Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Belakang
Indonesia sudah dikenal dengan masyarakatnya yang majemuk, hal ini dibuktikan dengan
semboyan negara indonesia yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda
tetapi tetap satu jua. Kemajemukan yang dimiliki Indonesia tentu ada dengan proses yang sangat
panjang. Dimana banyak agama-agama luar yang masuk ke nusantara dengan budaya yang
mereka bawa. Pertemuan agama-agama dari luar dengan masyarakat di nusantara yang sudah
memiliki kebudayaan dan kepercayaan sendiri telah menghasilkan keragaman yang masih ada
sampai sekarang.
Budaya yang beragam merupakan ciri yang dimiliki Indonesia. Keanekaragaman Indonesia
dengan jumlah penduduk dengan angka lebih dari 230 juta jiwa di Indonesia, di dalam satu sisi
memberikan dampak positif sebagai upaya untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Tetapi
disisi lain,keragaman yang dibarengi dengan kecepatan dinamika sosial menjadikan indonesia
sebagai negara yang rawan akan konflik.1 Hal ini disebabkan karena potensi gesekan yang
mengakibatkan terjadinya kerusuhan atau kekerasan.
Konflik juga rawan terjadi di wilayah kecil seperti desa. Seperti halnya konflik yang pernah
terjadi di Desa Ngadikerso, Sumowono, Kabupaten Semarang. Dimana berdasarkan keterangan
salah satu warga, dulu sekitar tahun 90 an hubungan umat kristen dan muslim tidaklah harmonis.
Ketika masa itu umat kristen melakukan penyebaran agama di desa Ngadikerso dengan cara
memberikan sumbangan sembako rutin kepada masyarakat. Selain itu umat kristen juga
memfasilitasi masyarakat dengan mendirikan sekolah TK Immanuel Terpadu sebagai fasilitas
pendidikan yang sebelumnya belum ada sekolah TK di desa Ngadikerso.
Saat itu ngadikerso merupakan desa dengan penduduk muslim, tetapi karena faktor kurangnya
pengetahuan agama dan kondisi ekonomi yang lemah akhirnya banyak masyarakat yang
kemudian masuk agama kristen. Hal itu menyebabkan sebagian umat muslim lain merasa
terganggu dengan adanya penyebaran agama yang dilakukan umat kristen. Sehingga mereka
menolak segala pemberian dari umat kristen dan menjaga keluarga mereka agar tidak ikut
terlibat dengan apa yang dilakukan umat kristen dengan mengajak keluarga dan anak-anak
mereka belajar mengaji dan ilmu agama, hal tersebut didukung oleh faktor adanya mahasiswa-
mahasiswa KKN dari IAIN Walisongo yang sering melakukan KKN di desa Ngadikerso dan
mengajarkan masyarakat ilmu agama. Walaupun konflik yang terjadi tidak sampai menimbulkan
kekerasan, tetapi dari konflik yang terjadi mengakibatkan kesenjangan sosial.
Kemudian seiring berjalannya masa, masyarakat mulai menyadari keragaman mereka dan
merawat keragaman yang sudah ada secara bersama sampai sekarang. Ada beberapa faktor yang
menjadikan kerukunan antar umat muslim dan kristen di Desa Ngadikerso. Selain mereka
mampu membangun persaudaraan,terdapat tradisi unik yang mendukung hubungan sosial di desa

1
Estu Widiyowati, Rachmat Kriyantono, , Bambang Dwi Prasetyo,model manajemen konflik berbasis kearifan
lokal:konflik perguruan pencak silat di madiun-Jawa Timur,Vol.10,Jurnal Komunikator,2018,hal 35.
ini. Ada banyak kearifan lokal yang dimiliki desa Ngadikerso. Salah satu budaya yang terus
lestari hingga saat ini adalah sinoman.
Masyarakat jawa memiliki tradisi unik dalam menyelenggarakan resepsi pernikahan. Tradisi ini
sering disebut sebagai sinoman. Arti sinoman sendiri berbeda-beda di setiap daerah. Di desa
Ngadikerso kecamatan Sumowono kabupaten Semarang, masyarakatnya masih melestarikan
budaya sinoman. pelaksanaan sinoman di desa ini adalah masyarakat akan membantu
menyiapkan berbagai hal yang diperlukan untuk resepsi pernikahan nanti seperti menyiapkan
alat masak, menyiapkan tenda pernikahan, melayani tamu undangan dan lain-lain. kegiatan ini
dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat desa Ngadikerso.
Di dalam tradisi sinoman, Masyarakat menyadari pentingnya sikap saling tolong menolong dan
gotong royong karena tradisi nyinom harus dilakukan secara bersama-sama. Selain itu sinoman
juga dapat mempererat hubungan antar sesama karena sinoman juga menjadi ruang interaksi
antar masyarakat. Disini sinoman berperan penting dalam upaya membangun keharmonisan
antar masyarakat.
Berdasarkan gambaran diatas, peneliti kemudian membuat tema dalam riset ini “Tradisi sinoman
Sebagai Medan Budaya untuk Meresolusi Konflik”. Masyarakat Desa Ngadikerso sangat
semangat dalam melaksanakan tradisi ini, tetapi banyak dari mereka yang tidak sadar bahwa
sinoman menjadi ruang perjumpaan bagi seluruh masyarakat baik muslim atau kristen sehingga
mampu mempererat hubungan mereka dengan harmonis.

B. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang diatas peneliti membagi kajian ini menjadi beberapa pokok masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sinoman di Desa Ngadikerso, Sumowono, Kabupaten
Semarang?
2. Bagaimana implikasi tradisi sinoman terhadap hubungan kristen-muslim di Desa Ngadikerso,
Sumowono, semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi penggunanya : masyarakat umum,
pemerintah, lokal ataupun nasional, akademisi. Penelitian ini juga guna melengkapi data tentang
macam-macam resolusi konflik yang sudah ada. Apalagi kajian tentang kebudayaan lokal
khususnya sinoman di Desa Ngadikerso yang dijelaskan secara akademik masih sangat sedikit
bahkan belum ada. Sudah banyak kajian tentang tradisi sinoman tetapi pembahasan yang ada
sangat normatif karena hanya membahas dari sisi historis, tidak pada esensi dari tradisi tersebut
serta manfaat bagi hubungan damai umat islam dan kristen.
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan terhadap materi yang seharusnya menjadi
kebanggan tersendiri bagi masyarakat atau pemerintah tentang resolusi konflik dengan
menggunakan kebudayaan lokal. Sudah semestinya para peneliti mengembangkan lagi riset-riset
tentang agama dalam bingkai lokalitas. Penelitian ini juga untuk mengisi kekosongan judul-judul
penelitian tentang konflik.

D. Tinjauan Pustaka
Guna menelusuri berbagai macam karya tulis lain yang terkait dengan tema penelitian
yang dibahas maka tinjauan pustaka sangat penting untuk dilakukan. Studi tentang sinoman
jarang ditemukan apalagi yang mengkaji sinoman dalam segi hubungan perdamaian islam
kristen. Peneliti menemukan berbagai penelitian terdahulu yang di kira berkaitan dengan tema
yang akan dibahas. Antara lain :
Artikel yang ditulis oleh Linda Retno Tri Ambarwati dan Hesti Asriwandari yang berjudul
“Tradisi Sinoman Sebagai Sistem Pertukaran Sosial Di Dalam Pelaksanaan Pesta Pernikahan
Adat Jawa (Studi Pada Masyarakat Transmigrasi Di Desa Pasir Jaya Kecamatan Rambah Hilir
Kabupaten Rokan Hulu)”. Hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa sinoman merupakan
tempat pertukaran sosial karena masyarakat akan memberi bantuan kepada penyelenggara
pernikahan dan hal tersebut akan menjadi tabungan dimasa mendatang oleh yang memberi
bantuan, sehingga sinomann memiliki nilai ekonomis dikarenakan hal ini sangat membantu
masyarakat dalam menyelenggarakan pernikahan.
Skripsi yang disusun oleh Ari Adi Putro Utomo mahasiswa jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negri Malang dengan judul “Penerapan Nilai
Gotong royong dalam Tradisi Sinoman di Kalangan Pemuda Desa Wilangan Kecamatan Sambit
Kabupaten Ponorogo”. Dalam penelitiannya peneliti menemukan bahwa tradisi sinoman
menerapkan nilai gotong royong dengan berbagai kegiatan seperti sileh-sileh, uleh-uleh, layon-
layon, dan laden. Sileh-sileh merupakan penerapan nilai gotong royong untuk meminjam alat-
alat yang akan digunakan dalam acara pernikahan nanti. Uleh-uleh merupakan kegiatan
mengembalikan alat-alat yang telah selesai dipakai dalam acara pernikahan. Layon-layon
merupakan kegiatan membantu memberikan kabar duka kepada sanak saudara orang yang
meninggal. Pramusaji merupakan kegiatan menjadi pramusaji dalam acara yang diadakan oleh
masyarakat. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa dalam tradisi sinoman terdapat aturan
ketat guna mengatur generasi muda supaya lebih peduli juga sekaligus untuk mengatasi kendala
yang dihadapi dalam menerapkan nilai gotong royong.
Jurnal yang ditulis oleh Zaki Mubarok mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Bakti Negara
(STAIBN) Tegal yang berjudul “PERAN POLITIK PEREMPUAN MELALUI SINOMAN DI
DESA GROBOG WETAN TEGAL”. Dalam penelitiannya sinoman dirumuskan sebagai tradisi
gotong royong masyarakat dalam aspek politik,sosial, dan agama. Politik disini dalam konteks
pemilihan kepala desa. Hasil dari penelitiannya menyimpulkan bahwa sinoman dapat menjadi
vote gatter, kampanye selama pemilihan kepala desa. Dan meski memiliki peran penting,
perempuan tidak otomatis menjadi figur yang ada di tengah kekuasaan atau masuk dalam inti
struktur kekuasaan. Tetapi sebaliknya, perempuan menjadi bagian luar dari sistem kekuasaan
atau politik yang sedang berjalan. Dasar politik mereka didasarkan pada ibadah yang sumbernya
ada pada ajaran untuk patuh terhadap perintah suami yang memiliki kedudukan sebagai imam.
Artinya pilihan politik suami juga menjadi pilihan politik istri . walaupun begitu peran
perempuan memiliki pengaruh atas pembagian kekuasaan untuk suami.Jurnal yang ditulis oleh
Dina Rahmawati dan Grendi Hendrastomo yang memiliki tema “RELASI SOSIAL AKIBAT
PERGESERAN MAKNA SINOMAN SOCIAL RELATIONS DUE TO SHIFTING MEANING
OF SINOMAN”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi sebab
bergesernya makna sinoman yang ada di desa Sitimulyo serta dampak dari pergeseran makna
yang terjadi. Dari penelitian yang dilakukan peneliti menemukan ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab pergeran makna sinoman. Faktor kultural, berupa menurunnya rasa gotong
royong yang ada di masyarakat dan budaya instan, faktor struktural, yakni kurangnya sosialisasi
sinoman kepada anak muda yang menjadi generasi penerus. Dan ada faktor pendidikan. Dampak
dari pergeseran yang terjadi berupa hubungan masyarakat menjadi renggang karena antar
individu tidak mengenal satu dengan lainnya, serta munculnya sanksi moral “ora srawung
rabimu suwung” dan terancamnya eksistensi sinoman.
Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Kharir mahasiswa Institut Agama Islam (IAIN) Kudus
Fakultas Syariah Prodi Ahwal Syakhsiyyah dengan judulnya “TINJAUAN HUKUM ISLAM
TENTANG TRADISI “SINOMAN SEBAGAI BENTUK GOTONG ROYONG UNTUK
MERINGANKAN BEBAN PEMILIK HAJAT” (Studi Kasus Di Dukuh Kandang Desa
Trimulyo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak)”. Yang dalam kesimpulannya menjelaskan
bahwa sistem sinoman yang ada di desa Trimulyo ditinjau dari pihak yang melakukan akad
terdiri dari dua pihak, yang pertama muqridh yaitu orang yang meminjam dan muqtaridh yaitu
orang yang meminjami. Jika ditinjau dari barang yang dijadikan objek sinoman merupakan
barang yang memiliki harga jual seperti sembako,rokok, pasir,semen dan lain sebagainya.
Ditibjau dari shigat adalah ucapan atau ijab qabul antara peminjam dengan pemberi pinjam dan
anatara keduanya saling menyetujui dan menerima. Pandangan hukum islam pada tradisi
sinoman yang ada di desa Trimulyo adalah tidak diperbolehkan karena mengandung unsur riba
yang dapat merugikan salah satu pihak.

E. Metode Penelitian
1.Jenis penelitian
Dalam penelitian ini , penulis menggunakan penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif merupakan
suatu metode yang menekankan pencarian pengertian, gejala, konsep, makna, karakteristik,
gejala, simbol, maupun deskripsi tentang sebuah fenomena, fokus dan multimetode, bersifat
alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara
naratif.2
2.Tempat penelitian
2
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta : Prena Media Group :
2016,, h.329
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngadikerso, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang
3.Sumber Data
Sumber data yang dimaksud adalah darimana data diperoleh dan memiliki informasi yang jelas
untuk dapat di olah.
a) Data primer
Data Primer merupakan sumber data yang langsung memberikan kepada pengumpul data.3
Sumber data ini diperoleh dari informan melalui observasi (pengamatan),interview (wawancara)
yang dilakukan secara langsung dengan para tokoh masyarakat dan beberapa warga di Desa
Ngadikerso
b) Data sekunder
Data sekunder peneliti dapat dari karya tulis yang cocok dengan tema penelitian baik berupa
artikel,jurnal,tesis,buku, dan laporan penelitian lain.

F. Teknik Pengumpulan Data


Guna mendapatkan data yang valid, peneliti membagi teknik pengumpulan data menjadi tiga
bagian penting :
a) Wawancara mendalam
wawancara mendalam dapat mempermudah peneliti dalam mendapatkan data ketika dilapangan,
karena peneliti secara langsung melakukan tanya jawab dengan informan dilapangan. Informan
akan dipilih oleh peneliti dengan snowball sampling. Artinya, peneliti akan memilih informan
berdasarkan tujuan pertanyaan atau informasi yang ingin diketahui di lapangan. Alasan
menentukan informan yaitu berdasarkan pengalaman orang yang terlibat langsung dalam tradisi
sinoman tersebut. melihat tujuan yang hendak dicapai peneliti maka masyarakat yang relevan
sebagai informan merupakan tokoh dan pelaksana tradisi sinoman di masing-masing agama baik
kristen maupun islam di Desa Ngadikerso.
b) Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang diteliti atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti juga terlibat dengan apa
yang dilakukan oleh sumber data. Dengan melakukan observasi partisipatif maka data yang
diperoleh peneliti diharapkan dapat lengkap, tajam, dan sampai mengetahui makna dari setiap
perilaku yang diamati.4
c) Dokumentasi

3
Sugiyono,METODE PENELITIAN Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D (Bandung:ALFABETA:2016),hal.225.
4
Sugiyono,METODE PENELITIAN Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D (Bandung:ALFABETA:2016),hal.227.
Peneliti akan mengumpulkan catatan peristiwa yang sesuai dengan tema penelitian seperti :
catatan sejarah, biografi, berita koran, laporan, foto, baik foto yang diperoleh peneliti sendiri
maupun foto yang diperoleh oleh orang lain.

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan terdiri dari beberapa bab yang masing masing memiliki pembahasan
sebagai berikut:
BAB I Latar belakang merupakan upaya mengahadirkan isu dan permasalahan, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan
data, dan sistematika pembahasan.
BAB II mengurai tentang landasan teori tentang konsep umum resolusi konflik dan manajemen
konflik, meliputi pengertian konflik,macam-macam konflik,manajemen konflik, dan
penyelesaian konflik dalam tradisi masyarakat.
BAB III berisi tentang lokasi penelitian, gambaran umum dan aspek sosial di Desa Ngadikerso.
Yang meliputi komposisi penduduk, pendidikan,agama,ekonomi,tradisi, kebiasaan hidup serta
karakteristik masyarakat.
BAB IV menganalisis bagaimana pelaksanaan tradisi sinoman dan implikasinya terhadap
hubungan masyarakat kristen-muslim di Desa Ngadikerso, Sumowono, Kabupaten Semarang.
BAB V Penutup yang berisi kesimpulan dari analisis yang dilakukan serta saran peneliti terkait
dengan topik yang dibahas.

Anda mungkin juga menyukai