berdasarkan b. Usia Responden
hasil pemeriksaan gula darah, diperoleh
Usia Frekuensi %
angka 8,5% untuk gula darah di atas nilai
normal (RISKESDAS, 2018). 40 – 49 3 18,8
Kementerian Kesehatan RI pada 50 – 59 11 68,7
tahun 2010 mencanangkan Program 60 – 69 2 12,5
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk Total 16 100
mencegah komplikasi DM. Semakin
tingginya jumlah penderita DMT2 setiap c. Pendidikan Responden
tahun, maka dipandang perlu untuk Pendidikan Frekuensi %
melakukan kontrol terhadap gula darah dan
SMP 3 18,8
pencegahan terhadap komplikasi, terutama
SMA 13 81,2
ketika seluruh dunia diperhadapkan dengan
Total 16 100
pandemi Covid-19. CDC (2019) menyatakan
bahwa diabetes mellitus menjadi salah satu
faktor risiko kefatalan kasus Covid-19. Hal d. Pekerjaan Responden
ini dikarenakan tingkat gula darah yang Pekerjaan Frekuensi %
tinggi menyebabkan kerentanan terhadap IRT 5 31,2
infeksi (CDC, 2019). Menurut Hoffman et.al Penjual 2 12,5
(2020), enzim Angiotensi 2 merupakan Ojek 1 6,3
reseptor terhadap SARS-CoV-2 di tubuh ASN 8 50
manusia. Total 16 100
Pencegahan terhadap komplikasi
yang dapat dilakukan adalah dengan e. Nilai ABI Sebelum Senam Kaki
melakukan senam kaki diabetik. Senam kaki
diberikan untuk mencegah komplikasi Nilai ABI Frekuensi %
kerusakan jaringan pada daerah perifer Borderline 14 87,5
seperti kaki dengan melancarkan sirkulasi Iskemia
darah dan menghindari terjadinya ulkus. 2 12,5
berat
Senam kaki dapat dilakukan di rumah pasien Total 16 100
dengan mudah, hanya sekitar 20 sampai 30
menit (Ningrum et al.,2020). f. Nilai ABI Sesudah Senam Kaki
METODE Nilai ABI Frekuensi %
Penelitian ini menggunakan Lead 14 87,5
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Borderline 2 12,5
eksperimental dengan desain pre test post Total 16 100
test. Sampel sebanyak 16 orang pasien
DMT2 diperoleh dengan menggunakan
teknik purposive sampling, dilakukan
pengukuran nilai ABI sebelum diberikan
g. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Nilai buruk dalam bidang kesehatan. Negara maju
ABI identik dengan peningkatan penyakit
Senam Nilai degeneratif, terbukti dengan hasil penelitian
Nilai p Z-Score
Kaki Mean RISKESDAS (2018), diperoleh daftar
Sebelum 4,13 penyakit tidak menular terbanyak diantaranya
0,000 -4,000
Sesudah 3,13 adalah DMT2.
Pemeriksaan nilai ABI dilakukan
Pembahasan sebelum senam kaki. Pasien dalam posisi
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh supin (berbaring terlentang). Dilakukan
responden terbanyak berjenis kelamin laki- pengukuran tekanan darah pada lengan atas
laki sebanyak 56,2%. Penelitian dari Sugiarta kiri dan kanan. Kemudian dilakukan
dan Darmita (2018) di Bali memperoleh hasil pengukuran tekanan darah pada tungkai bawa
yang sama, yakni penderita DMT2 terbanyak kiri dan kanan. Dilakukan pencatatan
adalah laki-laki sebanyak 54,5%. Namun terhadap hasil pengukuran tekanan darah
hasil ini berbanding terbalik dengan hasil masing-masing pasien. Pasien yang sudah
penelitian dari RISKESDAS tahun 2018, terkumpul kemudian diajarkan untuk
proporsi perempuan (1,8%) lebih tinggi melakukan senam kaki sekitar 20 sampai 25
daripada laki-laki (1,2%). menit. Setelah melakukan senam kaki,
Dalam penelitian ini, proporsi penderita kembali dilakukan pengukuran tekanan darah
DMT2 pada laki-laki lebih besar di lengan atas kiri dan kanan, kemudian
dibandingkan pada perempuan, disebabkan tungkai bawah kiri dan kanan.
karena laki-laki kebanyakan sudah kurang Pada penelitian ini, hasil pengukuran
melakukan aktivitas fisik. Perkembangan dan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
kemajuan zaman yang mengubah pola hidup senam kaki untuk lengan rata-rata 130
terutama aktivitas fisik, membuat angka mmHg. Hasil pengukuran tekanan darah
kasus DMT2 meningkat. Dahulu pekerjaan sebelum senam kaki untuk kaki kiri dan
laki-laki diidentikkan dengan pekerjaan kanan rata-rata 90 mmHg, sedangkan
berat, tetapi sekarang perempuan dan laki- sesudah senam kaki tekanan darah naik rata-
laki bisa melakukan pekerjaan dengan rata menjadi 120 mmHg. Hal ini menyatakan
kapasitas yang sama. Hal ini bisa terlihat bahwa ada perbedaan tekanan sistolik
pada hasil yang menyatakan pekerjaan sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki.
responden. Responden paling banyak Bakara dan Kurniyati (2021) meneliti
berprofesi sebagai ASN (Aparat Sipil mengenai efek senam kaki terhadap nilai ABI
Negara) yaitu sebanyak 50%. pasien DMT2, menyatakan bahwa senam
Usia responden terbanyak ada pada usia kaki diabetik dapat meningkatkan sirkulasi
50 sampai 59 tahun (68,7%). Usia merupakan darah di kaki dan dapat mencegah terhadap
faktor risikon terjadinya DMT2 yang tidak terjadinya komplikasi PAD.
dapat dimodifikasi. Hal ini sesuai dengan Berdasarkan uji Wilcoxon juga
artikel hasil sistematik review oleh Utomo, diperoleh nilai p = 0,000, yang berarti ada
dkk pada tahun 2020. Dari 20 artikel pengaruh senam kaki terhadap nilai ankle
ditemukan usia lebih dari 50 tahun brachial index (ABI) pada pasien DMT2.
merupakan faktor risiko DMT2. Hasil penelitian Bakara dan Kurniyati (2021)
Hasil penelitian ini juga diperoleh juga memperoleh hasil nilai p = 0,001. Hasil
pendidikan SMA paling banyak yaitu 81,2%. yang sama diperoleh Suza dkk (2020)
Hal ini dikarenakan banyak masyarakat melalui penelitian mereka mengenai efek
sudah mulai menyadari pentingnya latihan ekstremitas bawah terhadap nilai ABI
pendidikan meskipun baru pada tahapan pada pasien DMT2 yang mengalami DMT2
pendidikan dasar. Menurut WTO (World di bawah 10 tahun, nilai p = 0,000.
Trade Organization) pada tahun 2020, Penelitian literatur review dari
Indonesia tidak lagi masuk dalam daftar Hinchliffe et.al (2020) tentang berbagai
Negara berkembang karena dipandang telah terapi untuk mencegah komplikasi DMT2
berhasil menurunkan angka buta huruf pada seperti penyakit arteri perifer salah satunya
orang dewasa (WTO, 2020). Selain memiliki adalah senam kaki. Jia et.al (2019) melalui
dampak yang baik secara ekonomi, penelitiannya mengenai Standards Of
perkembangan ini juga membuat dampak Medical Care for Type 2 Diabetes in China,