Anda di halaman 1dari 1

Nama : Gilbert Rizal Fawwazi

NIM : 215100900111052
Kelas : 8JD

Nilai Etis dalam Sila Pancasila

Indonesia merupakan negara yang sangat beragam, terdiri dari 1340 suku bangsa,
enam agama, dan banyak bahasa. Hal ini menjadi dasar bahwa masyarakat Indonesia
harus memiliki jiwa toleransi yang tinggi. Sikap toleransi seperti menghargai umat agama
lain dalam beribadah, tidak mendiskriminasi suatu ras, suku, dan menghargai perbedaan
pendapat, harus dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali. Namun, belakangan ini sikap
intoleransi masyarakat Indonesia kembali bermasalah. Kasus-kasus pelanggaran terhadap
sikap toleransi banyak terjadi. Misalnya pada kasus intoleransi pada siswi nonmuslim di
SMKN 2 Padang. Siswi tersebut diminta oleh pihak sekolah untuk mengenakan jilbab.
Aturan sekolah seharusnya berprinsip pada penghormatan terhadap HAM dan menjunjung
nilai-nilai kebangsaan. Melarang peserta didik berjilbab jelas melanggar HAM, namun
memaksa peserta didik berjilbab juga melanggar HAM. Tentunya sebagai Lembaga
pendidikan yakni sekolah yang menjadi sarana utama siswa-siswi menuntut ilmu,
seharusnnya memberikan dan menanamkan rasa toleransi dalam hal apapun. Terlebih
menyangkut keberagaman agama. Kasus tersebut pastinya juga bertentangan dengan butir
sila ke-1 dan sila ke-2 Pancasila. salah satu butir sila ke-1 yaitu mengembangkan sikap
hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu butir sila ke-2
yaitu mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya. Dari kedua butir tersebut, manusia seharusnya saling
menghargai antar umat beragama dan menjunjung tinggi HAM. Kasus lainnya yaitu
penolakan pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Kelurahan Lakarsantri, Kota
Surabaya. Penolakan tersebut dilakukan oleh warga sekitar dengan alasan pembangunan
gereja terlalu dekat dengan pemukiman warga. Padahal jika kita tahu, ibadah Umat Kristen
selama ini tidak mengganggu dan menimbulkan keributan. Lalu, apa yang salah dalam sikap
toleransi masyarakat Indonesia?
Munculnya intoleransi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pandangan
keagamaan, populisme agama, politisi yang memanfaatkan agama, dan pendirian rumah
ibadah. Selain itu sikap intoleransi sangat berkaitan dengan moderasi beragama dalam
pendidikan. Pendidikan mengenai perbedaan, agama, dan saling menghargai harus
diajarkan sejak kecil oleh lingkungan terdekat. Jika dari kecil sudah diajarkan untuk saling
menghargai, menerima perbedaan, dan saling menghormati, maka sikap intoleransi seperti
contoh diatas tidak akan terjadi. Jika terjadi suatu gesekan antar umat agama, orang yang
memiliki tingkat pendidikan dan adab yang baik akan mengambil solusi yang bijak, damai,
dan tidak merusak toleransi dalam perbedaan. Sebaliknya, orang yang intoleran akan
mengambil sikap yang terkesan arogan, merugikan orang lain, dan tidak berpikir untuk
jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai