Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

Interpretasi Realitas Budaya pada Keyakinan atau Kepercayaan

Oleh :

Nursyahbani Tri Sulistiyawati Amar


50700120028
IKOM A

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Realitas Budaya Indonesia

Realitas budaya Indonesia sangatlah kaya dan beragam. Indonesia merupakan


negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dengan beragam suku, agama,
bahasa, dan tradisi. Budaya Indonesia mencakup berbagai aspek kehidupan,
termasuk seni, musik, tari, makanan, arsitektur, dan upacara adat. Salah satu ciri
khas budaya Indonesia adalah semangat gotong royong, dimana masyarakat
Indonesia cenderung saling membantu dan bekerja sama dalam kegiatan sehari-
hari. Selain itu, nilai-nilai kekeluargaan juga sangat penting dalam budaya
Indonesia.

Dalam seni dan budaya, Indonesia memiliki beragam tarian tradisional seperti Tari
Pendet dari Bali, Tari Saman dari Aceh, dan Tari Tor-Tor dari Sumatera Utara.
Musik tradisional Indonesia juga sangat beragam, mulai dari gamelan Jawa,
angklung dari Jawa Barat, hingga musik tradisional dari Papua. Budaya Indonesia
juga tercermin dalam masakan tradisionalnya yang beraneka ragam, seperti rendang
dari Padang, sate dari Jawa, dan nasi goreng yang menjadi makanan favorit di
seluruh Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak tempat bersejarah dan keindahan alam
yang menjadi bagian penting dari budaya dan identitas negara ini. Misalnya, Candi
Borobudur dan Candi Prambanan di Jawa Tengah, serta Taman Nasional Komodo
di Nusa Tenggara Timur. Namun demikian, Indonesia juga dihadapkan pada
tantangan dalam mempertahankan dan melestarikan warisan budayanya di tengah
arus globalisasi dan modernisasi yang terus berlangsung.

Realitas budaya Indonesia adalah kesatuan dari berbagai aspek dan sifat yang
menggambarkan budaya dan kebudayaan negara ini. Realitas budaya Indonesia
dapat dikelompokkan dalam beberapa hal:

1. Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Realitas Tertambah:


Penggunaan teknologi realitas tertambah dalam pembelajaran sejarah dan
budaya Indonesia, seperti aplikasi Historia yang menggunakan uang kertas
rupiah sebagai marker untuk mempelajari informasi tentang pahlawan dan
budaya Indonesia.1
2. Komunitas Penggemar Budaya Korea (K-Pop): Penggemar budaya
Korea (K-Pop) di Indonesia membentuk komunitas yang tersendiri, yang
terwarna dengan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan idol mereka.2
3. Pluralisme dalam Realitas Kehidupan System Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia: Budaya Indonesia dikenal dengan
keberagaman dan persamaan hak sebagai warga negara, yang mempunyai
tugas untuk selalu menebarkan perdamaian.3
4. Identitas Budaya Virtual: Instagram dan influencer Indonesia memiliki
peran penting dalam mengungkapkan identitas budaya individu dalam
ruang virtual, yang terpisah dari realitas diri yang nyata dan membentuk
identitas budaya baru.4

Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan material mencakup
barang-barang lain selain dari temuan arkeologi, seperti pesawat terbang, pakaian,
televisi, gedung pencakar langit, stadion olahraga hingga mesin cuci. Kebudayaan
immaterial berupa ciptaan yang abstrak dan diwariskan oleh pendahulunya ke
generasi selanjutnya, contohnya seperti lagu, tarian tradisional, dongeng, hingga
cerita rakyat.

1
Menggunakan Uang Kertas and others, ‘"HISTORIA: Media Pembelajaran Interaktif
Berbasis Teknologi Realitas Tertambah “HISTORIA: Augmented Reality-Based Interactive Learning
Media Using Rupiah Banknotes To Commemorate Indonesian History And Introduce Its Culture”’,
5.2 (2019), 1819–24.
2
Dewi Ayu Hidayati, Sarah Dini Rizky Fitrian, and Siti Habibah, ‘Realitas Sosial Remaja
Penggemar Budaya Korea (K-POP) Di Bandar Lampung’, RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif
Aktual, 4.2 (2022), 212–32 <https://doi.org/10.29303/resiprokal.v4i2.208>.
3
M. Dimyati Huda, ‘Pluralisme Dalam Realitas Kehidupan Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia’, Briliant: Jurnal Riset Dan Konseptual, 6.2 (2021), 389
<https://doi.org/10.28926/briliant.v6i2.685>.
4
Maria Febiana Christanti and Intan Putri Cahyani, ‘Instagram: Konstruksi Identitas Budaya
Virtual Melalui Unggahan Foto Para Influencer Indonesia’, Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora,
Dan Seni, 6.1 (2022), 1 <https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v6i1.9620.2022>.
Kebudayaan dapat berupa cara berperilaku, pola pikiran hingga cara bertindak dari
anggota kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Kebudayaan
daerah dapat dibatasi oleh wilayah administratif daerah tersebut atau demografinya,
sedangkan kebudayaan lokal bergantung pada aspek ruang dan dapat dilihat melalui
ruang pada perkotaan yang hadir sebagai budaya lokal perkotaan tersebut, atau
daerah tertentu pada bagian perkotaan yang terpengaruh oleh budaya yang dibawa
oleh pendatang.5 Kebudayaan memiliki berbagai peran, yaitu:

1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya untuk


menyalurkan perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
2. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
3. Pembeda manusia dan binatang.
4. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku di
dalam pergaulan.
5. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat.
6. Sebagai modal dasar pembangunan.

B. Kepercayaan/Keyakinan dalam Lingkup Kebudayaan

Kepercayaan atau keyakinan dalam lingkup kebudayaan adalah suatu aspek yang
sangat penting dalam mengidentifikasi dan mengerti kebudayaan sebuah
masyarakat. Kepercayaan ini dapat berupa kepercayaan atas agama, tradisi, atau
keadilan, dan merupakan bagian dari pola pikir yang kemudian dituangkan dalam
bentuk tradisi yang disepakati bersama masyarakat tersebut.

Contoh dari kepercayaan dalam novel Entrok karya Okky Madasari adalah
kepercayaan animisme yang meliputi kepercayaan terhadap Mbah Ibu Bumi Bapa
Kuasa, tumpeng dan panggang, selamatan hari kematian, wangsit, dan upacara
panen. Dalam kebudayaan Sumba Barat Daya, masyarakat desa Delo
mempergunakan padi sebagai simbol atau perantara kepercayaan Marapu dalam

5
Umam, ‘Pengertian Kebudayaan: Ciri, Fungsi, Jenis Dan Unsur’, Gramedia Blog
<https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/>.
ritual saiso, yang merupakan tradisi yang diwariskan para pendahulu sehingga
sampai saat ini masih tetap dijadikan perhatian masyarakat tersebut.6

Kepercayaan juga memiliki peranan penting dalam konteks demokrasi dan


pancasila di Indonesia. Negara demokrasi di Indonesia dikonotasikan sebagai suatu
cara pandang yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk berpendapat,
berpikir, berkarya hatta kebebasan dalam memeluk suatu agama dan ajaran tertentu,
termasuk kepercayaan lokal. Pancasila, sebagai dasar Negara, memperjelas bahwa
kebebasan dalam beragama berimplikasi pada "agama minoritas dan agama
mayoritas," yang merupakan bagian dari identitas etnis, budaya, suku, agama, dan
kepercayaan setiap warga negara.7

Pengarustamaan beragama dalam ruang lingkup digital juga memerlukan


kepercayaan terhadap nilai moderasi dan kebersamaan, yang kemudian lenyap
dimakan oleh narasi keagamaan yang tendensius dan menonjolkan fanatisme
kebenaran. Upaya bersama dalam membangun moderasi perlu didukung dari dari
kebijakan Kementerian Agama bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk penguatan moderasi beragama.8

6
Fitri Nurul Afni, Haris Supratno, and Alfian Setya Nugraha, ‘Postkolonial Jawa Dalam
Novel Entrok’, Parafrase, 20.1 (2020), 67–75.
7
MUHTAR TAYIB, RENDRA KHALDUN, and PAHRIZAL IQROM, ‘Agama, Demokrasi Dan
Tantangan Kebudayaan Di Indonesia’, Politea : Jurnal Politik Islam, 5.2 (2023), 19–39
<https://doi.org/10.20414/politea.v5i2.5694>.
8
Ambrose Mong, ‘Religious Policy’, Sino-Vatican Relations, 1 (2020), 19–36
<https://doi.org/10.2307/j.ctv10vm131.8>.
DAFTAR PUSTAKA

Afni, Fitri Nurul, Haris Supratno, and Alfian Setya Nugraha, ‘Postkolonial Jawa
Dalam Novel Entrok’, Parafrase, 20.1 (2020), 67–75
Christanti, Maria Febiana, and Intan Putri Cahyani, ‘Instagram: Konstruksi
Identitas Budaya Virtual Melalui Unggahan Foto Para Influencer Indonesia’,
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 6.1 (2022), 1
<https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v6i1.9620.2022>
Hidayati, Dewi Ayu, Sarah Dini Rizky Fitrian, and Siti Habibah, ‘Realitas Sosial
Remaja Penggemar Budaya Korea (K-POP) Di Bandar Lampung’,
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual, 4.2 (2022), 212–32
<https://doi.org/10.29303/resiprokal.v4i2.208>
Huda, M. Dimyati, ‘Pluralisme Dalam Realitas Kehidupan Sistem Administrasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia’, Briliant: Jurnal Riset Dan
Konseptual, 6.2 (2021), 389 <https://doi.org/10.28926/briliant.v6i2.685>
Kertas, Menggunakan Uang, Rupiah Untuk, Memperingati Sejarah, Dan
Memperkenalkan, Budaya Indonesia, Intaningtyas Rizki Ariani, and others,
‘"HISTORIA: Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Realitas
Tertambah “HISTORIA: Augmented Reality-Based Interactive Learning
Media Using Rupiah Banknotes To Commemorate Indonesian History And
Introduce Its Culture”’, 5.2 (2019), 1819–24
Mong, Ambrose, ‘Religious Policy’, Sino-Vatican Relations, 1 (2020), 19–36
<https://doi.org/10.2307/j.ctv10vm131.8>
TAYIB, MUHTAR, RENDRA KHALDUN, and PAHRIZAL IQROM, ‘Agama,
Demokrasi Dan Tantangan Kebudayaan Di Indonesia’, Politea : Jurnal
Politik Islam, 5.2 (2023), 19–39
<https://doi.org/10.20414/politea.v5i2.5694>
Umam, ‘Pengertian Kebudayaan: Ciri, Fungsi, Jenis Dan Unsur’, Gramedia Blog
<https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/>

Anda mungkin juga menyukai