DOSEN PEMBIMBING :
Septia Purwandari S., S.Psi., M.Psi., Psikolog
KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH :
1. Galuh Dyah Ayu Fatikasari (S1 GIZI-10721016)
2. Ika Dwi Susanti Pratiwi (S1 GIZI-10721017)
3. Putri Listiya Kirnanda (S1 ARS-10821019)
4. Qotrunnada Fairuz Syifa An-Nisa (S1 ARS-10821020)
5. Ragilang Gema Yanuar (S1 ARS-10821021)
6. Siti Aisyah (S1 Keperawatan-10221083)
7. Siti Laila Nur Bayti (S1 Keperawatan-10221084)
8. Siti Liansari (S1 Keperawatan-10221085)
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan Rahmat-Nya-lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Batik Wangsa Singhasari
Malang“. Makalah ini disusun untuk mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca
terhadap mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Septia Purwandari S., S.Psi., M.Psi., Psikolog. sebagai dosen yang telah
membimbing kami. Dan juga ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang turut serta
mengerjakan tugas ini. Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan
mohon pemakluman bilamana isi makalah ini kurang dari sempurna dan terdapat kalimat
yang kurang tepat.
Oleh karena itu kami meminta kritik dan saran kepada para pembaca. Dengan ini
kami mengucap banyak terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini dan
kita semua sehingga memberikan manfaat kepada kita.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
D. Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................5
A. Batik Singosari................................................................................................................5
B. Sejarah Batik Singosari Malang......................................................................................5
C. Motif Batik Singosari Malang.........................................................................................5
D. Pembuatan Batik Singosari Malang................................................................................5
E. HH...................................................................................................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................................6
B. Saran................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batik merupakan salah satu kebanggan warisan bangsa Indonesia dan merupakan
wujud dari sebuah karya seni dalam motif kain, kayu dan dekorasi tertentu yang
memiliki filosofi. Batik telah berhasil memasuki pemasaran yang begitu luas dengan
berbagai macam inovasi batik yang menjadi suatu trend. Dengan berkembangnya
tuntunan mode atau perkembangan fashion yang semakin bermacam-macam dan kreatif,
dengan beragam inovasi produk menggunakan batik, anak muda atau anak kecilpun
banyak yang menggunakan batik, sedangkan sifat batik yang dulu hanya digunakan
sebagai acara resmi atau tradisional. Sekarang sudah semakin maju dalam ekspresi
pembuatannya baik untuk kaos atau baju, kemeja, celana panjang, celana pendek,
seragram karyawan dan lain-lain. Motif batik di Indonesia sangat beragam, di masa
modern sekarang ini motif batik ikut di modernisasi dan dikreasikan sesuai
perkembangan zaman. Semuanya semakin memperkaya motif nusantara.
Kabupaten Malang adalah salah satu kabupaten yang memiliki beberapa industri
batik, di Desa Randu Agung Kecamatan Singosari terdapat pengembang batik yaitu
Batik Tulis, yaitu batik Wangsa Singhasari, yang kemudian berkembang juga Bulan Asri.
Batik tulis bulan asri yang ada di Singosari merupakan pengembang batik yang terbilang
cukup lama dan menjadi cikal bakal dari batik se Kabupaten Malang, selain Batik Druju
yang berada di daerah Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Terdapat empat motif
unggulan pada Batik Tulis Bulan Asri yaitu motif Pending, Renggo, Padma dan Sumping
Batik Tulis Bulan Asri juga merupakan suatu paguyuban pembatik ikat
beranggotakan lansia yang diketuai oleh Hj. Tatik S. Fajar, yang sekarang berusia
sembilan puluh tahun. Tatik S. Fajar adalah anak pertama dari sembilan bersaudara.
Paguyuban tersebut diresmikan di PUJISARI KENDEDES dengan nama PPI
{Paguyuban Pembatik Ikat} Bulan Asri Kabupaten Malang pada tanggal 10 Agustus
2009 oleh Bupati Malang. Nama Bulan Asri diambil dari Budaya Usia Lanjut Asih Sabar
Ramah dan Ikhlas. Sekitar sembilan tahun pengembang batik itu dikembangkan oleh
pemiliknya, yaitu memproduksi batik dengan ciri khasnya tersendiri. Ciri khas yang ada
dalam batik Tulis Bulan Asri ada pada motif unggulan yang digunakan Hj. Tatik S. Fajar
mengutamakan motif sebagai ciri khas agar masyarakat terutama generasi muda dapat
mengetahui, membudayakan, melestrikan, dan memberdayakan budaya seni batik asli
Indonesia yang sudah diakui dunia, namun di lapangan beberapa masyarakat masih
belum mengenal lebih jauh tentang motif unggulan Batik Bulan Asri ini. Adanya
pengembang Batik Tulis Bulan Asri yang telah diresmikanoleh Bupati Malang sejak
sembilan tahun yang lalu dan menjadi cikal bakal, pencetus, dan pelopor utama bagi
industri batik yang ada di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Singosari,
diharapkan masyarakat khusunya generasi muda mampu melestarikan motif Batik Tulis
Bulan Asri untuk mengennang sejarah Singosari bekas kerajaan terbesar yang
menurunkan raja-raja se- Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Batik Singosari?
2. Bagaimana sejarah dari Batik Wangsa Singhasari?
3. Apa saja motif Batik Wangsa Singhasari?
4. Bagaimana proses pembuatan Batik Wangsa Singhasari?
4
5. Apa saja hasil karya Batik Wangsa Singhasari?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang
Batik Wangsa Singhasari, sejarah Batik Wangsa Singhasari, motif Batik Wangsa
Singhasari, proses pembuatan Batik Wangsa Singhasari, dan hasil karya Batik Wangsa
Singhasari Malang
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang Batik Wangsa Singhasari Malang.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Batik Singosari
Batik sebagai ciptaan bangsa yang mengandung nilai-nilai luhur budaya Nusantara.
Batik diakui oleh UNESCO pada 30th September 2009 sebagai asli Indonesia karya seni.
Industri batik yang kurang berkembang, khususnya di Malang, disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya desain yang kurang menarik, teknologi yang mendominasi masih
menggunakan teknologi tradisional, dan lebih sedikit lembaga pendukung yang terorganisir.
Masalah desain (motif batik) menjadi fokus penelitian ini, karena kebanyakan desainer batik
di Malang masih tidak dapat mengeksplorasi dan menyajikan karya seni menjadi asal
(keunikan daerah), oleh karena itu perlu dikuatkan dan diberikan desain alternatif baru yang
mengarah ke lokal kebijaksanaan, sehingga batik yang dihasilkan akan diapresiasi dengan
baik oleh masyarakat nantinya.
Objek karya seni yang potensial untuk menjadi dieksplorasi menjadi motif batik adalah
patung candi yang umumnya memiliki ornamen atau dekorasi yang diidentifikasi oleh patung
dan relief yang mungkin telah didirikan untuk tidak hanya sekedar estetis. Patung batu di
candi menjadi representasi dewa atau sosok pelindung, pemelihara, pemberi kehidupan, dll.,
sedangkan relief umum mewakili beberapa cerita yang populer di masa lalu yang sesuai
dengan ajaran agama. Patung candi dianggap sebagai karya seni tiga dimensi yaitu
menyerupai sosok dewa, binatang dan manusia. Patung dapat didirikan dengan pahat dan
teknik mengukir karena media yang digunakan andesit. Patung candi berbeda dengan patung
lain pada umumnya karena tujuan penciptaan. Patung adalah sebuah karya seni yang
dimaksudkan untuk menunjukkan estetika, sedangkan patung candi didirikan untuk religi
media untuk menyembah dewa. Di Indonesia ada tiga macam arca yaitu, Hinduisme arca,
arca budha dan arca kristen. Dalam Islam, tidak ada patung, karena ajarannya dilarang untuk
disembah benda mati. Status tidak selalu ditemukan di dekat candi, karena dapat mungkin
patung itu tidak ada di candi daerah. (Susanto, 2011:29-30).
6
Pasal 17 (1)
Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas sarana
dan prasarana umum yang dimaksudkan sebagai perwujudan rasa hormat dan
penghargaan kepada lanjut usia.
Mengingat Kecamatan Singosari adalah peninggalan kerajaan saya
memprakarsai ketrampilan seni batik dalam rangka melestarikan budaya bangsa untuk
generasi muda penerus bangsa, mendapatkan tempat di pusat kerajinan Kendeds
Singosari Malang.
Pada tahun 2005 Karang Werda Pandu Dewanata di desa Randu Agung meraih juara
Karang Werda berprestasi Tingkat Kabupaten Malang dan juara Harapan I Tingkat
Provinsi Jawa Timur.
Pada tahun 2006 Karang Werda kami menjadi tempat studi banding Karang Werda Se
Kabupaten Malang, bahkan ada juga beberapa Karang Werda Provinsi Jawa Timur.
Bertempat di Jl. Palem D 11 Perumahan Alam Hijau Lestari Desa Randu Agung
Kecamatan Singosari, kami demonstrasikan cara membatik (kolongan, mencating}
dan pada tahun 2007 bertempat di balai dusun Gedang Sewu.
Pada tahun 2007 kegiatan lansia dimulai mencanting di Karang Werda Pandu
Dewanata Jl. Palem D11 Perumahan Alam Hijau Lestari Desa Randu Agung
Kecamatan Singosari .
Pada Tahun 2008 mendapatkan tempat di UPTD Pujasari Kendedes untuk pelatihan
dari ITN Malang oleh Bpk. Ir. Ida Bagus Swastikadau dan Ir. Julianis. Waktu itu
nama kelompoknya adalah “Pembatik Kendedes”, kesepakatan dengan team akan
membuat motif aksesoris kendeds, maka semua motif yang akan kami tampilkan
adalah motif aksesoris prajna paramita kendedes, sekaligus mengangkat Singosari
sebagai bekas kerajaan besar
Pada tahun 2008 mendapat fasilitas tempat Pujasari Kendedes atas kebijakan
Ir. Eddy Mulyono Kepala UPTD Pujasari dan binaan dari dosen ITN Ir. Ida Bagus
Swardika mengenai masalah pewarnaan kimia selama 3 bulan seiap hari Senin.
Kesepakatan modif yang akan datang adalah modif stilasi aksesoris kendedes prajna
paramita permaisuri prabu kertarejasa dengan filosofisnya yang mengarah pada
Pendidikan budi pekerti bagi generasi muda.
Untuk meningkatkan proses membatik kami mengadakan studi banding ke tempat
batik druju danan agung, batik bangil, Maari Yahya Sidoarjo, Tanjung bumi Madura
dengan caa swadana.
7
Pada bulan Juni 2009 kami mendapat kunjungan ketua GOW Kabupaten
Malang Hj. Jajuk Rendra Kresna yang pada kesempatan itu sekaligus memesan kain
jumput sebanyak 40 lembar yang akan digelar dalam rangka memperingati ulang
tahun GOW yang ke – 9 sekaligus meresmikan motif kendedes di pujasari kendedes
Pada tanggal 10 Agustus 2009 telah diresmikan batik tulis yang diresmikan
oleh Bapak Bupati Drs. H. Rendra Kresna dengan nama PPI Paguyuban Pembatik Ikat
Budaya Usia Lanjut Bulan Asri (Asih Sabar Ramah Ikhlas) dari Kabupaten Malang .
Taggal 10 Agustus 2009 telah diresmikan batik kendedes dengan nama PPI bulan
Asri (Paguyuban pembatik Ikat Budaya Usia Lanjut Bulan Asri (Asih Sabar Ramah
Ikhlas)karena pesertanya adalah para lansia yang tegabug di Karang Werda se
Kecamatan Singosari dilaksanakan Lansia Karang Werda se Kabupaten Malang.
Tanggal 2 Oktober 2009 batik tulis Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai warisan
dunia.
Tanggal 3 Oktober 2009 atas fasilitas Disperindag mengadakan dialog interaktif di
RRI Malang bertempat di UPTD Pujisari Kendedes Singosari.
Tanggal 15 Oktober 2009 pameran di Wilwatigta Pandaan kerjasama dengan Dinas
Agung Bangil.
Bulan November 2010 sebagai pemateri/narasumber dalam festival batik Jawa
Timur kepada pengrajin batik.
Pameran di JCC (Jakarta Convention Center) difasilitasi Desperindag Provinsi Jawa
Timur pada tanggal 21-25 Juli 2010.
8
Pada tahun 2012
Melatih 15 orang ibu-ibu di Gereja Jawi Lawang atas undangan Lagros
Lawang, mengadakan demo membuat batik dan pameran membatik melatih anggota
Karang Werda Sumber Roto Tempursari Donomulyo.
Tahun 2013
Melatih pengurus Pondok Pesantren Darul Azhar Karang Ploso sebanyak 20
orang,
Pemberdayaan anak Panti Anugerah Gereja Jawa Lawang sebanyak 35 orang
Latihan secara gratis untuk anak-anak SD di STTP Jl. Dr. Cipto No. 14 Bedali
Lawang Malang, bersamaan dengan Open House Batik Bulan Asri selama 3
hari
Setiap Minggu mengadakan pameran mencanting dan enampilkan hasil karya
PPI Bulan Asri dari warga Singosari di STTP Lawang
Pameran dan sekaligus membatik di Pendopo Kabupaten Malang
Pameran di Aula Kodam 5 Brawijaya Jl. Tugu Malang
Tahun 2014
9
Keputusan Camat Singosari “Pembentukan Paguyuban Pengrajin Pembatik Kabupaten
Malang yang dikeluarkan oleh Disperindag Kabupaten Malang No. 094/1181/421113/2014,
tanggal 09 Desember 2014.
Tahun 2015
Mengadakan pelatihan di Pondok Pesantren Darul karomah Kali Getih Desa Randu Agung
sebanyak 20 orang, yang rencananya hasil pelatihan dari ibu-ibu PKK RW.07 dapat
dijadikan daerah wisata batik sebagai pasar Icon Kabupaten Malang. Di dusun ini sudah ada
kampong Inggris, dengan adanya pasar batik dapat dikembangkan sehingga mengundang
banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Randu Agung merupakan cikal bakal
adanya pembatik di Kabupaten Malang yang dimulai dari anggota “Karang Werda Pandu
Dewanata Randu Agung kecamatan Singosari”
Tahun 2016
Pameran batik tulis PPI Bulan Asri di Aula UPTD Pujisari kendedes Singosari diikuti oleh
peserta hasil pelatihan PPI Bulan Asri yaitu :
Tahun 2017
10
Tahun 2018
Tahun 2019
Memperingati Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober 2019 diadakan telling story
batik warga Singhasari di kediaman Bapak Drs. Soebadi, Kepala Desa Randu Agung
dengan penyerahan tongkat estafet kepada generasi muda untuk meletarikan wangsa
Singhasari
Tahun 2020
Pada tanggal 05 Pebruari 2020 membentuk UEP Bulan Asri Karang Werda Pandu
Dewanata Randu Agung di Karang Kunci yang rencananya akan menjadi kantor
kesekretariatan Karang Werda Pandu Dewanata Randu Agung
Tanggal 10 Pebruari 2020 mengadakan demo proses membatik di aula Desa Randu
Agung dalam rangka Gema Desa yang dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Malang
dan rencana mendapatkan dana secara simbolik dari Bupati Malang
Tanggal 05 Agustus 2020 Usaha Ekonomi Produktif (UEP) Bulan Asri Karang Werda
Pandu Dewanata diresmikan oleh Kepala Desa selaku Pembina dan Rektor UWG
sebagai mitra usaha
Tanggal 02 Oktober 2020, dalam rangka Hari Batik Nasional memaparkan arti filosofi
batik Wangsa Singhasari yang mengambil motif stelasi asesorisKendedesnPrajna
Paramita untuk dikembangkan oleh generasi muda di Kebun Bibit Randu Agung.
Pada tanggal 30 November 2020 mendapatkan nomor induk berusaha dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesian N.I.B. kode dan nomor K.B.L.I :
13134 industri batik atas nama Tati Soepihajarniwati, pengrajin batik tulis dan cap
Wangsa Singhasari
11
C. Motif Batik Wangsa Singhasari Malang
Batik Singosaren Wangsha Singhasari telah menciptakan 10 motif pokok yang
sementara sudah 3 motif yang mendapatkan hak cipta dari Kemenhumham tahun 2017, motif
yang digagas terinpirasi dari stelasi asesoris Kendedes Prayajnaparamita dengan tujuan untuk
melestarikan budaya Singosari yang pernah menjadi Kerajaan terbesar dan menurunkan raja-
raja se Jawa bahkan Indonesia. Motif2 ciptaan eyang Tatik selaku ketua Karang Werda Pandu
Dewatanata yang juga sebagai ketua pembantu perwakilan Yayasan Gerontologi Abiyoso
(PPYGA) Kecamatan Singosari) Motif :
1). yang pertama adalah mengambil logo Karang werda 3 generasi bersama yaitu
Pending artinya mbah,anak, cucu sebagai stilasi dari kokot sabuk Kendedes yang
merupakan penguat iman.
2). Sumping yang terdapat pada telinga raja-raja dan permaisuri Kendedes yang
merupakan simbol untuk pendengaran, bisa mengetahui baik dan buruk untuk
jiwanya melalui telinga
3). Renggo terletak pada kelat bahu sebagai simbol jiwa manusia terdiri dari tiga
bagian yaitu pikir, perbuatan dan perasaan harus seimbang dan kiri kanan ada
burung yang merupakan cita2 setinggi seperti burung terbang,.
4). Pakma kelopak lima atau disebut Padma adalah sifat lima, bunga teratai
kesayangan Kendedes merupakan simbol jari lima yang bersatu untuk
tindakan/perbuatan, kemudian Pending digambarkan melalui kelopak lima menjadi
Adiluhung.
12
Adi luhung adalah pending yang dibingkai oleh tiga bagian kelopak lima .
b. TRISILA
Tri berarti tiga, pokok dari ketiga sumping yang berada di telinga raja-raja atau
putri kendeds sebagai lambang untuk menyaring berita baik atau buruk, lambang
ini merupakan pokok hidup untuk mendekat kepada Alloh dengan :
Punya kesadaran penuh kepada Alloh
Percaya mutlak bahwa Alloh mempunyai rasa kasih sayang penuh kepada
hambanya
Taat dan patuh kepada Nya melakukan kebaikan dan menghindari
larangan Nya
13
Di tengah ada pending yang melambangkan tiga generasi yaitu mbahe, anake,
cucunya yang harus menjalankan Trisila.
c. Paripurna
Pari adalah perbuatan, purna adalah selesai maksudnya tugas sudah selesai,
diibaratkan untuk lansia setelah menjadi lansia mereka harus mandiri, berguna ,
berkarya, bermanfaat dan berkwalitas, motif paripurna adalah lambang Pakis
(Paku) karena setiap lansia menjalani dari masa anak-anak, dewasa, berumah
tangga dan menjadi lansia, sehingga ibarat pakis keadaannya adalah mlungker klu
ditegakkan akan patah, dengan berselangnya waktu akan tegak (dewasa)
kemudian akan mengeluarkan benih (biji) dan biji itu disebarkan oleh angin akan
tumbuh dimana saja kecuali di api, ibarat lansia dengan penuh berbagai
pengalaman dan pengetahuan yang dia miliki akan menjadi suri tauladan untuk
mahayu mahayuning bawono dan memberikan nasehat kepada generasi muda
utamanya mengenai budaya bangsa, sehingga sesuai dengan arahan pada waktu
pertemuan dengan DPR TK II Kab. Malang Lansia sebagai penyangga
pembangunan dan pelestari budaya bangsa seperti logo Karang Werdha Jawa
Timur dan pedoman Pancasila sebagai jiwa bangsa Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing
Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
14
2. Motif Yang Belum mendapat Hak Cipta
a. Renggo
Ada 9 kelopak terdiri dari krestalisasi dari anasir dunia empat bagian yang satu
ditengah lebih tinggi menjadi angan-angan manusia, watak manusia :
pertama lahir membutuhkan udara O2 kristalisasi menjadi sifat
mudmainah menuju ke kebaikan,
yang ke dua adalah air menjadi kristalisasi sifat manusia sofiah yaitu
keinginan,
yang ke tiga dalah unsur tanah menjadi kristalisasi lowamah menuju
kehendak, serakah,
ke empat api adalah panas menjadi kristalisasi watak amarah, adapun
yang tengah sebagai pengendali adalah angan-angan yang terdiri dari 3 :
cipta, nalar dan pangerti
Manusia hidup harus simbang antara angan2, nafsu dan perasaan, akan bahagia,
jangan mengharap kebahagiaan yang seimbang
b. Sasmitaning Rungon
15
Jabaran dari motif sumping
Terdiri dari 2 sumping ibarat telinga kanan dan kiri yang mereka lakukan
Adiluhung, dengan selalu menunjukkan sifat2 mudmainah kristalisasi dari udara
O2 yang terdapat pada hijau daun, akhirnya menunjukkan kemunculan pada
sekitarnya
c. Waskitaning Trisila
Dari trisila mempunyai watak (jiwa) sesuai dengan renggo akan menjadi petunjuk
dari sekitanya, suami istri selalu rukun
d. Galuh
16
e. Setyaning Pending
f. Paktema
17
Asesoris yang ada pada telinga sebagai lambang pendengaran
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20