Anda di halaman 1dari 22

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TOLERANSI MASYRAKAT BEDA AGAMA


(Studi Tentang Interaksi Sosial Umat Beragama di Krisik Blitar)

Suvia Nisa’

NIM 071511433090

Email : suvianisa@gmail.com

Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Airlangga Surabaya

Semester Genap Tahun 2018/2019

ABSTRAK

Agama memiliki andil besar dalam tindakan yang dilakukan individu. Berbagai masalah
banyak terjadi mengatasnamakan agama. Sikap toleransi antar umat beragama dalam
menjaga agar lingkungan agar tetap kondusif perlu dimiliki. Krisik sendiri merupakan
daerah yang masyarakatnya memiliki berbagai agama yakni Islam, Hindu, Kristen,
Katolik, dan Budha. Di Krisik sendiri memiliki acara rutin yang diadakan setahun sekali,
dimana seluruh agama berkumpul menjadi satu. Studi ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana bentuk toleransi yang dilakukan di Krisik ketika menjalin interaksi dengan
umat agama lain. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial (Georg Simmel) dan dimensi religius (Charles
Y. Glock& Rodney Stark). Informan ditemukan dengan kriteria tertentu dan dilanjutkan
dengan snowball.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat dikategorikan menjadi tiga


berdasarkanbentuk toleransi dalam interaksi antar umat agama lain yakni menerima
perbedaan, memisahkan antara kegiatan sosial dengan keyakinan, dan mencampur
adukkan pemahaman. Pertama, menerima perbedaan memiliki dimensi konsekuensial
dengan bentuk toleransi keagamaan. Kedua, memisahkan antara kegiatan sosial dengan
keyakinan memiliki dimensi konsekuensial dengan bentuk toleransi sosial. Ketiga,
mencampur adukkan pemahaman memiliki dimensi pengetahuan dengan bentuk toleransi
ritual. Proposisi dari penelitian ini yaitu dimensi konsekuensial cenderung menerima dan
memisahkan kegiatan sosial dengan keyakinan, sedangkan dimensi pengetahuan
cenderung mencampur adukkan pemahaman.

Kata kunci : agama, toleransi, interaksi sosial, dimensi keagamaan

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

Religion has a big contribution in the actions taken by individuals. Many problems occur
in the name of religion. The attitude of tolerance among religious people in maintaining
the environment so that it remains conducive needs to be owned. Itself is an area where
people have various religions, namely Islam, Hinduism, Christianity, Catholicism and
Buddhism. In Krisik itself has a routine event held once a year, where all religions gather
together. This study was conducted to find out what tolerance is done in when interacting
with people of other religions. This study uses qualitative research. The theory used in
this study is social interaction (Georg Simmel) and the religious dimension (Charles Y.
Glock & Rodney Stark). Informants were found with certain criteria and continued with
snowball.

The results of this study indicate that the community is categorized into three based on
the form of tolerance in the interaction between other religious people namely accepting
differences, separating between social activities with beliefs, and confusing
understanding. First, accepting differences has consequential dimensions with forms of
religious tolerance. Second, separating between social activities and beliefs has a
consequential dimension with a form of social tolerance. Third, mixing up understanding
has a dimension of knowledge with a form of ritual tolerance. The propositions of this
study, namely the consequential dimensions, tend to accept and separate social activities
with beliefs, while the dimensions of knowledge tend to mix understanding.

Keywords : religion, interaction, social interactions, religious dimension

I. PENDAHULUAN ekstrem (Haryanto 2016:41).


1.1 Latar Belakang Masalah Agama dapat memberikan
Fenomena kehidupan antar umat sumbangan positif dan negatif dalam
beragama di Indonesia menarik untuk masyarakat. Sumbangan positif, agama
dicermati. Indonesia sebagai negara dapat menumbuhkan rasa persaudaraan
dengan keanekaragamansuku, agama, dan kerjasama antar masyarakat. Namun
ras, dan antar golongan berpotensi sisi yang lainnya, agama dapat memicu
mengundang kerawanan sosial yang konflik antar umat beragama (Rumagit
mengganggu kesatuan bangsa. 2013:59). Senada dengan itu bahwa
Sebagaimana pada agama memiliki agama pada satu waktu dapat
peran penting dalam kehidupan manusia. memprovokasi perdamaian, jalan
Sebagai contoh kepercayaan dan nilai menuju keselamatan, persatuan, dan
agama dapat memotivasi manusia persaudaraan, tapi pada sisi lain sebagai
melakukan tindakan tertentu sekalipun suatu yang dianggap garang,
tindakan tersebut tindakan yang paling menyebarkan konflik, dan tidak jarang

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dalam sejarah sebagai penimbul masalah Muslim dan ada rencana dibangunnya
(Effendi 1978 dalam Jamaludin gereja terbesar se-Asia tersebut dianggap
2015:17). melukai umat Islam
Saling menunjukkan pembenaran (www.beritasatu.com – diakses pada 28
dari masing-masing pemahaman dari Maret 2018 – 15.01 WIB). Lalu terjadi
ajaran agama dapat menimbulkan penyerangan menggunakan senjata tajam
konflik yang kompleks pada masyarakat. pada jemaat Gereja St. Lidwina Bedog
Konflik mengatasnamakan agama masih Sleman, terdapat 4 orang luka-luka atas
sering kali terjadi (Rumagit 2013:59). kejadian tersebut (tirto.id – diakses pada
Setara Institute (2018) telah mencatat 28 Maret 2018 – 15.21 WIB). Selain itu,
terjadi 109 peristiwa pelanggaran adapula aksi yang dilakukan Forum
kebebasan beragama dan berkeyakinan, Umat Islam (FUI) Bima menolak
dengan 136 tindakan. Kasus ini tersebar pembangunan pura umat Hindu karena
di 20 provinsi di Indonesia. Jumlah ini dianggap sebagai tempat penyembahan
mengalami peningkatan pada tahun berhala sehingga najis dan sangat
sebelumnya di periode yang sama. diharamkan (Independensi.com –
Sebanyak 80 peristiwa dengan 99 diakses 28 Maret 2018 – 15.30 WIB).
tindakan pelanggaran kebebasan Kehidupan beragama di Indonesia
beragama dan berkeyakinan pada Juni bukanlah hal yang sederhana. Manusia
2017. Peningkatan itu terjadi mempunyai naluri untuk berhubungan
dikarenakan intensitas politisasi agama, dengan manusia lain. Sebagaimana yang
peningkatan intoleransi, kompleksitas diutarakan Abraham H. Maslow
persoalan penodaan agama, dan kegiatan mengenai hirarki, salah satunya manusia
media sosial juga kebangkitan kelompok membutuhkan kebutuhan akan harga
ekstrimisme serta anti-pancasila. diri. Dimana ia dihargai sebagai manusia
Praktik kebebasan beragama dan dan sebagai warga negara (Ancok dan
berkeyakinan masih menimbulkan Suroso 2011:92). Sehingga manusia
berbagai masalah. Terdapat banyak aksi memerlukan pemenuhan kebutuhan
intoleransi terjadi di masyarakat, seperti seperti diterima oleh orang lain dan
: aksi penolakan pembangunan Gereja menjadi anggota kelompok lain.
Santa Clara, Bekasi, alasannya karena Toleransi masih menjadi permasalahan
Bekasi Utara dihuni mayoritas umat yang besar di dalam masyarakat.

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tindakan yang berhubungan dengan penduduk yang memeluk agama Islam


intoleransi masih kerap terjadi, banyak sebanyak 87,41% dengan jumlah 6659
kasus intoleransi di atas menunjukkan orang, Hindu sebanyak 11,68% dengan
bahwa masyarakat seringkali belum jumlah 890 orang, Kristen sebanyak
dapat menerima kelompok minoritas di 0,79% dengan jumlah 60 orang, Katolik
wilayah mereka, dimana mereka menjadi sebanyak 0,09% dengan jumlah 7, dan
mayoritas dalam lingkungan tersebut. Buddha jumlah persentase 0,03%
Dalam masyarakat yang memiliki dengan jumlah 2 orang. Dilihat dari
keanekaragamaan, kerukunan menjadi persentase agama yang menjadi
hal yang diharapkan.Kerukunan hidup mayoritas di Desa Krisik ialah Islam
umat beragama merupakan kondisi disusul dengan Hindu.
dimana seluruh golongan agama bisa Walaupun agama Hindu menjadi
hidup secara bersama-sama namun tidak minoritas di Desa Krisik. Hal yang
mengurangi hak dasar mereka sebagai menjadi menarik di Desa Krisik terdapat
dalam melaksanakan kewajiban petilasan Rambut Monte yang
agamanya (Asiyah 2013:60). Kerukunan merupakan lokasi prasasti Rambut
yang terjalin antar umat beragama Monte. Rambut Monte merupakan
sangatlah penting. tempat yang sakral bagi umat Hindu di
Situasi dimana masyarakat saling Desa Krisik. Selain itu, Rambut Monte
bertoleransi merupakan harapan semua menjadi tempat kegiatan bersama yaitu
orang. Di tengah berbagai kondisi bersih desa. Adanya acara bersih desa ini
konflik antar agama di Indonesia, terjadi percampuran seluruh agama yang
keadaan yang berbeda di Desa Krisik. ada di Desa Krisik, tanpa ada
Desa Krisik merupakan desa yang pembedaan satu sama lain.Selain
terletak di Kecamatan Gandusari keberadaan prasasti, terdapat pula Pura
Kabupaten Blitar yang memiliki Arga Sunya yang merupakan pura
penduduk dengan agama yang berbeda- terbesar di Blitar dan terbesar ke dua se-
beda. Agama yang dianut oleh Jawa Timur.
masyarakat Desa Krisik ialah Islam, Perbedaan agama tidak menjadi
Hindu, Kristen, Katolik, dan Buddha. alasan masyarakat di desa ini menjadi
Berdasarkan data demografi di Desa terpecah belah dan menimbulkan konflik
Krisik (2016) menyatakan persentase keagamaan di dalamnya. Hal ini menarik

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

untuk diteliti fenomena umat beragama sebuah nama untuk sejumlah individu-
di Desa Krisik sehingga dapat terbentuk individu yang dihubungkan oleh
toleransi umat beragama. Masyarakat interaksi. Dibatasi perhatian utama pada
yang memiliki perbedaan agama bisa pola-pola dasar dari interaksi antara
hidup berdampingan, saling individu-individu yang berada di bawah
menghormati, dan menghargai satu sama kelompok sosial yang lebih luas.
lain. Bentuk-bentuk dari hubungan sosial
menurut Simmel antara lain: dominasi
1.2 Fokus Penelitian (penguasaan), subordinasi (penundukan),
Berdasarkan permasalahan yang kompetisi (persaingan), imitasi (meniru),
telah dijabarkan, fokus permasalahan pembagian pekerjaan, pembentukan
yang akan diteliti peneliti yakni kelompok yangmembentuk hubungan
bagaimana bentuk toleransi yang terjalin sosial di dalam kesatuan-kesatuan sosial
dalam interaksi sosial antar umat beda seperti agama, keluarga, organisasi
agama di Krisik? dagang, dan sekolah. Bagi Simmel,
bentuk-bentuk yang ditemukan di dalam
1.3 Tujuan Penelitian kenyataan sosial tidak pernah bersifat
Tujuan penelitian ini untuk murni. Setiap fenomena sosial
mengetahui mengenai bentuk toleransi merupakan elemen formal yang bersifat
yang terjalin dalam interaksi sosial antar ganda, antara kerjasama dan konflik,
umat beda agama di Krisik. antara superordinasi dan subordinasi,
antara keakraban dan jarak sosial, yang
1.4 Kerangka Teori kesemuanya dijalankan di dalam
1. Interaksi Sosial Georg Simmel hubungan yang teratur di dalam struktur
Menurut Georg Simmel, masyarakat yang kurang lebih bersifat birokratis
merupakan bentuk interaksi sosial yang (Siahaan 1986:159).
terpola seperti halnya jaringan laba-laba. Simmel melukiskan pendapatnya
Masyarakat sendiri terdiri dari berbagai mengenai bentuk sosial melalui
jaringan yang berliku-liku yang diskusinya mengenai dominasi yakni
berhubungan dan bersifat ganda diantara superordinasi dan subordinasi.
individu yang ada di dalam interaksi Superordinasi dan subordinasi memiliki
yang konstan. Masyarakat hanyalah hubungan timbal balik. Pemimpin tidak

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

berkeinginan mengarahkan pemikiran lima dimensi: dimensi keyakinan,


dan tindakan orang lain. Pemimpin praktik agama, dimensi pengalaman,
justru berhadap pihak yang dimensi pengetahuan, dan dimensi
tersubordinasi bereaksi secara positif konsekuensial.
atau negatif. Tidak ada bentuk interaksi a. Dimensi keyakinan. Pada dimensi
yang mungkin ada tanpa hubungan keyakinan mencakup lebih atau
timbal balik. Bentuk dominasi paling kurang gagasan sistematis yang
opresif pada tingkatan tertentu, pihak diyakini dan dianggap benar.
yang tersubordinasi tetap memiliki Memberikan gambaran nilai-nilai
kebebasan pribadi. yang diyakini dalam agama yang
Kebanyakan dalam subordinasi dianut dan menerima nilai-nilai
menyertakan upaya guna menghapus tersebut.
independensi dalam pihak yang b. Dimensi praktik keagamaan
tersubordinasi, namun Simmel memiliki dua bentuk yaitu ritual
mengutarakan relasi sosial berlahan akan dan pengabdian. Pertama pada
hilang jika hal ini terjadi. Simmel ritual adalah tindakan keagamaan
menyatakan bahwa orang dapat formal yang dilakukan oleh
tersubordinasi oleh individu/kelompok penganut suatu agama. Ritual ini
atau hal objektif. Kepemimpinan oleh dilakukan sebagai tindakan dari
individu tunggal umumnya mengarahkan yang telah ia yakini. Contohnya
kepada kelompok yang tertutup yang ritual dalam agama Islam yaitu
menentang atau mendukung pemimpin. solat dan zakat. Kedua pada
Sekalipun ketika oposisi muncul dalam pengabdian, menunjukkan
kelompok, perselisihan dapat tindakan persembahan yang
diselesaikan lebih mudah ketika pihak dilakukan secara personal. Jadi
bertikai pada posisi yang sama (Ritzer pada pengabdian lebih dilakukan
2016:183-184). lebih pada pribadi. Contoh
pengabdian Kristen adalah doa
2. Dimensi Religius Rodney Stark pribadi dan pembacaan Alkitab.
dan Charles Glock c. Dimensi pengalaman berhubungan
Stark dan Glock (1968) dengan pengalaman religius yang
mengutarakan ekspresi religius memiliki subyektif. Pada dimensi ini

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menunjukkan bahwa agama pada eksistensi agama lain. Sikap yang


mengandung pengharapan. toleransi dimana ia memberikan
d. Dimensi pengetahuan. Dimensi ini kebebasan dan saling menghormati
mengacu pada orang yang kepada perbedaan ajaran yang dianut.
beragama paling tidak memiliki Ketiga, agree in disagreement (setuju di
beberapa pengetahuan dasar dalam perbedaan) (Jamaludin 2015:109-
mengenai keyakinan, ritual, kitab 111).
suci, dan tradisi. Toleransi memiliki dua bentuk
e. Dimensi konsekuensial merupakan yakni toleransi keagamaan dan toleransi
dampak/efek yang dimiliki agama sosial. Toleransi keagamaan yakni
dalam kehidupan individu, toleransi yang dilakukan menyangkut
merujuk pada kehidupan sehari- dengan keyakinan yang berhubungan
hari mereka. (Inger dan Repstad dengan ajaran-ajaran agama yaitu
2006:25). munculnya sikap untuk memberikan
Keterkaitan dimensi-dimensi kesempatan kepada umat selain
mampu menjelaskan konsep beribadah agamanya untuk beribadah sesuai
secara menyeluruh untuk melibatkan dengan yang diyakini. Sedangkan
seluruh aspek kehidupan (Ancok dan toleransi sosial yakni yang berhubungan
Suroso 2010:80). dengan kemasyarakatan. Hal ini penting
karena menjaga kedamaian tetapi pada
3. Toleransi batas-batas yang telah ditentukan
Prinsip toleransi antar umat diajaran masing-masing (Nisvilyah
beragama untuk mencapai keadaan yang 2013:384).
tentram yakni pertama, kebebasan
beragama. Kebebasan ini merupakan hak 1.5 Metode Penelitian
asasi manusia yang paling paling penting Jenis penelitian yang digunakan
dalam hidup yakni kebebasan dalam ialah kualitatif. Penelitian kualitatif
memilih kepercayaan/agama yang berusaha menafsirkan makna suatu
dianutnya. Kebebasan dalam hal ini ialah peristiwa yang dilakukan dalam situasi
tidak menuntut tapi membebaskan yang natural. Dalam penelitian kualitatif
menganut yang dianggapnya paling mengandalkan prinsip-prinsip ilmu
benar. Kedua, adanya penghormatan sosial interpretatif atau kritis (Neuman

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2017:188). generalization, dan logical induction.


Dalam penelitian kualitatif,
informan ditetapkan dengan snowball. II. INTERAKSI MASYARAKAT
Snowbal ladalah informan yang diambil BEDA AGAMA
semakin besar, tapi dipilih sesuai kriteria 2.1 Interaksi Dengan Umat Agama
yang dibutuhkan. Informan akan Lain
berkembang selama di lapangan Interaksi yang dilakukan antar
(Sugiyono 2017:24-25). umat beragama di Desa Krisik cukup
Penelitian ini dilakukan di Desa intens. Ada beberapa informan yang
Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten belum pernah berinteraksi sering dengan
Blitar. Di desa ini memiliki masyarakat umat agama lain. Dikarenakan lokasi
yang memiliki agama yang berbeda- yang berjauhan dan jumlah pengikut
beda, mayoritas beragama Islam, Hindu, yang sedikit. Hanya pernah saling
Kristen, Katolik, dan terakhir Buddha. bertegur sapa satu sama lain. Ada
Terdapat tempat ibadah pura yang beberapa yang sangat akrab, ada pula
merupakan pura terbesar kedua di Jawa yang kurang akrab satu sama lain.
Timur. Selain itu terdapat petilasan Jumlah umat Kristen, Katolik, dan
Rambut Monte yang merupakan tempat Buddha yang sangat kecil dibandingkan
pemujaan Hindu. Ada kegiatan bersih Islam dan Hindu. Membuat interaksi
desa yang dilaksanakan setiap setahun yang dilakukan nyaris sangat jarang.
sekali yang diadakan di Rambut Monte. Walaupun jarang berinteraksi beberapa
Dalam kegiatan ini seluruh umat agama informan mengaku tidak memiliki
berkumpul dan berbaur menjadi satu batasan dalam berinteraksi dengan umat
tanpa ada pembedaan dalam segi agama. agama lain. Interaksi yang terjalin telah
Pada tahap pengelolahan data dalam membudaya. Kegiatan yang saling
penelitian kualitatif dilakukan dengan mendukung merupakan contoh dari
cara mengklasifikasikan dan interaksi yang ada.
mengkategorikan data berdasarkan tema Sebagaimana umat agama selain
yang sesuai dengan fokus penelitiannya. Hindu dan Islam jarang
Secara garis besar, peneliti menganalis menyelenggarakan acara dalam sekala
menggunakan tiga tahapan, yaitu besar, namun ketika nantinya
scalling measurement, empirical menyelenggarakan acara yang

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

memerlukan sokongan dari umat Hindu karena merupakan sesama manusia


dan Islam akan dibantu. ciptaan Tuhan. Saling mendukung satu
Pemuka agama cenderung sama lain untuk menjaga kerukunan
menghindari interaksi yang yang ada.
berhubungan dengan dialog agama Saling mendukung dilakukan
karena menurutnya satu agama dengan ketika ada acara keagamaan yang
agama lain tidak dapat didialogkan. dilaksanakan oleh agama lain. Tidak ada
Setiap agama memiliki ajaran masing- pembedaan sebagai mayoritas atau
masing yang tidak dapat menjadi minoritas. Ketika membutuhkan
dipertentangkan. Ia akan berinteraksi bantuan akan didukung sepenuhnya oleh
dengan umat agama lain jika itu umat beragama yang ada.
berhubungan dengan kemasyarakatan Ketika umat Kristen merayakan
seperti diundang ketika ada acara Natal, maka umat agama lain membantu
syukuran dan datang ketika ada yang mengatur parkir. Ketika umat Islam
meninggal. mengadakan acara pengajian maka umat
agama lain juga membantu
2.2 Kegiatan Keagamaan mengamankan dan menata parkir. Hal
Penghormatan kepada ritual yang ini dilakukan agar umat yang sedang
diadakan oleh masing-masing agama beribadah menjadi tenang karena
menunjukkan komitmen atas toleransi masalah keamanan telah diserahkan
yang dilakukan. Toleransi menyangkut kepada umat agama lain.
banyak hal yang ada di dalam Ketika salah satu agama sedang
masyarakat. Saling membantu ketika ada merayakan hari raya. Saling kunjung
agama lain merayakan hari raya maupun merupakan hal yang sering dilakukan
acara keagamaan merupakan salah satu oleh masyarakat di Desa Krisik. Hal
bentuk toleransi yang dilakukan di Desa tersebut telah menjadi budaya yang
Krisik. berjalan di Desa Krisik. Walaupun
Ketika Nyepi, umat Islam ikut memiliki agama yang berbeda, saling
membantu pembuatan ogoh-ogoh. Tidak berkunjung merupakan bentuk toleransi
hanya membantu pembuatan tapi juga yang dilakukan oleh masing-masing
saat mengarak ogoh-ogoh. Saling agama kepada agama yang sedang
menerima keberadaan umat agama lain merayakan hari raya. Berkunjung yang

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dilakukan tidak sebagai bentuk saling menghormati dengan tidak


merayakan atas hari raya umat agama menyalakan suara-suara musik yang
lain tapi sebagai bentuk silaturahmi agar dapat menganggu ketika umat Hindu
keadaan tetap rukun dan saling sedang melaksanakan puasa. Tetapi hari-
menghormati. hari berjalan dengan biasa, tidak terlalu
Jumlah umat Kristen yang sedikit dibesar-besarkan.
dan tidak merata membuat umat Kristen
jarang berkomunikasi dengan seluruh 2.3 Peribadahan Sehari-Hari
umat yang ada di Desa Krisik. Ketika Dalam melakukan ibadah tidak
perayaan Natal tidak terlalu terasa ramai merasa terganggu adanya agama lain
seperti umat Islam dan Hindu. disekitar mereka. Kegiatan seperti
Hal serupa dilakukan oleh yasinan juga dilaksanakan di Desa
informan yang dalam rumah memiliki 2 Krisik.
agama, ketika istrinya merayakan hari Sedangkan pada umat Kristen
raya atau melakukan sembahyang, ia selalu mengadakan doa bersama di
akan mengantarkan. Sebagaimana gereja setiap minggunya. Kegiatan ini
sebaliknya ketika ada cara keagamaan rutin untuk menumbuhkan rasa
seperti yasinan, istrinya yang keyakinan lebih mendalam.
menyiapkan. Adanya pembatasan Menyesuaikan peribadahan dengan
dirinya sendiri sebagaimana yang ia umat Islam. Ketika waktu magrib tiba,
yakini untuk tidak ikut-ikut dalam umat Hindu akan beribadah setelah umat
sembahyang yang dilakukan istrinya. Islam selesai beribadah. Hal ini
Jika pada aktifitas lain saling membantu. dikoordinasikan agar tidak terjadi
Selain itu jumlah umat Katolik dan bentrokan. Karena lokasi masjid dengan
umat Buddha yang sangat kecil pura yang berdekatan.
membuat hari raya mereka tidak Keadaan rumah yang memiliki
membutuhkan sokongan dari umat lain. agama yang berbeda membuat adanya
Ketika perayaan Nyepi tidak sama usaha untuk menikmati keadaan yang
dengan yang ada di Bali, karena umat ada dengan mengantarkan maupun
Hindu di Desa Krisik termasuk membantu sang istri ketika ada acara
minoritas. Sebagai yang tidak keagamaannya. Termasuk membantu
merayakan Nyepi masyarakat sekitar menyiapkan persiapan untuk digunakan

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

istrinya, sebagaimana juga istrinya lain. Ketika hari raya Islam yaitu Idul
menyiapkan ketika ada acara keagamaan Fitri dirayakan selama tujuh hari, hal ini
suaminya. Adanya saling pengertian dicontoh oleh umat Hindu yang dulunya
ketika salah satu mengadakan acara merayakan hari raya hanya sampai satu
keagamaan dari sang istri maupun dari hingga dua hari, saat ini perayaan umat
dirinya sendiri kepada sang istri. Hindu disamakan dengan umat Islam
Pada umat beragama Katolik yaitu selama tujuh hari.
belum memiliki rumah ibadah yang Membantu ketika ada acara
bertempat di Desa Krisik. Sehingga keagaman sering dilakukan, jika diminta
melakukan ibadah di gereja yang ada di bantuan bersedia membantu. Ketika
Wlingi yang memiliki jarak yang cukup diundang akan menghadiri. Saling
jauh. Namun ia tidak merasa keberatan mendukung acara yang diselenggarakan
dengan hal tersebut. Senada dengan yang membuat. Saling membantu sama lain
diutarakan umat agama Katolik, umat seperti tetangga membantu ketika
agama Buddha pun melakukan merayakan pernikahan..
peribadahan di Wihara yang ada di Toleransi muncul sebagai
Wlingi. pengalaman yang dialami ketika
berhubungan dengan umat lain meliputi
2.4 Kehidupan Bertetangga perasaan adanya perbedaan yang ada di
Desa Krisik merupakan daerah lingkungannya. Dalam masyarakat yang
yang rawan terhadap bencana alam. beragama, perbedaan merupakan hal
Beberapa kali pura yang letaknya di atas yang harus diterima. Perbedaan yang ada
bukit mengalami longsor. Sehingga bukanlah masalah, karena adanya
membutuhkan banyak bantuan untuk perbedaan justru dinikmati oleh
gotong royong membersihkan. Gotong masyarakat Desa Krisik. Perbedaan
royong tanpa membedakan agama yang adalah keberagaman yang diciptakan
dianut orang tersebut. Hal ini dilakukan agar manusia merasakan kedamaian
untuk menjaga kerukunan yang telah dimana mereka berada dan beragama
terjalin di Desa Krisik. apa. Perbedaan merupakan hal yang
Tinggal di Desa Krisik dan saling wajar tergantung bagaimana
berdampingan dalam waktu yang lama menyikapinya.
membuat masyarakat berbaur satu sama Perbedaan sebagai pengalaman

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang dialami masyarakat Desa Krisik. tahunan yang diselenggarakan di Desa


Perbedaan muncul pada cara Krisik. Acara ini diselenggarakan di
menyembah Tuhan. Jika pada umat Rambut Monte yang merupakan salah
Hindu memberikan penghanturkan satu tempat suci agama Hindu di Desa
sebagai bentuk syukur atas rezeki yang Krisik. Bersih desa yang dilakukan di
telah diberikan. Manusia merupakan Desa Krisik telah berjalan lama dan telah
makhluk yang sama satu sama lainnya, menjadi tradisi yang sudah biasa
perbedaan diciptakan agar manusia dapat masyarakat lakukan. Di dalam bersih
berpikir. Manusia diciptakan memang desa diadakan doa bersama. Doa ini
harus berbeda yang disembahpun sama dilakukan di tempat ibadah masing-
tetapi caranya yang berbeda. masing dengan tujuan berdoa untuk
Perbedaan yang dialami bukanlah bersih desa.
masalah. Sekeluarga memiliki agama Bersih desa di Desa Krisik telah
yang berbeda merupakan hal yang biasa menjadi tradisi dari leluhur yang terus
di Desa Krisik. Mayoritas beragama dilestarikan. Tidak memandang dari
Hindu dan Islam membuat pernikahan agama mana, acara ini menjadi wajib
beda agama sangat mungkin terjadi. bagi warga Desa Krisik yang diikuti
Memaklumi adanya perbedaan yang ada seluruh warga desa. Tidak ada masalah
dalam keluarga merupakan cara agar adanya benturan seluruh agama ketika
keadaan keluarga tetap nyaman dan ada acara bersih desa. Karena acara ini
tenang. telah menjadi acara rutin yang
Saling menghargai satu sama lain diselenggarakan. Walaupun ada
tidak membedakan apa yang diyakini hambatan-hambatan dari beberapa warga
membuat keadaan di Desa Krisik sendiri yang tidak ingin mengikuti acara
menjadi nyaman untuk seluruh umat tersebut karena memiliki pemaknaan
beragama yang ada. Tidak ada yang berbeda terhadap acara tersebut.
permasalahan yang besar sebagaimana di
beritakan di televisi. Seluruh agama 2.6 Konflik Antar Umat Beragama
saling berdampingan dengan akur. Konflik yang ada di tengah
masyarakat yang memiliki perbedaaan
2.5 Acara Bersama : Bersih Desa agama yakni adanya ejekan dari agama
Bersih desa merupakan acara mayoritas ketika ada dari agama lain

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

membantu pembangunan rumah ibadah. seluruh agama saling berinteraksi satu


Adanya provokasi ketika terjadinya sama lain karena berhubungan dengan
pernikahan beda agama. Lalu ketika desa. Sehingga masyarakat tidak ada
perintisan agama Kristen di Desa Krisik yang merasa keberatan dengan acara
sempat ditentang karena berlainan tersebut karena telah menjadi acara rutin
dengan agama mayoritas. yang telah terpola. Acara ini sebagai
pemersatu seluruh agama dan untuk
2.7 Penyelesaian Konflik Antar Umat menjaga kerukunan. Pemahaman
Beragama mengenai tradisi yang tidak
Penyelesaian masalah yang membedakan agama telah tertanam
dilakukan di Desa Krisik yakni dalam kehidupan masyarakat Desa
menggunakan bantuan orang ketiga. Krisik. Selain itu, masih berpegang
Orang ketiga ini merupakan aparat desa terhadap nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika
seperti kepala desa dan RT/RW dan Pancasila, melandasi interaksi yang
setempat. Selain itu dari masyarakat dilakukan, walaupun dalam keadaan
minoritas lebih membiarkan masalah berbeda,mereka sesama manusia.
selesai dengan sendirinya karena adanya
perasaan takut jika lingkungan tidak 3.2 Bentuk Toleransi Dalam
rukun lagi. Interaksi Antar Umat Beragama
Toleransi yang terjalin di dalam
III. INTERPRETASI TEORI masyarakat beda agama di Desa Krisik
3.1 Interaksi Antar Umat Beragama terlihat dari berbagai aspek seperti
Masyarakat di Desa Krisik lebih kegiatan keagamaan, peribadahan sehari-
memiliki sikap toleransi karena telah hari, kehidupan bertetangga, dan adanya
tertanam sikap toleransi dari nenek acara bersama yakni bersih desa.
moyang, dengan diadakannya acara Munculnya kerjasama antar
bersih desa. Pada acara ini masyarakat kelompok agama yang mendorong saling
berbaur menjadi satu tanpa membeda- berhubungan, yang dilandasi oleh
bedakan berasal dari agama apa. Adanya interaksi yang dilakukan secara terus
kesepakatan dari nenek moyang menerus. Masyarakat yang tinggal lama
sebelumnya untuk menyelenggarakan dalam lingkungan tersebut menimbulkan
acara tersebut. Dalam acara tersebut perasaan kesatuan, adanya ikatan satu

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sama lain. Adanya sikap timbal balik memiliki kuasa yang besar karena
diantara individu tersebut. Sebagaimana berasal dari latar belakang agama
dalam contoh kegiatan keagamaan, mayoritas di Desa Krisik.
misalnya pengajian adanya dukungan Selain itu masalah pernikahan
dari umat agama lain seperti umat Hindu menjadi perdebatan dan memicu
dan umat Kristen. Hal ini juga akan provokasi yang dapat merusak keadaan
berdampak pada acara keagamaan yang lingkungan. Seberapa kuat pengaruh dari
selanjutnya akan diselenggarakan oleh ajaran agama akan mempengaruhi
umat Hindu dan umat Kristen, umat agama mana yang akan dipilih.
Islam akan membantu menyukseskan Masyarakat beranggapan pernikahan
pula karena adanya hubungan timbal berbeda agama merupakan bentuk
balik yang bersifat positif. Dari hal ini mempermainkan agama.
dapat diuraikan bahwa adanya sikap Adapula ketika perintisan agama
saling meniru karena stimulus dari luar Kristen yang dilakukan di Desa Krisik
dirinya. Masyarakat saling bergantung awalnya sangat ditentang. Hal ini terjadi
satu sama lain dalam pembagian kerja karena berlainan dengan keyakinan yang
secara tidak disadari. dianut sebagian besar masyarakat yakni
Adanya kerjasama yang dilakukan agama Islam. Adanya memaknaan
memunculkan bentuk interaksi asimilasi bahwa pembangunan gereja tidak boleh
dimana masyarakat berusaha untuk dilakukan. Lalu masyarakat bertindak
mengurangi perbedaan yang ada di dengan melempari batu ke gereja sebagai
lingkungan mereka bentuk protes terhadap pembangunan
gereja.
3.3 Konflik dan Penyelesaian Konflik Untuk menjaga lingkungan yang
Antar Umat Beragama tetap rukun masyarakat memiliki cara
Munculnya dominasi dari agama tersendiri ketika terjadi permasalahan di
yang menjadi mayoritas menimbukan lingkungan mereka. Peran perangkat
konflik dengan agama yang menjadi desa penting sebagai penengah dan
minoritas. Adanya ejekan ketika umat sebagai komunikator untuk kedua pihak
agama Hindu ikut gotong royong yang berselisih dirasa sangat efektif
membangun masjid oleh orang-orang dalam menyelesaikan masalah. Sehingga
pendatang. Lawan interaksi merasa secepat mungkin masalah terselesaikan.

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Diketahui bahwa peran perangkat desa memisahkan keyakinan dengan


dalam mensosialisasikan nilai-nilai pengetahuan agama lain. Serta kurang
perbedaan sangat penting. Ketika mendalamnya pemahaman agama yang
perangkat desa menjadi penengah maka dipahami. Sehingga muncullah sikap
ada usaha untuk membuat lawan meniru umat agama lain. Dari situlah
interaksinya menjadi satu sepemahaman interaksi yang dilakukan cenderung pada
dengannya dan perangkat desa dirasa perayaan dari agama lain, informan
lebih netral. seringkali ikut merayakan hari raya umat
Namunada beberapa yang memilih agama lain dan mendahulukan kegiatan
membiarkan masalah yang terjadi. tetangga daripada kegiatan ibadah di
Dalam interaksi manusia menguji rumah ibadahnya. Selain itu berada pada
peluang mana yang merugikan dan lingkungan rumah yang memiliki
menguntungkan. Dari hal ini bisa perbedaan agama, serta munculnya
diketahui bahwa dengan membiarkan dominasi dari istri secara langsung
dirasa paling menguntungkan agar tidak maupun tidak langsung menyebabkan ia
terjadi bentrokan antar masyarakat. cenderung tersubordinasi. Secara tidak
Ketika merasa tidak senang dan langsung adanya anggapan biasa untuk
mengekspresikan akan menyebabkan membantu persiapan sesajian untuk
lingkungan menjadi tidak rukun acara istrinya karena ia telah tunduk
kembali. dengan dominasi istrinya.
Masyarakat dengan interaksi pada
dimensi pengetahuan memiliki bentuk
3.4 Masyarakat Desa Krisik
interaksi yang cenderung meniru dan
Berdasarkan Dimensi
tersubordinasi sehingga mereka
Keagamaan
mencampurkan pemahaman. Walaupun
Dimensi pengetahuan melakukan
mereka melakukan ritual sebagaimana
interaksi yang intens dengan agama lain
yang diajarkan dalam agamanya, agama
belajar ajaran keagamaan agama lain.
yang merupakan turunan menyebabkan
Memiliki berbagai pengetahuan
mereka cenderung tidak menambah
mengenai ajaran agama lain. Ia
pengetahuan yang dimiliki. Interaksi
mengetahui pengetahuan agamanya
yang dilakukan cenderung tidak ada
tetapi karena adanya interaksi yang
perbedaan dengan umat agama lain atau
intens dengan agama lain. Ia tak mampu

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bahkah hampir memiliki kesamaan. pada lingkungan yang memiliki


Bentuk toleransi yang dilakukannya perbedaan, adanya memisahkan antara
berada pada toleransi ritual. Dimana keyakinan dengan kegiatan sosial. Nilai-
secara sadar maupun tidak ia nilai yang digunakan dalam berinteraksi
memberikan dukungan untuk umat satu sama lain. Adanya pengaruh dari
agama lain, namun dukungan ini telah nilai-nilai agama. Dari sini dapat
menyentuh pada ritual-ritual keagamaan diketahui bahwa interaksi yang
yang dilakukan umat agama lain. dilakukan memiliki batasan dari sisi
Dimensi konsekuensial memiliki agama. Adanya kesadaran bahwa ajaran
rasa syukur terhadap keberagaman yang agama tidak dapat dipersatukan sehingga
ada sebagaimana hasil ciptaan Tuhan. ketika mereka berinteraksi secara
Ditunjukkan dengan perilaku baik langsung maupun tidak langsung
terhadap sesama, menunjukkan interaksi memberikan batasan dengan umat agama
dengan umat agama lain termotivasi lain. Ia akan menghindari ketika
ajaran agamanya. berhubungan dengan keyakinan.
Berinteraksi dengan menerima Toleransi yang dilakukan yaitu
perbedaan di lingkungannya ditunjukkan toleransi sosial. Toleransi yang
pada bentuk toleransi tataran keagamaan. ditunjukkan melalui interaksinya dengan
Toleransi keagamaan yang ditunjukkan umat agama lain cenderung pada
dengan memberikan kesempatan dengan kemasyarakatan tetapi ada batasan
meyakini apa yang diyakini. Dimaksud tertentu. Ia menunjukkan dukungan
disini karena cenderung menunjukkan terhadap agama lain. Disini dimaksud
untuk tidak menyakiti agama lain tetapi bahwa ia banyak menunjukkan toleransi
jarang melakukan tindakan dalam yang dilakukan ketika berinteraksi
penerapan yang dipahaminya. dengan umat agama lain. Seperti saling
Interaksinya yang minim dengan agama membantu ketika ada yang
lain menyebabkan pemahamannya hanya membutuhkan.
pada pemahaman, namun jarang
diterapkan. IV. PENUTUP
Selain itu pada dimensi 4.1. Kesimpulan
konsekuensial pula interaksi yang Interaksi yang terjalin di Desa
ditunjukkan dengan konsekuensi tinggal Krisik dalam keadaan baik. Masyarakat

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

saling mendukung satu sama lain berinteraksi satu sama lain. Cenderung
terlepas dari agama yang dianut. Hal ini memberikan kesempatan untuk
juga didukung dengan adanya acara beribadah sesuai yang diyakini dan
bersih desa yang diselenggarakan di adanya pembiaran. Masyarakat dengan
Desa Krisik. Dimana seluruh agama toleransi keagamaan berada pada
berbaur menjadi tanpa membedakan satu dimensi konsekuensial.
sama lain. Acara ini merupakan acara Kedua, bentuk toleransi sosial
yang telah turun temurun yang harus ditunjukan oleh masyarakat yang
diselenggarakan untuk kepentingan memisahkan antara kegiatan sosial dan
keseimbangan antara manusia dan alam. keyakinan. Dimana menciptakan jarak
Penyelenggaraannya yang berada di dengan umat agama lain. Interaksi yang
Rambut Monte yang merupakan tempat ditunjukan dengan berbagai tindakan
suci agama Hindu tidak menjadi masalah yang tidak menyinggung keagamaan.
sehingga menimbulkan asosiasi antar Masyarakat dengan toleransi sosial
masyarakat. Masyarakat yang tinggal di berada pada dimensi konsekuensial.
Desa Krisik memiliki ikatan bersama Ketiga, bentuk toleransi yang
karena tinggal di lingkungan yang sama. ditunjukkan yakni toleransi ritual. Pada
Masyarakat di Desa Krisik masyarakat yang cenderung melakukan
cenderung saling bekerja sama sehingga imitasi (meniru) dan tersubordinasi
memunculkan asimilasi, dimana (penundukan) dari lawan interaksinya,
mengurangi perbedaan terhadap memiliki interaksi mencampuradukkan
kelompok agama lain. Pada masyarakat pemahaman. Memiliki dimensi
interaksinya dalam bertoleransi keagamaan pada tataran pengetahuan.
dibedakan menjadi tiga yakni menerima Pada masyarakat ini pernah melakukan
perbedaan, memisahkan antara kegiatan perpindahan agama ketika menikah,
sosial dengan keyakinan, dan walaupun akhirnya kembali ke agama
mencampuradukkan pemahaman. semula. Adanya dominasi pengetahuan
Pertama, bentuk toleransi yang dilakukan lawan interaksinya
keagamaan ditunjukan oleh masyarakat menyebabkan ikut sepemahaman dengan
yang menerima perbedaan. Merujuk lawan interaksinya.
pada adanya kesadaran adanya agama
lain tetapi tidak terlalu banyak

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.2. Saran lebih memberikan perhatian kepada


Saran dari hasil penelitian ini yaitu; masyarakat di Desa Krisik, karena
Pertama, keadaan yang rukun di Desa terjadi beberapa masalah. Walaupun
Krisik belum tentu pada posisi yang sudah selesai masalah tersebut, tidak
aman. Karena banyaknya pendatang menutup kemungkinan adanya perasaan
dengan paham agama yang radikal, tidak nyaman dalam masyarakat. Ketiga,
dapat sewaktu-waktu memecah keadaan pada peneliti selanjutnya yang akan
yang ada di desa tersebut. Oleh karena mengkaji topik yang sama agar
itu pemerintah desa dan pemuka agama menggunakan pendekatan yang berbeda
mensosialisasikan nilai-nilai toleransi dari penelitian ini seperti dramaturgi
yang ada. Beserta masyarakat harus ataupun etnografi. Selain itu peneliti
memperkuat nilai-nilai toleransi antar selanjutnya dapat memperdalam
umat beragama secara berkala. Agar permasalahan yang ada di Desa Krisik
tetap berjalan dengan kondusif. seperti pada masalah pembangunan
Kedua, pemerintah desa setempat tempat ibadah.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Jurnal (Elektronik)


Affandi, Nurkholik. (2012). Harmoni dalam Keberagaman : Sebuah Analisis tentang
Konstruksi Perdamaian Antar Umat Beragama. Jurnal Komunikasi dan Sosial
Keagamaan XV (1) [Diakses 5 Maret 2019] p.71-84.
https://journal.iainsamarinda.ac.id/index.php/lentera_journal/article/view/208.

Akhyar, Zainul, Harpati Matnuh, dan Siti Patimah. (2015). Implementasi Toleransi
Antarumat Beragama di Desa Kolam Kanan Kecamatan Barambai Kabupaten
Barito Kuala. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 5 (9) [Diakses 7 November
2018] p.724-732. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/ index.php/pkn/article/view/322

Ali, Yusuf Faisal. (2017). Upaya Tokoh Agama Dalam Mengembangkan Sikap Toleransi
Antarumat Beragama (Studi Kasus Desa Sinanjaya Kecamatan Ciranjang
Kecamatan Cianjur). Untirta Civie Education Journal 2 (1) [Diakses 11 November
2018] p. 91-101. http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ UCEJ/article/view/2804.

Aslati. (2012). Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Perspektif Islam (Suatu Tinjauan
Historis). Toleransi Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama 4 (1) [Diakses 26
Juni 2019] p.1-9. http://moraref.kemenag.go.id/documents/
article/97406410605840621.

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Fidiyani, Rini. (2013). Kerukunan Umat Beragama di Indonesia (Belajar Keharomonisan


dan Toleransi Umat Beragama di Desa Cikakak, Kec. Wangon, Kabupaten
Banyumas. Jurnal Dinamika Hukum 13 (3) [Diakses 11 November 2018] p.469-
481. http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index. php/JDH/article/view/256.

Hermawanti, Rina, Caroline Paskarina, dan Nunung Runiawati. (2016). Toleransi Antar
Umat Beragama di Kota Bandung. Indonesia Journal of Anthropology 1 (2)
[Diakses 5 Maret 2019] p.105-124. http://jurnal.unpad.
ac.id/umbara/article/view/10341.

Mahadi, Ujang. (2013). Membangun Kerukunan Masyarakat Beda Agama Melalui


Interaksi dan Komunikasi Harmoni di Desa Talang Benuang Provinsi Bengkulu.
Jurnal Kajian Komunikasi 1 (1) [Diakses 9 Mei 2018] p.51-58.
http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/6030.

Mansur, Syafi’in. (2017). Kerukunan Dalam Perspektif Agama-Agama di Indonesia.


Aqlania 9 (2) [Diakses 26 Juni 2019] p.127-172. http://jurnal.
uinbanten.ac.id/index.php/aqlania/article/view/1025.

Nisvilyah, Lely. (2013). Toleransi Antarumat Beragama Dalam Memperkokoh Kesatuan


Bangsa (Studi Kasus Umat Hindu dan Kristen Dusun Segaran Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto. Jurnal Kajian Moral dan Kewaganegaraan 2 (1) [Diakses 7
November 2018] p.383-396. http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
pendidikankewarga raan/article/view/2657.

Purna, Made I. (2016). Kearifan Lokal Masyarakat Desa Mbawa Dalam Mewujudkan
Toleransi Beragama. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 1 (2) [Diakses 7 Maret
2019] p. 261-277. https://media.neliti.com/media/ publications/139043-ID-kearifan-
lokal-masyarakat-desa-mbawa-dal.pdf.

Rumagit, Stev Koresy. (2013). Kekerasan dan Diskriminasi Antar Umat Beragama. Lex
Administratum I (2) [Diakses 5 Maret 2019] p.56-64.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/3016.

Suprapto. (2015). The Theology of Tolerance in Hindu and Islam : Maintaining Social
Integration In Lombok – Indonesia. Journal of Islamic Studies 19 (2) [Diakses 5
Maret 2019] p.339-352. http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index. php/ulumuna.

Buku
Abdullah, Maskuri. (2001). Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan.
Jakarta : Kompas.

Asiyah, Udji. (2013). Agama Islam II : Isu-Isu Aktual dan Capita Selecta Keberagaman.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Bungin, Burhan. (2017). Penelitian Kualitatif. (Edisi ke-2). Jakarta : Kencana.

Creswell, John W. (2018) Reseach Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif,


dan Campuran. (Edisi ke-4).Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Haryanto, Sindung. (2016). Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga Postmodern.


Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Jamaludin, Adon Nasrullah. (2015). Agama dan Konflik Sosial : Studi Kerukunan Umat
Beragama, Radikalisme dan Konflik Antarumat Beragama. Bandung : Pustaka
Setia.

Munawir, Ahmad Warsan. (1997). Kamus Arab Indonesia Al-Munawir. Yogyakarta :


Balai Pustaka Progresif.

Neuman, W. Lawrence. (2017). Metodelogi Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan


Kuantitatif. (Edisi ke-7). Jakarta : PT Indeks.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. (2016). Teori Sosiologi : Dari Teori Sosiologi
Klasik Sampai Perkembangan Mutakir Teori Sosial Postmodern. Bantul : Kreasi
Wacana.

Robertson, Roland. (1997). Agama : Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta
:Rajawali.

Siahaan, Hotman M. (1986). Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta :
Erlangga.

Soekanto, Soerjono dan Winarno Yudho. (1986). Georg Simmel : Beberapa Teori
Sosiologis. Jakarta : Rajawali.

Soemardjan, Selo dan Soelaeman Soemardi. (1964). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta :
Fakultas Ekonomi UI.

Subaeni, Beni Ahmad. (2007). Sosiologi Agama. Bandung : PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian yang Bersifat :


Eksploratif, Enterpretatif, Interaktif, dan Konstruktif. Bandung : Alfabeta.

Suyanto, Bagong dan Sutinah (Ed). (2015). Metode Penelitian Sosial : Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta : Kencana.

Wiana, I Ketut. (2007). Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya : Paramita.

Buku (Elektronik)
Furseth, Inger dan Pål Repstad. (2006). An Introduction to the Sociology of Religion
Classical and Contemporary Perspective. England : Ashgate Publishing Limited.
[Diakses 5 Maret 2019]. http://bit.ly/AnIntroduction totheSociologyofReligion.

Catatan Kuliah
Sparingga, Daniel. (2018). Analisis Data Kualitatif.CatatanKuliah. Disajikan pada
tanggal 2 Mei 2018 untuk peserta Mata Kuliah PNS203 Metode Penelitian
Kualitatif.

Dokumen Tidak Dipublikasikan

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Daraninggar, Gempita Aryati, dkk. (2016). Eksistensi Tradisi Bersih Desa Dalam
Kehidupan Masyarakat di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Laporan tidak dipublikasi.

Skripsi dan Disertasi


Endarwati, Dewi. (2016). Modal Relasi Sosial Masyarakat Umat Budha dan Umat Islam
di Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung. Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Isbandi, Khusniah. (2016). Pola Interaksi Umat Hindu dan Islam di Desa Sumbertanggul
Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto : Tinjauan Teori Struktural
Fungsionalisme Talcott Parsons. Skripsi, UIN Sunan Ampel, Surabaya.

Liana, Salbidah. (2016). Kerukunan Umat Muslim, Hindu, dan Budha di Gampong
Keudah Banda Aceh. Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh.

Muhtadi, Saian. (2015). Interaksi Sosial Hindu dan Islam : Studi Kasus di Desa
Bondosewu Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Skripsi, IAIN Tulung Agung,
Tulung Agung.

Muzakir, Ahlan. (2015). Interaksi Sosial Masyarakat Islam dan Hindu di Sumberwatu
Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan Kabupaten dalam Mengembangkan
Kerukunan Agama. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Suwindia, I Gede. (2013). Relasi Islam dan Hindu Studi Kasus Tiga Daerah Denpasar
Karangasem dan Singaraja Perspektif Masyarakat Multikultur di Bali. Disertasi,
Universitas Gadjah Madha, Yogyakarta.

Website
Alana, Akina Nur. (2017). BPDP Blitar : Delapan Rumah Terdampak Longsor di Krisik
Perlu Direlokasi. [Diakses 7 Maret 2019]. https://kumparan.com
/bangsaonline/bpbd-blitar-delapan-rumah-terdampak-longsor-di-krisik-perlu-
direlokasi

Dewi, Triana. (2012). The Ideological Dimension of Religiosity : Is It Primarily


Expresion of Religiosity?. [Diakses 5 Maret 2019]. https://researchgate.net/
publication/315772382.

Jayendra. Putu Sabda. (2018). Pandangan Agama Hindu Dalam Membangun Sikap
Toleransi Beragama Sebagai Karakter Budaya Bangsa Indonesia. [Diakses 26 Juni
2019]. https://www.researchgate.net/publication/32688990
5_Pandangan_Agama_Hindu_Dalam_Membangun_Sikap_Toleransi_Beragama_Se
bagai_Karakter_Budaya_Bangsa_Indonesia.

Niman, Mikael. (2017). Ini Alasan Massa Tolak Pembangunan Gereja Santa Clara.
[Diakses 29 Maret 2018]. http://www.beritasatu.com/hukum-kriminalitas/421380-
Ini-Alasan-Massa-Tolak-Pembangunan-Gereja-Santa-Clara.html.

PPID Kabupaten Blitar. (2014). Rekatulasi Data Penduduk Menurut Agama Kabupaten
Blitar Bulan Desember Tahun 2013. [Diakses 7 Maret 2019].

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

http://ppid.blitarkab.go.id/wp-content/uploads/2014/01/Jumlah-Penduduk-Menurut-
Agama.pdf.

Pradani, Ayu. (2019). Kata Toleransi Berasal Dari Bahasa. [Diakses 26 Juni 2019].
https://www.scribd.com/document/322204585/Kata-Toleransi- Berasal-Dari-
Bahasa.

Setara Institute. (2017). Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia 2017. [Diakses


29 Maret 2018]. http://setara.institute.org/kebebasan-beragamaberkeyakinan-di-
indonesia-2017.

Setara Institute. (2018). Laporan Tengah Tahun Kondisi Kebebasan


Beragama/Berkeyakinan dan Minoritas Keagamaan di Indonesia 2018. [Diakses
15 November 2018]. http://setara.institute.org/laporan-tengah-tahun-kondisi-
kebebasan-beragamaberkeyakinan-dan-minoritas-keagamaan-di-indonesia-2018.

Wahid Foundation. (2016). National Survey 2016 Wahid Foundation – LSI. [Diakses 29
Maret 2018].http://wahidfoundation.org/index.php/publication/ detail/National-
Survey-2016-Wahid-Foundation-LSI.

Wibowo, Sigit. (2018). Forum Umat Islam Bima Sebut Pura Tempat Najis. [Diakses 20
April 2018]. https://independensi.com/2018/02/13/forum-umat-islam-bima-sebut-
pura-tempat-najis.

Wibowo, Sigit. (2018). Usai Dilarang Bangun Pura di Bima, Pura Hindu di Lumajang
Dirusak. [Diakses 30 April 2018]. https://independensi.com /2018/02/19/usai-
dilarang-bangun-pura-di-bima-pura-di- lumajang-dirusak.

SKRIPSI TOLERANSI MASYARAKAT BEDA... SUVIA NISA’

Anda mungkin juga menyukai