Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

PENDIDIKAN AGAMA

PERAN AGAMA DALAM PENCIPTAAN


PERDAMAIAN

DI SUSUN OLEH:

Andri Yana Suherman (200101010013)

UNIVERSITAS SIBER ASIA

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

TAHUN 2022
Indonesia juga memiliki beberapa agama dan aliran kepercayaan. Semuanya
nyaris berbicara soal kebaikan dan cara memelihara hubungan kepada Tuhan dan
sesama Ajaran agama memegang peran penting. Juga penyampaiannya. Jika
penyampaian ajaran agama tepat dan sesuai, maka seseorang akan dapat hidup
rukun dan saling menghormati dengan warga yang memeluk agama lain.

Sebaliknya jika penyampaiannya tak tepat, maka yang ada adalah


kesalahfahaman satu dengan yang lain. Kesalahfahaman itu bisa berakibat banyak
hal, diantaranya adalah ketidak-harmonisan antara kepercayaan satu dengan yang
lain. Karena itu penyampaian ajaran agama itu penting agar tidak menghasilkan
energi yang salah bagi bangsa.

Pengertian agama secara singkat adalah sebuah kepercayaan seseorang


kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan atau sesuatu yang di Percayai itu akan selalu
mengajarkan kebaikan, yang harus mereka pertanggungjawabkan ke dunia lain,
kelak setelah meninggal. Dengan demikian, maka seseorang yang beragama pasti
akan selalu berbuat kebaikan, karena mereka tahu bahwa semua perilaku akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Oleh Karena hal tersebut, maka
seseorang dianjurkan memeluk agama agar berperilaku terpuji kepada sesama
manusia, agama apapun itu. Jika berperilaku terpuji dan memberi kebaikan kepada
sesama, maka akan tercipta kerukunan dan kedamaian. Jika masing-masing orang
menunaikan ajaran di agamanya dengan baik.

Agama selalu berpartisipasi dalam menciptakan dunia yang lebih baik, adil,
dan damai. Agama secara historis dan teologis lahir dari kondisi yang dimana
manusia hidup dalam dosa. Dalam konteks ini, agama mendorong transformasi
sosial dari situasi konflik dan ketidakberdayaan menjadi situasi yang lebih baik,
adil, damai, dan penuh dengan sukacita. Untuk dapat menjadi contoh bagi
perdamaian dunia, agama tentu harus Kembali dengan mendengarkan pesan-pesan
Tuhan. Hal ini dapat kita lakukan dengan membaca dan mempelajari kitab suci.
Kalau pesan-pesan dala kitab suci sulit untuk dimengerti, berusahalah untuk
menafsirkannya dengan mendengarkan hati nurani masing-masing. Peran agama
dalam mengatasi konflik dapat dilakukan dengan melakukan dialog antar kelompok
agama yang berbeda. Dalam konteks ini, perbedaan adalah cara Tuhan memberikan
pesan-pesanNya kepada manusia. Saling menghargai dan menghormati orang-
orang yang beragama berbeda menjadi salah satu langkah dalam membangun dunia
yang lebih baik dan juga, merupakan cara agama dalam menemukan pesan Tuhan
mengenai bagaimana perdamaian dunia perlu diciptakan.

Dialog antar umat beragama ada banyak macamnya. Ada dialog kehidupan,
dialog melakukan pekerjaan sosial, dialog pengalaman keagamaan, dan dialog
teologis. Sebagai mahasiswa, kita juga dapat ikut serta dalam menciptakan
perdamaian dunia antar umat beragama. Seperti yang telah disebutkan dalam
paragraf diatas, salah satu cara mudah yang dapat kita lakukan adalah dengan
melakukan dialog kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan kampus sehari-hari, kita
akan menjumpai banyak teman dengan latar belakang agama yang berbeda-beda
pula. Oleh karena itu, kita perlu belajar untuk saling menghormati dan menghargai
teman-teman kita yang berbeda agama. Misalnya, memberi ucapan selamat hari
raya kepada teman kita yang merayakannya, menghormati teman yang sedang
melaksanakan puasa, dan lain sebagainya.

Agama bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan penciptanya dan


bukan juga hanya urusan yang menyangkut para pengikut agamanya masing -
masing. Namun, sesungguhnya semua agama mengajarkan kebaikan, cinta kasih,
dan keadilan bagi semua umat manusia. Dari sini dapat dilihat bahwa agama
memiliki peranan penting yang dapat mengatur dan membentuk para penganutnya
untuk menciptakan perdamaian di dunia dan memiliki pengaruh yang besar dalam
menciptakan hubungan baik antar sesama umat manusia. Walaupun dalam
kenyataannya, masih banyak agama yang dijadikan sarana untuk kepentingan
kelompok -kelompok yang tidak menyukai perdamaian dunia. Kelompok yang
ekstrimis dan fanatik terhadap sesuatu sering kali menjadikan agama sebagai
tameng yang akhirnya menimbulkan konflik. Agama tidak lagi dipandang sebagai
alat pemersatu namun sebaliknya sebagai bahan konflik. Agama seharusnya
dijadikan sebagai pemersatu, bukan pemecah sebagaimana yang setiap agama
ajarkan. Adanya agama di dunia ini menurut saya sebagai pedoman setiap masing-
masing individu. Bahkan, apapun agama yang kita anut, kita masih sama-sama
manusia yang saling membutuhkan manusia lain.
Akan sangat disayangkan jika dunia ini berperang hanya karena masalah
agama. Sebagai mahasiswa yang menyadari hal ini, sudah sepatutnya semua
generasi-generasi pemuda saat ini sadar akan pentingnya peran para generasi
penerus dan peran agama yang sudah seharusnya untuk menciptakan kedamaian
dunia. Sebagai mahasiswa, kita harus sadar bahwa dunia sangat luas dan sangat
beragam juga individu yang ada di dalamnya. Tugas kita pun kedepannya ialah
mempertahankan kedamaian yang saat ini sudah ada dan menghapuskan segala hal
yang sifatnya diskriminatif yang dapat mengganggu perdamaian. Peran mahasiswa
untuk menciptakan dan menjaga perdamaian pun banyak yang dapat dilakukan,
termasuk salah satunya yang dapat kita lakukan dari hal yang sederhana namun
bermakna ialah menjadi individu yang mau menerima dan menyukai perbedaan.
Sebab jika kita sudah sadar akan hal tersebut, ini akan melahirkan sifat toleransi.
Sifat toleransi inilah didapat dari pemahaman bahwa manusia yang hidup di dunia
ini sangat beragam dan kita saling membutuhkan satu sama lain. Dengan sadarnya
akan hal ini pun, kita bisa mengembangkan cara-cara lain, yaitu agar menjadi
individu yang berakhlak mulia, generasi penerus yang berkarakter, dan pemuda
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsanya.

Dalam Islam, terdapat banyak sekali dalam Al-Qur’an dan Haditz yang
mengatakan bahwa Allah sangat menyukai perdamaian dan sesungguhnya
manusia-manusia yang mulia dan bertaqwa di sisiNya ialah manusia yang
mencintai perdamaian. Dalam ajaran Islam pun, Allah menyebutkan dalam Al-
Qu’ran bahwa seorang Muslim harus berbuat baik tidak hanya ke sesama Muslimin
lainnya, namun berbuat baik kepada seluruh umat manusia. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa Islam sangat mendorong umatnya untuk tidak saling membeda-
bedakan satu sama lain dan pentingnya arti toleransi. Islam juga mengajarkan
bahwa perjalanan menuju kedamaian dimulai dari seorang individu itu sendiri.
Sumber pertamanya ialah ditanamkan dari dalam hati masing-masing. Ketika ia
berkembang dalam pribadi seseorang, maka keluarganya akan mendapatkan
kedamaian. Dari keluarga, dampaknya akan berkembang ke masyarakat. Dan saat
sebuah bangsa meraih kedamaian itulah, maka ia akan berkontribusi pada
perdamaian dunia.
Sebuah ironi, agama yang mengajarkan perdamaian, justru di sebagian
belahan bumi umatnya justru tidak mencerminkan perilaku yang diajarkan oleh
Rasulullah dan yang menjadi esensi agama yang dianutnya, seperti bom bunuh diri,
perang antar saudara. Hal itu boleh jadi ada yang salah dalam beragama, mungkin
secara formalitas sudah menjalankan ibadah, sholat, puasa, zakat, dll. Namun
ibadahnya itu hanya sebatas pada formatnya saja, sementara sisi substansi dan
semangat dari ibadah yang dilakukan itu kurang tersentuh. Melaksanakannya secara
mekanistik formal/ karena kebiasaan saja, akan tetapi tidak menghayati esensi
dalam ajaran tersebut. Maka penting bagi setiap muslim agar selain mempraktikan
format yang diajarkan Nabi juga yang lebih penting ialah menghayati esensi dari
ibadah tersebut. Seorang Muslim harus selalu damai dan menjadi sumber
perdamaian bagi orang di sekitar.

Anda mungkin juga menyukai