Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ESSAY MATA KULIAH KONSEP DASAR

KEPERAWATAN

Disusun Oleh :

DINAR PUTRI SALSABILA

P1337420121047

REGULER 2

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG

TAHUN ANGKATAN 2021

Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk
menggambarkan suatu set kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering
kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata
“sistem” sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun
dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga
memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari
bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
Komponen sistem dalam keperawatan. Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah
sistem, yaitu tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan
balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah
sistem :
Tujuan. Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.
Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem
menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem
yang lain berbeda.
Masukan. Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
permintaan jasa pelanggan).
Proses. Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan
atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses
dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
Keluaran merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa
suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. Batas. Yang disebut batas
(boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas
sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim
sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan
sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan
keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau
dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual
saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
Secara khusus, komponen dalam sistem keperawatan meliputi:
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan
bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai
siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan
untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak
lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.Manusia selalu mencoba
memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup belajar, menggali,
serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan
keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu
mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.Setiap lingkungan mempunyai
karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam
menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi
agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif
(apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan
menimbulkan masalah. Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat
mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan
geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat
adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan
tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran dan tugasnya
secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus
menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan
Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan, yaitu :
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan manganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien. Tujuan
pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai kesehatan pasien,
yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara
perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat
secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan
melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas
data primer dan data sekunder :
• Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun kondisi
klien.
• Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat, dokter,
ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil
pemeriksaan penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
• Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap
muka.
• Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada
pasien.
• Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian yang
mengalami gangguan.
• Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk),
auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul dikelompokkan,
data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
• Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data spiritual dan
data tentang tumbuhkembang klien.
• Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan output cairan
selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan data
subjektif.
• Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
observasi secara langsung.
• Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan klien atau
keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa
keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan
konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data
dilakukan melalui pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data,
menentukan ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan
masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan aktual
/ potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan pada
kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu / klien terhadap
penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas diagnosa
keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi
keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu
secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan
dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku
klien yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya klien
dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan
belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan intervensi
keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung
pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-
hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal,
intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa
pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan
keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan
( intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau
tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan.
Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan
memberi keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat
ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya
yang merupakan salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan
efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan yang
tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.
D. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh
dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan
satu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain.
Keperawatan dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-
bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem
yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau
lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk
sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan
keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu,
penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. proses
keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat
kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil
keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan
tujuan keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan
perawatan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
• Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan
saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi,
klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung
lainnya.
• Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan
dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan
keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi
lain.
• Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI, faktor lain,
AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-
pelayanan lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan
lancar.
• Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan
pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.
E. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem
• Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat
mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan kecintaan
pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
• Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan disetiap
tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional

F. Pelayanan Kesehatan Sebagai Suatu Bagian Integral Dari Pelayanan Kesehatan


Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari suatu pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, maka
pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki
tugas, diantaranya memberikan asuhan keperawatan keluarga, komunitas dalam pelayanan
kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan keperawatan secara umum pada pelayanan
rujukan.
Sebagaimana contoh pelayanan keperawatan dalam tingkat dasar yang dilakukan dilingkup
puskesmas dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas yang berorientasi
pada tugas keluarga dalam kesehatan diantaranya mengenai masalah kesehatan secara dini.
Mengambil keputusan dalam kesehatan, menanggulangi keadaan darurat bila terjadi
kecelakaan atau penyakit yang sifatnya mendadak, memberikan pelayanan keperawatan dasar
pada anggota keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan untuk menunjang
peningkatan status kesehatan serta memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Demikian juga pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak, maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada anak melalui pendekatan proses perawatan anak untuk
lingkup keperawatan jiwa, perawatan akan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan gangguan jiwa pada kasus medik dan bedah perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada kasus medik dan bedah, pada kasus obstretic dan gynecology perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada maternitas dengan tingkat kasus tertentu, pada kasus
gawat darurat perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada keadaan gawat dan
darurat dan lain-lain tinggi keperawatan.
G. Pembaharuan Pendidikan Keperawatan Sebagai pelayanan kesehatan
Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna bahkan
merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya kesepakatan
bersama pada lokakarya nasional keperawatan pada bulan januari 1983 yang menerima
keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesi (profesional education).
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan
profesional keperawatan, pendidikan keperawatn bukan lagi merupakan pendidikan
vokasional atau kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang
menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan atau asuhan
keperawatan profesional kepada masyarakat jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah
mencapai tingkat doktoral. Keyakinan inilah yang merupakan faktor pengerak perkembangan
pendidikan keperawatan di indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah
dimulai sejak 1962 yaitu dengan dibukanya akademi keperawatan yang pertama di jakarta.
Proses ini berkembang terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan, dalam
lokakarya keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar- dasar
pengembangan pendidikan tinggi keperawatan. Sebagai realisasinya di susun kurikulum
program pendidikan D3 keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum
pendidikan sarjana (SI) keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan di harapkan
menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan membaharuan dan
memperbaiki mutu pelayanan atau asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan
kehidupan profesi keperawatan, keperawatan sebagai suatu profesi dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab pengembangan harus mampu mandiri.

Anda mungkin juga menyukai