Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PAPER

MATA KULIAH PERBANDINGAN AGAMA


Dosen : Dr. Agustinus Wisnu Dewantara SS, M.Hum

TOLERANSI BERAGAMA

Disusun Oleh:

ANGELA MERICI TARI CHRISTIAN

15.2821

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


WIDYA YUWANA
MADIUN
2019
ABSTRACK
TOLERANSI BERAGAMA
(Oleh: Angela Merici Tari Christian – 15.2821)

Agama merupakan Hak Bebas yang dimiliki oleh semua manusia, manusia bebas
memilih mana saja yang menjadi kepercayaannya untuk menyembah Tuhannya. Semua agama
pada umumnya sama. Sama dalam artian menyembah Tuhan yang sama, hanya saja yang
membedakan adalah cara menyembahnya. Dengan begitu, dengan banyaknya agama, dengan
banyaknya kepercayaan yang dianutnya diharapkan juga mempunyai sikap toleransi/sikap
menghormati antar umat beragama lainnya. Penanaman sikap menghormati bisa saja ditanamkan
kepada anak usia dini. Terlebih juga memperkenalkan anak untuk juga memiliki agama.
Tolaransi adalah sikap beragama, menghormati agama yang satu dengan yang lainya, dan
tentunya menghormati peraturan yang ada diagama tersebut dan juga tidak membanding-
bandingkan dengan agama yang kita anut.

Kata Kunci : Agama, Toleransi, Menghormati


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan beranekaragam agama, suku dan budaya. Di
Indonesia memiliki 6 agama yang dianut oleh warga negaranya, yakni Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, konghucu dan Budha. Agama terbesar dan terpopuler di Negara ini
adalah Agama Islam. Mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama islam. Namun
dengan mayoritas ini juga tidak menyulutkan sikap toleransi terhadap mereka yang
agama lain.
Agama merupakan hal penting yang harus menjadi hak milik bagi semua umat
manusia. Agama adalah suatu identitas diri, agama juga merupakan hak bebas bagi semua
orang. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa “Tiap-tiap penduduk
diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin
semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya”.
Dengan banyaknya agama, konflik agama juga tak jauh dari Negara, semua orang
beranggapan bahwa agama yang dianutnya merupakan agama yang paling benar dan
yang paling baik. semua itu tergantung pada kepercayaan masing-masing, namun
terkadang juga ada profokator yang ada didalamnya.
Bulan Mei merupakan bulan suci Rahmadan bagi mereka yang beragama islam,
mereka akan melakukan puasa selama 1 hari full, tanpa makan dan minum yang akan
mereka jalani selama 1 bulan hingga tibanya nanti Idulfitri. Hampir semua agama di
Indonesia paham benar dengan tradisi agama islam ini. Dengan begitu juga sikap
toleransi yang muncul sangatlah indah. Melihat latar belakang diatas, dalam tugas paper
ini penulis ingin memberikan argumentasi tentang toleransi agama, terutama pada bulan
suci Rahmadan ini, yakni dimana umat islam sedang melaksanakan puasa selama 1 bulan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Agama
2. Pengertian Toleransi
3. Realita toleransi
BAB II
ISI
a) Pengertian Agama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Agama adalah koleksi terorganisir
dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia
dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Agama merupakan suatu identitas diri dalam diri
manusia. Hampir semua orang memiliki agama, bahkan agama merupakan suatu hal yang
wajib dianut oleh manusia. Beragama adalah suatu hak bebas, hak bebas manusia untuk
memilih agama yang akan dianutnya, bukan suatu paksaan untuk memilih agama, semua
tergantung dari kepercayaan masing-masing pribadi. Di Negara Indonesia, terdapat 6 agama
yang ada didalamnya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Mayoritas
masyarakat Indonesia banyak menganut agama Islam, itulah sebabnya Indonesia merupakan
penganut agama terbesar di Indonesia meskipun juga terdapat Negara lain yang mayoritas
warganya menganut agama islam.
Agama merupakan suatu kepercayaan dari masing-masing orang. Negara Indonesia
sendiri juga Negara yang juga memiliki persoalan tentang perbedaan agama yang ada
didalamnya. Banyak orang beranggapan bahwa agamanyalah yang paling benar dan paling
baik, sehingga pemikiran yang demikian dapat menimbulkan permasalahan yang tak jauh
adalah permasalahan pandangan agama. Jika kita kembali melihat, semua agama itu sama,
sama-sama menyembah Tuhan hanya saja cara menyembahnyalah yang membedakkan.
Seperti peristiwa yang belum lama ini terjadi di Indonesia, contoh realita yang nyata,
pengeboman yang terjadi di Gereja Surabaya. Pelakunya adalah orang yang memakai cadar
(Pakaian khusus orang islam), hal ini dapat menilai buruknya agama islam, karena agama
yang diluar agama islam beranggapan bahwa islam itu jahat. Hal ini perlu di kritisi,
mengapa? Pandangan setiap orang itu berbeda-beda. Dari sumber-sumber yang masuk,
pelaku pengeboman adalah salah satu anggota FPI, anggota ini menilai dan percaya bahwa,
membunuh orang nasrani yang sedang berdoa adalah hal yang baik, karena dia akan masuk
surga. Tak akan pernah ada agama yang mengajarkan hal yang demikian kecuali orang
tersebut sedang dengan setan. Semua agama pasti mengajarkan hal yang baik dan
membangun iman yang kuat. Kesalahan 1 orang tidak akan bisa menutupi 1000 kebaikan
yang telah di ciptakan.
b) Pengertian Toleransi
Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “Loterare”, toleransi berarti sabar
dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan
menghargai antarkelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak
terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok. (id.m.wikipedia.org).
Maksud dari istilah toleransi dapat mencakup banyak bidang. Yang paling mencolok
dari sikap tolaransi adalah sikap beragama, menghormati agama yang satu dengan yang
lainya, dan tentunya menghormati peraturan yang ada diagama tersebut dan juga tidak
membanding-bandingkan dengan agama yang kita anut. Secara umum yang kita pahami,
semua agama itu baik, semua agama pasti menyembah Tuhan, hanya saja cara
menyembahnya saja yang berbeda dan cara berdoa yang berbeda. Namun apapun itu
berbedaan semacam apapun itu tujuan utama kita berdoa adalah kepada Tuhan. Sikap
toleransi beragama adalah tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita, tidak
mencela ataupun menhina agama lain dengan alasan apapun serta tidak melarang atau
menganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Sikap toleransi tentunya sudah ditanamkan sejak kita kecil, meskipun diajarkan
dengan cara yang sederhana, namun hal ini adalah hal yang sangat baik bagi anak-anak untuk
memahami dan mempraktekkan langsung sikap menghormati agama lain. Contoh realita dari
saya pribadi, sejak kecil saya di sekolahkan di sekolah swasta milik yayasan katolik dari TK,
SD, SMP, SMA, hingga di bangku perkuliahan ini. Sejak TK saya diajarkan oleh orangtua
dan guru saya untuk menghormati teman yang beragama lain, namun ketika TK saya
lumayan juga lupa dengan cerita masa lalu, yang saya ingat betul adalah ketika saya duduk di
bangku kelas 4 SD, dimana seperti bulan suci rahmadan seperti sekarang ini. Saya berteman
akrab dengan teman saya yang beragama mulim, dia menjalankan puasa namun pada waktu
itu dia boleh makan namun jam 12 siang selanjutnya dia puasa lagi hingga jam 6 sore,
semakin bertambah tahun tingkatan puasa dia semakin naik, hingga terkadang jam pulang
sekolah dia rela mandi siang supaya dia tidak kehausan dan badan menjadi segar. Ketika itu
saya sebagai umat katolik dan usia saya masih kecil, orangtua dan guru saya selalu
mengingatkan untuk menghormati teman yang sedang puasa, jangan makan dan minum
didepannya istilah bahasa anak-anak “Iming-iming”, ya perlu diketahui bahwa nafsu
pengennya anak kecil itu pasti kuat untuk tergoda untuk ingin makan dan minum hingga
ketakutannya adalah puasanya batal. Disinilah saya juga terkadang malah ikut puasa, karena
masih anak-anak juga, saya justru ikut-ikut tidak makan dan minum, dan di marah oleh ibu
saya karena saya punya penyakit maag dan sering sekali kambuh ketika bulan puasa.
Toleransi yang selalu saya kenang dan selalu muncul di pertanyaan ulangan atau ujian
sekolah baik itu UAS atau UTS adalah menyebutkan contoh toleransi, dan yang selalu saya
tulis adalah yang pertama, tidak teriak-teriak atau bermain petasan disaat umat muslim
sedang sholat, kedua tidak boleh menjelek-jelekkan agama lain, dan menghormati umat
muslim ketika berpuasa. Hingga saat ini hal sesederhana ini selalu melekat dalam diri saya.

c) Realita Toleransi
Sikap toleransi merupakan sikap saling menghormati baik itu suku budaya, agama
dan sikap menghormati lainnya. Akan tetapi sikap menghormati selalu di kemas dalam sikap
menghormati beragama. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa sikap beragama adalah
hak bebas, hak bebas untuk beragama menurut kepercayaan yang dipercayakan pada masing-
masing individu. Dasar umat memiliki agama adalah juga memiliki iman yang kuat dan
percaya bahwa Tuhan itu ada.
Realita nyata sikap toleransi yang nyata ada disekitar saya sangatlah banyak. Saya
adalah seorang anak yang terlahir menjadi seorang katolik sejak 1 tahun setelah saya lahir,
bahkan lingkup lingkungan saya mayoritas umat katolik, terdapat 9 RT yang berjejer hampir
semua beragama katolik bahkan juga keluarga besar dari kakek dan nenek saya juga katolik
semua. Sikap toleransi untuk menghormati agama lain sudah ditanamkan dalam diri saya
oleh orangtua saya sejak saya kecil, ditambah juga dengan pembelajaran di sekolah yang juga
teman-teman saya tidak semua beragama katolik.
Bulan desember merupakan perayaan hari raya natal bagi umat katolik, di daerah saya
ada tradisi “lencer” atau biasa disebut dengan anjangsana, tradisi ini sudah ada sejak dulu
sebelum saya lahir, entah sejak kapan, yang saya tahu sejak saya lahir sudah ada kegiatan
tradisi semacam ini. Kegiatan ini adalah mengunjungi rumah orang yang merayakan hari
raya agamanya, dirumah sang tuan rumah disediakan makanan yang ada ditoples-toples. Hal
ini sangat membuat anak-anak kecil suka, karena terkadang juga tuan rumah menyiapkan
uang 1000-5000 untuk anak-anak. Tak hanya anak kecil orang dewasapun juga turut dengan
tradisi semacam ini. Hal yang membuat saya bangga hingga saat ini, bukan hanya umat
katolik saja yang merayakan, malah juga umat islam yang berada disebelah desa saya juga
ikut merayakan dengan mereka melakukan anjangsana rumah demi rumah meskipun hanya
3-5 menit lalu pindah lagi dengan berjabattangan mengucapkan selamat hari raya, akan tetapi
hal sesederhana inilah yang membuat tali persaudaraan antar umat beragama semakin nyata
dan menyala indah dan sangat sejuk ketika kita melihat secara langsung. Hal tersebut juga
akan dilakukan ketika umat islam merayakan hari rayanya. Umat yang Beragama lain juga
akan mengunjungi rumah yang merayakan hari raya tersebut sehingga hal ini tidak
memutuskan tali persaudaraan.
Didalam hidup bermasyarakat terutama hidup pedesaan biasanya sikap toleransi akan
lebih hidup rukun dan tampak terlihat dibandingkan dikota-kota besar. Sikap gotong royong
juga bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk bekerja bersama. Tepat 3 tahun yang lalu
gereja disebelah rumah saya dibangun, pekerjanya adalah umat katolik, tapi tidak menutup
kemungkinan diantaranya juga ada umat muslim yang ikut dan turut membantu
pembangunan gereja, meskipun itu bukan tempat mereka untuk berdoa. Contoh lain ketika
umat muslim sedang melaksanakan iduladha (hari raya kurban), mereka akan menyembelih
sapi atau kambing sebagai bentuk kurban persembahan mereka untuk Tuhannya, mereka
akan membagi-bagikan daging kurban kepada umat katolik juga didaerah saya.
Di daerah madiun, tempat dimana saya kuliah saat ini, dibulan rahmadan seperti saat
ini banyak orang maupun komunitas yang membagi-bagikan takjil dijam-jam menjelang
buka buka di lampu merah yang terletak dimadiun. Hal ini adalah suatu tindakan mereka
untuk membagikan kasih melalui orang-orang disekitar. Selama hampir satu bulan ini
terlebih waktu awal puasa saya sangat kesulitan untuk mencari makan, karena masih banyak
warung yang tutup karena bulan puasa ini, banyak warung buka siang jam 13.00 sampai
malam. Hal ini adalah suatu tanda untuk menghormati umat yang sedang melaksanakan
puasa.
Dengan sikap toleransi antar agama, saling memahami agama lainnya, dan juga jauh
dari anggapan bahwa agamanya sedirilah yang paling benar dan paling baik, hal ini akan
semakin mempererat tali persaudaraan antar agama. Namun hingga saat ini masih banyak
kaum profokator yang menggap agamanya paling benar dan paling baik sehingga itulah yang
menyebabkan perpecahan agama. Negara Indonesia sendiri bukanlah Negara yang minim
kana sikap toleransi, bahkan Indonesia merukapan Negara yang kaya akan suku, ras dan
agama. Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dengan arti berbeda-beda
tetapi tetap satu juga, hal ini di rangkum dalam dasar Negara yakni pancasila. Dengan dasar
Negara ini juga diharapkan dengan sangat agar Indonesia semakin memeluk erat
persaudaraan antar agama lain dengan menjunjung sikap toleransi. Manusia merupakan
mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan orang lain. Itulah
sebabnya mengapa Pancasila sangat penting untuk kita pelajari karena dalam pancasila
mengandung nilai-nilai toleransi yang tinggi.
Semua pemeluk agama di Indonesia tentunya harus menjalin keharmonisan antar
umat beragama, hal ini juga diharapkan untuk di ajarkan di usia dini, supaya mereka dapat
menumbuhkembangkan sikap toleransi untuk menghargai da menghormati agama lain. Dan
juga tidak membeda-bedakan pertemanan yang beda agama. Perlu diingat bahwa semua
agama itu baik, semua agama itu mengajarkan yang baik. maka marilah secara bersama-sama
menjunjung rasa toleransi kepada semua umat beragama.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Agama adalah suatu ajaran dan sistem mengatur tata keimanan/kepercayaan dan
peribadatan kepada Tuhan yang Maha Esa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia
dengan manusia serta dengan lingkungan hidup disekitarnya.
Agama sendiri merupakan suatu Hak Bebas yang dimiliki oleh semua manusia,
manusia bebas memilih mana saja yang menjadi kepercayaannya untuk menyembah
Tuhannya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa Agama di Indonesia ada 6 macam
(Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan khonghucu) dengan banyaknya agama ini
manusia sangatlah diharapkan supaya memahami betul bagaimana kepercayaan yang
dianutnya sangat berperan penting dalam hidupnya. Semua agama pada umumnya sama.
Sama dalam artian menyembah Tuhan yang sama, hanya saja yang membedakan adalah
cara menyembahnya. Dengan begitu, dengan banyaknya agama, dengan banyaknya
kepercayaan yang dianutnya diharapkan juga mempunyai sikap toleransi/sikap
menghormati antar umat beragama lainnya. Penanaman sikap menghormati bisa saja
ditanamkan kepada anak usia dini. Terlebih juga memperkenalkan anak untuk juga
memiliki agama.
Negara Indonesia memiliki agama mayoritas yakni agama islam. Agama islam di
Indonesia sangat terkenal disemua kalangan. dengan 6 macam agama yang ada di
Indonesia, pastinya ada selisih paham antar umat beragama dalam mengartikan agamanya
sendiri dengan beragnggapan bahwa agamanya sendirilah yang paling benar dan yang
paling baik. hal ini juga yang terkadang membuat perpecahan dalam perbedaan.
Permasalahan seperti inilah yang seharusnya lebih diperhatikan lagi supaya Negara tetap
menjadi satu meskipun didalam perbedaan, seperti semboyan Negara Indonesia “Bhineka
Tunggal Ika” artinya berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Meskipun agama berbeda, ras
berbeda, suku berbeda, namun dengan menjadi 1 menjunjung tinggi nilai toleransi, dan
saling menghormati agama lain maka semuanya akan tetap bergandengan tangan tanpa
adanya perselisihan.
Toleransi merupakan sikap saling menghargai, dengan pengertian diatas sesuai
dengan fakta lapangan yang ada, di beberapa daerah sikap toleransi sudah sangat baik
terbentuk dalam individu maupun dalam kelompok. Hal yang baik pula lebih baik
semakin ditingkatkan. Hidup akan lebih indah dan sejahtera jika dengan perdamaian
bukan dengan perselihan. Agama terbaik adalah agama yang juga dapat menghargai
agama orang lain.
Dalam kuliah perbandingan agama ini, yang saya tanggap sebelum saya ambil
mata kuliah ini, saya mengartikan bahwa mata kuliah ini tujuannya membandingkan
agama yang satu dengan yang lainnya. Namun ternyata hal itu salah kaprah. Mata kuliah
ini adalah matakuliah yang mengajarkan dan berisikan tentang bagaimana beragama yang
baik, dan juga menjelaskan secara jelas tentang keenam agama yang ada di Indonesia.
Terlebih juga sebagai calon guru agama tentunya bukan hanya melulu tahu betul tentang
agama katolik, namun juga sedikit demi sedikit mempelajari tentang agama lainnya
sebagai suatu pengetahuan umum. Terimakasih untuk dosen mata kuliah perbandingan
agama, yang sudah saya tempuh selama 1 semester di semester 8 ini semoga ini akan
menjadi bekal terbaik untuk saya kedepannya.

2. Saran
Saran untuk keseluruhan paper ini, yang sangat diharapkan oleh penulis adalah:
Supaya sikap meghargai lebih dikuatkan lagi, lebih diperdalam kembali. Karena di
Indonesia masih banyak konflik yang melibatkan agama, terlebih dalam pandangan
bahwa agamanyalah yang paling benar dan paling baik. Hal ini akan tumbuh secara baik
jika kita juga memiliki prilaku yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Agustinus Wisnu. "Filosofi Pendidikan yang Integral dan Humanis dalam Perspektif
Mangunwijaya." JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik 13.7 (2015): 3-9.

Dewantara, Agustinus Wisnu. "Kerasulan Awam Di Bidang Politik (Sosial-Kemasyarakatan),


Dan Relevansinya Bagi Multikulturalisme Indonesia." JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik
18.9 (2017): 3-15.

Dewantara, Agustinus. "Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia)." (2017).

https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi

Anda mungkin juga menyukai