OLEH :
KELOMPOK X-3 A
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan laporan projek P5 yang berjudul
“Kerajinan Batik sebagai Potensi Wirausaha” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas projek
P5 kurikulum merdeka. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
kami tentang wirausaha batik di sekitar kami dan Nusantara, baik bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah SMA Negeri 1 Sooko yang
telah memberikan kesempatan ruang dan waktu untuk pelaksanaan projek ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang batik Nusantara dan wirausaha.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. “Tak ada gading yang tak retak” itulah kata pepatah, demikian
pula dengan laporan ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena
itu kepada para pembaca dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................2
A. Pengertian Batik..........................................................................................................4
C. Pengertian Wirausaha..................................................................................................5
BAB 3.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................................10
KESIMPULAN................................................................................................................10
SARAN.............................................................................................................................10
LAMPIRAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batik adalah kain Indonesia bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses
dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbedawi (Masterpieces of the Oral and
Intengible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Sejak saat itu, 2 Oktober
ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Pada abad ke 17 M batik hanya dituliskan di daun lontar dan papan rumah adat Jawa
dengan pola yang dibuat rata-rata tanaman dan hewan. Pada masa kerajaan Majapahit
motif batik semakin berkembang dan bervariasi seperti abstrak, candi, awan, wayang, dan
sebagainya. Sehingga pada akhirnya para pembesar Kerajaan Mataram, Kerajaan
Majapahit dan Kerajaan Demak menjadikan Batik sebagai simbol budaya. Pada masa
nenek moyang, batik hanya digunakan oleh kaum bangsawan (Kasta Ksatria) saja. Seiring
berkembangnya zaman, batik mengalami perkembangan motif dan cara produksi yang
beraneka ragam dan juga dapat digunakan oleh kalangan manapun. Indonesia mempunyai
beberapa motif yang terkait dengan budaya setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi
lahirnya motif-motif batik antara lain adalah letak geografis, misalnya di daerah pesisir
akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula dengan
yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya; sifat dan tata
penghidupan daerah; kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta keadaan alam sekitar
termasuk flora dan fauna.
1
menggunakan canting. Canting adalah alat yang dibentuk bisa menampung malam (lilin
batik) dengan memiliki ujung berupa saluran atau pipa kecil untuk keluarnya malam dalam
membentuk gambar awal pada permukaan kain. Kerajinan batik ini memiliki potensi yang
sangat besar dalam dunia wirausaha. Melalui projek ini tentunya dapat menjadi suatu
sarana dalam upaya pelestarian batik di Nusantara dan juga melatih jiwa wirausaha siswa
SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan batik tulis dalam Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5):
2
Dapat melatih sikap sosialisasi siswa/i SMA Negeri 1 Sooko dengan
bekerjasama antar kelompok.
Dapat menambah daya kreatifitas dan pengalaman siswa/i SMA Negeri 1
Sooko sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri siswa/i SMA Negeri 1
Sooko.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Batik
4
B. Pengertian Batik Tulis
Batik tulis adalah peninggalan teknik dalam pembuatan batik yang paling
tradisional. Pembuatannya dengan menghias kain dengan tekstur dan corak yang
menggunakan canting. Pembuatan batik tulis membutuhkan ketelatenan yang tinggi
dikarenakan dikerjakan dengan tangan dan langsung menuliskan corak atau motif
di selembar kain.
C. Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah penggabungan dari dua kata, yaitu 'wira' dan 'usaha'. Wira
artinya pejuang, pahlawan, berbudi luhur, manusia unggul, berwatak agung, dan
gagah berani. Sedangkan, usaha merupakan perbuatan atau amalan, berbuat sesuatu
dan bekerja. Jika diartikan secara harfiah, maka makna dari wirausaha adalah orang
yang membuat suatu produk, menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk
mengadakan produk baru hingga mengatur permodalan serta pemasarannya.
Sedangkan secara umum, definisi wirausaha adalah suatu kegiatan usaha atau bisnis
mandiri dengan kondisi seluruh sumber daya dan upaya dibebankan kepada pelaku
usaha (wirausahawan) dalam mengenali produk baru, menentukan konsep dan
proses produksi, menyusun strategi hingga memasarkan serta mengatur
permodalannya. Tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan sesuatu
yang bernilai lebih tinggi dibandingkan saat sebelum diolah.
5
BAB 3
PEMBAHASAN
ALAT BAHAN
BAHAN HARGA
Kain Primissima Rp. 50.000,00
Malam Klowong Rp. 5.100,00
Soda ASH Rp. 1.600,00
Water Glass Rp. 6.700,00
Warna Remazol Rp. 32.000,00
TOTAL Rp. 95.400,00
2. Metode Pembuatan
Pada kegiatan P5 ini kelompok kami menggunakan metode pembuatan batik
tulis. Batik tulis merupakan batik yang teknis pembuatan motifnya langsung
6
ditulis secara manual dengan menggunakan alat yang disebut canting klowong.
Beberapa tahapan dalam pemuatan batik tulis antara lain pembuatan motif dan
pola, pencantingan, pencoletan, penembokan, pewarnaan latar/background,
fiksasi, dan pelorodan/pelunturan malam.
3. Proses Pembuatan
1) TAHAP PERTAMA: Proses pertama dalam pembuatan batik tulis
adalah menentukan desain dan membuat pola pada kain. Proses ini
dilakukan dengan memindahkan pola dari kertas roti ke kain
primissima. Pola dapat digambar pada kain dengan menggunakan pensil
2B.
2) TAHAP KEDUA: Proses selanjutnya yaitu mencanting. Kompor yang
digunakan untuk memanaskan malam menggunakan kompor listrik yang
dinilai lebih praktis dan tidak perlu menggunakan api. Jenis canting
yang digunakan adalah canting klowong. Tahap mencanting disesuaikan
dengan motif yang telah di desain. Posisi badan pada saat mencanting
yaitu berada di sebelah kiri kompor dan memerlukan kain sebagai alas
yang diletakkan di paha sebelah kanan.
3) TAHAP KETIGA: Proses ketiga yakni pencoletan/pewarnaan pada
kain yang sebelumnya telah dicanting. Pada proses ini membutuhkan
gawangan untuk meletakkan kain agar mempermudah pewarnaan.
Pemilihan warna perlu diperhatikan agar menghasilkan perpaduan
warna yang sesuai. Setelah diwarna kain didiamkan hingga pewarna
mengering.
4) TAHAP KEEMPAT: Berikutnya yaitu proses penembokan pada kain
yang sudah dicolet. Pada proses ini motif pada kain yang sudah diberi
warna akan ditimpa lagi dengan malam untuk menghindari warna luntur
pada proses selanjutnya. Nembok/mopok dapat dilakukan dengan
menggunakan kuas.
5) TAHAP KELIMA: Tahap selanjutnya yaitu proses pewarnaan
latar/background kain. Pemilihan warna harus disesuaikan dengan motif
pada kain agar menghasilkan perpaduan warna yang indah. Teknik yang
digunakan yaitu teknik celup. Proses pewarnaan dilakukan sebanyak dua
kali dengan cara kain dicelupkan pada pewarna yang diletakkan di bak
7
kemudian dijemur hingga setengah kering. Setelah itu, kain dicelupkan
lagi pada pewarna dan dijemur selama 24 jam.
6) TAHAP KEENAM: Proses selanjutnya yaitu tahap fiksasi pada batik
tulis yang dimaksudkan untuk memberikan zat kimia tambahan agar
batik tidak mudah luntur. Zat yang digunakan adalah bahan kimia
waterglass atau Natrium Silikat atau NaSlO3. Teknik waterglass
dilakukan dengan cara kain dikuaskan/dicelup dengan cara di rol.
Pemfiksasian batik tulis membutuhkan waktu paling singkat 4 jam dan
paling lama 24 jam.
7) TAHAP KETUJUH: Setelah difiksasi, kain dicuci dengan air untuk
mengeluarkan sisa-sisa warna yang mati pada kain. Setelah dicuci
bersih, kain dimasukkan ke panci lorod untuk pelepasan lilin. Adapun
bahan tambahan melorod kain batik tulis yaitu menggunakan soda ASH.
Melorod batik dapat menggunakan kompor/tungku kayu bakar.
Pelorodan kain batik direndam, lalu ditarik keatas kemudian dicuci
beberapa kali agar batik menjadi bersih. Setelah dicuci bersih, batik bisa
dijemur ditempat yang teduh atau di angin-anginkan.
8
C. Rencana Aksi Pemasaran
Rencana pemasaran untuk hasil produksi batik tulis dari kelompok kami
yakni secara langsung juga melalui media sosial. Untuk pemasaran secara langsung
kami rencanakan pada saat pelaksanaan pameran atau pada saat pelaksanaan event
Magneto. Sedangkan untuk pemasaran melalui media sosial kami akan membuat
poster dan mempromosikan melalui akun media sosial masing-masing anggota
kelompok. Target pasar dari pemasaran produk kami ditujukan kepada warga SMA
Negeri 1 Sooko khususnya Bapak/Ibu Guru maupun siswa.
Proses pembuatan batik tulis melalui tahapan yang panjang dan memerlukan
ketelitian juga keterampilan bagi kami. Hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi
kami dalam menentukan harga jual batik tulis yang telah kami buat. Melalui
kesepakatan dengan anggota kelompok, kami menjual produk batik tulis dengan
harga Rp. 220.000,00. Kemasan yang kami gunakan untuk produk kami yaitu kotak
karton coklat, kertas roti, tali rami, dan juga terdapat Thank You card.
9
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
Proses pembuatan batik tulis memerlukan ketelatenan dan kesabaran yang tinggi
untuk memperoleh hasil yang bagus. Terdapat banyak tahapan yang harus dilakukan dalam
proses pembuatan batik tulis yaitu pembuatan motif dan pola, pencantingan, pencoletan,
penembokan, pewarnaan latar/background, fiksasi, dan pelorodan/pelunturan malam.
Kesulitan yang kelompok kami rasakan terdapat pada tahap mencanting dan pemilihan
warna pada motif karena perlu memperhatikan beberapa hal agar dapat dilakukan dengan
baik.
Dengan diadakannya projek P5 ini siswa dapat lebih memahami mengenai
kebudayaan negara kita Indonesia yakni berbagai macam kerajinan batik salah satunya
batik tulis. Selain itu, kami sebagai siswa dapat lebih memahami arti kerjasama dengan
baik dengan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Melalui kegiatan ini
juga dapat menambah wawasan, keterampilan, dan melatih jiwa wirausaha terhadap siswa
SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto.
SARAN
Kegiatan projek P5 ini menjadi langkah awal siswa SMA Negeri 1 Sooko dalam
memperluas pengetahuan mengenai kebudayaan batik di Nusantara. Dalam proses
pembuatan batik tulis adakalanya mengalami kesalahan-kesalahan tertentu yang tidak bisa
dihindari. Dengan adanya kesalahan tersebut perlu diadakannya eksperimen terlebih
dahulu sebelum melaksanakan/menerapkan secara langsung proses pembuatan batik tulis.
Hal ini ditujukan agar meminimalisir terjadinya suatu kesalahan ataupun kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat proses pembuatan batik tulis.
10
LAMPIRAN
Lampiran Dokumentasi
11
Gambar 4: Proses Pencantingan Motif Batik Tulis
12
DAFTAR PUSTAKA
Naomi, A. (2020, November 1). Proses Pembuatan Batik Tulis dan Batik Cap. Retrieved
from D-LAUNDRY: https://laundry.drop.id/blog/d-laundry/proses-pembuatan-
batik-tulis-dan-cap/
Nugroho, H. (2020, Februari 28). Pengertian Motif Batik dan Filosofinya. Retrieved from
Balai Besar Kerajinan dan Batik:
https://bbkb.kemenperin.go.id/index.php/post/read/pengertian_motif_batik_dan_fil
osofinya_0
Rahma, A. (2022, Juli 26). Apa itu Wirausaha dan Pengertian Kewirausahaan dalam
Bisnis. Retrieved from majoo: https://majoo.id/solusi/detail/pengertian-wirausaha
13