Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA PERAN MODERASI BERAGAMA DALAM

MENINGKATKAN TOLERANSI PADA SISWA SMAN 1 JAMBLANG


Dengan Sub-tema Pendidikan
Rosnia Dwi Rahayu
Jurusan Bimbingan Konseling Islam

Pendahuluan
Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbanyak di
dunia menjadi sorotan penting dalam moderasi islam. Moderasi adalah inti dari
ajaran agama islam. Islam moderat adalah paham keagamaan yang sangat
relavan dalam konteks keberagaman dalam segala aspek, baik agama, adat
istiadat, suku dan bangsa itu sendiri.
Di era ini isu dan diskrusus mengenai paham keagamaan mulai sering
dibahas, jika dihubungkan dengan sosial Pendidikan dan agama Islam dapat
berkaitan hingga saat ini. Pada era demokrasi semakin banyak berkembang
paham-paham keagamaaan dengan berbagai ideologi serta identitas keagamaan
sendiri-sendiri.
Oleh karena itu pemahaman tentang moderasi beragama harus bisa di
pahami bagi setiap masyarakat Indonesia terutama lingkup Pendidikan seperti
pada sekolah. kita harus lebih mengenalkan tentang apa itu moderasi beragama
dan multikulturalisme karena lingkup sekolah tersindiri bukan hanya satu agama
namun ada agama yang berbeda. Dalam masyarakat berdasarkan Pancasila
terutama pada sila pertama yaitu mutlak bagi semua agama menghargai masing-
masing kepercayaan setiap umat dengan demikian antar umat beragama lainnya
akan terbina.
Sama seperti hal nya di lingkup sekolah ini kita harus mengajarkan lebih
spesifik apa itu arti toleransi dalam moderasi beragama supaya siswa-siswi
mampu berbaur dan bergaul dengan yang berbeda keyakinan dengannya tanpa
ada unsur membedakan satu dengan yang lainnya. Dengan kondisi generasi
milenial masa kini kita harus lebih menunjang sikap toleransi dan paham
moderasi beragama.
Karena dalam menghadapi masyarakat majemuk, senjata yang paling
ampuh untuk mengatur agar tidak terjadi radikalisme atau bentrokan adalah
melalui Pendidikan Islam yang moderat dan inklusif. Apalagi pada generasi
milenial system pengajaran moderasi beragama harus menarik agar mengundang
antusias mereka untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Disinilah tujuan kita menerapkan sikap toleransi yang lebih kepada
jengjang sebuah penididikan dimana tempat sebuah bangsa muda meneruskan
Pendidikannya untuk memajukan negri ini dan mereka bisa menurunkan sikap
toleransi yang lebih baik untuk para keterunan kedepannya.
Toleransi baru menjadi terasa tidak terpelihara karena di antara mereka
yang berbeda merasakan ada sesuatu yang mengganggu. Bisa jadi gangguan itu
sebenarnya bukan bersumber dari agamanya, seperti berasal dari aspek lain
seperti lingkungan, ekonomi, social, hukum atau semacamnya. Karena saat
seseorang berada di kelompok social yang hampir sama dia akan dianggap
sangat berbeda, contohnya pada lingkup sekolah.

Pembahasan
Lingkup sekolah negeri di Indonesia terutama di Cirebon ini mayoritas
muslim dan di wajibkan untuk semua siswa perempuan yang muslim untuk
mengenakan penutup kepala atau yang kita ketahui jilbab. Ciri itu sangat jelas
saat ada murid perempuan yang tidak memakainya yang berarti dia berbeda
keyakinan dengan kita.
Toleransi mengajarkan kita arti menghargai sebuah perbedaan namun
dalam Islam juga seperti itu akan tetapi ada beberapa batasan yang di tetapkan.
Misalnya kita tidak boleh memperingati hari umat lain, mengikuti doa-doa atau
ibadahnya, mengikuti gaya perpakaian yang tidak sesuai dalam acaran agama
Islam.
Dalam sekolah SMAN 1 Jamblang tersendiri biasanya di setiap angkatan
ada 1 atau 2 bahkan lebih siswa-siswi yang berbeda agama, namun ada seorang
guru yang berkata “seharusnya kita tidak diperbolehkan untuk berinteraksi
dengan orang yang berbeda agama, karena kita akan terpengaruh oleh ajaran
agamanya.”
Dengan perkataan beliau yang seperti itu saya pribadi sangat tidak setuju
karena tidak akan mudah untuk terpengaruh begitu saja apalagi lingkup dari kita
adalah mayoritas orang yang satu agama. Bukan atas dasar itu saja namun kita
berinteraksi dengannya atas dasar kemanusiaan dan saling menghargai atas
kepercayaan agama masing-masing, seperti yang dikatakan dalam surat Al
Kafirun ayat ke-6 yang menjelaskan “untukmu agamamu, dan untukkulah
agamaku.” Yang artinya dengan keyakinan terhadap Allah, umat islam harus
menjalankan kehidupan toleransi yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia
yaitu hanya menyembah kepada Allah.
Dengan tidak bergaul dengan orang yang berbeda agama hanya karena
alasan akan terpengaruhi oleh ajaran agamanya, berarti kita tidak menjalankan
sikap toleransi dan melupakan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Wajar jika
kita hanya berteman seperti mengobrol, bercanda, bahkan menjadi teman dekat
asal kita tidak mengikuti hari besar atau ajaran agamanya.
Lalu apa yang kita lakukan jika ia merayakan hari besar keagamaannya,
cukup menghargai dan jangan membandingkan bahkan menjelekan perayaan
mereka. Seharusnya sikap toleransi seperti itulah yang harus kita terapkan, jika
kita tidak menerapkan banyak sekali dampak negatif yang di timbulkan seperti
bisa terjadinya bullying, karena bullying kerap terjadi terjadi di sekolah bahkan
masyarakat.
Bullying bukan hanya timbul karena perbedaan fisik, warna kulit, etnis tapi
bisa terjadi karena adanya perbedaan keyakinan agama. Contoh perilaku
bullying tersebut adalah seperti menjelekan agama lain dengan maksud
mengunggulkan agama dirinya sendiri, menggangu saat beribadah atau bahkan
lebih dari itu. Jika seseorang menanyakan agama kita, cukup dengan menjawab
“agamaku adalah islam.” Menjawab seperlunya tanpa melebihkan kata-kata.
Penuturan tersebut seperti yang di katakana oleh H. Muhammad Maimun,
MA.,M.SI dalam materi konsep moderasi beragama pada saat acara Penguatan
Moderasi Beragama (16/8/22).
Lalu ada beberapa hal cara yang harus kita terapkan untuk mempelajari
sikap toleransi yaitu kenali diri sendiri, sikap toleransi bisa di mulai dari
kesadaran untuk mengenali diri sendiri, ambil waktu sejenak lalu renungkan
apakah sejauh ini kamu sudah memiliki sikap toleransi terhadap sesama yang
berbeda atau tidak. Pahami sebuah perbedaan, toleransi akan muncul ketika kita
menghadapi sesuatu perbedaan, entah berbeda dari segi fisik, etnis, suku, atau
kepercayaan. Perbedaan tercipta bukan untuk menjadi benteng untuk antar
manusia justru perbedaan itulah yang membuat kita menyadari dunia itu tak
semuanya sama. Kamu harus memahami seperti apa perbedaan karena setiap hal
tidak akan terus sejalur dengan kita, demi mencapai kesetaraan sosialmu harus
menjembati sikap itu dengan toleransi.
Selanjutnya ada Jalin persahabatan dengan orang berbeda, karena jika
kamu ingin mengetahui apa itu perbedaan kamu harus merasakan langsung
bagaimana perbedaan, karena sebenarnya perbedaan itu indah. Bersahabat
dengan orang yang berbeda dengan kita akan membuat kita semakin menghargai
apa itu sebuah toleransi. Berpikir secara bijaksana, dalam kondisi ini bijaksana
yang di maksud adalah menyadari bahwa setiap orang tercipta dengan
perbedaannya masing-masing. Walaupun kamu berbeda dengan orang lain
bukan berarti kamu harus menghindari orang tersebut, justru mulailah
persahabatan atau silahturahmi dengan orang yang berbeda.
Menjelaskan tentang dampak negatif dan positif toleransi. Toleransi
bukan hanya sekedar dampak negatif namun banyak sekali dampak positifnya,
mulai ajarkan dan terapkan sisi positif kepada diri kamu bahwa ada hal baik
yang harus kamu tahu dari sikap toleransi. Ubahlah pemikiran primitif dengan
pemikiran modern, Seperti pemikiran bahwa kita akan terpengaruh oleh
kepercayaan orang lain dengan pemikiran bahwa toleransi akan mengadirkan
perdamaian bagi setiap umat manusia. Menjelaskan kepada siswa walaupun kita
ada perbedaan tapi mereka tetap satu dan bersaudara karena sama tinggal
lingkup yang sama.
Dengan cara menarik perhatian remaja sekarang difasilitasi dengan
media pembelajaran yang menarik, seperti membuat film yang berhubungan
dengan kondisi toleransi yang mengangkat tema moderasi beragama.
Namun dibalik toleransi ada beberapa hal positif yaitu dapat
mewujudkan kerukunan di Indonesia. Karena dengan adanya sikap toleransi
sangat penting untuk di terapkan untuk menciptakan keharmonisan dan
kerukunan dalam membuat siswa-siswi belajar berdampingan meski beda suku
dan agamanya. Menciptakan lingkungan sekolah yang damai, jika sudah
terciptanya kerukunan maka akan terciptanya lingkungan yang damai dan
tentram.
Mempererat ikatan pertemanan antar siswa, dengan menerapkan sikap
toleransi siswa bisa saling berinteraksi dengan siswa manapun tanpa melihat
latar belakangnya apa. Menghindar dari konflik dan perpecahan antara siswa,
karena perbedaan bisa menyebabkan perpecahan namun jika siswa sudah
menyadari toleransi maka perbedaan itu akan terasa indah tanpa merasa di
rugikan jika ada yang berbeda agama dengannya.
Meningkatkan rasa nasionalisme karena jika seorang pelajar sudah
menerapkan toleransi maka ia akan mencintai lingkungan sekolahnya lalu
mengurangi sikap diskriminasi karena terdapat perbedaan agama seperti tidak
menggulkan agama Islam dengan agama yang lainnya dengan maksud
menjelekan agama tersebut.
Meningkatkan keimanan bagi siswa karena setiap agama tentu
mengajarkan untuk menjalankan sikap toleransi pada manusia. Ketika seseorang
mampu bersikap toleran, ia akan mengenal banyak orang dengan berbagai latar
belakang agama, hal tersebut dapat meningkatkan kekuatan dalam iman pada
masing-masing agama yang di anut.
Namun dibalik banyaknya dampak positf ada juga dampak negatif yang
kita dapat jikalau kita tidak menerapkan sikap toleransi di sekolah, seperti akan
terpecahnya lingkup pertemanan antar siswa, siswa menjadi berkubu sesuai
agama dengan adanya menggulkan agama masing-masing lalu menjelekan
agama yang lainnya.
Moderasi beragama dalam bidang Pendidikan sangat amat penting
karena mendidik generasi baru bangsa lebih baik karena jika seorang pelajar bisa
bertoleransi dalam lingkup kecil maka akan terbiasa bertoleran di lingkup yang
lebih besar nantinya.
Islam tentang moderasi beragama di Indonesia, sehingga konsep
tersebut diharapkan mampu untuk di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sehingga dengan konsep moderasi beragama ini akan membawa
Indonesia ke yang lebih baik, tidak adanya diskriminasi dalam keberagamaan.

Kesimpulan
Islam tidak menganggap semua agama itu sama, tapi bagaimana cara
kita memperlakukan agama itu sama dan ini sesuai dengan konsep islam yaitu
islam wasattiyah itu sendiri yang berarti tidak mendiskriminasi agama yang lain
dan berhubungan dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
Dengan adanya pembelajaran moderasi di sekolah dapat membuat
seorang pelajar bertoleran dan saling menghargai. Lalu dengan media
pembelajaran yang menarik mungkin akan meningkatkan minat mereka untuk
lebih mengenal moderasi beragama.
Bergaul dengan agama yang berbeda bukan berarti kita akan
menyimpang dari ajaran kita sendiri. Namun, hal tersebut merupakan bentuk
toleransi yang berkaitan dengan unsur moderasi beragama. Dapat kita simpulkan
dari pembahasan di atas bahwa pemikiran tersebut tidak sesuai dengan norma
dan nilai Panasila.

Daftar pustaka
https://core.ac.uk/download/pdf/326772412.pdf
https://www.rexona.com/id/gerak-tak-terbatas/6-cara-meningkatkan-toleransi-
sosial-untuk-diri-sendiri-dan-oran.html
https://uin-malang.ac.id/r/161201/toleransi-dalam-beragama.html
https://www.iainpare.ac.id/moderasi-beragama-sebagai-perekat/
https://www.bola.com/ragam/read/4853533/manfaat-toleransi-bagi-kehidupan-
yang-perlu-diketahui-dan-dipahami
http://repository.unim.ac.id/3224/2/bab%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai