Anda di halaman 1dari 9

LOMBA ESAI SEJARAH TINGKAT NASIONAL 2023

SUB TEMA : Pemuda Era Globalisasi antara Budaya dan


Modernisasi

Peran Pemuda Dalam Dinamika Mempertahankan Identitas


Budaya Nasional Batik

PENULIS

Nama Lengkap : Adelia Adinda Putri

NIS : 212210177

ASAL INSTANSI

Nama Instansi: SMAS PGRI 1 Kota Bekasi

Alamat: Jl. Cirebon Duren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi


17111

Telp/Faks: (021) 8803995


Peran Pemuda Dalam Dinamika Mempertahankan Identitas
Budaya Nasional Batik

Oleh: Adelia Adinda putri

Latar Belakang

Budaya merupakan suatu aktivitas yang telah dilakukan secara


turun-temurun sebagai media komunikasi, interaksi dan seni. Bentuk
perwujudan budaya yang beranekaragam tercipta dari berbagai daerah.
Contoh dari kebudayaan itu sendiri berupa adat istiadat, bahasa, pakaian
dan karya seni.1 Menurut Geertz, kebudayaan merupakan pola yang
memiliki makna dan secara historis dapat ditransmisikan serta tersimpan
dalam bentuk simbol-simbol warisan.2

Kata “budaya” atau “culture” dalam bahasa Inggris berasal dari


bahasa Latin “colere” yang berarti “mengolah” atau “mengerjakan” sesuatu
yang berkaitan dengan alam (cultivation). Dalam bahasa Indonesia, di
bahasa Indonesia, kata budaya (nominalisasi: kebudayaan) berasal dari
bahasa Sanskerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi
atau nalar). penerangan lain perihal etimologi kata “budaya” yakni sebagai

1
Soerjono, Soekanto. Sosiologi suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.
150-151
2
Tojik, “ Konsep kebudayaan menurut Geertz “ (
https://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-geertz/ Diakses
pada 13 September 2023 )
3. Dr. R. Kusherdyana, M.Pd, “Pengertian Budaya, Lintas Budaya, dan Teori yang
Melandasi Lintas Budaya “ (
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/SPAR4103-M1.pdf Diakses
pada tanggal 13 September 2023 )
4. Tim penulis, “Batik kearifan lokal pemersatu bangsa”
(https://kumparan.com/damailahri/batik-kearifan-lokal-pemersatu-bangsa Di akses
pada 15 september 2023 )
perkembangan berasal istilah beragam “budi daya” yang berarti
pemberdayaan budi yang berwujud cipta, karya serta karsa.3

Salah satu warisan budaya yang menjadi identitas bangsa


Indonesia yaitu batik. Batik merupakan kekayaan budaya yang berada di
Indonesia, bahkan batik telah lama dikenal tidak hanya dalam lingkup
nasional, tetapi juga sampai dunia internasional. Tradisi luhur ini sarat
menyimpan sejuta kearifan yang mengakar kokoh secara substansial
mulai berasal ornamentasi serta harmonisasinya, proses
pembuatannya, sampai makna filosofis di setiap goresannya.4

Warisan budaya merupakan salah satu hal yang dilindungi oleh


Negara. Maka Hak Cipta dari seni batik akan dipegang oleh negara
sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta.5 Penjelasan pasal tersebut menyatakan
bahwa batik yang dibuat dengan cara konvensional dilindungi sebagai
bentuk kreativitas tersendiri. Namun masih banyak terjadi pelanggaran
hak cipta seperti plagiarisme, pengaduan, dan pembelian kembali karya
seni batik.

Klaim budaya merupakan Tindakan mengambil budaya tertentu


dari daerah asalnya. Banyak sekali budaya yang diklaim oleh negara lain
hal tersebut harus segera ditindak lanjuti agar kearifan budaya di
Indonesia tetap terjaga. Sebagai contoh pada sekitar 2008 silam,
masyarakat Indonesia dihebohkan oleh sikap Malaysia yang menyebutkan
bahwa batik adalah warisan kebudayaan asli Negeri Jiran. Masyarakat

3
4
5
Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup: a. buku, Program Komputer,
pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lain; b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c.
alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d.
lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e. drama atau drama musikal, tari,
koreografi, pewayangan, dan pantomim; f. seni rupa dalam segala bentuk seperti
seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan
seni terapan; g. arsitektur; h. peta; i. seni batik; j. fotografi; k. sinematografi; l.
terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.
Indonesia yang geram pun mendesak Pemerintah Indonesia untuk
mendaftarkan batik sebagai warisan asli Indonesia ke UNESCO.6

Kasus kedua terjadi pada tahun 2021, Lavana Sivaji peserta Miss
World Malaysia. Ia mengutarakan dalam keterangan media sosial
istagram “Kain batik melambangkan keragaman di antara orang Malaysia,
dengan berbagai warna, cetakan & desiannya. Oleh karna itu, saya
mempersembahkan kepada Anda gaun malam saya untung Miss World
Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia”.7

Melansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,


dan Teknologi (Kemendikbud Ristek RI), Pemerintah Indonesia resmi
mendaftarkan batik ke dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Non bendawi UNESCO pada 3 September 2008. 8
Kenyataannya masih banyak negara yang mengklaim warisan budaya
indonesia sebagai budaya nya sendiri. Sebagai contoh Malaysia yang
mengklaim batik dari tahun 2008 hingga sekarang ini. Berdasarkan
pemaparan diatas, essay ini akan mencari bagaimana respon generasi
muda Indonesia tentang krisis identitas, khususnya batik yang di klaim
oleh negara lain.

6
UNESCO adalah organisasi Internasional yang bergerak pada bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan serta kebudayaan.
7
Tim penulis, “Kronologi Miss World Malaysia klaim batik hingga minta maaf” (
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211021083629-277-710289/
kronologi-miss-world-malaysia-klaim-batik-hingga-minta-maaf Diakses pada 16
September 2023 )
8
Rindi Salsabilla, “ 3 kisah batik batik diklaim negara lain: dari Malaysia hingga
China” , (https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20231002102935-33-476980/3-
kisah-batik-diklaim-negara-lain-dari-malaysia-hingga-china Diakses pada tanggal
08 Oktober 2023)
9. Linda Sunarti, “Menelusuri Akar Konflik Warisan Budaya antara Indonesia
denganMalaysia”,(https://journals.mindamas.com/index.php/sosiohumanika/
article/view/482 , Diakses pada tanggal 9 Oktober 2023 )
Pembahasan

Konflik klaim kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia sudah


lama terjadi. Bermula diawali dengan Malaysia yang mengklaim Batik
Indonesia menjadi salah satu identitasnya. Banyaknya kecenderungan
budaya Malaysia dengan Indonesia sudah memunculkan suatu kata yang
acapkali diungkapkan sang Malaysia terhadap Indonesia sebagai
“saudara serumpun”. pada masalah klaim budaya, warga Indonesia wajib
menyadari bahwa bangsa Indonesia beserta budayanya sudah menyebar
luas ke aneka macam daerah sejak usang. sebagai akibatnya
kebudayaan kita jua ada dan diakui sebagai kebudayaan oleh suatu grup
masyarakat di negara lain.

Pemerintah Malaysia memiliki pandangan bahwa alasan serumpun


melayu yang berangkat dalam suatu sejarah yang sama berakibat bahwa
budaya yg dimiliki Indonesia ialah budaya Malaysia.. Langkah
meningkatkan kekuatan nasional di bidang ekonomi sektor pariwisata
dalam programnya “Malaysia, the Trully Asia”. Kementerian Kebudayaan
Malaysia menjadikan tuntutan untuk melakukan klaim budaya agar
menarik dunia internasional datang ke Malaysia yang pada akhirnya akan
menghasilkan devisa Negara.9

Namun penulis menilai bahwa salah satu faktor penyebab


pengklaiman batik antara Indonesia dan Malaysia juga dipengaruhi oleh
adanya westernisasi.10 Pengaruh Westernisasi semakin masif mewarnai
dinamika kehidupan generasi muda, berpotensi mengikis nilai-nilai budaya
yang terserap dalam perilaku keseharian, serta menghadirkan tantangan
besar bagi identitas budaya. Banyak dari mereka yang hidup dengan gaya
Budaya Barat dan mengesampingkan nilai-nilai luhur bangsa. Situasi ini
dapat berdampak terhadap masa depan bangsa, menghambat

9
10
Westernisasi adalah tindakan seseorang yang mulai kehilangan nasionalismenya
dengan meniru atau melakukan praktik-praktik kebarat-baratan.
pembentukan karakter anak bangsa dan mengakibatkan identitas budaya
di klaim oleh negara lain, salah satunya konflik dengan negara Malaysia.

Kalangan generasi muda, sementara itu menganggap batik sebagai


pakaian yang kurang trendy dan tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. Batik diasumsikan menjadi jenis pakaian yang hanya
pantas dipergunakan oleh kalangan usia dewasa. Bahkan, motif batik
dianggap tidak mencerminkan gaya hidup kalangan kaum muda yang
lebih suka dengan jenis pakaian yang berlabel modern dan stylish.
Kenyataannya, batik bisa dipakai untuk style casual maupun acara resmi
karena, batik memiliki fleksibilitas yang membuat pemakainya merasa
luwes dan nyaman ketika berbusana batik.11

Perseturuan tersebut Indonesia yang tidak terima dengan klaim


Malaysia, lalu pemerintah Indonesia pun mendaftarkan Batik ke UNESCO
sebagai bukti terkait batik yang merupakan warisan budaya dari
Indonesia. Namun proses untuk mendapatkan pengakuan hak milik batik
sebagai warisan budaya Indonesia membutuhkan waktu lama yang harus
di perjuangan pemerintah Indonesia. Berawal pada 3 September 2008
dengan proses nominasi Batik ke UNESCO dan baru diterima secara
resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009.

Peranan generasi muda juga sangat penting dalam pelestarian


batik dengan cara membangkitkan gairah industri batik melalui tradisi
memakai batik di lingkungan satuan pendidikan dan instansi pemerintahan
serta mengenalkan batik kepada sesame generasi muda sekarang.
Langkah ini dilakukan agar kesenian batik tetap menjadi primadona dan
menjadi kebanggaan bagi masyarakat indonesia secara keseluruhan.
11
Mohammad Takdir dkk,“ Revitalisasi Kesenian Batik sebagai Destinasi Wisata
Berbasis Budaya dan Agama: Peran Generasi Muda dalam Mempromosikan
Kesenian Batik di Pamekasan Madura ”. ( file:///C:/Users/HP5CD/Downloads/desi,
+12.pdf Diakses pada 23 Oktober 2023)
PENUTUP
Indonesia mempunyai warisan budaya yang sangat beragam,
termasuk batik. Batik merupakan kekayaan budaya yang ada di Indonesia,
bahkan batik sudah lama dikenal tidak hanya di dalam negeri namun juga
dunia. Namun kenyataannya banyak negara yang menganggap warisan
budaya Indonesia sebagai budayanya sendiri. Salah satunya adalah
perselisihan budaya antara Indonesia dan Malaysia yang sudah
berlangsung lama. Semua bermula ketika Malaysia mendeklarasikan batik
Indonesia sebagai salah satu identitasnya. Selain itu, penyebab klaim
batik juga dipengaruhi oleh proses westernisasi sehingga berdampak
pada menurunnya kelestarian batik.
Pemerintah dan generasi muda seharusnya menjaga identitas batik
sebagai budaya asli Indonesia. Salah satunya dengan mengeluarkan
kebijakan wajib menggunakan batik pada setiap perguruan tinggi di
Indonesia. Dengan mengeluarkan kebijakan tersebut, diharapkan generasi
penerus bangsa dapat melestarikan atau menjaga batik sebagai budaya
asli Indonesia dan pemerintah juga menggunakan batik dalam beberapa
acara pertemuan antar negara yang diadakan di Indonesia. Dalam
pertemuan antar negara, pemerintah juga dapat menyampaikan bahwa
batik yang digunakan ini adalah budaya asli yang berasal dari Indonesia.
Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut dapat menjaga keaslian batik
sebagai budaya asli Indonesia, supaya tidak dapat dengan mudah diklaim
oleh Malaysia ataupun negara-negara tetangga lainnya.
Selain dengan mengeluarkan kebijakan tersebut, upaya yang dapat
dilakukan oleh generasi muda dengan cara membantu pemerintah dalam
upaya menjaga keaslianbatik. Batik dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari seperti di area sekolah/kampus, rumah, dan di lingkungan
sekitar. Dengan begitu, generasi muda semakin memahami bahwa batik
tidak hanya bisa digunakan oleh kalangan besar di acara formal saja,
namun sebenarnya bisa dipadukan dengan tren fashion modern saat ini.
Selain itu, generasi muda juga dapat menyampaikan pandangan atau
pendapat mengenai pesan dan nilai batik.12

DAFTAR PUSTAKA
Dr. R. Kusherdyana, M.Pd, “Pengertian Budaya, Lintas Budaya, dan
Teori yang Melandasi Lintas Budaya “ (

12
Tim penulis, “ Cara melestarikan batik sebagai warisan budaya indonesia “
(https://kumparan.com/berita-terkini/cara-melestarikan-batik-sebagai-warisan-
budaya-indonesia-1wNGLIF1SF5 Diakses pada tanggal 23 oktober 2023 )
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp content/uploads/pdfmk/SPAR4103-
M1.pdf Diakses pada tanggal 13 September 2023 )
Salsabilla Rindi,“ 3 kisah batik batik diklaim negara lain: dari
Malaysia hingga China” ,
(https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20231002102935-33-
476980/3-kisah-batik-diklaim-negara-lain-dari-malaysia-hingga-
china Diakses pada tanggal 08 Oktober 2023)
Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), h. 150-151
Suharto Gilang Ramadhan, “Perlindungan hukum terhadap seni
batik tradisional Indonesia ditinjau dari Undang-Undang No. 19
Tahun 2002 Tentang hak cipta”
Sunarti Linda, “Menelusuri Akar Konflik Warisan Budaya antara
Indonesia
denganMalaysia”,(https://journals.mindamas.com/index.php/sosioh
umanika/article/view/482 , Diakses pada tanggal 9 Oktober 2023 )
Takdir Mohammad dkk,“ Revitalisasi Kesenian Batik sebagai
Destinasi Wisata Berbasis Budaya dan Agama: Peran Generasi
Muda dalam Mempromosikan Kesenian Batik di Pamekasan
Madura ”. ( file:///C:/Users/HP5CD/Downloads/desi,+12.pdf
Diakses pada 23 Oktober 2023)
Tojik, “ Konsep kebudayaan menurut Geertz “ (
https://etnobudaya.net/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurut-
geertz/ Diakses pada 13 September 2023 )
Tim penulis, “Batik kearifan lokal pemersatu bangsa”
(https://kumparan.com/damailahri/batik-kearifan-lokal-pemersatu-
bangsa Di akses pada 15 september 2023 )
Tim penulis, “ Cara melestarikan batik sebagai warisan budaya
indonesia “ (https://kumparan.com/berita-terkini/cara-melestarikan-
batik-sebagai-warisan-budaya-indonesia-1wNGLIF1SF5 Diakses
pada tanggal 23 oktober 2023 )
Tim penulis, “Batik kearifan lokal pemersatu bangsa”
(https://kumparan.com/damailahri/batik-kearifan-lokal-pemersatu-
bangsa Di akses pada 15 september 2023 )
Tim penulis, “Kronologi Miss World Malaysia klaim batik hingga
minta maaf” (
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211021083629-277-
710289/kronologi-miss-world-malaysia-klaim-batik-hingga-minta-
maaf Diakses pada 16 September 2023 )

Anda mungkin juga menyukai