Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

DAN PROFIL PELAJAR RAHMATAN LIL ‘ALAMIN (P5P2RA)


“Kearifan Lokal, Kawarganegaraan, dan Kebangsaan
(muwatanah)”

Penanaman wawasan kebangsaan melalui pembuatan batik


dengan tema batik Kudus sebagai intangibel cultural heritage
dalam rangka melestarikan identitas Bangsa Indonesia

Disususn Oleh :
Kelompok 5
1) Ashila Rahma Banafsaj (05)
2) Hilda Tasya Oktaviani (14)
3) Moh. Babul Asshiddiq (19)
4) Muhammad Wildan Jauhari (25)
5) Najma Dwi Ramadhani (28)
6) Vicky Nihayatuz Zain (34)

KEMENTERIAN AGAMA ISLAM RI


MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan PROJEK PENGUATAN PROFL PELAJAR PANCASILA PROFIL


PELAJAR RAHMATAN LIL ‘ALAMIN (P5P2RA), “Kearifan Lokal,
Kawarganegaraan, dan Kebangsaan (muwatanah)” Penanaman wawasan
kebangsaan melalui pembutan batik dengan tema batik Kudus sebagai
intangibel cultural heritage dalam rangka melestarikan identitas Bangsa
Indonesia, ini telah disetujui dan disahkan oleh fasilitator kelas X-8 Madrasah
Aliyah Negeri 1 Kudus pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 20 Februari 2024

Kudus, 20 Februari 2024

Fasilitator I Fasilitator II Fasilitator III

Siti Laela So’imah, S.Pd.I Budi Santi, S.Ag. M.Pd. Zaky Mubarok, S.Pd.I
NIP. 197908032007102001 NIP. 196802091996032001 NIP. 199007262023211016

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah, atas segala nikmat dan rahmat-Nya sehingga


penulis dapat menyelesaikan Laporan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (P5P2RA), “Kearifan
Lokal, Kawarganegaraan, dan Kebangsaan (muwatanah)” Penanaman
wawasan kebangsaan melalui pembuatan batik deengan tema batik Kudus
sebagai intangibel cultural heritage dalam rangka melestarikan identitas
Bangsa Indonesia. Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul
qiyamah nanti, Aamiin.

Dalam penyusunan laporan ini, tentunya tidak terlepas dari dukungan,


bimbingan, sumbangan gagasan, tenaga, finansial, motivasi dan kerjasama yang
baik antar berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu,
penulis lewat lembar terbatas ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Taufik, M.Pd, selaku Kepala MAN 1 Kudus yang telah
memberikan pengarah dan dorongan moral kepada kami.
2. Ibu Etty Mutammimah, S.Pd. selaku koordinator projek kelas X-8 yang telah
memberi bimbingan, saran dan masukan selama melaksanakan kegiatan
projek.
3. Ibu Siti Laela So’imah, S.Pd.I selaku wali kelas dan fasilitator X-8 yang tak
pernah lelah memberikan motivasi kepada kami.
4. Ibu Budi Santi, S.Ag.M.Pd. dan Bapak Zaky Mubarok, S.Pd.I selaku
fasilitator yang tak pernah lelah memberikan motivasi kepada kami.
5. Bapak / Ibu guru MAN 1 Kudus yang memberikan motivasi kepada kami
untuk menyelesaikan laporan kegitan projek ini.
6. Bapak / Ibu pembimbing dari “YOI MANDIRI” yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama proses pembuatan batik tulis sehingga
kegiatan pembuatan batik tulis dapat berjalan dengan baik.
7. Bapak dan Ibu yang telah mendukung dan mendoakan sehingga kegiatan
dapat berjalan dengan baik.

iii
8. Dan seluruh pihak secara langsung maupun tidak langsung telah
memberikan bantuan fisik maupun psikis.
Semoga kegiatan yang telah dilaksanaan dapat menumbuhkan kreativitas
dan melatih kerjasama peserta didik. Semoga Allah selalu memberikan
keberkahan pada kita semua. Aamiin.

iv
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDUL…………………………………….........................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI……….......………………………………………….........................v
A. Latar Belakang……...........................................……………………………..1
B. Tujuan..............................................................................................................3
C. Manfaat............................................................................................................3
D. Laporan Kegiatan............................................................................................4
1. Deskripsi Kegiatan........................................................................................4
2. Dampak nyata...............................................................................................7
3. Refleksi.........................................................................................................7
E. Lampiran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

v
A. Latar Belakang

Batik merupakan salah satu budaya turun temurun yang berada di


Indonesia. Batik adalah wujud hasil cipta karya seni yang adiluhung yang
kemudian diekspresikan pada motif kain untuk pakaian, sarung, kain
panjang, dan kain dekoratif. Pada masing-masing kain batik memiliki
filosofi dan makna yang berbeda-beda. Terdapat 30 jenis motif batik yang
tercatat dan memiliki ciri khas tersendiri. Batik telah diakui sebagai
Budaya tak benda kemanusiaan oleh UNESCO (PBB) pada tahun 2009.
Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai “Hari Batik Nasional”, dengan
harapan ikon budaya ini dapat dilestarikan dan dimaknai khususnya oleh
Bangsa Indonesia.
Batik identik dengan suatu teknik (metode) dari mulai
penggambaran motif hingga pelorodan. Salah satu ciri khas dalam Batik
adalah cara penggambaran motif pada kain dengan menggunakan proses
pemalaman, yaitu menggoreskan malam (lilin) yang ditempatkan pada
wadah yang bernama canting dan cap ( Wulandari, Ari, 2011). Setiap
motif dan warna yang tertuang dalam batik memiliki makna simbolis yang
mendalam dan sering kali mencerminkan aspek-aspek budaya, sejarah, dan
lingkungan sekitar.

Seiring perjalanannya waktu, batik mulai berkembang pada akhir


abad ke-18 atau awal abad ke-19. Sejak era globalisasi dan industrialisas
yang membawa teknologi otomatis, muncul jenis batik baru yang disebut
batik printing. Karena prosesnya yang lebih cepat dan harganya yang jauh
lebih murah daripada batik tulis, batik printing ini sangat memengaruhi
industri batik. Dampak dari popularitas batik printing ini banyak
menimbulkan kekhawatiran terhadap pengurangan permintaan terhadap
batik tulis dan berdampak negatif pada para pengrajin tradisional. Selain
itu, batik printing juga menimbulkan pertanyaan tentang pelestarian
warisan budaya dan identitas budaya suatu bangsa, karena prosesnya yang
seringkali menggunakan mesin dan teknologi modern daripada
keterampilan tangan tradisional yang menjadi ciri khas dari batik tulis.

1
Dalam rangka mempertahankan dan melestarikan batik tulis
langkah-langkah penting seperti memberikan pendidikan dan pengetahuan
kepada masyarakat tentang sejarah, nilai-nilai budaya, dan proses
pembuatan batik tulis. Pelatihan pembuatan batik tulis sering dilakukan
dalam keluarga atau komunitas, di mana pengetahuan dan keterampilan
ditransfer dari para ahli kepada anggota muda. Selain menjadi bagian dari
warisan budaya, batik memiliki dampak ekonomi yang besar. Dalam skala
lokal maupun internasional, batik telah menjadi produk industri kreatif
yang penting.

Projek penguatan profil pelajar pancasila Bhinneka Tunggal Ika


dengan tema Kearifan lokal, Kewarganegaraan, dan Kebangsaan
(muwatanah) yang diadakan oleh pemerintah atas dasar pendidikan
kurikulum merdeka dapat membantu siswa-siswi sekolah untuk
mendalami identitas bangsa, mengeksplorasi dan membandingkan
pengetahuan budaya, dan dapat melaksanakan praktik pembuatan salah
satu kearifan lokal batik. Penaman nilai-nilai profil pelajar pancasila
rahmatan lil ‘alamin sejak dini terhadap masyarakat sekolah dapat
membawa pengaruh positif untuk mewujudkan generasi yang menghargai
budaya bangsanya, serta menghargai budaya luar tanpa terpengaruh
dengan budaya asing (Budiman, 2020).

Pembuatan Batik dengan menyongsong tema batik Kudus ebagai


intangibel cultural heritage dalam rangka melestarikan identitas Bangsa
Indonesia merupakan program kerja divisi sosial yang melibatkan seluruh
siswa/i kelas X MAN 1 Kudus, dengan kegiatan P5P2RA dalam rangka
melestarikan identitas bangsa Indonesia. Dilaksanakannya kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menampilkan suatu
karya.

2
B. Tujuan
Tujuan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil
Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin berorientasi pada penguatan peran
madrasah dalam upaya penguatan karakter siswa-siswi agar sesuai dengan
dimensi P5P2RA dalam rangka pembangunan karakter peserta didik.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :

a. Mengoptimalkan kemampuan siswa sebagai implementasi dari


kurikulum merdeka P5P2RA di MAN 1 Kudus.
b. Membangkitan kesadaran prserta didik terhadap pengetahuan
mengenai Bhineka Tunggal Ika dan Kearifan lokal.
c. Memperkenalkan dan meningkatkan peserta didik untuk melestarikan
berbagai keberagaman budaya dan kearifan lokal.
d. Menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui pembuatan motif
batik.

C. Manfaat
Adapun beberapa manfaat dari kegiatan yang dilakukan yaitu :

a. Membentuk peserta didik yang terampil dan mampu berinovatif.


b. Meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal.
c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
d. Menciptakan rasa kekeluargaan dan kekompakan antarsesama.

3
D. Laporan Kegiaatan

1. Deskripsi Kegiatan

• Hari pertama Senin, 12 Februari 2024

Peserta didik melakukan doa dan tadarus bersama seperti biasa,


kemudian menonton video batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia,
meliputi video tahapan pembuatan batik dan keanekaragaman batik yang
ada di Indonesia. Kemudian fasilisator membentuk kelompok menjadi 6
kelompok yang beranggotakan 6 peserta didik. Lalu para siswa-siswi kelas
X-8 bersama kelompoknya masing-masing menuju ke indoor dan
mendengarkan materi hari pertama yang disampaikan oleh nara sumber
dari Lembaga Pelatihan Kerja Swasta(LPKS) "YOI MANDIRI" Karang
Bener 1/8 Bae Kudus. kemudian melaksanakan materi yang disampaikan
dengan menyiapkan alat dan bahan meliputi kain primisima, kertas, pensil,
penghapus dan penggaris. Kemudian melaksanakan tahapan pembuatan
batik tulis yang meliputi proses pembuatan pola motif diatas kertas atau
yang disebut dengan "NYUNGGING". Motif yang dipilih adalah motif
yang sesuai dengan tema batik khas kota kudus. Setiap Motif Dalam Batik
Kudus Sering Kali Memiliki Makna Simbolis Yang Dalam. Misalnya,
Motif bunga teratai yang berada di tengah batik kami melambangkan kota
Kudus yang suci dan bijaksana di tengah-tengah keramaian dan kegaduhan
kota, seperti bunga teratai yang tumbuh ditengah-tengah lumpur.
Kemudian motif burung garuda melambangkan perlindungan dan
kesejahteraan, seperti semangat untuk melindungi nilai-nilai keagamaan,
budaya, dan sosial yang khas dari kota Kudus, serta untuk memastikan
kesejahteraan dan keadilan bagi semua warganya. Selain itu burung garuda
merupakan lambang negara Indonesia sebagai wujud kita dalam
melestarikan budaya dan cinta tanah air. Kemudian motif tembakau,
Kudus merupakan kota yang terkenal dengan rokok kreteknya. Sehingga,
motif tersebut menjadi salah satu ciri khas dari batik Kudus itu sendiri.
Kemudian Motif menara kudus, menara kudus merupakan sebuah
bangunan bersejarah yang dibuat Sunan Kudus. Hingga sekarang menjadi
tempat wisata reliji. Kemudian motif akar menjalar, akar menjalar
berbelokan dan merambat mengutarakan keindahan dan keharmonisan
antara manusia dengan alam sekitarnya. Kemudian selanjutnya,
dilanjutkan dengan tahapan memindahkan pola dari kertas ke kain yang
disebut dengan tahapan "NJAPLAK".

4
• Hari Kedua Selasa , 13 Februari 2024
Peserta didik melakukan doa dan tadarus bersama seperti biasa,
Kemudian berkumpul di indoor bersama kelompoknya masing-masing
untuk menerima materi hari kedua yang disampaikan oleh nara sumber
dari Lembaga Pelatihan Kerja Swasta(LPKS) "YOI MANDIRI" Karang
Bener 1/8 Bae Kudus. Yaitu melaksanakan proses menempelkan lilin
malam di kain primisima dengan media canting atau yang disebut dengan
tahapan "NGLOWONG", dimana pada proses ini motif batik mulai
terlihat. Pada hari kedua ini alat dan bahan meliputi kain primisima yang
sudah digambari pola, canting, lilin malam, kompor batik dan wajan kecil
yang sudah disiapkan oleh nara sumber. Kemudian nara sumber
menerangkan bagaimana tatacara mencanting dengan benar. Yang dimulai
dengan memanaskan cairan malam atau lilin pada wajan yang berada di
atas kompor hingga malam mencair sempurna, pastikan untuk
melakukannya dengan hati-hati. Kemudian Celupkan canting ke dalam
wajan yang berisi malam yang sudah dicairkan, sekitar 3 detik untuk
penyesuaian suhu pada canting.
Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan malam cair pada kain
yang ingin digambar. Pegang canting seperti sedang memegang pensil,
namun posisi cucuk canting agak mendongak ke atas agar malam tidak
menetes-netes. Pastikan bahwa motif yang telah ditorehkan malam cair
tadi telah menembus sampai ke belakang kain primisima. Apabila goresan
canting kurang kelihatan dari balik atau kurang tembus, maka perlu
mengulang kembali atau mempertebal dan memperjelas tembusan batik
pertama dari balik kain yang sudah dicanting. Kemudian dilanjutkan
dengan mengisi bagian-bagian yang kosong dalam pola atau yang disebut
dengan tahapan "NGISENI".

• Hari Ketiga Kamis, 15 Februari 2024


Peserta didik melaksanakan doa dan tadarus bersama seperti biasa,
Kemudian berkumpul di indoor bersama kelompoknya masing-masing
untuk menerima materi hari ketiga yang disampaikan oleh nara sumber
dari Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) "YOI MANDIRI" Karang
Bener 1/8 Bae Kudus untuk melaksanakan proses pewarnaan dengan alat
dan bahan meliputi, Kuas atau sejenisnya, ember, botol bekas , Alas bisa
berupa kardus kadut. Kemudian langkah-langkah yang dilakukan adalah,
Melihat pola yang ada di batik apakah sudah siap atau belum cirinya batik
atas dan bawah sudah tembus. Jika sudah siap kemudian dilanjutkan
dengan proses memberi warna pada bagian-bagian gambar motif yang
terlihat sering atau yang disebut dengan tahapan "Nyolet" dalam

5
pembuatan batik. Selama kegiatan berlangsung kami melakukan
dokumentasi baik dalam bentuk foto maupun video.

• Hari Keempat Jum’at, 16 Februari 2024


Peserta didik melakukan do'a dan tadarus bersama untuk
mengawali kegiatan, kemudian peserta didik bergegas menuju indoor
MAN 1 Kudus untuk melanjutkan pewarnaan pada dasar kain batik dan
mencanting ulang untuk menebali malam pada kain batik. Selanjutnya kain
batik yang sudah selesai diwarnai, dikeringkan hingga benar-benar kering,
setelah itu dilipat dan disimpan dengan baik untuk di lanjutkan proses
berikutnya.

• Hari Kelima Sabtu, 17 Februari 2024


Peserta didik melakukan do'a dan tadarus bersama untuk
mengawali kegiatan, kemudian peserta didik bergegas menuju indoor
MAN 1 Kudus untuk melanjutkan meratakan warna pada kain dan
mengunci warna pada kain dengan menggunakan pengunci water glass.
water glass di oleskan pada batik dengan menggunakan spons. Selanjutnya
kain batik yang sudah diberikan water glass dikeringkan hingga benar-
benar kering, setelah itu kain dapat dilipat dan disimpan dengan baik untuk
dilanjutkan pada proses selanjutnya.

• Hari Keenam Senin, 18 Februari 2024


Pada hari keenam ini peserta didik mengawali kegiatan dengan
berdo'a bersama seperti biasanya. Kemudian peserta didik berkumpul di
lapangan outdoor membawa kain batik masing-masing untuk mengantre
proses nglorod atau perendaman kain batik pada air mendidih guna untuk
meluruhkan warna lilin malam. Setelah mendapatkan antrean, peserta
didik memasukkan kain batik ke rendaman air mendidih yang di campur
dengan baking soda dan sambil di aduk-aduk menggunakan kayu. Setelah
itu peserta didik membilas kain batik dengan air biasa dan mengangkat-
angkat kain batik agar malam dapat terlepas dengan mudah dari kain batik.
Selanjutnya peserta didik menjemur kain batik hingga kering dan dilipat
dengan rapi.
Pada hari keenam ini peserta didik juga mulai mempersiapkan
laporan projek dan mempersiapkan pameran produk.

• Hari Ketujuh Selasa, 19 Februari 2024


Peserta didik mengawali kegiatan dengan berdo’a dan tadarus
bersama. Kemudian peserta didik mulai mempersiapkan dan
melaksanakan pameran produk di indoor MAN 1 Kudus serta dapat
menyaksikan motif-motif batik yang telah dihasilkan oleh para siswa kelas

6
X. Kegiatan selanjutnya yaitu fasilitator beserta peserta didik mengikuti
penutupan P5P2RA dan pengumpulan laporan akhir kepada fasilitator.

2. Dampak nyata

Respon teman-teman siswa MAN 1 Kudus mengatakan bahwa


program ini sangat bagus karena memberikan mereka kesempatan untuk
belajar warisan budaya lokal yang berharga dan memperluas keterampilan
seni mereka. Selain itu, mereka merasa bangga bisa menjadi bagian dari
mempertahankan tradisi batik yang kaya dan berharga bagi masyarakat
Indonesia. Mereka juga melihat bahwa pelatihan pembuatan batik ini
membuka peluang baru bagi mereka secara ekonomi, karena mereka dapat
menjual karya batik mereka dan memperoleh penghasilan tambahan untuk
keluarga mereka. Program ini juga meningkatkan rasa kebersamaan di
antara siswa, karena mereka belajar dan berkarya bersama dalam suasana
yang kolaboratif dan mendukung. Terlebih lagi, pelatihan ini memberikan
mereka keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
baik untuk menciptakan karya seni pribadi maupun untuk memulai bisnis
batik di masa depan. Dengan demikian, program pelatihan pembuatan
batik ini tidak hanya memberikan manfaat dalam hal pendidikan dan
pengembangan keterampilan, tetapi juga memberikan dampak yang nyata
dalam memperkuat identitas budaya dan ekonomi lokal.

3. Refleksi

Sebelum adanya pelatihan pembuatan batik ini, para siswa belum


banyak mengetahui bahwa Kudus memiliki batik khusus yang bercorak
dengan motif yang khas, mencerminkan sejarah dan keindahan akan
budaya lokal. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
proses pembuatan batik, tetapi juga membuka mata para siswa terhadap
keindahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam warisan budaya lokal
mereka. Dengan adanya pelatihan batik ini siswa dapat lebih memahami
dan menghargai keunikan serta keindahan batik khusus dari Kudus. Hal ini
menunjukkan bahwa upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang
keberagaman budaya lokal dapat memperkuat identitas budaya serta
meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya yang ada.

7
E. Lampiran
DAY 1

DAY 2

DAY 3

DAY 4

8
DAY 5

DAY 6

DAY 7

9
DAFTAR PUSTAKA

Binti Rohmani Taufiqoh, I. N., & Khotimah, H. (2018, October). Batik sebagai
warisan budaya Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan
Sastra Indonesia (SENASBASA) (Vol. 2, No. 2).

Budiman, Hikmat.(2020).Sudah Senja di Jakarta.Jakarta:Yayasan Pustaka Obor


Indonesia

Kustiyah, IE (2017). Batik sebagai identitas budaya bangsa Indonesia di era


globalisasi. Tidak ada , 30 (52), 62476.

Trixie, A. A. (2020). Filosofi Motif Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia.


Folio, 1(1), 1-9.

Wulandari, A. (2011). Batik Nusantara. Yogyakarta: Penerbit ANDI

10

Anda mungkin juga menyukai