Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

2.1. Pengertian Kebudayaan


Kebudayaan berasal dari Sangsakerta “buddhayah” atau Buddhi yang
artinya akal atau budi jadi secara sederhana kebudayaan berarti hal-hal yang
berkenaan dengan kemampuan budi atau akal. Dalam bahasa Inggris
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata colere yang artinya
mengolah atau mengerjakan, berarti upaya manusia dalam mengolah atau
memanfaatkan alam.

Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai kebudayaan daalm waktu


yang lama. Letak stategis Indonesia yang berada pada jalur dua pusat
perdagangan Internasional pada masa lampau, yaitu cina dan indonesia,
dengan terjadinya percampuran antara dua budaya tersebut maka
mengembangkan kebudayaan asli setempat. Selain dari pengaruh budaya
asing pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin
menekan proses akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya barat.

Indonesia dikenal sebagai negara multi etnis dan agama, dari situlah
indonesia memiliki ragam yang berbeda-beda. Disetiap budaya tersebut
terdepat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini
kebudaayan indonesia, kian memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan
semakin berkembang teknologi yang akhirnya dapat memberikan dampak
negatif terhadap kebudayaan asli indonesia.

2.1.1. Unsur Kebudayaan


Kebudayaan terdiri dari berbagai unsur yang saling terkait satu sama lain.
Perbubahan satu unsur akan berpengaruh pada unsur lainnya. Unsur
kebudayaan pun bersifat universal artinya dimiliki oleh masyarakat
dimanapun. Unsur kebudayaan tersebut sebagai berikut:
1. Teknologi
Teknologi adalah semua cara dan alat yang dipergunakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Teknologi merupakan unsur
kebudayaan yang sangat penting, perubahan teknologi akan berpengaruh
pada unsur kebudayaan lain. Contoh perubahan teknologi dari berburu ke
pertanian
2. Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi berhubungan dengan alokasi produksi, tenaga
kerja dan distribusi. Siapa yang mempunyai keterampilan berproduksi,
dimana berproduksinya dan bagaimana caranya, termasuk kedalam
pengorganisasian produksi.

Pendistribusi hasil produksi ada 3 macam yaitu:

A. Barter atau tukar menukar barang, terdapat pada masyarakat pemburu dan
peramu.
B. Redistribusi, barang-barang prduksi dikumpulkan oleh seseorang atau
sekelompok orang berwenang, kemudian dibagikan kembali.
C. Sistem Pasar, yaitu proses menjual dan membeli barang disuatu tempat
dengan mempergunakan alat tukar uang. Sistem pasar diduga mulai
timbul pada masyarakat bertana menetap.
3. Sistem sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sebagai suatu kesatuan.
Karena itu dalam sistem sosial terdapat pengaturan tentang perkawinan,
tempat tinggal, dan sistem kekerabatan keluarga, mengatur jaringan sosial
antar individu berdasarkan perkawinan (affinity) dan hubungan berdasarkan
keturunan darah (consanguinity).
4. Sistem Politik
Politik diartikan sebagai jalan, cara dan alat yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Segala perilaku dalam politik harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Dengan demikian dalam
pranata politik ada unsur kekuasaan dalam wewenang.
5. Sistem Kepercayaan
Dari adanya kesadaran akan kekuatan supernatural itulah lahir
sistem kepercayaan. Seperti kepercayaan paad roh nenek moyang
(animisme), kepercayaan kepada kekuatan alam (dinamisme),
kepercayaan yang menganggap suci binatang tertentu (totemisme),
pemujaan kepada pelaksana upacara (shamanisme) dan sebagainya.
Agama berbeda dengan aliran kepercayaan. Agama adalah keyakinan
yang mutlak harus diterima oleh umatnya. Sedangkan kepercayaan adalah
anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau
nyata.
6. Sistem Kesenian
Kesenian merupakan pranata yang dipergunakan untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari jiwa manusia. Semakin berkembang
teknologi, semakin bervariasi pula usaha manusia untuk mengekspresikan
rasa keindahan dalam bentuk berbagai jenis kesenian.
7. Sistem Bahasa
Kemampuan berbahasa adalah ciri khas dari makhluk yang
namanya manusia. Kebutuhan akan kemampuan akan berbahasa sejalan
dengan kebutuhan akan interaksi sosial.
2.2. Kebudayaan Hindu dan Budha
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yang menjadi
unsur-unsurnya, yaitu: bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan
hidup, dan teknologi, mata pencaharian hidup, religi, dan kesenian. Tiap-tiap
unsur kebudayaan universal itu menjelma dalam tiga wujud kebudayaan,
yakni gagasan (kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya), aktivitas (sistem sosial), dan artefak (benda-
benda). Masyarakat Indonesia sejak jaman dulu sudah menjalin hubungan
dengan bangsa-bangsa lain melalui aktivitas perdagangan. Dengan interaksi
perdagangan tersebut masuk pula berbagai pengaruh salah satunya pengaruh
Hindu-Budha. Pengaruh-pengaruhnya tersebut telah menyebabkan terjadinya
perubahan pada masyarakat Indonesia.
Kebudayaan Hindu-Budha, tidak akan terlepas pada peradaban lembah
Sungai Indus, India. Wilayah ini sudah sejak dulu telah menjadi tempat
lahirnya peradaban. Sekitar 2000 tahun SM, di wilayah ndia mulai
berkembang budaya dan agama Hindu. Beberapa waktu kemudian di India
pula lahir budaya dan agama Budha.
2.2.1. Proses Masuk, Pengaruh dan Berkembangnya kebudayaan indu-Budha
di Indonesia
Pada masa prasejarah kebudayaan bangsa ndonesia masih
menunjukan keasliannya dan masih belum mengenal tulisan. Dalam masa
itu pengaruh kebudayaan luar belum dikenal. Baru pada abad pertama
masehi mulai terjadi pertemuan antara kebudayaan asli di Indonesia
dengan kebudayaan luar, yaitu kebudayaan Hindu datang dari India.
Masuknya pengaruh Kebudayaan indu itu telah menandai berakhirnya
jaman prasejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia menuju jaman
sejarah. Menurut beberapa ahli sejarah, kebudayaan India dibawa oleh
pada pedagang India.
Masuknya pengaruh India melalui agama Hindu ke Indonesia dapat
ditelusuri dengan ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan
Timur) dan Jawa Barat, yang ditulis menggunakan huruf pallawa, huruf
ini sering digunakan di India Selatan antara abad ke-3 sampai ke-
7.pengaruh kebudayaan Hindu-Budha terhadap kebudayaan Indonesia
berlangsung dari abad pertama masehi sampai kira-kira tahun 1500
masehi dengan lenyapnya kerajaan Majapahit. Munculnya pengaruh
Hindu-Budha di Indoensia sangat besar dan dapat dilihat melalui
beberapa hal sebagai berikut.
1) Seni Bangunan
Seni bangunan menjadi bukti berkembangnya pengaruh
Hindu-Budha di Indonesia pada bangunan candi. Candi Hindu
maupun Budha di Indonesia pada dasarnya merupakan perwujudan
akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan budaya India. Dasar
bangunan candi merupakan hasul bangsa Indonesia dari zaman
megalithikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden
berundak-undak itu mendapat pengaruh Hindu-Budha, sehingga
menjadi wujud sebuah candi, seperti Candi Borobudur.
2) Seni Rupa atau Seni Lukis
Unsur Seni rupa atau seni lukis telah masuk ke Indonesia
yang dibuktikan dengan ditemukannya patung Budha berlanggam
Gandara di Kota Bangun, Kutai dan patung Budha berlanggam
Amaeawatu di Sikending, Sulawesi Selatan. Dalam candi
Borobudur terdapat relief-relief cerita Sang Budha Gautama. Relief
ini menggabarkan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya
lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Lukisan-
lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia yang tidak
pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Relief
candi Prambanan memuat cerita Ramayana.
1) Seni Sastra
Seni sastra India turut memberikan corak dalam seni sastra
Indonesia. Bahasa Sansekerta besar pengaruhnya terhadap
perkembangan sastra Indonesia. Prasasti-prasasti awal menunjukan
pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di
Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti
tersebut ditulis dengan bahasa ansekerta dan huruf Pallawa. Pengaruh
bahasa Sansekerta cukup dominan terutama dalam istilah-istilah
pemerintahan juga kitab-kitab kuno di Indonesia.
2) Kalender
Sistem penanggalan di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi
dari sistem penanggalan atau kalender India, terlihat dengan
penggunaan tahun saka. Selain itu, sering diperingati tahun atau
kalender saka yang disebut dengan Candra Sangkala atau kronogram.
Candra Sangkala adalah angka huruf berupa susunan kalimat atau
gambaran kata. Bila berupa gambar harus dapat diartikan ke dalam
bentuk kalimat.
Contoh: tahun Candra Sangkala “ Sirna Ilang Kertaning Bumi”
Sirna = Hilang berarti angka 0
Ilang = Hilang berarti angka 0
Kertaning = berarti 4
Bumi = berarti 1
Maka “ Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka)
dan sama dengan tahun 1478 Masehi.
3) Kepercayaan
Bangsa Indonesia telah mengenal dan memiliki kepercayaan yaitu
pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat
animisme dan dinamisme. Kemudian masuk pengaruh Hindu-Budha
yang mengakibatkan akulturasi, tertutama dari segi pemujaan terhadap
nenek moyang dandewa-dewa alam. Tradisi Hindu-Budha mengalami
perkembangan yang begitu pesat di Indoensia yang berpengaruh pada
segala sektor kehidupan masyarakat, diantaranya sebagai berikut.
a. Pemerintahan
Telah mengenal sistem pemrintahan dari seorang kepala
suku. Sistem pemerintahan seorang kepala suku berlangsung secara
demokratis, dimana salah seorang kepala suku merupakan
pemimpin yang dipilih dari kelompok sukunya, karena dianggap
memiliki kelebihan dari anggota suku lainnya. Tetapi, setelah
masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan
dengan sistem pemerintahan di India. Dimana seorang kepala
pemerintahan bukan lagiseorang kepala suku, melainkan seorang
raja yang memerintah wilayahnya secara turun temurun. Sehingga
tidak didasarkan atas kemampuan yang dimiliki melainkan oleh
keturunan.
b. Sosial
Terjadinya perubahan dalam tata kehidupan sosial akibat
diperkenalkannya sistem kasta. Kasta-kasta itu diantaranya kasta
Brahmana (kasta yang berhunungan dengan masalah keagamaan),
kasta Ksatria (kasta yang berurusan dengan masalah
pemerintahan), kasta Waisya (kasta yang berhubungan dengan
kaum pedagang dan petani), kasta Sudra (kasta yang berhubungan
dengan orang-orang buangan atau tawanan perang).
c. Ekonomi
Masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan
jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.
d. Kebudayaan
Pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha seperti candi, seni
sasta, cerita-cerita epos (epos Mahabarata dan Ramayana).
Sedangkan pengaruh yang sangat besar bagi masyaraka Indonesia
yaitu sistem tulisan.
e. Pendidikan
Pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui
hungungan perdagangan. Hubungan dagang tersebut diikuti oleh
pada pendeta yang menyebarkan agama dan mengajarkan berbagai
ilmu pengetahuan kepada masyarakat Indonesia. Pada masa
selanjutnya masyarakat Indonesia sendiri ikut memegang peranan
dalam masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia.
f. Teknologi
Indonesia telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang
tinggi, baik dimulai dari zaman batu maupun zaman logam.
Namun, setelah masuknya kebudayaan Hindu-Budha, pengetahuan
dan teknologi yang dimiliki bangsa Indonesia semakin
berkembang. Hal ini mengakibatkan perpaduan pengetahuan dan
teknologi dari India dengan masyarakat Indonesia. Perpaduan ini
terlihat jelas dalam pembangunan candi Borobudur dan penulisan-
penulisan pada prasasti-prasasti yang memerlukan keahlian dan
teknik penulisan yang tinggi.

2.1.2. Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha

a. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di Indonesia terdapat di Kalimantan Timur. Ditemukan
prasasti dengan memakai huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta sekitar
tahin 400 Masehi. Raja yang terkenal adalah Mulawarman, anak
Aswawarman, dan cucu dari Kundungga.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan yang terdapat di Jawa Barat pada tahun 400-500 Masehi.
Rajanya Purnawarman bukti ditemukannya prasasti di dekat Bogor
(Kebon Kopi, Ciaruteun, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten), di daerah
Jakarta (Tugu, Cilincing), di Banten Selatan (Lebak, Muncul), Agama
Hindu, rajanya Purnawarman yang pernah menggali sungai yaitu
sungai Gomali sepanjang 12 km.
c. Kerajaan Sriwijaya
Di Sumatra pada abad ke-7 ada kerajaan Tulang Bawang (Sumatera
Selatan), Melayu (Jambi), dan Sriwijaya merupakan pusat agama
Budha. Guru yang terkenal adalah Sakyakirti. Tahun 690 Sriwijaya
menaklukan kerajaan sekelilingnya.
d. Kerajaan Mataram Hindu-Budha
Berdasarkan pada prasasti Canggal tahun 732, dikenal kerajaan
beragama Hindu, rajanya Sanna yang kemudian diganti oleh Sanjaya.
Sanjaya dapat menciptakan kemakmuran, ketentraman rakyatnya.
e. Sanjaya dan Sailendra
Di Jawa Tengah pada abad ke-8 dan 9 berkuasa dua keluarga kerajaan
yang berbeda agama, yaitu keluarga wangsa Sanjaya beragama Hindu
dan keluarga Sailendra beragama Budha. Keluarga Sanjaya berkuasa di
Jawa Tengah utara sedangkan keluarga Sailendra di Jawa Tengah
selatan.
f. Keluarga Sailendra berkuasa tahun 750-850. Candi yang terkenal
adalah candi Kalasan, candi Ngawen, candi Borobudur
(Samaratungga). Pada pertengahan abad ke-9 kedua keluarga itu
bersatu dengan perkawinan antara Rakai Pikatan (keluarga Sanjaya)
dengan Pramudawardani (keluarga Samaratungga). Candi
Rorojongrang di Prambanan didirikan oleh Rakai Pikatan, sedangkan
candi Plaosan didirikan oleh Pramodawardani.
g. Kerajaan Kanjuruan
Di Jawa Timur tahun 760 dalam prasasti Dinoyo bertuliskan huruf
Kawi berbahasa Sansekerta ada kerajaan Kanjuruan dengan raja Dewa
Simha punya anak Limwa bergelar Gajayana. Candi yang didirikan
yaitu Candi Badut.
h. Kerajaan Kediri
Pada tahun 1042-1222 raja yang terkenalnya adalah Kameswara.
Banyak karya sastra dihasilkan yaitu kitab Smaradahana oleh Mpu
Panuluh.
i. Kerajaan Singasari
Pada tahun 122-1292 raja terkenal Ken Arok. Banyak pembunuhan
keluarga raja. Raja terakhir bernama Kertanegara yang mempunyai
cita-cita mengembangkan kekuasaanya sampai di Sumatera, Bali,
Kalimantan.
j. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1293-1528 raja pertama Raden Wijaya, memerintah
dengan tegas, bijaksana, keadaan negara aman dan tentram. Raja
berikutnya Jayanegara, banyak pemberontakan, lalu diganti oleh
Tribhuwana Tunggadwei dengan Patih Gajah Mada. Gajah Mada
mempunyai cita-cita menyatukan kekuasaandi bawah Majapahit, yang
terkenal dengan Sumpah Palapa. Raja yang terkenal adalah Hayam
Wuruk.
2.2.2. Kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya ndonesia pada
masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
1. Sistem dan Struktur sosial masyarakat
Pengaruh Hindu dalam sistem dan struktur sosial dapat
dilihat dari adanya penerapan sistem pembagian kasta pada
masyarakat Indonesia. Kasta merupakan sistem
pengelompokan masyarakat melalui tingkatan-tingkatan
kehidupan masyarakat dan berlaku secara turun-temurun.
Namun, penggunaan sistem kasta masyarakat Hindu Indonesia
dengan masyarakat Hindu India memiliki perbedaan yang
mendasar. Misalnya, kasta dalam Hindu India digunakan untuk
membedakan status sosial antara bangsa Aria dan bangsa
Dravida. Sedangkan kasta masyarakat Indonesia digunakan
untuk menunjukan staus sosial mmasyarakatnya, karena
kastanya hanya dipergunakan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Masyarakat yang memperoleh pengaruh Budha tidak mengenal
adanya kasta, tetapi dikenal adanya kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti: (1) kelompok masyarakat Bhiksu dan
Bhiksuni; kelompok masyarakat yang tinggal di dalam wihara.
Mereka telah berhasil meninggalkan kehidupan yang bersifat
duniawi. Setiap umat Budha dapat menjadi Bhiksu atau
Bhiksuni. (2) kelompok masyarakat umum; kelompok yang
masih terpengaruh oleh unsur-unsur kehidupan duniawi.
Mereka masih diliputi oleh hawa nafsu dan keserakahan untuk
memiliki sesuatu yang dipandang dapat membuat kehidupan
lebih layak di mata orang lain. Sistem dan struktur masyarakat
Indonesia yang mendapat pengaruh Budha berkembang pada
masa kerajaan Hindu-Budha seperti kerajaan Holing, Sriwijaya,
dan Syailendra.
a. Struktur birokrasi kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di berbagai daeerah
di Indonesia.
Struktur birokrasi kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di berbagai wilayah
Indonesia tidak sama karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
tradisi masyarakatnya. Contoh struktur birokrasi di kerajaan Sriwijaya
sebagai sebuah kerajaan maritim, maka sasaran dalam perluasan
wilayah kekuasaan lebih banyak tertuju untuk menguasai daerah
lautan, maupun jalur pusat-pusat perdagangan yang sangat strategis
dalam rangka menambah pendapatan negara. Dengan demikian sistem
birokrasinya bersifat langsung, karena raja memegang peranan penting
dalam pengawasan terhadap tempat-tempat yang dianggap strategis.
Pada struktur birokrasi kerajaan Mataram Hindu dikenal adanya daerah
pusat kerajaan dan daerah watak. Daerah pusat kerajaaan merupakan
istana tempat tinggal raja dan keluarga, kerabat dekat, petinggi
kerajaan dan abdi dalem (hamba sahaya). Pada masa pemerintahan
Hayam uruk di Kerajaan Majapahit telah memiliki susunan birokrasi
pemerintahan yang teratur.
b. Sistem penguasaan tanah, pajak, dan tenaga kerja pada masa kerajaan
Hindu-Budha
Pada masa berkembangnya kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
di Indonesia, apa saja yang ada dalam wilayah kerajaan milik kerajaan
sepenuhnya. Bahkan apabila kerajaan membutuhkan nyawa dari
rakyatnya untuk dijadikan persembahan, maka rakyat tidak dapat
mengelak. Dengan kata lain rakyat rela mempersembahkan segalanya
untuk kepentingan kerajaan. Termasuk kepemilikan tanah juga
dikuasai kerajaan., walaupun rakyat diberikan kekuasaan untuk
menggarapnya atas nama kerajaan. Pemberlakuan pajak sudah
diterapkan, pajak ditarik dari hasil panen rakyat oleh para pejabat
ditingkat daerah untuk diserahkan kepada rakyat pusat.

c. Bukti arkeologis dari pengaruh tradisi Hindu-Budha


Terdapat berbagai jenis dan bentuk benda-benda hasil budaya
Indonesia, terdapat berbagai jenis dan bentuk benda-benda hasil
budaya masyarakatnya. Bukti-bukti diantaranya candi, patung dewa,
prasasti, dan lain-lain. Ada perbedaan fungsi dari pengertian candi
yang mendapat pengaruh Hindu dan pengaruh Budha. pembuatan
candi pada masa pengaruh Hindu diperuntukan sebagai makam dari
orang-orang terkemuka atau raja yang wafat. Misalnya Candi
Singosari dan Candi Prambanan. Sedangkan dalam budaya Budha,
candi merupakan tempat pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui Sang Budha Gautama. Misalnya Candi Borobudur dan Candi
Muara Takus.
2.2.3. Kemunduran Tradisi Hindu-Budha di Indonesia
Perkembangan pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia cukup
besar karena dapat mempengaruhi seluruh sektor kehidupan
masyarakatnya. Bahkan tidak kurang dari 1000 tahun (400 M – 1478 M)
yaitu mulai dari perkembangan Kerajaan Kutai hingga runtuhnya kerajaan
Majapahit. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan runtuhnya kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, diantaranya:
a. Terdesaknya kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan
lebih besar dan akurat.
b. Tidak ada peralihan kepemimpinan atau kaderisasi, seperti terjadi pada
masa kekuasaan Kerajaan Majapahit.
c. Berlangsungnya perang saudara melemahkan kekuasaan kerajaan,
seperti yang terjadi pada Kerajaan Syailendra dan Majapahit.
d. Banyak daerah melepaskan diri karena lemahnya pemerintahan pusat
dan raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka dan
tidak terikat dengan pusat.
e. Kemunduran ekonomi dan perdagangan, sehingga banyak diambil alih
oleh para pedagang melayu dan Islam.
f. Tersiarnya agama dan kebudayaan Islam yang dengan mudah diterima
oleh pada adipati di daerah pesisir.
Setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, bukan berarti
tradisinya juga ikut lenyap. Kebudayaan Hindu-Budha masih terus
bertahan, bahkan di daerah-daerah yang mendapat pengaruh Islam.
Misalnya pada masyarakat Jawa terdapat upacara membawa sesaji ke
sawah atau ke laut sebagai persembahan kepada penguasa laut Selatan
(Nyi Roro Kidul), dan sebagainya.

2.3.Kebudayaan Islam

Kedatangan islam pertamadi perkirakan pertama kadi di aceh.


Berdasarkan Marco Polo (Italia) singgah di Aceh tahun 1292, sudah ada penduduk
yang memeluk agama islam diperlak dan banyak pula pedagang islam dari india
yang giat menyebarkan agama. Bukti kuat yaitu adanya makam islam yaitu sultan
malik al saleh. Pedagang islam dari Gujarat yang membawa dan menyiarkan
Islam pertama di indonesia .kedatangan islam berlangsung dengan damai.

2.3.1. Peroses Masuk kebudayaan Islam Ke Indonesia

Proses masuknya kebudayaan islam ke indonesia dengan melakukan


berbagai cara penyiaran agamaislam,selain penyiaran agama kebudayaan islam
masuk melalui seperti perdagangan ,perkawinan,politik,pendidikan,kesenian,dan
tasawuf sehingga mendukung meluasnya agama islam.

a. Perdagangan
Perdagangan Islam dari Arab ,Persia,dan India telah ambil bagian dalam
kegiatan perdagangan di Indonesia sejak abad ke-7 M. Hal ini,menimbulkan
jalinan hubungan dagang antara masyarakat indonesia dan para pedagang Islam.
Disamping berdagang mereka mengerjakan agama dan budaya islam.Proses
Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkandan lebih
efektif.Apalagiyang terlibat dalam perdagangan bukan hanya masyarakat bawah,
melainkan juga golongan atas seperti kaum bangsawan ataw para raja.

b. Perkawinan

Para pedagang islammelakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang


lama,banyak diantara mereka yang hidup menetap dan mempererat hubungan
dengan penduduk pribumi atau kaum bangsawan . Jalinan hubungan yang baik ini
kadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara kaum pribumi dengan para
pedagang islam.Melalui perkawinan inilah lahir seorang muslim sebagai cikal
bakal saat terbentuknya masyarakat muslim dengan kebudayaan islam, hingga
pada suatu saat terbentuknya sebuah kerajaan islam. Misalnya perkawinan antara
Raden Rakhmat atau Sunan ampel dengan Nyai manila, perkawinan antara Sunan
gunung jati dengan putri Kanguwaten, perkawinan antara raja brawijaya dengan
putri jeumpa yang beragama islam kemudian berputra raden fatah yang kelak
menjadi raja pertama Demak.

c. Politik

Pengaruh kekuasaan seorang raja berperan besardalam peroses


Islamisasi.ketika seorang raja memelukagama islam, maka rakyatnya jugaakan
mengikuti jejak rajanya . Rakyat memiliki kepatuhan yang tinggi dan seorang raja
selalu menjadi panutan bahkan tauladan bagi rakyatnya . Setelah tersosialisasinya
agama islam ,maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah
kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama. Contoh: Sultan Demak
mengirimkan pasukannya dibawah pemimpin Fatahillah untuk menduduki
wilayah jawabarat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama islam.

d. Pendidikan
Para ulama, kyai, dan santri- santri memiliki peranan penting dalam
penyebaran agama dan budaya islam.mereka melakukan siar melalui pendidiakan
yaitu dengan mendirikan yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Dari pesantren inilah para santri mengembangkan agama islam ke masyarakat dan
membangun tempat ibadah. Pesantren-pesantren yang didirikan bertujuan agar
lebih mempermudah penyebaran dan pemahaman agama islam.Contohnya,
pesantren yang didirikan oleh Raden Rakhmat di Ampel Denta, Srabaya dan
pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri di Giri . Para Santri yang mengikuti
pendidikan tidak hanya berasal dari daerah sekitar pesantren,tetapi juga
berdatangan dari daerah-daerah yang sangat jauh, seperti makassar dan Mauku.

e. Kesenian

saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukan seni


gamelan seperti yang terjadi di yogyakarta , solo, cirebon, dan lain-lain. Seni
gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya
dilaksanakan dakwah keagamaan. Disamoing gamelan juga terdapat seni wayang
melalui cerita-cerita pewayangan, para ulamamenyisipkan ajaran ajaran agama
islam ,sehingga masyarakat lebih mudah memahaminya.contohnya: Sunan
Kalijaga memanfaatkan seni wayang untuk proses islamisasi.

f. Tasawuf

Paraahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan,Mereka selalu menghayati


kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat.Para
ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu masyarakat,seperti
ahli dalammenyembuhkan penyakit dan lain-lain.penyebaran islamyang mereka
lakukan disesuaikan dengan kondisi,alam pikiran,dan budaya masyarakat pada
saat itu sehingga dengan mudah ajaran islam dapat diterimaoleh
masyarakat.contohnya: ahli tasawuf saat itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh dan
Sunan Panggung di jawa.

2.3.3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

a. Kerajaan Samudra terletak di Aceh,Kerajaan pertama islam di indonesia. Raja


pertama ernama Sultan al-saleh .pada saat pemerintahan Sultan Zain al-
Abidin,Samudra merupakan pelabuhan terpenting sehingga banyak pedangan
yang datang seperti pedangan dari Tiongkok,India dan daerah lain di Indonesia

b. Kerajaan Malaka .Raja pertama bernama Iskandar syah. Dibawah


pemerintahan sultan Mudzafar syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat
perdagangan antar barat dan timur. Malaka mencapai puncak kebesarannya
dibawah pimpinan sultan Alaudin syah (1477-1488). Malaka mengalami
kemunduran waktu di perintah oleh Sultan Mahmud syah 1488-1511nketika
orang portugis mengalahkan Malaka pada tahun 1511.

c. Kerajaan demak 1500-1550.Demak merupakan kerajaan Islam pertama di


pulau jaa. Kerajaan ini di dirikan oleh Raden Patah, seorang bupati majapahit
yang memeluk islam. Demak dengan cepat mencapai kejayaannya terutama
setelah malaka jatuh ke tnagan portugis. Raden fatah meluaskan kekuasaanya ke
daerah sekitar. Putranyayang bernama Pati Unus dan bergelar Pangeran Sabrang
Lor sangat berjasa membantu ayahnya dalam meluaskan dan memperkuat
kedudukan , termasuk mengadakan serangan ke malaka. Raden fatah meninggal
pada tahun 1518 diganti oleh pati unus,setelah pati unus meninggal dan diganti
oleh pangeran trenggono sampai tahun 1546. Mereka sangat giat memperkuat
kuat kekuasaan demak dan menegakan agama islam.

d. Kerajaan mataram. Senopati mengangkat dirinya menjadi raja mataram, ia


kemudian menundukan daerah-daerah di jawa tengah,dan jawa timur, bahkan
sampai jawa barat. Mataram mengalami jaman keemasan pada pemerintahan
Raden Rangsang (1613-165) yang terkenal dengan nama Sultan agung. Dibawah
pemerintahannya matarammenjadi kerajaan yang di hormatidan di segani . Tahun
1628 mataram mengadakan serangan terhadapi belanda di batavia. Tapi
mengalami kegagalan .Sultan Agung meninggal tahun 1645 dan beliau terkenal
mengadakan tarik baru, yaitu tarikh jawa – islam mulai tahun 163untuk
menggantikan tarikh saka

e. Kerajaan banten.Banten berhasil di islamkan oleh fatahillah atas nama raja


demak.tahun 157 jayakarta. Fatahillah terkenal dengan sebutan gunung jati
karena jasanya dalambidang agama.
Agama islam juga berkembang di luar jawa diantaranya aceh,goa dan juga di
kalimantan dan lain-lain (coba andasebutkan rajanya dan jasa-jasanya).
Membicarpunyai kekuatanakan penyebaran islam di indonesia tidak bisa
lengkaptanpa membahas para wali Sanga. Wali sanga adalah sembilan Wali Allah
yang tinggi dan mempunyai kekuatan atau tenagang dianggap berjasa dalam
menyebarkan agama islam di pulau jawa . Wali Allah ini di anggap orang yang
dekat dengan Allah yang dalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai ilmu
tinggi dan mempunyai kekuatan atau tenaga batin tinggi.kesebilan wali itu di beri
gelar Sunan. Mereka itu adalah sunan gunung Jati,Sunan Ampel,Sunan
Bonang,Sunan Drajat,Sunan Kalijaga,Sunan Giri,Sunan Ampel,Sunan Muria,an
Syeh Siti Jenar. Kebanyakan gelar-gelar mereka di ambil dari tempat
pemakamannya.

2.3.4. Pengaruh kebudayaan islam dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat


Indonesia

Munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu kerajaan Samudera


Pasai mempunyai pengaruhbesar terhadap berdiri dan berkembangnya kerajaan
dan kebudayaan Islam pada masa berikutnya. Budaya Islam telah berpengaruh
dalam segala aspek kehidupan bangsa indonesia. Namun,dalam perkembangan
kebudayaan Islam di berbagai daerah Indonesia, Pola dasar kebudayaan setempat
yang bersifat tradisional masih tetap kuat, sehingga terdapat suatu wujud dan
bentuk perpaduan budaya tradisional Indonesia denga budaya islam atau disebut
akulturasi budaya. Perpaduan ini terlihat dengan jelas pada hasil-hasil budayanya
seperti seni bangunan,aksara,atau seni rupa,seni sastra, dan lainya.

Disamping hasil-hasil budaya tersebut, Perkembangan tradisi Islam di


Indonesia dapat di ketahui dari kehidupan sosial dalammasyarakat di berbagai
daerah . Misalnya, dalam tradisi islam kehidupan sosial masyarakatnya tdak
mengenal kasta seperti yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Hindu.
Bahkan berdasarkan ajaran Islam tidak ada golongan-golongan dalam kehidupan
sosial masyarakatnya ,setiap manusia memiliki derajat dan hak yang sama.
Adanya persamaan derajatdan hak ini menyebabkan perkembangan tradisi islam
di Indonesia semakin pesat, terutama masyarakat di daerah pesisir atau di kota-
kota bandar perdagangan pertumbuhan yang cukup pesat ini telah mendorong
masyarakat islam untuk membangundan mengembangkan sistempemerintahan
dalam bentuk pemerintahan kerajaan-kerajaan. Suatu kerajaan Islam di pimpin
oleh raja yangbergelar”sultan” dan pengertian tahta di lakukan secara turun-turun .
Misalnyakerajaan Islam Banten yang di rajai oleh sulta hasanudin. Dalam
menjalankan pemerintahannya, seorang sultan berdasar pada AL-Quran dan
Hadits Nabi.

Beberapa kerajaan di Indonesia yang mendapatkan pengaruh Islam dalam


sistem pemerintahannya antara lainkerajaan mataram
Islam,Banjar,Banten,Gowa,dan Aceh. Sistempemerintahan atau birokwasi pada
kerajan Islamyang pernah berkuasa,memiliki banyak persamaan. Semua rajanya
bergela r”sultan” yang memegang kekuasaan tertinggi dan di bantu oleh seorang
Mangkubumi atau patih yang bertindak sebagai kepala pelaksana pemerintahan
serta penjabat lain seperti para mentri,senopati,laksamana,syahbandar. Di daerah-
daerah terdapat bupati atau wedana,terdapat hubungan batin yang erat antara
rakyat dengan keluarga rajanya. Kaum ulama dan para pemuka agama seperti para
kiyai mendapat tempat tinggi di masyarakat. Masyarakat memandang para ulama
sebagai pemimpin dan mereka mengetahui nasihat-nasihatnya. Golongan ulama
yang terkenalpada abad 15dan16adalah para wali yang berjumlah sembilan orang
(wali songo). Peran mereka bukan hanya pemimpin tokoh agama,melainkan juga
tokoh masyarakat,ikut terlibatdalam pemerintahan untuk memberikan nasihat dan
pandangan kepadaraja, membangun mesjid seperti di Demak dan Cirebon, dan
turutaktof dalam pembinaan seni budaya kaya sunan kalijaga. Raja beserta
keluarga, para pejabat istana,syahbandar,dan kaum ningrat lainnya beserta
golongan ulama merupakan golongan atas dalam masyarakat saat itu. Di
luaritu,terdapatlapisan masyarakat yang di sebutwong cilik atau kaula,yaitu rakyat
jeleta yang terdiri atas parapedagang kecil,tukang,pengrajin,dan petani. Kawula
merupakan golongan mayoritas dalam musyawarah.

Pengaruh tradisi islam selain setelah merubah sistem sosial budaya


masyarakatcseperti di atas,juga mempengaruh ipembentukan jaringan ekonomi
dan intelektual dalam masyarakat. Pelayaran perdagangan samudera oleh saudagar
Islam dari Arab, Persia, dan India telah meramaikan daerah-daerah pesisir di
Nusantara sebagai kota perdagangan dan pusatperdagangan agama Islam, seperti
malaka, Banten, Jayakarta,Cirebon,Demak,bahkan di daerah timur Indonesia
seperti Makasar,Tidore,Tarnate,Bacan,dan Obi di Mauku. Antara kerajaan-
kerajaan Islam ini terjalin hubungan yang sanga terat dalam bidang perdagangan.

2.4. Kebudayaan Barat

2.4.1. Proses masuknya kebudayaan Barat di Indonesia

Zaman pengaruh kebudayaan Barat atau Eropa di kepulauan Nusantara


didahului dengan adanya aktivitas perdagangan bangsa Portugis pada awal abad
ke-16, setelah sebelumnya negara Portugal pada tahun 1551 dapat menaklukan
pelabuhan negara Malaka yang letaknya sangat strategis, sebagai pintu gerbang
untuk memasuki laut-laut Nusantara dari arah barat. Walaupun demikian, bangsa
Portugis tidak lama bisa berkuasa sendiri karena bangsa-bangsa Eropa lainnya
juga datang berlayar sampai di daerah nusantara untuk berdagang rempah-rempah,
seperti Inggris, Spanyol, dan Belanda. Dalam persaingan sengit dan usaha untuk
mencapai monopoli perdagangan rempah-rempah. Terjadi saat itu di antara
bangsa-bangsa Eropa, akhirnya bangsa Belandalah dengan perusahaan dagangnya
VOC. Bangsa belanda telah mendirikan sebuah benteng, dengan benteng itu
bangsa Belanda dapat menjaga dan menguasai Banten.

Sebaliknya, benteng Batavia tidak hanya dirasakan sebagai ancaman oleh


Banten, tetapi juga sebagai ancaman terhadap keamanannya oleh negara Mataram.
Dalam rangkaian peprangan timbul antara Mataram dan Belanda, Mataram tidak
dapat melawan teknologi Belanda, sedangkan secara politis dirongrong oleh
campur tangan orang Belanda dalam suatu rangkain peristiwa perselisihan intern
di negara Mataram. Ikut campur tangan Belanda adalah untuk mengadu dombakan
(Devide et impera).

Akhir abad ke 18, perusahaan dagang Belanda (VOC) mundur, sehingga


dinyatakan bangkrut dalam tahun 1799. Pada waktu pengambil-alihan pada akhir
abad ke -18 tersebut, belum semua daerah yang sekarang menjadi wilayah NKRI
itu dikuasai oleh Belanda. Banyak daerah lain di luar Jawa baru kemudian
sepanjang abad ke-19 dan permulaan abad ke 20, dikuasai oleh Belanda.
Bengkulu misalnya baru ditukarkan dengan Singapura dari Inggris pada suatu
perjanjian diplomatik antara Inggris dengan Belanda di London tahun 1824;
daerah Minangkabau baru dapat diduduki dan dikuasi oleh orang Belanda sesudah
mereka berhasil untuk ikut campur tangan dalam perang Padri tahun 1837; tanah
Batak yang sudah mulai dimasuki orang Belanda sejak tahun 1841, baru dikuasai
sepenuhnya setelah menaklukan orang Batak Toba pada tahun 1883; lombok baru
dikuasai sepenuhnya setelah melalui peperangan di Bandung tahun 1906;
sedangkan daerah Aceh termasuk wilayah Indonesia yang sukar untuk dikuasai
Belanda, baru mereka dapat menguasainya setelah berlangsung peperangan
selama 30 tahun (1873-1903).

2.4.2 Pengaruh Kebudayaan Barat (Belanda) di Indonesia

Pusat pusat kekuasaan pemerintahan Belanda merupakan kota-kota


pemerintahan, seperti Kota Provinsi, kota kabupaten, dan kota distrik. Kota-kota
tersebut kecuali dlam hal luas tidaknya wilayah, pada umumnya memiliki pola
yang sama. Pusat kota merupakan suatu lapangan (alun-alun) yang dikelilingi oleh
gedung-gedung, seperti kantor kepala pemerintah, mesjid, penjara, dll. Dalam
kota-kota pemerintah tersebut, terutama yang ada di Jawa,Sulawesi Utara, dan
Maluku, berkembanglah dua lapisan sosial. Lapisan pertama adalah kaum buruh
yang telah meninggalkan pekerjaan petani dan bekerja dengan tangan dalam
berbagai macam lapangan pertukangan, sebagai pelayan di rumah tangga orang
pegawai atau pedagang-pedagang Tionghoa. Lapisan kedua adalah kaum pegawai,
yang bekerja di belakang meja atau di kantor-kantor pemerintahan.

Dalam beberapa kota di Jawa dan di beberapa daerah lain di Indonesia telah
mulai berkembang pula suatu golongan orang pedagang Indonesia yang dapat
menempati sektor-sektor dalam ekonomi Indonesia di tingkat menengah, yang
belum atau tidak diduduki oleh orang-orang Tionghoa, seperti kerajinan tangan,
batik, tenun, rokok kretek, dan lain-lain, namun suatu golongan pedagang dan
usahawan pribumi yang kuat dengan suatu gaya hidup dan kebudayaan yang dapat
terasa pengaruhnya pada lain-lain golongan di Indonesia , belum pernah
berkembang. Sampai sekarang ini, kebudayaan dengan mentalitet pegawai negeri
masih amat mempengaruhi kehidupan kebudayaan Indonesia pada umumnya.
Di dalam rangka masyarakat kolonial, Tionghoa mendapat kedudukan dalam
perdagangan perantara dan tengkulak, yang menghubungkan perdagangan di
tingkat bawah dalam rangka ekonomi pedesaan dengan perdagangan besar dalam
rangka ekonomi untuk ekspor di tingkat internasional, yang berada di tangan
orang Belanda. Banyak orang Tionghoa juga dimasukkan oleh Belanda untuk
dipekerjakan sebagai kuli dan buruh dalam pertambangan dan perkebunan orang
Belanda.

Struktur ekonomi rakyat Indonesia, dimana untuk sebagian besar hidup di


desa-desa, tetap berada dalam keadaan miskin dan tidak ikut terseret dalam proses
perkembangan dan kemajuan ekonomi serta kemakmuran luar biasa yang dialami
oleh kaum penjajah itu. Namun, dalam keadaan serba miskin itu rakyat Indonesia,
terutama di Jawa, dimana kekuasaan Belanda sedang mendominasi, mengalami
suatu proses kenaikan jumlah penduduk dengan suatu laju yang luar biasa
cepatnya. Dengan perkembangan sistem pendidikan sekolah-sekolah Belanda,
pengaruh kebudayaan Eropa ke dalam kebudayaan Indonesia yang bersifat positif
afalah pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan orang
Indonesia

Pengaruh kebudayaan Barat atau Eropa yang juga masuk ke dalam


kebudayaan Indonesia dalam rangka kolonialisme Belanda, ialah tersebarnya
agama Katolik dan Kristen Protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan
dengan dengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama (missie untuk agama
Katolik dan zending untuk agama Kristen) yang semuanya bersifat swasta.
Penyiaran terutama dilakukan di daerah-daerah dengan penduduk yang belum
pernah mengalami pengaruh Hindu-Budha, atau yang belum memeluk agama
islam. Selain itu, hasil kebudayaan Barat di Indonesia juga dapat disaksikan
sampai sekarang dimana masih terdapat gedung-gedung tua yang bergaya Eropa,
terutama di kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Semarang dan
beberapa kota di luar Jawa. Gedung-gedung tersebut tetap berdiri kokoh sampai
sekarang, dan masih digunakan untuk kantor-kantor pemerintahan, markas militer,
bank, rumah sakit, dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai