Disusun Oleh :
Kelas 9406
PENDAHULUAN
Indonesia salah satu negara kepulauan di dunia yang memiliki lebih dari
17.000 pulau dan sekitar 7000 pulau yang berpenghuni. Dengan banyaknya pulau
tersebut tentunya Masyarakat Indonesia juga memiliki beragam suku sebanyak
300 suku, layaknya Suku Jawa, Batak, Sunda, Cina, Dayak, Papua, dan lain
sebagainya. Banyaknya suku di Indonesia menyebabkan banyaknya pula
kebudayaan di setiap daerah yang memiliki ciri khas masing-masing. Ciri khas
tersebutlah yang semakin berkembangnya zaman dapat dikatakan sebagai
kebudayaan yang turun temurun. Oleh karena banyaknya perbedaan suku dan
bahasa Indonesia mendapatkan judulkan sebagai Negara Multi-Cultural.
Sebagai suatu kebanggaan, Indonesia memiliki kebudayaan yang telah
diakui oleh UNESCO pada 7 November 2003, yaitu Pertunjukan Wayang Kulit.
Pertunjukan wayang kulit diakui sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan
dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity). Pada laman situs resmi UNESCO,
menjabarkan bahwa wayang kulit terkenal karena wayangnya yang rumit dan
gaya musiknya yang kompleks serta bentuk cerita kuno ini berasal dari pulau
Jawa di Indonesia. UNESCO juga menjabarkan bahwa boneka tangan yang dibuat
secara detail dan berhati-hari ini bervariasi dalam ukuran, bentuk dan gaya, ada
dua jenis utama di antaranya, wayang kayu tiga dimensi (wayang klitik atau
golèk) dan wayang kulit datar (wayang kulit) yang dipaparkan pada depan layar
yang dinyalakan menggunakan sorotan lampu dari belakang. Jenis pemaparan ini
dicirikan oleh kostum, fitur wajah dan bagian tubuh yang diartikulasikan. Secara
umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, namun
tidak memiliki batasan dan hanya dengan standar tak dibatasi hanya dengan
standart tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, manusia telah
hidup di era digital. Hingga membuat manusia tidak bisa hidup tanpa teknologi
karena dapat dikatakah bahwa teknologi merupakan segala-galanya bagi manusia,
sehingga dampak positif dan negatif bagi manusia juga akan terjadi. Dampak
negatif yang sangat dirasakan dari adanya kecanggihan era digital saat ini yaitu
lunturnya kebudayaan di Indonesia. Salah satu kebudayaan yang telah luntur
karena era digital yaitu pertunjukan wayang kulit, karena saat ini mereka lebih
tertarik pada sesuatu yang berhubungan dengan digital atau smartphone. Makna
wayang itu sendiri dapat dikatakan sebagai gambaran kehidupan manusia akan
menjadi daya tarik karena penonton akan berkaca pada wayang. Namun sangat
disayangkan boneka wayang pun saat ini sudah kalah saing dengan boneka buatan
pabrik yang lebih menarik dan terkesan lebih mewah dibandingkandengan boneka
wayang.
Nilai karakter bangsa dimulai dengan pemikiran Ki. Hajar Dewantara, yaitu
olah hati yang melahirkan karakter jujur, olah pikir yang melahirkan karakter
cerdas, olah rasa yang melahirkan karakter peduli, dan olah raga yang melahirkan
karakter tangguh. Pendidikan karakter inilah yang dipandang sebagai media untuk
penanaman nilai keimanan yang menjadikan generasi muda tidak mudah
terpengaruh dengan perilaku yang amoral. Munculnya beberapa pengaruh asing
yang masuk ke Indonesia seperti gaya hidup yang menunjukan kebebasan dan
bersifat hedonistik dinilai menjadi ancaman tersendiri bagi generasi muda.
Sebenarnya pertunjukan wayang tidak hanya sekedar pertunjukan saja, sesuai
dengan naskah cerita dari Mahabharata dan Ramayana pastinya dalam
pertunjukan tersebut terdapat nilai kehidupan, nilai heroic kepahlawanan dan nilai
pendidikan, terutma pendidikan moral. Pendidikan karakter secara formal menjadi
muatan wajib dalam proses pembelajaran, berdampingan dengan penguatan
literasi, pengembangan keterampilan abad 21 (kritis, kreatif, kolaboratif,
komunikatif), dan pengembangan penilaian HOTS. Hal inilah yang kedepannya
dapat membantu manusia zaman sekarang untuk lebih baik lagi dan tidak terbawa
pengaruh asing.
1.2. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan makalah ini, sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep kebudayaan wayang
2. Mengetahui konsep pengembangan pertunjukan wayang melalui media digital
3. Mengetahui tradisi budaya pertunjukan wayang kulit
4. Mengetahui budaya wayang melalui media digital
5. Mengetahui wayang sebagai sarana pembelajaran dalam pemeliharaan sebuah
karakter
6. Mengetahui kelebihan wayang dalam pengembangan suatu karakter
7. Mengetahui solusi terhadap masalah kebudayaan wayang
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Wayang merupakan bagian dari warisan masa lampau Indonesia. Wayang
dijadikan kebudayaan lokal yang dianggap berasal dari Jawa dan memiliki
kandungan cerita yang berakar dari berbagai segi kehidupan. Menurut UNESCO,
wayang termasuk ke dalam kategori warisan budaya takbenda kemanusiaan yang
ditetapkan sejak 2003. Pengembangan pertunjukan wayang ini memang sudah
seharusnya dilanjutkan, terlebih hal ini juga bisa dijadikan dalam hal meningkatkan
pendidikan karakter pada anak. Banyak cerita-cerita mengesankan dan dapat dipetik
dari uniknya cerita wayang, dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan
budi pekerti yang luhur, saling mencintai, menghormati, menghargai, dan terkadang
diselipkan kritik sosial dan peran lucu lewat adegan goro-goro.
Kelebihan wayang dalam pengembangan suatu karakter yaitu wayang
bersifat acceptable, wayang bersifat timeless, dan wayang tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya seperti sarana pembelajar lainnya serta praktis dan
efektif. Dengan adanya pertunjukan wayang kulit yang sarat akan tuntunan
sekaligus menghibur penonton yang mengakses dunia digital melalui teknologi
komputer ataupun smartphone yang dimilikinya. Dengan harapan, masuknya
pertunjukan wayang kulit dalam dunia digital serta dikemas dalam wujud sajian
yang lebih efektif dan efesien, penikmat tidak mengalami kebosanan, serta ajaran-
ajaran agama yang dikemas melalui contents pertunjukan wayang kulit dapat
diserap, ditangkap, serta dipahami dengan mudah oleh penonton.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah
para generasi muda dapat mengetahui tentang kebudayaan wayang dan dapat
melestarikannya dengan cara mengenal budaya wayang bagi generasi yang akan
datang. Pelestarian budaya daerah yang memerlukan perhatian dari pemerintah
yang lebih serius untuk memilih budaya asing yang kurang sesuai dengan budaya
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Sutana, I. G., & Palguna, I. K. E. (2020). Kearifan Lokal Wayang Kulit Bali Sebagai
Media Tuntunan dan Tontonan Pada Era Digital. Maha Widya Duta: Jurnal
Penerangan Agama, Pariwisata Budaya, dan Ilmu Komunikasi, 4(1), 70-80.
Komarudin. (2021). Mengenal wayang yang jadi warisan budaya Indonesia. Dilansir
dari https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4712780/mengenal-wayang-yang-jadi-
warisan-budaya-indonesia
http://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/repository/article/view/4110/582
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5813725/riwayat-wayang-kulit-menurut-para-
ahli-apakah-benar-dari-indonesia