Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Jimi Kasimpan

NPM : 2169201003
PRODI : Sosiologi semester 2
MK : Sosiologi Agama

Abstrak
Pengertian Diskriminasi : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskriminasi adalah
perlakuan kelompok mayoritas yang menyudutkan kelompok minoritas karena perbedaan
suku, ras, agama, jenis kelamin ,Diskriminasi adalah Pembedaan perlakuan terhadap sesama
warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya);

 Kelamin : pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan


perbedaan jenis kelamin.
 Ras : anggapan segolongan ras tertentu bahwa rasnya itulah yang paling unggul
dibandingkan dengan golongan ras lain; rasisme.
 Rasial : Pembedaan sikap dan perlakuan terhadap kelompok masyarakat tertentu
karena perbedaan warna kulit.
 Sosial : pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan
kedudukan sosialnya

Namun yang akan saya bahas Yakini tentang deskriminasi Agama. Diskriminasi Agama :
dapat diartikan sebagai tindakan yang membedakan, mengucilkan ataupun membatasi suatu
agama tertentu dari masyarakat.

Latar belakang Diskriminasi Agama :

Deskriminasi Dan Kekerasan Terhadap Agama Minioritas

Diskriminasi siswa non muslim di Banyuwangi, Bupati Anas Marah BANYUWANGI,


KOMPAS .com – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas marah saat mengetahui adanya
berita diskriminasi yang menimpa seorang pelajar perempuan calon peserta didik SMP di
wilayahnya sehingga siswi tersebut memilih menarik berkas pendaftarannya. Adalah NWA,
seorang pelajar perempuan calon peserta didik SMP 3 Genteng Kabupaten Banyuwangi yang
memilih menarik berkas pendaftarannya karena merasa ada diskriminasi di sekolah tersebut
yakni menerapkan aturan menggunakan jilbab bagi siswinya, sedangkan NWA sendiri
beragama non Islam. Saat mengetahui hal itu, Bupati yang kerap disapa Anas itu, langsung
meminta Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi untuk membatalkan aturan wajib berjilbab di
SMPN 3 Genteng. "Aturan yang diterapkan berdasarkan inisiatif pimpinan SMPN 3 Genteng.
Saya sudah minta batalkan aturan itu. Batalkan detik ini juga. Terus terang saya kecewa. Kita
ini pontang-panting jaga kerukunan umat, kok masih ada paradigma seperti ini," ucap Anas
kepada Kompas.com, Minggu (16/7/2017). "Kalau berjilbab untuk pelajar muslim kan tidak
masalah, tapi ini diterapkan secara menggeneralisasi tanpa melihat latar belakang agama
pelajarnya," tambah dia. Ia menilai aturan yang diterapkan berpotensi mendiskriminasi
pelajar beragama selain Islam. Anas juga meminta agar Kepala Dinas Pendidikan untuk
mengkaji pemberian peringatan dan sanksi kepada pimpinan sekolah yang menerapkan aturan
itu. Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono saat dihubungi Kompas.com
menjelaskan pihaknya telah menginstruksikan kepala sekolah untuk menghapus aturan itu. Ia
menjelaskan NWA mendaftar melalui online dengan dua pilihan, yaitu SMPN 1 Genteng dan
SMPN 3 Genteng. Siswa yang bersangkutan kemudian diterima di SMPN 3 Genteng, namun
batal masuk karena adanya aturan wajib berjilbab. Akhirnya NWA mencoba melalui jalur
minat, bakat, dan prestasi, sehingga diterima di SMPN 1 Genteng. “Pelajar yang
bersangkutan sudah diberi penjelasan tetap bisa diterima di SMPN 3 Genteng, karena aturan
sudah dibatalkan atas perintah Pak Bupati. Tapi NWA tetap memilih SMPN 1 Genteng. Kami
memohon maaf atas kejadian ini, dan saya pastikan tidak akan ada lagi permasalahan serupa
terjadi di kemudian hari,” ucap Sulihtiyono. Cerita sang ayah Timotius Purno Ribowo, ayah
NWA bercerita, dirinya mengambil keputusan menarik berkas pendaftaran tersebut setelah
daftar ulang di SMPN 3 Genteng pada Jumat (7/7/2017) lalu. Saat itu petugas pendaftaran
langsung mengatakan kepadanya bahwa sekolah tersebut hanya menerima siswa yang
beragama Islam dan tidak bisa menerima siswa non Islam. "Mendengar pernyataan itu anak
saya langsung nangis ditempat. Saya sempat debat dengan petugas dan akhirnya anak saya
tetap diterima namun syaratnya harus menggunakan jilbab dan mengikuti kegiataan
keagamaan," katanya saat dihubungi Kompas.com Minggu (16/7/2017). Akhirnya sebut dia,
dirinya menunda daftar ulang dan kembali ke sekolah hari Sabtu untuk bertemu langsung
dengan kepala sekolah. Namun, kepala sekolah tidak ada di tempat dan hanya berkomunikasi
lewat telepon. "Saat itu kepala sekolah mengatakan bahwa sekolah SMP 3 Genteng tidak
menerima siswa non muslim dan jika ingin tetap sekolah di SMP 3 harus mengikuti aturan
yaitu menggunakan jilbab bagi perempuan dan mengikuti semua kegiatan keagamaan. Saat
itu saat berusaha legowo dengan mencabut berkas pendaftaran anak saya," tambah dia. Purno
pun melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi dan
disarankan untuk mendaftar di SMPN 1 Genteng melalui jalur minat bakat dan prestasi dan
dinyatakan diterima dengan peringkat 10 besar. "Senin daftar dan Jumat dinyatakan lolos di
SMPN 1 Genteng. Dia sudah mengikuti kegiatan di sekolahnya yang baru," kata dia. Bantah
Sementara itu Ketua Komite SMPN 3 Genteng Syaifudin, membantah mengenai adanya
aturan wajib menggunakan jilbab bagi siswa perempuan. "Kami siap untuk bertemu untuk
diklarifikasi dengan orang tua calon wali murid. Tidak benar pelarangan tersebut. Semua
difasilitasi sama," kata Syaifudin dihubungi Kompas.com , Minggu (16/7/2017). Ia
membenarkan bahwa NWA adalah calon peserta didik yang mendaftar di SMPN 3 Genteng
dan diterima di jalur reguler dengan nomor urut 24. Saat orang tua NWA datang ke sekolah
untuk daftar ulang, oleh petugas diberi informasi bahwa seragam bagi yang beragama Islam
menggunakan jilbab dan yang non islam menyesuaikan. "Wali murid kembali lagi ke sekolah
pada hari Sabtu untuk koordinasi dengan pihak sekolah dan pada hari Senin 10 Juli orang
tuanya mengatakan keberatan jika anaknya menggunakan jilbab padahal di sekolah kami
sudah membebaskan. Orangtuanya legowo dan mengatakan tidak akan mempermasalahkan
hal tersebut," katanya. Ia menambahkan selama ini seluruh siswa yang bersekolah di SMPN 3
Genteng beragama Islam, dan NWA adalah siswa yang beragama non Islam yang pertama
kali diterima di SMP 3 Genteng. "Tidak ada siswa non Islam di sini. Kelas dua dan kelas tiga
semuanya beragama Islam. Baru NWA yang beragama non Islam dan kami fasilitasi sama,"
katanya.

Analisis saya Mengenai Masalah Diskriminasi Agama :

Dari analisis kasus dan kaitannya dengan Teori yang telah saya ambil,saya menyimpulkan
bahwa kasus yang terjadi di SMP Negeri 3 Genteng iniadalah potret Diskriminatif terhadap
agama minoritas. Potret diskriminasi yang terjadi pada kasus ini adalah suatu potret
diskriminasi yang melanggar nilai-nilai pancasila. Tidak ada yang mengajarkan untuk
melakukan tindakan diskriminasi dalam hal apapun didalam pancasila. Kasus yang dibahas
ini masih sering terjadi pada saat sekarang mungkin karena masyarakat di Indonesia masih
belum bisa menghargai suatu perbedaan dan belum mampu menamankan sikap toleransi
antar sesama. Sebenarnya disekolah manapun pancasila sudah diajarkan hanya saja tidak
dipahami dengan sungguh-sungguh, sehingga kasus seperti yang terjadi di SMP 3 Genteng
masih terjadi karena masih kurang menyadari akan adanya perbedaan dan tidak mau saling
menghargai satu sama lain. Kasus yang dibahas disini adalah kasus diskriminasi yang terjadi
dijenjang sekolah menengah pertama. Jika dilihat pada kejadian ini yang bersalah adalah
pimpinan sekolahnya karena sebagai pimpinan dia tidak mampu memberikan teguran atau
teladan yang baik untuk orang-orang yang ada didalam lingkup sekolah tersebut.
Diskriminasi terhadap non-musil adalah tindakan yang melanggar nilai-nilai yang terkandung
dalam panca sila. Dan mulai dari saat ini mari semua warga bangsa Indonesia bertindak
sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang sudah ada demi menciptkan NKRI yang luar biasa.
Sehingga tercipta suatu keamanan pada seluruh masyarakat dan kesejahteraan untuk semua
masyarkat Indonesia
Negara Indonesia memliki dasar negara yaitu Pancasila. Yang mana tertuang didalam nya
Ketuhana yang maha esa , Indonesia juga memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
artinya “berbeda-beda tapi tetap satu”. Dari semboyan yang tertulis dapat diartikan bahwa
menyatakan Indonesia ini terdiri dari berbagai macam suku ras agama dan budaya walaupun
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama namun semuanya adalah satu
saudara, satu tanah air, tahan air Indonesia.

Banyak penduduk Indonesia yang beragama seharusnya harus memiliki rasa toleransi
yang kuat agar terciptanya kedamai social di dalam bernegara. Sikap toleransi sangat
menonjol dan kuat dalam mencegah adanya kegiatan yang dapat menimbulkan kerugian
social hingga kerugian terhadap jalannya kehidupan bernegara . Indonesia adalah negara
yang damai dan tentram. Namun dibalik Indonesia yang damai berbagai suku, agama dan ras
ada sautu hal yang membuat beberapa bagian dari masyarakat menjadi tidak merasakan
kedamaian itu sama sekali. Karena adanya banyak permasalahan terutama social terutama
pada perbedaan agama Di Indonesia yang begitu beragam , sehingga menimbulkan suatu
tindakan diskriminasi pada agama tertentu, bahkan hal ini masih terjadi pada saat ini. Hingga
pada puncaknya berada pada kriminalisasi terhadap mereka yang berbeda agama.

Tercatat hingga Agustus 2016 sudah lebih dari 50 kasus kekerasan terhadap kelompok
etnik dan agama minoritas terjadi di Negara Indonesia. Tidak hanya sebatas di dalam
keberpihakan sikap.Bahkan peradilan pun tidak terlepas dari diskriminasi agama minoritas.
Diskriminasi itu dapat dan bisa terjadi akibat dari lemahnya penegakan hukum di peradilan
bangs aini dan reaksi yang terlalu berlebihan terhadap suatu agama. Apalagi dengan kita
yang meilihat melihat keadaan negara Indonesia sekarang yang mana semakin hari menjadi
semakin tidak baik dalam keteraturan bersikap pada masayarakat maupun hukum yang ada
di negara Indonesia pada saat sekarang.

Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman dan kompleksitas budaya yang tidak dapat
dilepaskan dari kenyataan bahwa Indonesia merupakan masyarakat yang plural dan
multikultural yang diikat dalam satu kesatuan yaitu nasionalisme (Ju & Azzam, 2011). Salah
satu keberagaman Indonesia adalah keyakinan beragama masyarakatnya. Secara formal
Indonesia mengakui enam agama yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu,
Budha, dan Konghucu (Qoyim, 2004). Keenam agama-agama tersebut memiliki perwakilan
di Kementerian Agama baik di tingkat pusat maupun daerah.

Contoh Tindakan Diskriminasi Agama :

Berikut ini merupakan tindakan-tindakan diskriminasi terhadap agama:


☻ Menjauhi teman yang beragama lain yang minioritas ,contohnya didalam suatu
perkumpulan atau kelompok terdapat orang yang menganut agama mayoritas dan
minoritas biasanya orang yang menganut agama minioritas akan dijauhi bahkan
dikucilkan karena adanya perbedaan kepercayaan dan budaya dalam agama biasanya
sering terjadi dimana saja.
☻ Membatasi kegiatan keagamaan dan ibadah. Contoh nya kasus yang ada di india yaitu
agama hindu mengalangi muslim yang ada di India untuk beribada sampai terjadi
konflik atara hindu dan muslim india.
☻ Memaksa kehendak orang lain untuk mengikuti agamanya. Kasus ini biasanya terjadi
di agama non muslim seperti yang terjadi pada zaman dahulu ,barang siapa yang tidak
mau mengikuti akan diancam dibunuh.
☻ Melarang umat lain merayakan hari besar keagamaannya.
☻ Melarang penggunaan simbol atau identitas keagamaan.
☻ Melakukan penistaan terhadap suatu agama, dan lain-lain.

Padahalkan didalam agama kita sendiri agama Islam sudah dijelaskan jangan
menggangu ,melarang dan memaksa agama lain untuk ikut agama kita ,Kalau bahasa Islam
itu, lakum dinukum waliyadin, artinya bagimu agamamu bagiku agamaku. Artinya, tidak
saling menjelekkan dan menggangu sesama agama.

Penyebab Terjadinya Deskriminasi Agama

Penyebab terjadinya dekriminasi agama yaitu adanya Perbedaan doktrin, perbedaan


suku dan ras pemeluk agama, perbedaan kebudayaan, dan adanya perbedaan mayoritas dan
minoritas menjadi faktor timbulnya konflik antar umat beragama.

Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan diskriminasi agama,
yaitu :
Mensosialisasikan makna Pancasila terhadap masyarakat Indonesia.
Mensosialisasikan Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia.
Pemerintah harus memberikan sanksi terhadap oknum yang melakukan diskriminasi agama.
Saling menghargai dan bertoleransi antar umat beragama.
Saling menjaga dan tidak mudah terpengaruh provokator antar umat beragama.

Dampak Dari Adanya Deskriminasi Agama

a) Berdampak buruk pada pembangunan sikap dan mental dan spiritual yang dialami
oleh anak-anak maupun orang dewasa yang agamanya minioritas.
b) Terjadinya konflik ras, atar suku, dan beragama, seperti yang terjadi di daera poso dan
ambon, atau yang masih terjadi saat ini yaitu konflik Israel dan pelestina yang dimana
negara palestina yang menjadi korban deskriminasi oleh Israel.
c) Terjadinya kemuduran suatu bangsa dan negara karena pemerintah sulit membangun
kebijakan karena tidak adanya kebersamaan atau toleransi antar beragama

Anda mungkin juga menyukai