Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS MASALAH

Pada tahun 2018 di salah satu ajang kecantikan internasional yakni Miss Grand
Internasional salah satu peserta ajang tersebut yang berasal dari Malaysia menggunakan
pakaian dengan bermotifkan Batik Parang pada sela-sela acara yang diselenggarakan di
Myanmar. Busana atasan Batik yang dikenakan oleh Miss Grand Malaysia merupakan karya
designer asal Malaysia yang bernama Dona Plant Base. Tentunya hal ini membuat konflik
karena masyarakat Indonesia tidak terima jika Batik di klaim sebagai bagian dari Malaysia.
Permasalahan saling aku mengakui budaya kerap terjadi antara Malaysia dan Indonesia
dikarenakan letak geografis yang berdekatan dan juga akar budaya dan rumpun yang sama,
kali ini yang dipermasalahkan adalah batik. Dari mana batik berasal?, apakah dari Indonesia
atau dari Malaysia. Sebagian daerah di malaysia menggunakan batik sebagai pakaian adat
namun menurut menurut United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO) serta analisis mendalam dari Adi Kusrianto yang telah dibukukan dalam
Menelusuri Asal Usul Batik: Benang Merah antara Sejarah, Dongeng Panji, hingga Hasil
Riset Modern. Batik menjadi bagian dari Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada 2009.
Begitu dikatakan dalam laman resmi UNESCO.
Dikatakan oleh organisasi tersebut, umur batik kira-kira sudah lebih dari 1 milenium atau
1.000 tahun. Bukti sejarahnya mengatakan penggunaan batik di sejumlah wilayah di Afrika,
Asia, dan Timur Tengah. Menurut mereka, meski asal mula batik belum spesifik diketahui,
diyakini bahwa kain tersebut dibawa ke Asia melalui bagian dari wilayah India. Kata Batik
diambil dari bahasa Melayu- Indonesia yang sekarang menunjukkan proses pencelupan
kain.
Di samping itu, batik mencapai masa keemasannya pada abad ke-19. Seni batik juga
akhirnya menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan akhirnya menuju Semenanjung
Malaya.Dalam buku Asal Usul Batik: Benang Merah antara Sejarah, Dongeng Panji, hingga
Hasil Riset Modern, era puncak batik tercapai saat masa pemerintahan Keraton Yogyakarta
dan Surakarta, pasca Perjanjian Giyanti.
Barulah pada abad ke-20 muncul berbagai karya tulis yang mengulas keberadaan batik
yang pada waktu itu tengah sangat berkembang di Jawa Tengah. Meski begitu, di antara
penulis yang bukunya didistribusikan secara luas, ada laporan dari G.P. Rouffaer yang
berjudul De Batik-kunst in Nederlandsch Indie menyebutkan, bahwa pola Gringsing sudah
ada sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Pola tersebut hanya bisa dibuat dengan canting,
sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa Timur pada sekitaran masa itu.
G. P. Rouffaer (1860-1928) adalah peneliti, penjelajahan, dan pustakawan
Belanda.Sementara, informasi yang diungkapkan G. P. Rouffaer ini memiliki benang merah
dengan Babad Sangkala (1940) dan Panji Jayalengkara (1770). Pada kedua naskah kuno ini
ditemukan kata hambatik yang artinya membatik. Di samping itu, hasil riset G. P. Rouffaer
tentang penemuan Gringsing pada abad ke-12 di Kediri juga memiliki kecocokan dengan
kisah dalam serat Panji atau dongeng Panji di masa Kerajaan Kediri.
● Alasan Klaim Budaya Indonesia (Batik) oleh Malaysia
Pertikaian antara Malaysia dan Indonesia soal mengklaim warisan budaya selalu
menimbulkan perdebatan panjang. Indonesia memiliki budaya yang begitu kaya dan
beragam namun kurang mampu menjaga kelestariannya dianggap menjadi alasan Malaysia
berusaha mengklaim beberapa budaya Indonesia.
Malaysia melakukan klaim budaya Indonesia seperti batik, angklung, tari pendet, reog
ponorogo, tari tor-tor, rendang padang, gondang sambilan, dan lagu rasa sayang-sayange.
Malaysia melakukan pengklaiman terhadap batik karena negara tersebut menjadikan batik
sebagai alat promosi pariwisata Malaysia.
Kasus ini tentu tidak terjadi hanya satu kali saja. Akan tetapi tercatat terdapat 20 budaya
Indonesia yang diklaim oleh bangsa lain. Dari naskah kuno, alat musik, motif batik hingga
tari-tarian.

Faktor/penyebab terjadinya klaim budaya :


1. Jalannya perlindungan kebudayaan belum diatur secara jelas
2. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah melupakan eksistensi budaya Indonesia
3. Dalam melestarikan budaya Indonesia peran serta pemerintah kurang memadai
4. Pemerintah dan masyarakat Indonesia kurang berinisiatif untuk mendaftarkan dan
mematenkan budaya Indonesia
5. Kurangnya sosialisasi budaya Indonesia dalam media.
6. kesadaran masyarakat yang lebih mengarah kepada budaya asing yang lebih efisien
dan sesuai dengan perkembangan zaman
7. Masyarakat kurang peduli dengan kebudayaan

Penyelesaian Masalah :
1. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
mendaftarkan warisan budaya tak benda ke United Nations of Educational, Scientific,
and Cultural Organization (UNESCO)
2. Mengajak pemerintah daerah (pemda) untuk mengadakan dan memperkuat festival
kebudayaan.
3. Telah membuat hak paten terhadap sekitar 444 kebudayaan Indonesia guna
mendeklarasikan kebudayaan Indonesia kepada Dunia.
4. Memperkenalkan budaya lokal sejak usia dini
5. Menanamkan kepedulian akan kebudayaan lokal asli indonesia

Contoh Konflik lain yang pernah terjadi

1. Klaim Reog di Ponorogo


Reog Ponorogo merupakan seni pertunjukan rakyat ponorogo klasik yang
menggabungkan aspek warok, jatil, bujangganong, kelanasewandana, dan penari
barongan. Tarian ini diiringi dengan seperangkat alat pengiring ponoragan reog,
antara lain kendangi, gong, kethuk-kenong, slompret, tipung, dan angklung.
Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Malaysia (Menko PMK), menyatakan bahwa pemerintah Malaysia
bermaksud untuk menyerahkan seni Reog sebagai budaya negaranya kepada
Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNESCO).

"Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus
lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita " kata Muhadjir dalam
keterangan resmi yang dibuat oleh Kementerian Koordinator Bidang PMK

Hal yang dilakukan oleh Malaysia ini telah menimbulkan protes keras dari netizen
Indonesia. Ini disebabkan karena hal ini bukan hal pertama yang dilakukan oleh
Malaysia saat mengklaim budaya Indonesia.

Malaysia membuka suara atas rencana untuk menyerahkan seni Reog Ponorogo
sebagai salah satu aset budayanya ke UNESCO. Pemerintah Malaysia menyatakan
melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta bahwa mereka belum menyerahkan Reog ke
UNESCO sebagai properti budayanya sendiri. Sebelumnya, wacana Negara Jiran
akan ditawarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (PMK) Muhadjir Efendi, yang akan mengajukan Reog ke UNESCO.
Malaysia secara resmi akan mengakui karya Reog Ponorogo sebagai Barongan.

Menurut Adran, Malaysia dan Indonesia telah sepakat untuk bersama-sama


mendaftarkan warisan budaya takbenda seperti Bajukebaya, Tari Piring, Tari
Kudakepan, Tradisi Adat Pelpati dan Bapoetry Teron ke UNESCO.

2. Klaim Angklung
Angklung merupakan alat musik tradisional ternama asal Jawa Barat. Asal-usulnya
dapat ditelusuri kembali ke abad ke-12 dan ke-16 Masehi. Namun, banyak orang
yang belum memperhatikan atau merawatnya sebagai warisan budaya bangsa.
Hingga suatu hari di tahun 2010, Malaysia mengklaim keberadaannya sebagai
Bamboo Malay.

Sebagai tanggapan serius, pemerintah meminta pengakuan dunia untuk


angklung.Ketika angklung diklaim oleh Malaysia, pemerintah Jawa Barat tentunya
tidak tinggal diam.

Sempat ada kesulitan untuk mengumpulkan berbagai bukti atau dokumentasi


pendukung bahwa angklung adalah warisan budaya Indonesia. Tapi akhirnya
dokumen-dokumen bersejarah persyaratan dari UNESCO berhasil dipenuhi.

Alhasil, pada tanggal 16 November 2010 UNESCO telah menetapkan bahwa


angklung menjadi warisan budaya non bendawi (Representative List of the Intangible
Cultural Heritage of Human) dari Indonesia. Tanggal penetapannya, 16 November
kemudian diabadikan menjadi Hari Angklung Sedunia.
3. Klaim Kuda Lumping
Pada tahun 2017, finalis Miss Grand International Malaysia Sanjeda John
mengenakan pakaian kuda lumping. Dia mengenakan pakaian ini dan berpartisipasi
dalam seni kostum Miss Grand International 2017.

Dalam foto viral, Sanjeda terlihat berbaju coklat. Dia juga memakai sepatu bot
setinggi lutut. Dia menutupi penampilannya yang terbuka dengan kuda lumping
besar.

Lewat akun Instagram resmi, Miss Grand Malaysia pun menjelaskan tudingan dirinya
mencuri budaya Indonesia dengan cara mengenakan kostum kuda lumping yang
sebenarnya identik dengan kesenian daerah Indonesia.

Miss Grand Malaysia menjelaskan bahwa kostum kuda yang digambarkannya


sebagai kuda warisan yang terinspirasi dari masyarakat Jawa yang tinggal di Johor
selatan, Malaysia. Orang Jawalah yang berimigrasi ke Malaysia pada awal abad ke-
20 dan membawa mereka untuk memperkenalkan Tarian Kuda Lumping.

Akhirnya, hingga tahun 1971, Kementerian Pariwisata Johor mengakui Kuda


Lumping sebagai bagian dari komunitas Jawa-Johor. Tarian ini juga merupakan
simbol kemajuan dan keragaman budaya masyarakat Johor.

Sumber :
Jakarta,(2022) Malaysia Mau Ajukan Budaya Reog ke UNESCO, RI Tak Mau
Kecolongan,https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220405101122-20-780370/malaysia-
mau-ajukan-budaya-reog-ke-unesco-ri-tak-mau-kecolongan

Jakarta, (2022) Heboh Rencana Daftarkan Reog Ponorogo ke UNESCO, Ini Kata
Malaysia,https://news.detik.com/internasional/d-6027415/heboh-rencana-daftarkan-reog-
ponorogo-ke-unesco-ini-kata-malaysia/1

Resti, (2022) Pernah Diklaim Malaysia, Alat Musik Angklung Asli dari Jawa Barat,
https://www.dailysia.com/pernah-diklaim-malaysia-musik-tradisional-angklung-asli-dari-jawa-
barat/
Jakarta, (2022) Reog hingga Rendang, Ini 14 Warisan Budaya RI Mau Diakui Malaysia,
https://news.detik.com/berita/d-6019917/reog-hingga-rendang-ini-14-warisan-budaya-ri-mau-
diakui-malaysia/1

Sakul, P. (2020). Perlindungan hukum terhadap hak cipta warisan budaya batik bangsa
indonesia ditinjau dari perspektif hukum internasional. Lex privatum, 8(3).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/29865

"Batik Sempat Diklaim Miss World Malaysia, Ini Sejarahnya yang Diakui UNESCO"
www.detik.com/edu/detikpedia/d-5777895/batik-sempat-diklaim-miss-world-malaysia-ini-
sejarahnya-yang-diakui-unesco.

Anda mungkin juga menyukai