PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Toleransi menurut Tillman adalah sebuah sikap untuk saling menghargai,
melalui pengertian dengan tujuan untuk kedamaian. Toleransi disebut-sebut
sebagai faktor esensi dalam terciptanya sebuah perdamaian.Sedangkan Max Isaac
Dimont Menurut Dimont, pengertian toleransi adalah sikap untuk mengakui
perdamaian dan tidak menyimpan dari norma-norma yang diakui dan berlaku.
Toleransi juga diartikan sebagai sikap menghormati dan menghargai setiap
tindakan orang lain.
2
Secara tidak langsung juga, sekolah membangun sebuah kesadaran kritis pada
diri siswa.Para siswa pun bisa membentuk sebuah etika di dalam dirinya.Sehingga
peneliti membuat penelitian dengan judul Pendidikan Perbedaan agama dan
pengaruhnya terhadap susana di lingkungan sekolah. Selanjutnya peneliti berharap
hasil penelitian ini bisa menjadi wacana bagi penulis dan praktisi pendidikan
sekaligus implementasi pendidikan toleransi dalam lingkungan
beragama di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, pokok masalah dalam penelitian ini
adalah Perbedaan agama dan pengaruhnya terhadap suasana di lingkungan
sekolah, maka penulis merumuskan 3 masalah penelitian yaitu
2.Bagaimana cara para siswa berperilaku toleransi terhadap siswa lain yang
berbeda agama di lingkungan sekolah
C. Hipotesis
3
Cara siswa berperilaku toleransi terhadap siswa yang berbeda agama yaitu
dengan cara tidak membahas agama atau mengejek-ngejek budaya atau adat adat
dari agama lain apalagi tepat didepan orang yang beda agama tersebut karena bisa
jadi orang tersebut tersinggung. Nah untuk menghindari itu usahakan sebelum
berucap atau berbicara usahakan sudah dipikirkan terlebih dahulu apakah itu masih
wajar jika bertanya begini atau sudah kelewatan nah tentunya cara mengetahui itu
kalian lihatlah sikap dan perilaku orang tersebut apakah dia mudah tersinggung
atau tidak.
D. Manfaat penulisan
E. Tujuan penulisan
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Max Isaac Dimont Menurut Dimont, pengertian toleransi adalah sikap untuk
mengakui perdamaian dan tidak menyimpan dari norma-norma yang diakui dan
berlaku. Perbedaan dalam segala aspek kehidupan terutama pada aktivitas keseharian
manusia merupakan sebuah keniscayaan. Adanya perbedaan agama, budaya, suku,
dan lain sebagainya menjadikan kehidupan ini beragam dalam suasana yang begitu
menarik, sebab perbedaan akan mengantarkan sebuah panorama yang begitu indah,
ketika hal tersebut diletakkan sebagai alat untuk saling mengikat satu sama lain dalam
upaya membangun sebuah bangunan kehidupan yang harmonis.
5
Menurut Heiler, pengertian toleransi adalah sikap seseorang yang mengakui
adanya pluralitas agama dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Ia
menyatakan, setiap pemeluk agama mempunyai hak untuk menerima perlakuan yang
sama dari semua orang dan sebuah perasaan yang dapat menghargai yang diartikan
sebagai sikap menghormati antara sesama manusia yang berbeda dalam pendapat
maupun agama,suku,ras,dan budaya.menurut saya pendapat dari heiler ialah sebuah
sikap seseorang yang mengakui setiap perbedaan dalam kehidupan.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
Kesimpulan dari berbagai pengertian tentang metodologi di atas, menurut
versi statistikian adalah: metodologi penelitian adalah sebuah upaya sistematis
dalam rangka pemecahan masalah yang dilakukan peneliti agar dapat menjawab
permasalahan-permasalahan atau fenomena yang terjadi.Dengan menggunakan
metodologi penelitian, peneliti akan dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan
sehingga dapat menemukan solusi dari permasalahan. Serta kesimpulan-
kesimpulan tersebut dapat dipercaya, sebab menggunakan pengukuran-pengukuran
secara scientific
A. Jenis Penelitian
1. Metode Kualitatif
2. Metode Kuantitatif
8
Kedua, kebalikan dari kualitatif, yaitu metode kuantitatif, yaitu metode
yang dilakukan secara sistematis dan menggunakan model-model yang bersifat
matematis. Hipotesis dan teori yang digunakan biasanya berkaitan dengan
fenomena alam. Sifat penelitian ini adalah objektif, dan analitis.Untuk
memperoleh data-data penelitian biasa digunakan beberapa metode seperti tes,
pengujian dan wawancara terstruktur. Data penelitian yang di dapat berupa
angka, skala maupun grafik yang bisa dihitung.
9
Manusia tidak akan pernah berhenti belajar karena setiap langkah manusia
dalam hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan
pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya. Pembelajaran di
sekolah memberikan banyak pelajaran yang Puput Tri Hardiyanti dan Nanang
Nuryanta 86 Jurnal Hisbah, Vol. 13, No. 1, Desember 2016 dibutuhkan oleh siswa
yang akan membantu siswa dalam menghadapi masalahnya.
Oleh karena itu sekolah memberikan banyak sekali ilmu yang dibekali untuk
setiap peserta didiknya. Salah satu caranya dengan pembelajaran agama yang
diberikan di sekolah, terutama sekolah yang berbasis agama. Pembelajaran agama
sangat ditekankan, bahkan lingkungan sekolah diciptakan religius diadakannya
ekstrakulikuler wajib berbasis agama seperti BTAQ. Semua dilakukan agar siswa-
siswi dapat mempelajari pembelajaran agama lebih mendalam dan membentuk
sikap yang sesuai dengan apa yang sudah diajarkan dalam agama islam.
10
Toleransi secara Bahasa berasal dari Bahasa Inggris “Tolerance” yang berarti
membiarkan. Dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat atau sikap toleran,
mendiamkan membiarkan (KBBI, 1989:955). Dalam Bahasa Arab kata toleransi
(mengutip kamus Al-munawir disebut dengan istilah tasamuh yang berarti sikap
membiarkan atau lapang dada) Badawi mengatakan, tasamuh (toleransi) adalah
pendirian atau sikap yang termanifestasikan pada kesediaan untuk menerima
berbagai pandangan dan pendirian yang beraneka ragam meskipun tidak
sependapat dengannya (Bahari, 2010:51).
Pada intinya Toleransi berarti sifat dan sikap menghargai. Sifat dan sikap
menghargai harus ditunjukkan oleh siapapun terhadap bentuk pluralitas yang ada
di Indonesia. Sebab toleransi merupakan sikap yang paling sederhana, akan tetapi
mempunyai dampak yang positif bagi integritas bangsa pada umumnya dan
kerukunan bermasyarakat pada khususnya. Tidak adanya sikap toleransi dapat
memicu konflik yang tidak diharapkan.
SUMBER : http://etheses.uin-malang.ac.id/1216/6/11410138_Bab_2.pdf
11
BAB IV
12
Adapun menurut Heiler, pengertian toleransi adalah sikap seseorang yang
mengakui adanya pluralitas agama dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Ia
menyatakan, setiap pemeluk agama mempunyai hak untuk menerima perlakuan yang
samadari semua orang.menurut hawkin toleransi ialah sebuah perasaan yang dapat
menghargai yang diartikan sebagai sikap menghormati antara sesama manusia yang
berbeda dalam pendapat maupun agama,sukusebuah keniscayaan. Adanya perbedaan
agama, budaya, suku, dan lain sebagainya menjadikan,ras,dan budaya.
Secara tidak langsung juga, sekolah membangun sebuah kesadaran kritis pada
diri siswa.Para siswa pun bisa membentuk sebuah etika di dalam dirinya.Sehingga
peneliti membuat penelitian dengan judul Pendidikan Perbedaan agama dan
pengaruhnya terhadap susana di lingkungan sekolah. Selanjutnya peneliti berharap
hasil penelitian ini bisa menjadi wacana bagi penulis dan praktisi pendidikan
sekaligus implementasi pendidikan toleransi dalam lingkungan beragama di sekolah.
13
Toleransi menurut Tillman adalah sebuah sikap untuk saling menghargai,
melalui pengertian dengan tujuan untuk kedamaian. Tradisi keilmuan dalam bidang
pendidikan terdapat kesepakatan bahwa lembaga pendidikan terdiri dari berbagai
bentuk, yaitu pendidikan formal, informal, dan non-formal yang dipakai untuk
membagi lembaga pendidikan dari segi administrasi penyelenggarannya,namun pada
proses pembelajaran manusia diasumsikan terjadi dalam lembaga-lembaga social
tertentu di mana secara umum manusia mengalami tahapan proses pendidikan dalam
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Max Isaac Dimont Menurut Dimont, pengertian toleransi adalah sikap untuk
mengakui perdamaian dan tidak menyimpan dari norma-norma yang diakui dan
berlaku. Perbedaan dalam segala aspek kehidupan terutama pada aktivitas keseharian
manusia merupakan sebuah keniscayaan. Adanya perbedaan agama, budaya, suku,
dan lain sebagainya menjadikan kehidupan ini beragam dalam suasana yang begitu
menarik, sebab perbedaan akan mengantarkan sebuah panorama yang begitu indah,
ketika hal tersebut diletakkan sebagai alat untuk saling mengikat satu sama lain dalam
upaya membangun sebuah bangunan kehidupan yang harmonis.
14
Hasil pengamatan
15
Mereka biasanya mudah terganggu oleh kegoncangan dan suasana galau
vyang senanhtiasa menghiyasi pikiran dan perasaanya. Perhatiannya hanya
tertuju kepada diri dan golongannya; tingkah laku dan sopan santun dalam
hidup biasanya diukur atau dikendalikan oleh kesenangan-kesenangan lahiriyah
yang mengacu kepada pemenuhan dan kepuasan hawa nafsu belaka. Dalam
keadaan senang, dimana segala sesuatu berjalan lancar dan menguntungkannya,
seorang yang tidak beragama akan terlihat gembira, senang dan bahkan
mungkin lupa daratan.
Menurut Mc. Guire, diri manusia memiliki bentuk sistem nilai tertentu.
Sistem nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya.
Sistem ini dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem
nilai dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan dan masyarakat
luas. Selanjutnya, berdasarkan perangkat informasi yang diperoleh seseorang
dari hasil belajar dan sosialisasi tadi meresap dalam dirinya.
Sejak itu perangkat nilai itu menjadi sistem yang menyatu dalam
membentuk identitas seseorang. Ciri khas ini terlihat dalam kehidupan sehari-
hari, bagaimana sikap, penampilan maupun untuk tujuan apa yang turut
berpartisipasi dalam suatu kegiatan tertentu.3 Menurut pandangan Mc. Guire
dalam Jalaludin menjelaskan bahwa dalam membentuk sistem nilai dalam diri
individu adalah agama.
16
Setelah terbentuk, maka seseorang secara serta-merta mampu
menggunakan sistem nilai ini dalam memahami, mengevaluasi serta
menafsirkan situasi dan pengalaman. Dengan kata lain sistem nilai yang
dimilikinya terwujud dalam bentuk norma-norma tentang bagaimana sikap diri.
Misalnya seorang sampai pada kesimpulan: saya berdosa, saya seorang yang
baik, saya seorang pahlawan yang sukses ataupun saya saleh dan sebagainya.
Pada garis besarnya.menurut Mc. Guire sistem nilai yang berdasarkan agama
dapat memberi individu dan masyarakat perangkat sistem nilai dalam bentuk
keabsahan dan pembenaran dalam mengatur sikap individu dan masyarakat.
Nilai mempunyai dua segi, yaitu segi intelektual dan segi emosional. Dan
gabungan dari kedua aspek ini yang menentukan suatu nilai beserta fungsinya
dalam kehidupan. Bila dalam kombinasi pengabsahan terhadap suatu tindakan
unsur intelektual yang dominan, maka kombinasi nilai itu disebut norma atau
prinsip. Di lihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi pengaruhnya
terhadap individu, baik dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman
hidup, maka pengaruh yang paling penting adalah sebagi pembentuk kata hati
(conscience).
17
Kata hati menurut Erich Froom dalam Jalaluddin adalah panggilan kembali
manusia kepada dirinya. Erich Froom melihat manusia sebagai makhluk yang
secara individu telah memiliki potensi humanistik dalam dirinya. Kemudian
selain itu individu juga menerima nilai-nilai bentukan dari luar. Keduanya
membentuk kata hati dalam diri manusia. Dan apabila keduanya berjalan
seiring secara harmonis, maka manusia akan merasa bahagia.
Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam
kehidupan manusia. Potensi tersebut adalah hidayat alghariziyyat (naluriah);
hidayat al-hissiyat (inderawi); hidayat al-aqliyat (nalar); dan hidayat al-diniyat
(agama). Agama dalam kehidupan individu selain menjadi motivasi dan nilai
etik juga merupakan harapan. Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam
mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang
dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur
kesucian, serta ketaan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seseorang
untuk berbuat sesuatu.
18
A. Sumber Nilai Dalam Menjaga Kesusilaan
19
2. Fungsi Agama Dalam Kehidupan Masyarakat
20
Tipe pertama adalah masyarakat yang terbelakang dan memiliki sakral.
Kedua adalah masyarakat praindustri yang sedang berkembang. Ketiga adalah
masyarakat industri sekuler. Dalam masyarakat tipe pertama menurut Elizabeth
K. Nottingham, setiap anggota masyarakat menganut agama yang sama, oleh
karena itu keanggotaan dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan
adalah sama. Agama menyusup kedalam aktivitas kemasyarakatan, baik yang
bersifat ekonomis, politik, kekeluargaan maupun rekreatif.
21
Karena itu, agama cenderung dinilai sebagai bagian dari kehidupan
menusia yang berkaitan dengan persoalan akhirat, sedangkan pemerintahan
berhubungan dengan kehidupan dunia. Agama sebagai anutan masyarakat,
terlihat masih berfungsi sebagai pedoman yang dijadikan sumber untuk
mengatur normanorma kehidupan. Masalah agama tak akan mungkin dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama
dalam masyarakat antara lain :
22
d. Berfungsi Sebagai Sosial Kontrol Para pengganut agama sesuai dengan
ajaran agama yang dipeluknya terikat batin kepada tuntunan ajaran tersebut,
baik secara pribadi maupun secara kelompok. Ajaran agama oleh
penganutnya dianggap sebagai pengawasan sosial secara individu maupun
kelompok.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
Sebuah lingkungan sekolah harus mempunyai misi menciptakan budaya
sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif, terintegratif,
dan dedikatif terhadap pencapaian visi, menghasilkan lulusan yang berkualitas
tinggi dan mempunyai karakter takwa, jujur, kreatif, maupun menjadikan teladan,
bekerja keras, toleran, dan cakap dalam memimpin, serta menjawab tentang akan
kebutuhan pengembangan sumber daya manusia yang dapat berperan dalam
perkembangan iptek dan berlandaskan imtak.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/9065-Full_Text.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/80666-ID-pengaruh-religiusitas-
lingkungan-sekolah.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/288100489.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6576/5/BAB%20II.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/6576/5/BAB%20II.pdf
https://www.bola.com/amp/4409596/pengertian-toleransi-secara-umum-
dan-menurut-ahli-ketahui-jenis-jenisnya
26