Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA

NAMA : ERVHINA SULIM


NIM : 2101036147

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
PEMBAHASAN
1. Dalam penerapan sila pertama, bisakah kita menyampaikan ajaran agama masing-masing
tanpa menjelek-jelekkan agama lain?

Tentu saja bisa bahkan itu merupakan keharusan, karena seharusnya dalam penyampaian
ajaran agama atau jika di agama Kristen disebut khotbah merupakan sarana sebagai tempat
bagi kita untuk meyampaikan firman Tuhan tentang berperilaku yang baik mengikuti teladan
Yesus Kristus, namun jika dalam penyampaian firman Tuhan kita menjelek-jelekkan agama
lain, maka khotbah yang disampaikan tidak akan berguna sama sekali. Tujuan dari khotbah
antara lain :

1. Dalam berkhotbah berarti kita menyebarkan injil. Manusia perlu mendengar injil
yang olehnya manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang keselamatan,
dilepaskan dari segala penderitaan karena dosa.
2. Sebagai sarana untuk mengajarkan ajaran yang sehat, baik dan benar tentang
kerohanian dan iman.
3. Sebagai rasa terima kasih kepada Tuhan yaitu dengan berpartisipasi dalam
pelayanan salah satunya dengan berkhotbah.
4. Sebagai tempat curahan hati atau sarana bersaksi atas kasih Tuhan dalam hidup
kita.
Dalam berkhotbah atau penyampaian firman, Yesus memberikan amanat/mandat
kepada manusia untuk menjadi alat dalam pemberitaan firman Tuhan. Kita harus mengenal
firman Allah dengan benar dan kemudian belajar untuk melakukannya baru dapat
memberitakan firman Allah dengan baik dan benar. Sehingga kita dalam penyampaian firman
Tuhan harus memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan karena jika kita tidak punya
hubungan dengan Tuhan maka isi penyampaian firman tersebut hanya karangan belaka,
bukan pesan atau curahan kuasa dari Tuhan sebab Tuhan tidak akan mempercayaan
pelayanan kepada orang yang tidak percaya dengan Dia, serta kita harus mempelajari ilmu
tafsir alkitab sebab jika jika tidak dapat menafsirkan dengan baik dan benar maka orang-
orang yang mendengar firman tersebut dapat melakukan sesuatu yang menyimpang. Sebagai
contoh jika sesorang menyampaikan firman atau berkhotbah dan menjelek-jelekkan serta
membandingkan agama kita dengan agama lain secara otomatis orang yang mendengar akan
dapat berpikiran sama bahkan dapat melakukan hal yang sama dengan yang pengkhotbah
lakukan mungkin orang tersebut akan mejelekkan agama lain di depan temannya atau pun
keluarganya. Mengapa orang tersebut bisa berpikiran seperti itu ? karena orang yang
menyampaikan firman adalah alat yang dipakai Tuhan. Hal ini sangatlah benar namun jika
dalam penyampaian firman dia memiliki hati yang dengki maka berkat-berkat Tuhan tidak
akan mengalir melalui khotbah yang ia sampaikan bahkan dia dapat menjadi batu sandungan
bagi orang lain.
Dalam berkhotbah atau penyampaian firman memiliki ketentuan serta hal yang harus
diperhatikan, seperti berikut ;
1. Khotbah harus disampaikan dalam kuasa roh kudus.
2. Khotbah harus didasarkan pada seluruh isi Alkitab.
3. Tidak membawa agama lain dalam penyampaian firman.
4. Harus menyampaikan suatu hasil dari penafsiran yang baik.
5. Harus bersifat pribadi relevan sehingga dapat diterapkan.

Jika dalam penyampaian firman terdapat hal yang tidak sesuai dengan yang telah
tertulis di atas maka orang yang menyampaikan firman tersebut perlu dipertanyakan, apakah
dia paham akan arti sebenar dari berkhotbah. Tuhan ingin kita hanya focus pada diri-Nya dan
pesan-pesan-Nya dalam berkhotbah., sebaiknya kita tidak perlu menjelekkan agama lain
hanya untuk meninggikan agama kita sendiri. Di dalam alkitab kita dilarang untuk menghina
agama yang tidak sepaham dengan kita karena itu sama saja dengan kita menghina Tuhan
dari agama lain, justru alkitab mengajaran kita untuk menghormati antaragama sama seperti
yang telah Tuhan lakukan. Namun ada hal yang perlu kita perhatikan jika dalam
penyampaian firman kita berkata bahwa Yesus Kristus Ialah yang paling berkuasa, Ialah
Tuhan atas segalanya, dan jika ada yang tersinggung maupun memiliki argument lain tentang
hal itu, itu merupakan hal yang wajar karena kita menyampaikan kebenaran kita sendiri di
dalam ruang lingkup kita sendiri tanpa harus menghina ajaran lain. Bahkan masih cukup
banyak saya temui orang yang menyampaikan ajaran dengan menghina agama lain terkhusus
secara online, hal seperti ini dapat dilaporkan pada pihak berwenang karena ini merupakan
salah satu pelanggaran hukum yaitu penistaan agama. Saya harap orang-orang lebih memiliki
pemikiran yang terbuka serta memiliki tenggang rasa dan menghormati dalam penyampaian
ajaran.
2. Bagaimana menyiapkan masa depan untuk generasi yang akan datang untuk bisa
hidup rukun, harmonis, damai, aman tanpa mempersoalkan agama, suku, ras dan
golongan ?

Untuk menciptakan masa depan yang memiliki masa depan yang memiliki rasa
toleransi yang tinggi, adalah dengan mulai memperbaiki dan mengembangkan terlebih
dahulu rasa toleransi di masa sekarang ini dalam diri kita. Sikap toleransi tidak memiliki
batas waktu, tempat dan dengan siapa kita melakukannya namun sikap toleransi kita
lakukan dengan semua orang. Toleransi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu toleransi aktif
dan toleransi pasif. Toleransi aktif adalah sikap yang didasarkan pada pengetahuan,
pemahaman dan perspektif. Sedangkan toleransi pasif lebih dibatasi pada pengabaian atau
tidak terlalu mengkritisi perbedaan. Sikap toleransi tidak hanya dilakukan ketika
menghargai ras,agama, budaya, suku dan golongan orang lain saja tetapi menghargai
pendapat pemikiran orang juga termasuk dari toleransi. Pentingnya pemahaman dan
penerapan toleransi dalam kehidupan generasi sekarang yang merupakan agen dari sebuah
perubahan yang tentunya perlu disikapi dengan serius, dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara yang harus diterapkan oleh generasi saat ini. Pada masa inilah waktu yang tepat
untuk menanamkan nilai-nilai karakter kebaikan salah satunya nilai toleransi yang kelak
dapat membentuk kepribadian generasi di masa mendatang. Namun jika lingkungan justru
menunjukkan hal-hal yang cenderung negatif maka akan berpengaruh buruk pula dengan
karakter generasi selanjutnya khususnya pada nilai karakter toleransi. Sebagai generasi
yang merupakan agen perubahan tentunya sangat diharapkan untuk lebih mengedepankan
suri teladan dalam segala hal sehingga bisa mewujudkan sebuah kehidupan yang lebih
baik sesuai dengan harapan yang diamanahkan dalam UUD 1945 dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang tentunya tidak lepas dari peranan generasi saat ini, untuk
mewujudkan impian tersebut sangat perlu untuk menumbuh kembangkan nilai- nilai yang
ditanamkan dalam kehidupan negara, salah satu nilai yang perlu kita kembangkan saat ini
adalah nilai toleransi di kalangan generasi muda sekarang. Berikut yang dapat kita
lakukan agar tetap hidup dalam kerukunan :

Menciptakan keharmonisan dan kedamaian. Dengan ditanamkan sikap toleran dalam


kehidupan akan menumbuhkan kedamaian, sikap ini akan mampu menahan dirinya untuk
tidak memaksakan pendapat pribadi kepada orang lain. Sehingga keharmonisanpun akan
tetap terjaga, karena mereka bisa saling memahami satu sama lain.
Meningkatkan rasa Persaudaraan. Di tengah gejolak konflik yang terjadi saat
ini, inilah yang menjadi tugas penting bagi kaum milenial Indonesia, yaitu bagaimana
menumbuhkembangkan jiwa nasionalisme di kalangan masyarakat agar sikap toleransi
antar masyarakat kembali tumbuh. Penanaman nilai toleransi sejak dini juga diharapkan
dapat menjadikan toleransi yang harus diimplementasikan sejak dini dikarenakan anak
usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga maupun yang lebih luas yaitu nusa
dan bangsa, untuk itu peran lingkungan, keluarga dan sekolah khususnya peran guru
sangat penting untuk mendidik karakter anak salah satunya dengan menanamkan nilai
toleransi pada anak usia dini se Peran orang tua juga sangat penting untuk mendidik anak
dalam bertolerasi seperti, memberikan contoh bersikap menghargai orang, membantu anak
dalam memahami nilai toleransi, menjawab dengan jujur, jika anak bertanya tentang
kebiasaan beragama dan berbudaya,m emberikan anak untuk bersosialisasi, menjaga dan
mengawasi anak dalam proses social. Dengan pengajaran yang seperti ini maka dimasa
yang akan datang anak menjadi manusia dengan sikap toleransi yang tinggi sehingga
Indonesia menjadi negara beragam yang kuat dengan masyarakatnya yang berkarakter.

Untuk membangun masa depan yang memiliki rasa toleransi sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, maka dari itu kita harus terus menciptakan lingkungan yang baik.

lingkungan masyarakat : Mengikuti kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat,


menghormati tetangga dalam menjalankan ibadah, ramah kepada tetangga tanpa
membeda-bedakan.

lingkungan keluarga : Menghargai perbedaan pendapat antaranggota keluarga,


menghormati antar anggota keluarga.

lingkungan sekolah : Menghargai perbedaan pendapat teman, tidak membedakan suku,


agama, ras, dalam menjalin pertemanan.

Untuk itu sebagai bagian dari generasi muda saat ini saya mengajak kaum muda
Indonesia sebagai orang yang memiliki peran penting dalam membawa negeri ini dimasa
depan marilah kita membangun interaksi yang baik dan intensif. Mari kita tumbuh
kembangkan lagi sikap toleransi di dalam diri dan lingkungan kita supaya kita sebagai
generasi penerus bangsa ini bisa memberikan kontribusi positif dan kebhinekaan terjalin
erat kembali dalam diri dan negara yang kita cintai ini.

Anda mungkin juga menyukai