Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SENI BUDAYA

MENGENAL BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA


TRADISIONAL INDONESIA

Disusun oleh:
Ahmad Kafi Zaelani (1)
Desi Setianingrum (8)
Dimas Fais Ismail (11)
Indy Kayla Azizy (19)
Muhammad Ibnu Abbas (24)
Raisya Rijani (30)

Kelompok 1 kelas X-1 TA 2023/2024

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI 14 JAKARTA Jl. Madrasah


No.80, RT.3/RW.9, Pekayon, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur, 13710 Telp./Fax.(021)
87701114
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan upaya kami untuk
memahami dan menggali lebih dalam mengenai kain batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat, pelestarian terhadap kain batik
menjadi sangat penting. Kami menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuanberbagai pihak.

Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih ke pada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan penelitian
ini. Terima kasih kepada guru kami Bapak M. Ishak, S.Pd yang telah memberikan arahan,
masukan, dan dorongan selama proses pembuatan makalah berlangsung.

Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan kecil dalam upaya melestarikan seni rupa
kebudayaan Indonesia yaitu batik. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, namun
kami berharap dapat memberikan wawasan baru dan menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut
di masa mendatang.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat
pada umumnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
di masa yang akan datang.Terima kasih.

Jakarta, 8 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
C. Batasan Masalah .................................................................................................................. 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
KAJIAN TEORI ............................................................................................................................. 4
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................................. 4
B. Diskusi Kelompok ............................................................................................................... 5
BAB III ........................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
A. Pengertian Batik ................................................................................................................... 6
B. Sejarah Batik ........................................................................................................................ 6
C. Jenis-jenis Batik ................................................................................................................... 7
D. Proses pembuatan batik........................................................................................................ 9
E. Perkembangan batik Indonesia di mata dunia ................................................................... 11
BAB IV ......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 14
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................................... 15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Batik dalam budaya masyarakat Indonesia dipercaya sebagai salah satu kesenian
kuno yang adiluhung milik bangsa Indonesia, yang merupakan perpaduan antara seni dan
teknologi para leluhur yang sangat tinggi. Budaya selanjutnya diyakini mampu membuka
cakrawala jika manusia dalam kehidupannya mampu menempatkan diri. Kebudayan
selanjutnya harus dapat diwujudkan dalam bentuk indrawi, difungsikan, dan dimaknai
secara spiritual. Batik jika dilihat melalui konsep kejawen cenderung mengandung makna
spiritual yang diwujudkan dalam bentuk simbol yang sarat akan makna.

Kata batik secara etimologi diyakini berasal dari bahasa Jawa, yaitu ambathik yang
diambil dari kata amba dengan arti lebar atau luas; dan matik yang berarti membuat titik.
Dalam perkembangannya kemudian masyarakat lebih mengenal dengan istilah batik, yang
berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar dengan pola tertentu pada kain yang luas
atau lebar. Masyarakat meyakini bahwa membatik merupakan sebuah kegiatan yang
diturunkan oleh leluhur, sehingga kebanyakan motif batik mengandung ciri khas dari
daerah tempat pembuatannya. Selain itu motif batik juga menunjukkan status
pemakainya,salah satunya adalah motif batik yang digunakan oleh keluarga Kraton.

Jenis batik dilihat dari teknik pembuatannya dibagi mejadi: batik tulis,batik cap dan
batik lukis. Batik tulis merupakan batik yang dalam pembuatannya dilakukan secara
manual dengan canting sebagai alat bantu menerangkan malam saat menggambar motif
batik, pada proses pembuatan motif dengan teknik ini pembatik memerlukan kesabaran
untuk menghasilkan motif yang indah. Motif yang dihasilkan pada batik tulis tidak dapat
sama persis, karena pembuatannya secara manual. Meskipun demikian batik tulis
merupakan jenis batik yang digunakan oleh raja, pembesar keraton, dan bangsawan sebagai
simbol kemewahan. Selain itu, harga dari penjualan batik tulis cukup mahal tergantung

1
dari kerumitan motif batik yang dibuat oleh pembatik, semaikn rumit motifnya maka
semakin mahal harganya di pasaran.

Batik cap merupakan batik yang dibuat dengan menggunakan stempel motif batik
yang terbuat dari tembaga. Keunggulan pembuatan batik menggunakan teknik ini, canting
digantikan oleh stempel motif batik tersebut sehingga dalam pembuatan batik dengan
teknik ini dapat dilakukan dengan cepat. Selain itu, pada batik cap motif yang dihasilkan
bisa sama persis dan harganya cukup murah di pasaran. Jenis batik ini biasanya digunakan
oleh masyarakat sebagai seragam di instansi tertentu. Selanjutnya ada Batik lukis, yang
motifnya dibuat dengan melukis menggunakan malam pada kain putih. Pembuatan motif
batik lukis disesuaikan dengan keinginan pelukis atau sesuai pesanan dari pembeli. Batik
lukis ini memiliki harga yang mahal karena tergolong batik yang eksklusif dan jumlahnya
terbatas, biasanya digunakan oleh Pejabat Daerah.

Perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat membuat produksi batik mulai


diperhitungkan, hingga muncul produksi batik menggunakan printing. Sistem produksi
tersebut menghasilkan tekstil bermotif batik melalui proses sablon. Hasil dari pembuatan
batik dengan cara ini dapat dilihat melalui produksi tekstil dengan motif batik yang dapat
dicetak secara massal dalam waktu singkat, yang nantinya dapat dijual dengan harga yang
jauh lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, batik cap, dan batik lukis. Kebutuhan
masyarakat pada batik dalam kehidupan sehari-hari, membuat produksi pembuatan batik
cukup diperhitungkan.

Jawa Timur sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal sebagai pusat
industri di kawasan Timur Indonesia, dengan perekonomian yang stabil sehingga dapat
memberikan kontribusi 15% terhadap produk domestik bruto ditingkat nasional. Salah satu
industri yang berkembang di Jawa timur adalah batik, beberapa kabupaten yang
menjadikan batik sebagai industri kreatif yang diunggulkan antara lain Banyuwangi,
Sidoarjo, Kota Mojokerto, Tuban,Trenggalek, Magetan, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan
dan Sumenep.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan tinjauan pustaka yang ditemukan
kami menentukan rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengertian batik dan sejarah munculnya batik di Indonesia?
2. Apa saja jenis batik yang ada di Indonesia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan batik tradisional dan modern?
4. Dimana sajakah penyebaran batik?
5. Bagaimana proses pembuatan batik?
6. Bagaimana perkembangan batik Indonesia di mata dunia?

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak menyimpang dari
rumusan masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah yang ditinjau.
Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian batik dan Sejarah munculnya batik di Indonesia.
2. Jenis-jenis batik yang ada di Indonesia.
3. Proses pembuatan batik.
4. Perkembangan batik Indonesia di mata dunia.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian batik
Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti
menulis dan “nitik”. Batik adalah seni melukis dilakukan diatas kain dengan
menggunakan lilin atau malam sebagai pelindung untuk mendapatkan ragam hias
diatas kain tersebut. Sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan
motif dan budaya yang terkait oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai warisan
kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi sejak 2 Oktober 2009. Sejak saat
itu setiap tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Batik sendiri juga memiliki variasi yang berbeda pada motif yang sama
antar daerah, karena pada motif klasik jaman dahulu sebuah karya itu hanya
mengandalkan susunan ragam hias yang dijadikan ide dasar sekaligus berisi filosofi
motif tersebut. Ketika untuk kedua kalinya dibuat kembali maka berpatokan pada
susunan elemen-elemen yang telah ditentukan pada karya pertama. Dengan
demikian, antara motif Sidomukti yang satu dengan Sidomukti lain akan sulit
dibuat sama persis, apalagi jika Sidomukti tersebut dibuat di wilayah lain maka
yang sering kali dijadikan patokan adalah unsur-unsur ragam hias sesuai kandungan
filosofi batik tersebut.

2. Pengertian warisan budaya


Warisan budaya adalah benda atau atribut tak berbenda yang merupakan jati
diri suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan dari generasi-generasi
sebelumnya, yang dilestarikan untuk generasi-generasi yang akan datang. Warisan

4
budaya dikategorikan menjadi dua kelompok, benda dan tak benda. Dan batik
merupakan salah satu warisan budaya tak benda.

B. Diskusi Kelompok
Dalam penelitian tentang batik sebagai warisan budaya, kita dapat mengeksplorasi
berbagai aspek penting yang terkait dengan keberadaan batik sebagai bagian dari identitas
nasional Indonesia. Selain itu, penelitian dapat membahas peran batik dalam industri
fashion, baik dalam bentuk tradisional maupun modern, serta bagaimana pemanfaatan
batik untuk membangun brand dan identitas Indonesia di mata dunia.

Dengan melakukan penelitian tentang batik sebagai warisan budaya, kita dapat
memperdalam pemahaman kita tentang kekayaan budaya Indonesia dan bagaimana kita
dapat memastikan keberlangsungan warisan budaya ini bagi generasi mendatang.

5
BAB III

PEMBAHASAN

berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, dan kajian teori di atas
berikut pembahasan kami mengenai batik sebagai warisan budaya Indonesia.

A. Pengertian Batik
1. Pengertian Batik

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”.
Batik adalah seni melukis dilakukan diatas kain dengan menggunakan lilin atau malam
sebagai pelindung untuk mendapatkan ragam hias diatas kain tersebut.

Ciri-ciri batik tradsional :

• Ragam hias motif ular, barong, geometris, pagoda.


• Coraknya mempunyai arti simbolik.
• Warna cenderung gelap ( putih – hitam - coklat kehitaman)
• Motif ciri khas daerah asal.

Ciri-ciri batik modern:

• Ragam hias bebas binatang,tumbuhan,rangkaian bunga,dll.


• Corak tidak mempunyai arti simbolik tertentu.
• Penggunaan warna bebas seperti biru, merah, ungu, dsb.

B. Sejarah Batik
Batik merupakan peninggalan budaya manusia dan berkembang menjadi kesenian.
Bukti-bukti yang menguatkan batik berasal dari Indonesia yang dimulai dari pedalaman
Kalimantan yaitu, batik mulai menjadi budaya yang berkembang pesat pada jaman kerajaan
dan di Indonesia kerajaan pertama kali tumbuh adalah kerajaan Kutai di Kalimantan.

6
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa secara historis, batik telah ada sejak
zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar.
Motif yang marak pada waktu itu adalah motif bentuk binatang dan tanaman, yang kemudian
berkembang dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif
abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya
melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, lahirlah seni batik tulis
seperti yang kita kenal sekarang ini.

Kata Batik itu sendiri diserap dari bahasa Jawa “amba” yang artinya menulis dan
“nitik”. Batik erat dikaitkan dengan kebudayaan etnis Jawa, ditengarai sudah ada sejak jaman
Raden Wijaya (1294-1309) pada masa pemerintahan kerajaan Majapahit. Setelah akhir abad
XVIII, batik mulai meluas menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa.

C. Jenis-jenis Batik
Berbagai macam batik dapat dijumpai di Indonesia. Apabila ditinjau dari cara atau
teknik pembuatannya, batik dapat dibedakan menjadi batik tulis, batik cap dan batik
printing (cetakan).

1. Batik Tulis

Ada beberapa pandangan yang mengelompokan batik menjadi dua seni batik, yakni
batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir. Motif seni batik keratin
banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Garmbarnya
rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda dan putih.

Kemudian batik memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton, batik
pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Motif batik pesisir lebih bebas dan tidak
terikat dengan aturan seperti batik keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofis.
Motif batik pesisir banyak yang berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya.

Batik tulis adalah jenis batik yang dibuat dengan cara memberikan malam dengan
menggunakan canting pada motif yang telah digambar diatas kain. Batik tulis dikerjakan
dengan menggunakan canting yaitu alatbyang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa
menampung (lilin batik) dengan memiliki ujung saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam
dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.

7
2. Batik Cap

Batik cap adalah kain yang dihias dengan motif atau corak batik dengan
menggunakan media cap. Canting cap adalah suatu alat yang terbuat dari tembaga dimana
terdapat desian suatu motif. Cap merupakan alat berbentuk semacam stempel besar yang
telah digambar pola batik. Pada umumnya, pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan
dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi.

Bentuk gambar /desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga
gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran yang sama, dengan
ukuran garis motif relatif lebih besar dibandungkan dengan batik tulis. Gambar batik cap
biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain. Warna dasar kain biasanya lebih tua
dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak
melalakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa
dilakukan pada proses batik tulis.

Batik cap mengalami perkembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang
terbuat dari kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga.
Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak
mengantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu
lebih tipis. Hasil pengecapannya yang terbentuk pun memiliki kekhasan tersendiri,
biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel
terlalu tipis, sehingga gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.

3. Batik Printing

Batik Printing adalah batik dengan cara mencetak dengan menggunakan printer
atau dengan cara sablon. Jenis batik printing banyak digunakan untuk seragam sekolah oleh
para siswa, guru, dan seragam untuk karyawan kantor dan pabrik.

Teknik pembuatan batik printing relatif sama dengan produksi sablon yaitu
mengunakan klise (kasa) untuk mencetak motif batik di atas kain.proses pewarnaannya

8
sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah
di campur pewarna sesuai keinginan, kemudian dicetak sesuai motif yang telah dibuat.
Jenis batik ini dapat di produksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses
penempelan lilin dan pencelupan batik pada umumnya.

Batik printing terus berkembang menggerogoti pasar batik tradisional seiring


dengan banyaknya permintaan, khususnya untuk bisnis jual beli. Sampai saat ini produksi
batik printing jumlahnya lebih banyak dibandingkan batik tulis dan batik cap.

D. Proses pembuatan batik


a) Proses Pembuatan Batik Tulis
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik tulis, yaitu :
• Tahap pertama atau disebut juga proses pebatikan pertama, yaitu pembuatan pola
dan motif yang dikehendaki ditas kain putih (sutera) dilukis dengan pensil.
• Tahap kedua, yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan
mengikuti pola yang telah ada pada kedua sisi (bolak-balik).
• Tahap ketiga, yaitu menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap
bewarna putih (tidak bewarna).
• Tahap keempat, yaitu proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup
oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
• Tahap kelima, setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan.
• Tahap keenam, setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu dengan
lilin malam menggunakan canting untuk menutupi bagian yang akan tetap
dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
• Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua proses
berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakan
kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
• Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutup lilin (menggunakan alat canting untuk menahan warna
pertama kedua).

9
• Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai
dengan banyaknya warna kompleksitas motif yang diinginkan.
• Proses terkahir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya
dan dengan menjermurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

b) Proses Pembuatan Batik Cap


Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik cap, yaitu :
• Pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan
dicap/dicetak dengan menggunakan alat cap tersebut ke lilin panas dan kemudian
ditekan pada kain.
• Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan
mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
• Setelah dicelupkan, kain tersebut dijemur dan dikeringkan.
• Setelah kering, kembali melakukan proses pembarikan yaitu melukis dengan lilin
malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan
pada pewaranaan yang pertama.
• Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
• Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara
meletakan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
• Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses
pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan
warna pertama dan kedua.
• Proses membuka dan mentutup lilin malam dapat dilakukan berulang kali sesuai
dengan banyaknya warna kompleksitas motif yang diinginkan.
• Proses terkahir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya
dan dengan menjermurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

c) Proses Pembuatan Batik Printing


Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan batik printing, yaitu :

10
• Pembuatan pola dan motif yang diinginkan diatas kain putih (sutera) dengan
disablon / diprint menggunakan alat cetak sablon (plankon).
• Tahapn selanjutnya seperti proses pertama untuk pewarnaan kedua dan juga
sebagai kombinasi motif batik, proses ini dapat dilakukan berulang kali sesuai batik
yang diinginkan.
• Lalu dilanjutkan dengan menjemur atau mengerinkan kain tersebut dibawah terik
matahari jika ada atau dapat juga dengan diletakan diatas tungku / oven khusus.
• Setelah kering kain tersebut dicuci untuk melekatkan dan menguatkan warna pada
kain, kemudian dijemur kembali. Proses pembalikan dapat selesai sampai tahap ini,
tetapi untuk batik yang lebih rumit dan kompleks dapat melakukan tahap
selanjutnya.
• Kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam
menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada
proses pencelupan warna
• Kemudian dilanjutkan dengan proses pencelupan warna
• Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam kain tersebut dengan cara meletakan
kain tersebut dengan air panas diatas tungku
• Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya
dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

E. Perkembangan batik Indonesia di mata dunia


Menurut sejarah literatur Eropa, sejarah batik pertama kali muncul saat Sir Thomas
Stamford Raffles yang menjabat gubernur pada masa pemerintahan Inggris di Indonesia
pada tahun 1817 menuliskan bukunya History of Java terbitan London. Kemudian pada
sekitar tahun 1873 juga diketahui seorang pedagang asal Belanda yaitu Van Rijekevorsel
pernah mengunjungi Nusantara. Saat itu ia membawa selembar kain batik dari Indonesia.
Kemudian dia menyumbangkan kain batik itu ke Museum Etnik yang ada di kota
Rotterdam, Belanda.

11
Sejak saat itu, hingga kini, batik Indonesia mulai dikenal dunia. Meski sempat
diklaim sebagai kebudayaan milik negeri jiran, karena bukti yang kuat perjuangan dari
berbagai pihak, batik diakui milik Indonesia oleh UNESCO, dengan memasukkan batik
Indonesia ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Takbenda Warisan Manusia
(Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4
Komite Antar-Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang
Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi. Dengan memasukkan dalam dalam tersebut,
kuatlah bukti bahwa batik adalah milik Indonesia.

12
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
kesimpulan kami mengenai batik adalah bahwa batik bukan hanya sekadar kain
berwarna-warni, melainkan simbol identitas dan warisan budaya Indonesia yang kaya akan
makna dan nilai tradisional yang harus terus dilestarikan. Pemahaman mendalam terhadap
teknik, motif, dan filosofi di balik batik menjadi penting untuk memelihara dan
mewariskannya kepada generasi mendatang.

B. Saran
Beberapa saran yang dapat kami berikan agar batik tetap terlestarikan diantaranya:

1. Mensosialisasikan pentingnya batik dalam pembelajaran untuk meningkatkan


pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai budaya dan sejarah di balik batik.
2. Aktif memasarkan batik sebagai atraksi turisme budaya Indonesia untuk meningkatkan
apresiasi dari wisatawan lokal maupun internasional.
3. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan batik
melalui workshop, pameran, dan kegiatan budaya lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Eny Kustiyah, Batik Sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia di Era Global, Jurnal
Gema, Januari 2017, hlm. 2458

Anindito Prasetyo, Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia (Yogyakarta: Pura Pustaka, 2010),

Adi kusrianto, Batik – Filosofi, Motif, dan Kegunaan (Yogyakarta: C.V ANDI, 2013), p. 284

Asti Musman dan Ambar B. Arini, Batik Warisan Adiluhung Nusantara (Yogyakarta: G-Media,
2011), p.1-2.

Virgonjanti dan Tono Soemarsono, Batik Lebak dan Tenun Baduy, (Lewbak: Disperindag Kab
Lebak, 2016), p. 7.

Virgonjanti dan Tono Soemarsono, Batik Lebak dan Tenun Baduy)., p. 7

14
LAMPIRAN-LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai