Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah proses pembentukan sikap dan watak.

Pendidikan merupakan bentuk usaha yang direncakan dalam mewujudkan

jalannya pembelajaran yang baik, untuk mendorong siswa dalam

mengembangkan potensi dalam dirinya yang dilandasi dengan kekuatan

spiritual keagamaan, akhlakul karimah serta mengendalikan diri dan

mampu menunjukan keterampilan yang diperlukan untuk pribadi,

masyarakat, bangsa dan Negara.1

Tujuan dari pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang

memiliki moral yang baik, perilaku yang mulia, dan karakter yang kuat.

Kehidupan manusia tidak dapat terpisahkan dari orang lain karena manusia

hidup saling bergantungan antara satu dengan yang lain. Maka dalam

menjalani kehidupan, baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan

masyarakat, manusia harus memiliki akhlak yang baik dan sikap toleransi

yang tinggi dengan sesama agar tercipta kerukunan dalam kehidupan.

Pendidikan dalam ruang lingkup sekolah sendiri mempunyai tujuan

utama yaitu mengajarkan dan membimbing siswa tentang cara dalam

menghadapi serta menanggapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

pada saat ini. Pendidikan mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan tujuan

1
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 dan 3.
1
2

pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu salah satu usaha yang

dilakukan lembaga pendidikan untuk mendidik, membimbing, membina,

mengajarkan, membentuk manusia yang berkarakter mulia.2

Pendidikan formal memiliki peran strategis dalam menyampaikan

kebenaran, terutama kepada generasi muda. Selain itu, pendidikan formal

berpengaruh dalam jalannya pembentukan karakter pada siswa yang sesuai

dengan prinsip-prinsip dalam Islam. Disekolah siswa diberi pembelajaran

dan dibina menggunakan teori-teori yang disampaikan oleh guru hingga

dapat mencapai perkembangan yang baik. Kurangnya nilai-nilai moral

serta karakter yang terjadi pada saat ini menyebabkan kekhawatiran bagi

seluruh lapisan masyarakat. Membentuk moral dan budi pekerti pada

peserta didik disekolah dapat dikatakan sebagai usaha yang harus

diperhatikan oleh semua pihak. Sekolah bukan sekedar tempat

memperoleh pengetahuan, tetapi juga diharapkan mampu menghasilkan

siswa/siswi yang berkualitas dan berkarakter serta berbudi pekerti yang

luhur. Karena saat ini, berkarakter baik adalah nilai unggul untuk sumber

daya manusia. Oleh karenanya, peran pendidik menjadi contoh yang

utama saat membentuk moral dan budi pekerti yang baik pada siswa

melalui teladan yang diberikan.

Peran pendidikan didalam sekolah terutama pada pendidikan

agama islam pada saat menanamkan nilai dan arti tasamuh (toleransi)
2
Nasrullah, Pembentukan Karakter Siswa Melalu Pendidikan Agama Islam, Vol 18 No.1
(Juni 2013), Hlm, 67.
3

sangat penting, agar dapat menciptakan persatuan diantara perbedaan.

Toleransi sangat erat kaitannya dalam sifat kerendahan hati, kemurahan

dan keramaham dalam menghargai perbedaan. Kemudian lawan dari

toleransi yaitu intoleransi merupakan keangkuhan yang merusak segala

sesuatu yang berlawanan dengan dirinya. Dalam Islam asas dari

kemanusiaan ialah penghormatan kepada manusia yang lebih dari lainya

tanpa memandang perbedaan keyakinan, ras, suku dan adat istiadat.

Didalam Al-Qur’an dijelaskan tentang bagaimana Allah SWT

menciptakan perbedaan bukanlah dijadikan ajang dalam membuktikan

siapa yang lebih bagus dan unggul akan tetapi untuk menunjukan indahnya

dalam melengkapi kekurangan serta kelebihan dari sebuah perbedaan.3

Bukan hanya perbedaan fisik saja, akan tetapi tentang kepercayaan

antar umat beragama terutama dalam hal toleransi. Namun pada

pernyataan ini terdapat beberapa yang tidak mengacu pada sifat toleransi,

diantaranya dalam pemahaman ajaran tekstual maupun internal dalam

keagamaan, serta merasa ajaran yang diikutinya adalah yang paling benar

sedangkan lainnya kurang bahkan dianggap sesat, baik dalam adat istiadat,

golongan, ras serta kasta.4

Sebuah faktor penting didalam menjaga keutuhan suatu bangsa

yang multi agama adalah toleransi. Sebaliknya, salah satu penyebab

3
Rahmad Asril Pohan, Toleransi Inklusif :Menapak Jejak Sejarah Kebebasan Beragama
Dalam Piagam Madinah, ( Yogyakarta: Kaukaba Dipantara 2011 ), Hlm 176.
4
Adilah Fuaziyah, Sikap Dan Prilaku Intoleransi Dalam kehidupan Sosial, ( Jakarta:
Paramadina 2009 ), Hlm 25.
4

terjadinyaperpecahan suatu bangsa yang multi agama adalah sikap

intoleran yang maknanya berkebalikan dari makna toleransi atau tidak

dapat menerima perbedaan satu sama lain baik dalam hal keyakinan,

pendapat, suku, ras dan juga adat istiadat. Terutama pada hal keyakinan,

bagi para penganutnya agama merupakan prinsip hidup yang menjadi

sumber motivasi serta sumber kasih sayang antar sesama. Maka sikap

tidak menghargai atau intoleransi terhadap suatu agama dapat berpotensi

melukai para penganutnya bahkan berpotensi memicu konflik.

Intoleransi yang masih banyak terjadi di Indonesia dapat

disimpulkan bahwa tasamuh (toleransi) dalam aspek beragama didalam

Negara ini sangatlah penting, karena dengan adanya rasa tasamuh

(toleransi) kita dapat menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Tidak

hanya dalam perbedan keyakinan tetapi mencakup dalam perbedaan ras,

suku, budaya, kasta, maupun jenis kelamin.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru pendidikan agama,

di SMP Negeri 2 Seputih Agung, terdapat peserta didik yang berbeda adat,

suku dan juga keyakinan sehingga karaktek setiap siswa juga berbeda-

beda. Selain dari faktor spiritual, faktor perkembangan teknologi pada saat

ini juga sangat berpengaruh. Kemudian kurangnya kesadaran siswa akan

pentingnya sikap tasamuh (toleransi) antar sesama sehingga berdampak

pada karakter siswa menjadi kurang baik.


5

Harapan pendidik yang berfokus pada pembelajaran pendidikan

agama islam dan juga kegiatan-kegiatan yang terintregrasi dapat

menciptakan suatu keselarasan dalam pembelajaran yang optimal untuk

dapat membantu guru dalam menanamkan nilai-nilai tasamuh (toleransi)

yang bertujuan dalam membentuk karakter siswa agar mempunyai moral,

etika dan budi pekerti yang baik .5

Berdasarkan survey awal peneliti, masalah intoleransi yang yang

pernah terjadi di SMP Negeri 2 Seputih Agung yaitu, adanya perbedaan

keyakinan, suku dan juga bahasa sehingga menimbulkan sebuah

permasalahan. Peristiwa itu terjadi pada awal-awal sekolah berdiri,

permasalahan intoleransi tersebut terjadi antar siswa dengan guru pada saat

pembelajaran pendidikan agama islam, siswa yang menganut agama islam

lebih diperhatikan dibandingkan siswa yang non-muslim disebabkan

kurangnya pengalaman dan rasa toleransi seorang guru dalam menyikapi

murit yang berbeda agama, sehingga menimbulkan kritik dari orang tua

siswa. Dari kejadian itu berdampak pada siswa dalam pembelajaran

kurang semangat dan juga dapat membuat siswa merasa terkucilkan karena

adanya perbedaan. Sedangkan masalah intoleransi yang masih sering

terjadi pada saat ini yaitu saling ejek sesama teman yang berujung

pembulian dan perkelahian, dikarenakan kurangnya kesadaran untuk

saling menghargai (toleransi) sehingga mengakibatkan mudahnya

perselisihan dengan teman walupun hanya masalah sepele. Maka dengan

masalah yang muncul pada siswa saat ini, di SMP Negeri 2 Seputih

5
Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, 27 Agustus 2022.
6

Agung, sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mata pelajaran

pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai tasamuh (toleransi)

yang memiliki tujuan membentuk karakter siswa yang lebih baik agar

dapat menghargai perbedaan yang ada.6

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa pembelajaran

pendidikan agama islam mempunyai tujuan untuk menanamkan nilai

tasamuh (toleransi) terhadap siswa. Tujuan tersebut merupakan salah satu

usaha untuk mengembangkan potensi spiritual dalam diri siswa untuk

menciptakan karakter yang baik beriman, bertaqwa serta berakhlak.

Akhlak mulia yang meliputi beretika, berbudi pekerti, dan bermoral,

sementara potensi spiritual meliputi pemahaman dan penanaman nilai

tasamuh (toleransi), kemudian nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan.

Sehingga pembelajaran pendidikan agama islam berperan penting dalam

memahamkan tentang tasamuh (toleransi) yang menjadi salah satu jalan

untuk membentuk siswa secara menyeluruh. Oleh karena itu tujuan akhir

dari proses pembelajaran dalam menanamkan nilai-nilai tasamuh

(toleransi) ialah menciptakan karakter siswa yang peduli baik pada diri

sendiri ataupun menjadi teladan bagi orang lain.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti sengaja mengambil judul

“Penanaman Nilai Tasamuh Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Untuk Membentuk Katakter Siswa di SMP Negeri 2 Seputih

Agung”.

6
Observasi Masalah Intoleransi yang ada di SMP Negeri 2 Seputih Agung, 27 Agustus
2022.
7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah, sebagaimana

penulis uraikan diatas maka dapat penulis identifikasikan sebagai berikut:

1. Kurangnya rasa saling menghargai perbedaan dengan sesama.

2. Kurang tertibnya siswa dalam mentaati peraturan-peraturan yang ada.

3. Kurangnya rasa semangat dan kesadaran siswa dalam memahami

makna toleransi.

C. Fokus Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka fokus

masalah dari penelitian ini adalah:

1. Peran pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai tasamuh

(toleransi) yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa.

2. Keaktifan siswa sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran pendidikan

agama islam.

3. Mengembangkan karakter siswa melalui kegiatan-kegiatan yang ada

disekolah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

“Bagaimana penanaman nilai-nilai tasamuh (toleransi) untuk membentuk

karakter siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam yang ada di

SMP 2 Seputih Agung”?


8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan dari rumusan masalah yang diatas

adalah:

“Untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai tasamuh dalam

pembelajaran pendidikan agama islam yang bertujuan untuk membentuk

karakter siswa di SMP 2 Seputih Agung”.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya

ilmu pengetahuan khususnya dalam menanamkan nilai tasamuh dalam

pembelajaran pendidikan agama islam.

2. Secara Praktis

Pembelajaran pendidikan agama islam dalam menanamkan

nilai-nilai toleransi untuk membentuk karakter mencakup pihak

sekolah, guru dan peserta didik dalam proes penelitian ini :

a. Bagi guru, dapat dijadikan sarana untuk menambah materi

pengembangan sikap toleransi untuk membentuk karakter melalui

pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada disekolah.

b. Bagi peserta didik, dapat memberi pemahaman akan pentingnya

tentang menanamkan sikap tasamuh (toleransi) agar mempunyai

karakter yang baik.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1) Kajian Tentang Nilai Tasamuh (Toleransi)

a. Pengertian Tasamuh (Toleransi)

Tasamuh berasal dari kata al-simah dan al-samahah yang

berarti kemurahan, kasih sayang, pengampunan, dan perdamaian.

Tasamuh al-Islam secara pasti sejajar dengan toleransi Islam.7 Dalam

KBBI, tasamuh berarti kelapangan dada, keluasan pikiran dan

kesabaran. Tasamuh secara etimologis adalah mentoleransi atau

menerima perkara secara ringan.Sedangkan secara terminologi

menoleransi atau menerima perbedaan dengan ringan hati.8

Badawi berpendapat tentang tasamuh (toleransi) ialah suatu

sikap rela menerima serta menampung berbagai macam pendapat yang

berbeda-beda. Penjelasan tentang tasamuh (toleransi) berkaitan dengan

hak asasi serta suatu kebebasan manusia dalam menjalani kehidupan

bermasyarakat yang didalamnya terdapat kersediayaan menerima

perbedaan, keyakinan dari setiap individu atau kelompok yang berbeda

darinya.9

7
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama
(Bandung: Mizan, 2011), Hlm, 229.
8
Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama
(Bandung: Mizan, 2011), Hlm, 36.
9
Baidi Bukhori, Toleransi Terhadap Umat Beragama: Ditinjau dari Fundamentasi
Agama dan Kontrol Diri, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2012), Hlm, 15.

9
10

Seseorang yang memiliki sikap tasamuh (toleransi) akan mampu

menghargai pandangan, keyakinan, kebiasaan, perilaku serta hal lainnya

yang berbeda dengan pendirianya. Menanankan sikap tasamuh

(toleransi) didalam sekolah adalah upaya pendidik untuk mengajarkan

kepada siswa agar dapat menghargai perbedaan yang ada baik

perbedaan didalam berpendapat, keyakinan, suku, ras, jenis kelamin dan

juga bahasa.Dapat disimpulkan bahwa sikap tasamuh (toleransi)

merupakan perilaku yang terpuji dalam interaksi sosial (pergaulan)

dimana terdapat saling menghargai antara satu sama lain tanpa

memandang perbedaan yang ada.

b. Unsur-unsur Nilai Tasamuh (toleransi)

Tasamuh (toleransi) memiliki unsur-unsur penting saat

mengekspresikanya kepada orang lain. Menurut forum kerukunan umat

beragama (FKUB), unsur-unsur nilai tasamuh (toleransi) yaitu:

1) Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

Semua individu diberi kebebasan untuk bertindak, bergerak,

dan memilihkeyakinan sesuai kehendaknya sendiri. Kebebasan

diberikan sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat, dan tidak

dapat dirampas ataupun digantikan orang lain dengan cara apapun.

2) Mengakui hak setiap orang

Mengakui setiap hak individu dalam menentukan sikap atau

perilaku yang dijalankan.


11

3) Menghormati keyakinan orang lain

Menghormati kepercayaan seseorang atau golongan sangatlah

penting karena keyakinan setiap orang merupakan masalah pribadi.

4) Saling mengerti

Salah satu unsur penting dari toleransi, karena tanpa saling

pengertian satu sama lain, toleransi tidak akan terwujud.

5) Kesadaran dan kejujuran

Berkaitan dengan sikap, jiwa, dan batin setiap individu.

Jikasikap yang dilakukan sesuai dengan apa yang terdapat dalam

hatinya maka tidak akan terjadi pertentangan.10

Penanaman nilai-nilai tasamuh didalam sekolah dapat dikatakan

mengandalkan kerjasama antara guru dan siswa untuk hasil belajar yang

lebih maksimal tidak hanya melalui pemberian materi melaikan

memberikan contoh dan menerapkan didalam kehidupan baik pada

dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat agar mempunyai

karakter kepribadian yang baik dan berakhlak mulia.

c. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tasamuh

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap penanaman nilai-nilai

tasamuh (toleransi) untuk membentuk karakter seseorang antara lain:

10
Tim Penulis FKUB, Kapita Selekta Kerukunan Umat Beragama, (Semarang: Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB), 2009), Hlm, 5-6.
12

a) Kepribadian

Salah satu tipe kepribadian yang berpengaruh terhadap sikap

seseorang adalah tipe introvert dan ekstrovert. Kepribadian introvert

yaitu merekan yang lebih nyaman menyendiri sedangkan

kepribadian ekstrovert yaitu digambarkan dengan seseorang yang

mudah dan senang bergaul dengan orang lain.

b) Lingkungan

Tasamuh (toleransi) diturunkan dari generasi kegenerasi melalui

proses sosialisasi. Ada tiga lingkungan yang diperlukan dalam

berjalanya sosialisasi yaitu:

1) Lingkungan keluarga

Peran orang tua sangatlah penting dalam membantu

menanamkan nilai-nilai tasamuh (toleransi) pada anak. Anak akan

mengamati perilaku dan sikap orang tua dan dapat menangkap

isyarat nonverbal yang dilakukan saat berinteraksi dengan orang

lain. Sehingga, orang tua harus mempunyai sikap yang baik agar

dapat dijadikan contoh bagi anaknya.

2) Lingkungan pendidikan formal

Dilingkungan sekolah, siswa akan memperoleh penjelasan

yang kongkrit dan obyektif mengenai kelompok lain. Penjelasan

ini dapat diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan. Dapat

disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan sangat berpengaruh

terhadap pembentukan karakter dan tingkah laku.


13

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat akan membentuk karakter anak

yang berarti apabila diwujutkan dengan proses dan pola yang

tepat. Tidak semua pengetahuan dan keterampilan, dapat

dikembangkan didalam lingkungan keluarga dan sekolah karena

setiap lingkungan mempunyai peran dan keterbatasan sendiri.

Oleh karena itu, lingkungan masyarakat dapat membantu

melengkapi kekurangan yang dirasakan dalam membina karakter

dan kepribadian anak, terkhusus bertoleransi.

c) Kontak antar kelompok

Untuk memperbaiki sikap toleransi antar kelompok, diperlukan

peningkatan hubungan antar kelompok. Allport mengatakan bahwa

meningkatkan kontak antar anggota kelompok yang berbeda akan

mengurangi intoleransi (perselisihan).

d) Kontrol diri

Sebagai salah satu karakter kepribadian, tingkat pengendalian

setiap orang pasti berbeda. Ada yang pengendalian dirinya rendah

dan ada juga yang tinggi.11

11
Baidi Bukhori, Toleransi Terhadap Umat Beragama: Ditinjau dari Fundamentasi
Agama dan Kontrol Diri, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2012), Hlm, 26-32.
14

d. Langkah-langkah Dalam Menanamkan Nilai Tasamuh Melalui

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Ada beberapa langkah dalam menerapkan nilai-nilai tasamuh

untuk membentuk karakter siswa melalui mata pelajaran pendidikan

agama islam antara lain yaitu:

1) Memberikan memotivasi sebagai tujuan belajar peserta didik.

2) Memberikan informasi-informasi yang lebih akurat.

3) Membimbing, mengarahkan dan memberikan contoh kepada siswa

untuk belajar menerapkan niali-nilai tasamauh (toleransi) melalui

sikap dan juga kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

4) Evaluasi.

5) Memberikan penghargaan.

Langkah-langkah dalam menanamkan nilai-nilai tasamuh

(toleransi) terlebih dahulu harus dapat dipahami oleh pendidik, karena

dalam menanamkan nilai tasamuh untuk membentuk karakter siswa,

pendidik membina, membimbing dan memberikan contoh, supaya

siswa dapat memahani dan juga menerapkan prilaku-prilaku yang baik

agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian

memberikan informasi yang bersifat membangun sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Dalam penelitian ini menanankan nilai-nilai tasamuh (toleransi)

untuk membentuk karakter siswa yang diharapkan dapat meningkatkan

kerukunan antar siswa tanpa membeda-bedakan status perbedaan yang

ada, sehingga dapat membantu siswa dalam belajar agar dapat


15

meningkatkan prestasi akademik baik secara individu maupun

kelompok dan membentuk karakter yang lebih baik pada siswa.

e. Manfaat dan Hikmah Mempunyai Sifat Tasamuh

Adapun beberapa manfaat mempunyai sifat tasamuh (toleransi)

antara lain yaitu:

1) Menjalin ukhuwah persatuan dan kesatuan.

2) Menciptakan keharmonisan dalam hidup.

3) Mewujutkan kerukunan dengan sesama.

4) Menciptakan rasa damai, aman dan tentram.

5) Menumbuhkan sikap saling menghormati.

6) Menghilangkan fitnah dan kebencian.

Sedangkan hikmah mempunyai sifat tasamuh dalam kehidupan

antara lain:

1) Mendapat rahmat dari Tuhan.

2) Menteladani sikap yang dilakukan Rasulullah SAW.

3) Memperkuat hubungan kerabat.

4) Menghilangkan perselisihan dan permusuhan.12

Mempunyai sifat tasamuh (toleransi) sangat penting didalam

kehidupan, baik didalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun

lingkungan masyarakat. Karena dengan sikap tasamuh (toleransi) kita

dapat membentuk akhlak, budi pekerti yang baik dan menciptakan

hubungan yang harmonis dengan sesama.

12
Muhammad Adiwijaya, manfaat dan hikmah tasamuh, 18 Mei 2019.
16

2) Kajian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran juga dipandang sebagai kegiatan yang sudah

terprogram serta terencana dalam membuat peserta didik belajar aktif

melalui berbagai usaha, strategi, metode dan pendekatan yang

terencana.13 Secara istilah, pembelajaran merupakan sebuah sistem,

yaitu suatu totalitas yang melibatkan berbagai komponen yang saling

berinteraksi.14

Dalam proses pembelajaran, terdapat dua kegiatan yakni

mengajar dan belajar. Pembelajaran adalah sebuah intraksi antara guru

dengan siswa dan siswa sesama siswa. Dapat kesimpulan bahwa

pembelajaran adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang diatur secara

terencana dengan tujuan supaya individu atau kelompok dapat belajar

secara efektif dengan menggunakan metode dan strategi yang sesuai

supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” yang diberi awalan

“pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti perbuatan (hal dan cara).

Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berarti

bimbingan yang diberikan kepada anak, kemudian istilah ini

diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sebagai education artinya


13
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras 2004), Hlm, 402-403.
14
Hari Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Agama Islam (Bandung: alfabetta,
2013), Hlm, 108.
17

pengembangan atau bimbingan dan juga diterjermahkan kedalam

bahasa Arab menjadi tarbiyah yang artinya pendidikan.15

“Pendidikan menurut J.Sudarmin yaitu usaha sadar yang dilakukan


pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan sebagai upaya
membantu anak didik mengalami proses memanusiakan manusia”.16

Pendidikan agama islam adalah tindakan yang disengaja dan

direncanakan untuk mempersiapkan siswa supaya dapat memahami,

merasakan, mengimani, bertaqwa, serta berakhlak terpuji didalam

menerapkan ajaran agama islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Al-

Hadis melalui bimbingan, pengajaran, pelatihan, dan pengalaman, yang

diikuti panduan untuk saling menghormati perbedaan yang ada untuk

menjaga kerukunan dalam bermasyarakat, sehingga terbentuk karakter

yang baik dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

59 Tahun 2014, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan

pendidikan yang memberikan pengetahuan serta membentuk sikap dan

kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Hal

tersebut dilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang

pendidikan yang pengalamannya dapat dikembangkan dalam berbagai

kegiatan baik bersifat kokurikuler maupun ekstrakulikuler.17

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan, dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan agama islam adalah tindakan atau uyapa

15
Novan Ardy Wiyani, pendidikan Islam Berbasis Iman Dan Taqwa (Yogyakarta:
TERAS, 2021), Hlm, 81.
16
J Sudarmin, Penddikan Multikultural: Konsep Dan Aplikasi (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), Hlm, 30.
17
Salinan Lampiran 3 PermendikbudNomor 59 Tahun 2014 tentang Pedoman Mata
Pelajaran Sekolah Menengah Atas.
18

yang dilakukan oleh pendidik dalam menyiapkan siswa yang dapat

mempercayai, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam untuk

membentuk karakter dilingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam memiiki tujuan mengembangkan serta

meningkatkan iman, melalui pemberianpengetahuan, penghayatan, dan

pengamalan siswa tentang agama Islam, kemudaian menciptakan

individu yang beriman kepada Allah SWT dan memiliki akhlak yang

baik dikehidupan bermasyarakat. 18

Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, tujuan pendidikan

islam adalah membentuk akhlak mulia, persiapan menghadapi dunia-

akhirat dan persiapan untuk mencari rizki, menumbuhkan semangat

ilmiah, dan menyiapkan profesionalisme peserta didik.19

Kesimpulannya ialah tujuan pendidikan agama islam adalah

membentuk karakter yang berbudi pekerti luhur, mempunyai

pengetahuan serta keterampilan yang baik, agar mudah untuk

berhungan dengan tuhanya, sesama dan juga sekitarnya.

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam

18
Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Alfabeta, 2013), Hlm, 206.
19
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Itregratif Di Sekolah,
Keluarga, Dan Masyarakat (Yogyakarta 2019), Hlm, 28.
19

Menurut abdul majit, pendidikan agama islam mempunyai fungsi

yang sangat penting bagi sekolah yaitu:

1) Pengembangan, didalam lingkungan sekolah bertujuan untuk

mengembangkan potensi yang lebih baik pada anak melalui

bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar karakternya dapat tumbuh

optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

2) Penanaman nilai-nilai kebajikan sebagai panduan hidup untuk

mencari kebahagiaan didunia dan akhirat.

3) Untuk beradaptasi agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

4) Untuk mencegah hal yang negatif dari lingkungan dan budaya lain.

5) Untuk memperbaiki dan melengkapi karakter pada siswa.

6) Mengajarkan ilmu pengetahuan keagamaan dan umum.

7) Sebagai tempat atau wadah menyalurkan bebagai bakat khusus yang

dimiliki pada bidang agama islam agar dapat berkembang serta

bermanfaat.20

3) Kajian Tentang Karakter

a. Pengertian Karakter

Pakar psikologi menjelaskan karakter sebagai sifat, watak ataupun

tabiat yang dimiliki seseorang dari lahir yang merupakan tanda sebagai

pembeda dari setiap orang. Karakter menunjukan kualitas seseorang.21

20
Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), Hlm, 15-16.
21
Rosyadi Rahmat, Pendidikan Islam dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini
(Konsep dan Praktek PAUD Islami), (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Hlm, 13.
20

Dapat disimpulkan bahwa sebuah pendidikan mempunyai tujuan

untuk membentuk karakter serta pribadi individu yang lebih baik

melalui pendidikan budi pekerti, sehingga hasilnya dapat dilihat dalam

berprilaku, yakni dalam hal bertingkah laku yang baik, jujur,

bertanggung jawab, dapat menghormati hak orang lain, bekerja keras

dan berakhlak mulia.

Secara etomologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin

character, yang berarti watak, tabiat, sifat kewajiban, budi pekerti,

kepribadian dan akhlak. Dalam bahasa Inggris, diterjemahkan menjadi

character. Dalam kamus psikologi, arti karakter adalah kepribadian

yang ditinjau dari moral, misalnya kejujuran seseorang. Sedangkan

terminologi (istilah), karakter diartikan sebagai sifat manusia pada

umumnya tergantung pada faktor kehidupannya sendiri, karakter

adalah sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang menjadi khas

sekelompok ataupun seseorang. 22

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter melibatkan

tindakan yang didasarkan pada sifat-sifat yang melekat pada individu.

Karakter dipengaruhi oleh perilaku seseorang. Jika seseorang

bertindak tidak jujur, itu menunjukkan perilaku yang tidak baik.

Sebaliknya, jika seseorang bertindak jujur, itu menunjukkan perilaku

yang mulia. Individu yang memiliki karakter akan bertindak sesuai

dengan standar moral.

22
Agus Zainul Fitri, “Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Dan Etika Disekolah,
(Jogjakarta, Ar-Ruzz Media , 2019).” Hlm, 20.
21

Dalam konteks pendidikan, karakter dapat diartikan sebagai

pembentukanetika, moralitas dan kepribadian yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat keputusan yang

benar dan salah, menjaga kebaikan, serta dapat menyebarkan kebaikan

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Metode Pembentukan Karakter

Dalam bahasa Indonesia metode berarti cara yang telah teratur

dan terpikir untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Arab metode

dikenal dengan istilah thariqoh yang berarti langkah-langkah strategis

yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.23

Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk

membentuk karakter yaitu:

1) Metode dokmatis yaitu dengan cara menyajikan nilai kebaikan yang

ada tanpa mempersoalkan hakikat kebaikan dan kebenaranya.

2) Metode deduktifyaitu dengan cara menarik sebuah kesimpulan yang

didukung oleh nilai-nilai yang ada.

3) Metode induktif yaitu dengan cara berfikir yang dimulai dengan

melihat sebuah hal yang khusus agar dapat menarik sebuah

kesimpulan yang umum.24

Dari penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa terdapat tiga

pendekatandalam membentuk karakter siswa disekolah, yaitu


23
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Hlm, 3.
24
Zubaidi, Desain Pendidikan Karakter (Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan), (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), Hlm, 231-232.
22

pendekatan doktrin, pendekatan deduktif, dan pendekatan induktif yang

diaplikasikan secara sistematis dan terintegrasi.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter

Ada beberapa faktor untuk pembentukan karakter, terdapat

banyak faktor yang mempengaruhi karakter. Para ahli menggolongkan

kedalam dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor external, faktor

tersebut terdapat pada setiap individu.25

Faktor internal merujuk pada faktor yang memengaruhi

pembentukan karakter individu dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan,

faktor eksternal melibatkan pengaruh dari lingkungan luar individu.

Faktor internal yang mempengaruhi pembentukan karakter yaitu:

1) Insting atau Naluri

Naluri adalah kemampuan alami yang mendorong tindakan

dengan mempertimbangkan tujuan sebelum melakukan tindakan.

2) Adat atau Kebiasaan

Faktor kebiasaan memainkan perandalam membentuk karakter.

Karena kebiasaan melibatkan tindakan yang diulang-ulang, manusia

harus berusaha untuk mengulangi tindakan yang baik sehingga

kebiasaan tersebut dapat membentuk karakter yang baik.

3) Kehendak atau Kemauan

25
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2014), Hlm, 19.
23

Kemauan adalah kemampuan dalam mewujudkan ide dan

tujuan, bahkan jika ada rintangan dan kesulitan, tanpa menyerah

pada rintangan tersebut.

4) Suara Batin atau Hati

Suara hati untuk memberi peringatan tentang bahaya tindakan

buruk dan mendorong untuk melakukan tindakan yang baik.

5) Keturunan

Keturunan sangat mempengaruhi perilaku manusia. Kita sering

melihat anak-anak yang memiliki perilaku yang mirip dengan orang

tuanya, karena sifat-sifat yang diwariskan seperti jasmani dan

rohaninya.

Selain faktor internal yang dapat mempengaruhi karakter terdapat

faktor eksternal diantaranya yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter,

moral dan etika seseorang sehingga perilaku individu ketergantungan

pada pendidikan yang diterimanya. Pendidikan membantu

memperkuat kepribadian, sehingga perilaku mereka dapat sesuai

dengan pendidikan yang diterimanya.

2) Lingkungan
24

Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi makhluk

hidup, termasuk tumbuhan dan interaksi manusia dengan sesamanya

maupun dengan alam sekitar.

Adapun faktor internal dan exsternal akan dapat berkembang

dengan baik jika semua pihak mendukung. Namun, hambatan utama

dalam pengembangan karakter pada saat ini adalah kemajuan teknologi

seperti media massa, televisi, dan internet. Alat komunikasi ini dapat

mempengaruhi karakter siswa yang seringkali bertentangan dengan

nilai-nilai yang diajarkan pada sekolah. Pengaruh media sangatlah besar

sehingga sering kali mengalahkan pengaruh sekolah.

d. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter

Fungsi dan tujuan utama pendidikan karakter untuk meningkatkan

kemampuan dan membentuk kepribadian pada peserta didik. Hal ini

bertujuan untuk memajukan potensi siswa supaya menjadi individu

yang memiliki keyakinan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa,

bermoral tinggi, berpengetahuan, terampil, mandiri, supaya menjadi

manusia yang bertanggung jawab.

a. Fungsi Pendidikan Karakter

1. Pendidikan karakter menganut pandangan konstruktivisme,

meyakini bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang dapat

ditingkatkan secara maksimal melalui proses pendidikan.

2. Pendidikan karakter mempunyai fungsi untuk membentuk watak

setiap individu.
25

3. Sebagai peradaban bangsa.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

1. Mengembangkan nilai-nilai kehidupan supaya menjadi lebih kuat.

2. Membenahi perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang

ditanamkan oleh sekolah.

3. Membangun hubungan harmonis dengan keluarga dan masyarakat

serta bertanggung jawab secara kolektif dalam belajar.

Berdasarkan pemaparan diatas, tujuan pendidikan karakter adalah

untuk memperkuat, memperluas, dan memperbaiki nilai-nilai dalam

kehidupan yang penting agar bisa meningkatkan kepribadian yang baik.

e. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengenai tentang Penanaman Nilai Tasamuh dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Membentuk Karakter Siswa

di SMP Negeri 2 Seputih Agung. Berdasarkan explorasi peneliti,

ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Yang pertama adalah penelitian Farkhatuz Zahro yang berjudul

“Implementasi Nilai-nilai Tasamuh Dalam Pembelajaran PAI Pada

Kegiatan Kajian Keagamaan Di SMA Negeri 2 Bantul” dilaksanakan

penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh penanaman

nilai-nilai tasamah dalam kegiatan pembelajaran pendidikan islam dalam

kajian keagamaan.26 Persamaan penelitian yang terdahulu dengan yang

sedang diteliti yaitu sama-sama membahas penanaman nilai-nilai tasamuh


26
Farkhatuz Zahro “Implementasi Nilai-nilai Tasamuh Dalam Pembelajaran PAI Pada
Kegiatan Kajian Keagamaan Di SMA Negeri 2 Bantul” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta (UIN Sunan Kalijaga), 2020.
26

dalam pembelajaran pendidikan agama islam yang bertujuan untuk

membentuk karakter, sedangkan perbedaannya terletak pada penerapan

pembelajaran, peneliti sebelumnya diterapkan di SMA, sedangkan peneliti

menerapkannya di SMP.

Kedua, penelitian dari Riki Ependi “Implementasi Pendidikan

Agama Islam Untuk Membentuk karakter Toleransi Di SMA Negeri 2

Ponorogo“ menyimpulkan bahwa hasil belajar lebih efektif dapat

menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalam kelas dan juga

lingkungan sekolah.27 Persamaan pada penelitian ini membahas

implementasi pendidikan agama islam yang bertujuan untuk membentuk

karakter toleransi, sedangkan perbedanya terdapat pada lokasi penelitian

yang sebelumya diterapkan pada jenjang pendidikan SMA sedangkan

peneliti menerapkan pada jenjang SMP, dan juga pada penelitian yang

terdahulu berfokus pada karakter toleransi yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar sedangkan peneliti berfokus pada penanaman

nilai-nilai toleransi yang bertujuan untuk membentuk karakter.

Ketiga, penelitian dari Mariani “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan

Karakter Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 4

Sungguminasa” menyimpulkan bahwa hasil belajar akan baik jika

penanaman nilai-nilai karakter dapat diterapkan oleh setiap siswa . 28

Persamaanya dengan penelitian yang saya teliti terletak pada peran

27
Riki Ependi “Implementasi Pendidikan Agama Islam Untuk Membentuk karakter
Toleransi Di SMA Negeri 2 Ponorogo”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, ( IAIN
Ponorogo ), 2019.
28
Mariani “Penananman Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 4 Sungguminasa”,(Skripsi, Universitas Muhamadiyah
Makasar), 2019.
27

pendidikan agama islam untuk membentuk karakter, sedangkan

perbedaaannya terletak pada nilai-nilai yang diditerapkan berfokus pada

pendidikan karakter sedangkan yang peneliti berfokus pada nilai-nilai

karakter tasamuh (toleransi).

f. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah kerangka teoritis atau konseptual yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dapat dikatakan juga pandangan

atau model pola fikir yang menunjukan permasalahan yang akan diteliti.

Hasilnya adalah untuk menambah khazanah tentang menanamkan

nilai tasamuh di SMP Negeri 2 Seputih Agung, yang diterapkan pada

pembelajaran pendidikan agama islam dan kegiatan-kegiatan yang ada

disekolah untuk membentuk karakter pada siswa.

SMP Negeri 2 Seputih Agung,


Dono Arum Kec. Seputih Agung
Lampung Tengah

Latar Belakang :

Intoleransi, kurangnya semangat dan


kesadaran siswa dalam memahami
makna toleransi
28

Perlunya sikap tasamuh


untuk membentuk karakter
pada siswa agar lebih baik

Menanamkan nilai tasamuh dalam Pembentukan karakter


pembelajaran pendidikan agama melalui kegiatan-kegiatan
islam untuk membentuk Karakter yang ada disekolah

Karakter yang baik pada siswa


(akhlak dan budi pekerti)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan

(field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis

dengan mengambil data yang ada dilapangan.29 Nazir menyatakan bahwa

metode deskriptif merupakan suatu jenis metode yang digunakan untuk

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran, ataupun suatu fenomena pada saat ini.30

Berdasarkan jenis dan analisis data yang digunakan, penelitian ini

tergolong dalam kategori penelitian kualitatif dengan penerapan metode

deskriptif melalui penggunaan kata-kata tertulis atau lisan untuk merekam

tingkah laku yang diamati. maka hasil penelitian inibersifat obyektif.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba memberikan informasi yang

bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

Penanaman Nilai-nilai Tasamuh dalam pembelajaran pendidikan agama

islam yang bertujuan untuk membentuk Karakter siswa di SMP Negeri 2

Seputih Agung, melalui pembelajaran pendidikan agama islam dan

kegiatan-kegiatan yang ada dalam sekolah.

29
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Research (Bandung: Tarsoto, 1995), Hlm,58.
30
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Persefektif Rancangan Penelitian
(Yogyakarta Ar-Ruzz Media), Hlm, 186.
30
31

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2022-

2023, yaitu pada bulan Agustus 2022 . Tempat atau lokasi penelitian di

SMP Negeri 2 Seputih Agung. Pemilihan lokasi penelitian didasari pada

beberapa pertimbangan salah satunya yaitu di SMP Negeri 2 Seputih

Agung, menanamkan nilai tasamuh melalui pembelajaran pendidikan

agama islam untuk membentuk karakter siswa yang baik.

C. Subjek dan Teknik Sampling

Subjek dari penelitian ini yaitu siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung

dalam menanamkan nilai-nilai toleransi untuk membentuk karakter

melalui pembelajaran agama islam dan kegiatan-kegiatan disekolah.

Teknik sampling ialah suatu teknik dalam pengambilan sampel,

dalam penelitian menggunakan teknik Simpel Random Sampling. Menurut

sugiyono teknik Simpel Random Sampling adalah suatu teknik

pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut.31

Peneliti menggunakan tehnik Simple Random Sampling dikarenakan

terdapat siswa yang berbeda-bedea keyakinan, ras dan suku sehingga tidak

hanya berfokus terhadap satu siswa melaikan beberapa siswa agar dapat

memberikan informasi kemudian dapat diambil kesimpulanya.

D. Data dan Sumber Data

a. Data

31
Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,Hlm 135.
37
32

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dapat

menjelaskan keberhasilan dan kegagalan peneliti.32

Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Pertanyaan verbal siswa dan guru yang didapat dari wawancara yang

berkaitan dengan proses pembelajaran dan pemahaman terhadap

materi.

b. Hasil observasi yang didapatkan melalui pengamatan kepada siswa

dan guru pendidikan agama islam terhadap aktivitas praktis.

c. Catatan lapangan siswa dari rangkaian kegiatan siswa dalam

pembelajaran tindakan selama penelitinan.

b. Sumber data

Sumber data berarti dimana kita bisa mendapatkan objek data. 33

Sumber data ini untuk bertujuan agar mendapat informasi dan data yang

berasal dari sumber yang benar. Terdapat dua sumber data yaitu sumber

data primer dan sekunder .

Sumber data primer meliputi siswa dan guru pendidikan agama

islam sedangkan sumber data sekunder meliputi kepala sekolah dan

wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.

Sedangkan objek penelitian merupakan sesuatu yang akan diteliti

yaitu implementasi nilai tasamuh dalam pembelajaran pendidikan

agama islam untuk membentuk karakter siswa di SMP Negeri 2

Seputih Agung.

32
Rosma Hartiny, Model Penelitian Tindakan Kelas, Hlm, 8.
33
Suharimi, Penelitian Tindakan Kelas, Hlm, 107.
33

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Metode wawancara (interview) adalah format wawancara yang

berbeda. Wawancara dibagi menjadi dua, yakni wawancara terstruktur

dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur pertanyaaan

harus lengkap dan spesifik, sedangkan wawancara tak terstruktur disisi

lain, hanya berisi topik yang ditanyakan kepada responden.34

Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur

dengan berbicara langsung dengan guru pendidikan agama islam dalam

menanamkan nilai-nilai toleransi. Peneliti juga berbicara kepada siswa

tentang bagaimana respon dalam memahami nilai-nilai toleransi.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada suatu objek penelitian. 35 Observasi

dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik terhadap situasi dan

kondisi objek penelitian.36 Digunakan sebagai alat pengumpulan data

secara langsung, untuk melihat dan mengamati siswa maupun guru saat

34
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradikma Baru Ilmu Komunikasi
Dan Ilmu Sosial Lainya (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004), Hlm, 180.
35
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Persefektif Rancangan Penelitian
(Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2011), Hlm, 220.
36
Gfony Djunaidi, Petunjukan Praktis Penelitian Pendidikan (Malang: UIN Malang,
2009), Hlm, 182.
34

proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan di

SMP Negeri 2 Seputih Agung.

c. Dokumentasi

Dengan menggunakan metode dokumentasi, peneliti dapat

memperoleh informasi dari berbagai sumber tertulis atau dokumen yang

tersedia dari responden berupa tempat tinggal responden atau kegiatan-

kegiatan yang ada.

F. Instrument pengumpulan data

Instrumen dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Bentuk instrument Observasi

Observasi instrumen yang digunakan yaitu dengan melihat

langsung obyek penelitian tersebut.

2. Bentuk instrument Wawancara

Bentuk dialog yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data

yang responsive. Dalam wawancara ini instrumen yang digunakan yaitu

menggunakan kisi-kisi pertanyaan yang telah dibuat.

3. Bentuk instrument Dokumentasi

Dalam dokumentasi ini instrumen yang digunakan yaitu

mengumpulkan foto-foto kegiatan belajar mengajar dan juga kegiatan-

kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Seputih Agung guna sebagai bukti

penelitian yang sudah diteliti.


35

G. Tehnik Analisis Data

Data yang dikumpulkan biasanya masih berupa data mentah yang

perlu diolah untuk menyederhanakan data agar memudahkan peneliti

dalam menganalisisnya. Tujuan analisis data untuk menginterpretasikan

data yang dikumpulkan dan diolah untuk memperoleh jawaban untuk

kemudian merumuskan pertanyaan penelitian dan untuk membuktikan

hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

Dalam analisa data ini terdiri dari tiga jenis diantaranyaadalah:

1. Reduksi Data

Dalam teknik reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, mengfokuskan pada hal-hal penting dan dicari tema dan

polanya. Dari data tersebut yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya.37

Dalam reduksi data yaitu mencatat semua temuan dilapangan baik

melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi yang mana dengan

cara reduksi yaitu merangkum, memilih dan mengfokuskan data pada

pokok pembahasan yang sesuai dengan tujuan.

2. Penyajian Data

Dalam penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan

pemahaman kasus dan sebagai acuan dalam mengambil tindakan

berdasarkan pemahaman dan analisis sajian data. Terkait dengan data


37
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cet.27 (Bandung:
Alfabetha, 2018), Hlm, 247.
36

penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung dengan

matriks jaringan kerja.38

Mengkaji ulang dari catatan hasil pengamatan, wawancara, dan

dokumentasi, serta memisahkan data yang penting dan tidak penting.

3. Verifikasi atau kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yaitu temuan baru

yang sebelumnya tidak pernah ada, temuan tersebut dapat berupa

deskripsi atau gambaran pada suatu objek yang sebelumnya masih

belum jelas dan setelah diteliti menjadi jelas dan dapat berupa

hubungan hipotesis atau teori.39

H. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini berfokus pada pemahaman

siswa dalam memahami dan menanamkan nilai tasamuh (toleransi).

Teknik yang digunakan untuk menentukan kecukupan data dalam

penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan membandingkanya. Triangulasi dalam penelitian

ini adalah mencari data dalam sumber data yang sama dengan

menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.40

38
Imam Gunawan, “Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktek (Jakarta: PT Bumi
aksara, 2014),” Hlm, 211.
39
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung, Alfabetha,
2011),” Hlm, 253.
40
Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif. Hlm,203.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat BerdirinyaSMP Negeri 2 Seputih Agung

SMP Negeri 2 Seputih Agung berdiri pada tanggal 7 Juni 2017

berdiri diatas tanah 10.000 meter persegi melalui dana LOAN 2017

tahun ajaran 2017/2018. Pada awal berdirinya SMP Negeri 2 Seputih

Agung menerima 112 siswa karena pada saat itu masih ada 3 ruang

kelas yang dibangun seiring berjalanya waktu SMP Negeri 2 Seputih

Agung membangun 15 ruang kelas dengan jumlah siswa 438.

Berikut kepemimpinan di SMP Negeri 2 Seputih Agung dari tahun

2017 hingga sekarang :

1. Drs. Sarifudin Nur dari tahun 2017 sampai tahun 2019.

2. Drs. Supriyadi M.Pd dari tahun2019 sampai tahun 2021.

3. Bapak Andra Rotama, S.Pd, M.Pd dari tahun 2021 hingga

sekarang.

b. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Seputih Agung

Menjadi sekolah yang bertaqwa dan berprestasi sejajar dengan

sekolah unggulan di Lampung Tengah.

1) Visi SMP Negeri 2 Seputih Agung

a) Terwujudnya nilai-nilai agama

b) Terwujudnya nilai-nilai solidaritas dalam sekolah

c) Meningkatkan pengamalan keagamaan


37
38

d) Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik

e) Meningkatnya implementasi IMTAQ sebagai landasan

pergaulan

f) Terwujudnya suasana lingkungan yang aman, asri dan

kondusif

g) Terwujudnya hubungan antara sekolah, masyarakat dan stake

holder lainnya secara harmonis

2) Misi SMP Negeri 2 Seputih Agung

a) Meningkatkan karakter pada siswa

b) Memperkokoh nilai-nilai agama

c) Meningkatkan tanggung jawab dan kejujuran

d) Meningkatkan kegiatan keagamaan

e) Meningkatkan kedisiplinan

f) Mewujudkan sekolah yang inovatif dalam pembelajaran

g) Mewujudkan sekolah sehat

h) Meningkatkan tanggung jawab dan percaya diri

c. Keadaan Guru SMP Negeri 2 Seputih Agung

Pada saat ini SMP Negeri 2 Seputih Agung diasuh oleh 30 0rang

guru, yang terdiri dari 12 lak-laki dan 18 perempuan dengan rata-rata

mempunyai latar belakang pendidikan S1 dan satu guru yang

berpendidikan S2. Dimana kebanyakan sudah dipegang oleh guru-guru

berkompeten dibidangnya.

Berikut ini keadaaan data guru yangada di SMP Negeri 2 Seputih

Agung yang dikemukakan pada tabel dibawah ini:


39

Tabel 4.1
Keadaan guru dan karyawan SMP Negeri 2 Seputih Agung

No Nama L/P Tk. Jabatan Keterangan


Pendidikan
1 Andra Rotama,S.Pd, L S.2 Kepsek
M.Pd
2 Ari Suryanto S.Pd L S.1 - Guru B. Indo
3 Arif Adang Sutina S.Pd L S.1 Pemb, Osis Guru Penjas
4 Atika Febtian Sari S.Pd P S.1 - Guru Pkn
5 Cici Trimaya S.Pd P S.1 - Guru B. Lam
6 Danil Sianipar S.Pd L S.1 - Guru kristen
7 Delta Yuliyana S.Pd P S.1 - Guru B. Indo
8 Desi Mulini S.Pd P S.1 - Guru B. Indo
9 Dewi Puji Lestari S.Pd P S.1 Pem, Anti Korupsi
Pramuka
10 Drs. Gunawan L S.1 Wakasis Guru IPS
11 Eka Susanti S.Pd P S.1 - Guru B. Indo
12 Febrillia Yusanti S.Pd P S.1 Kep, UKS Guru B.
Inggris
13 Hartini Sejati S.Pd P S.1 Sarpras Guru PKN
14 Hemilla S.Pd P S.1 Kepus Guru IPS
15 Heri Wahyudi S.Pd L S.1 Keplab. Guru B. Indo
BHS
16 Imam Suparno S.Pd L S.1 Humas Guru PAI
17 Istiqomah S.Pd P S.1 - Guru MTK
18 Joni Efendi S.Pd L S.1 - Guru IPS
19 Lica Dewi Septiana S.Pd P S.1 Keplab. IPA Guru IPA
20 Lindawati Kalsum S.Si P S.1 - Guru IPA
21 Melda Gustina S.pd P S.1 - Guru IPA
22 Menik Sunita S.Pd P S.1 - Guru Pai
23 Meta Widya Hafsari S.Pd P S.1 Pemb, Seni Seni Budaya
24 Rinawati S.Pd P S.1 B. Guru Inggris
Sejahteraan
25 Sony Triyono S.Pd L S.1 - Anti Korupsi
26 Sugiharto S.Pd L S.1 Pem, Guru Penjas
olahraga
27 Sukaryadi S.Pd L S1 Wakur Guru IPA
28 Sulis Setiawati S.Pd P S.1 - Guru Inggris
29 Umar Sanusi S.Pd L S.1 Pem, sains Guru MTK
40

30 Yunita Hafidhsa A, S.Pd P S.1 - Seni Budaya


d. Data Siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung

Secara umum jumlah siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung, dari

tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup bagus dan tetap

eksis, hal ini menunjukan bahwa adanya kepercayaan dari masyarakat

terhadap SMP Negeri 2 Seputih Agung.

Tabel 4.2
Data keadaan siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung TP. 2022/2023

No Kelas Jumlas siswa Ket non muslim


Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VIIa 12 19 31 7
2 VIIb 11 18 29 5
3 VII c
10 19 29 6
4 VIId 11 19 30 5
5 VIIe 12 18 30 3
6 VIIIa 13 18 31 4
7 VIIIb 13 17 30 2
8 VIIIc 10 19 29 3
9 VIIId 11 16 27 4
10 VIII e
11 17 28 4
11 IXa 11 18 29 2
12 IXb 10 19 29 5
13 IX c
9 18 27 2
14 IXd 10 19 28 3
15 IXe 9 21 30 2
Jumlah 163 275 438 57
41

Dari tabel diatas peneliti memilih kelas VIIa untuk diwawancarai

yang berjumlah 31 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 19

perempuan dan juga banyak terdapat siswa yang non muslim yaitu

berjumlah 7 orang dibandingkan dengan kelas lainya .

e. Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 2 Seputih Agung

SMP Negeri 2 Seputih Agung dari segi bangunan dan media

pembelajaran telah mempunyai fasiltas umum yang cukup mendukung

dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

Tabel 4.3
Fasilitas sarana belajar mengajar SMP Negeri 2 Seputih Agung

Baik Rusak Jumlah Total

1 Ruang Kelas 15 - 15

2 Ruang Kepala Madrasah 1 - 1

3 Ruang Guru 1 - 1

4 Ruang Tata Usaha 1 - 1

5 Laboratorium Komputer 2 - 2

6 Laboratorium Bahasa 2  - 2

7 Ruang Perpustakaan 1 - 1

Ruang Usaha Kesehatan


8 1 - 1
Sekolah (UKS)

9 Ruang Kesenian 1 - 1

10 Toilet Guru 2 - 2

11 Toilet Siswa 6 - 6

12 Ruang OSIS 1 - 1

13 Ruang Pramuka 1 - 1

14 Masjid/Musholla 1 - 1
42

Baik Rusak Jumlah Total

15 Gedung/Ruang Olahraga 1 - 1

16 Kursi Siswa 450 15 450

17 Meja Siswa 450 7 450

19 Kursi Guru di ruang kelas 15 -  15

20 Meja Guru di runag kelas 15  - 15

21 Papan Tulis 15 -  9

22 Lemari di ruang kelas 15  - 4

27 Bola Sepak 6  - 2

28 Bola Voli 6  - 2

29 Bola Basket 2  - 2

Meja Pingpong (Tenis


30 1 - 1
Meja)

Lapangan
31 1 - 1
Sepakbola/Futsal

32 Lapangan Bulutangkis 1 - 1

33 Lapangan Basket 1 - 1

34 Lapangan Bola Voli 1 - 1

35 Personal Komputer 40 5 40

36 Printer 5 1 5

37 LCD Proyektor 7 1 7

38 Layar (Screen) 2 1 2

Meja Guru & Tenaga


39 40 3  40
Kependidikan

Kursi Guru & Tenaga


40 40  2 40
Kependidikan

41 Lemari Arsip 2  - 2

42 Kotak Obat (P3K) 2  - 2


43

Baik Rusak Jumlah Total

43 Brankas 2 1 2

44 Pengeras Suara 4  1 4

Washtafel (Tempat Cuci


45 15 -  15
Tangan)

f. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Seputih Agung

Gambar 4.4
Struktur organisasi SMP Negeri 2 Seputih Agung

Kepala Komite Kepala Sekolah

Harsono Andra Rotama S.Pd, M.Pd

Kepala TU
Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Heri Wintoro S.E
Sukaryadi S.Pd Drs. Gunawan

Kepala Perpustakaan
Gristriani
Pembina Osis
Arif Adang S.
S.Pd
Kepala Laboratorium
Wali kelas
Lica Dewi S, S.Pd
Guru/BK

Kepala Keamanan
Siswa
Sujanto
44

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Keterkaitan nilai-nilai toleransi dengan pendidikan agama islam

dalam membentuk karakter siswa yaitu idealnya mampu mencegah

eklusivisme, atau pemikiran tentang pergaulan yang diperoleh diri orang

atau golongan yang memiliki iman yang sama sehingga menjadikan

pemisah intraksi sosial antar sesama.41

Untuk mengetahui penanaman nilai tasamuh dalam membentuk

karakter melalui pembelajaran pendidikan agama islam peneliti melakukan

wawancara, observasi dan dokumentasi. Usaha yang dilakukan dalam

membentuk karakter di SMP Negeri 2 Seputih Agung sebagai berikut:

a. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai

Tasamuh Untuk Membentuk Karakter Pada Siswa

Pembelajaran pendidikan agama islam lebih terfokus dalam upaya

untuk mensadarkan siswa dalah hal menghargai perbedaan yang ada

(toleransi) baik itu perbedaan dalam hal suku, status sosial maupun

kepercayaan. Usaha yang dilakukan dalam menanankan nilai toleransi

antar sesama yaitu dengan cara lebih memahamkan siswa akan

pentingnya hidup bertoleransi karena perbedaan yang ada dan

menerapkan nilai-nilai toleransi. Hal ini dilakukan karena agar tercipta

rasa saling menghargai antar sesama tanpa membeda-bedakan

perbedaan yang ada, supaya menjadi individu yang mempunyai sifat

41
Tristan Malik dan Ahmad Kosasih, “Implementasi Nilai-nilai Toleransi Dalam
Pembelajaran PAI,” Jurnal An-Nuha: Pendidikan Islam, no.2 ( 15 Maret 2023),
http://annuha.ppj.unp.ac.id/index.php/annuha/atticle/174/85.
45

disiplinwaktu, bekerja keras, perduli kebersihan dan senantiasa berkata

baik agar menjadi pribadi yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan waka kesiswaan saat

ditanyakan mengenai upaya yang digunakan guru pendidikan agama

islam dalam membentuk karakter mengatakan:

“Upaya guru pendidikan agama islam dalam membentuk karakter


pada siswa yaitu dengan cara menekankansiswa dalam
meningkatkan kesadaranakan pentingnya hidup bertoleransi saling
menghargai perbedaan yang ada baik dalam hal suku, maupun
kepercayaan karena mayoritas siswa beragama islam tetapi ada juga
yang beragama protestan dan khatolik.”
Lanjut menambahkan :

“Kurang aktifnya guru pendidikan agama kristen menjadi PR


tersendiri bagi guru pendidikan agama islam dimana harus dapat
mengkondusikan kelas agar dapat melakukan pembelajaran sesuai
yang diharapkan”42

Hal ini kuatkan oleh Ibu Menik Sunita, S.Pd selaku guru

pendidikan agama islam mengatakan :

“Siswa yang beragama non muslim biasanya mengikuti


pembelajaran bersama didalam kelas jika materi yang disampaikan
membahas tentang umum apabila membahas tentang sholat dan
sebagainya maka siswa yang beragama non muslim diarahkan
kedalam lab computer untuk mencari materi yang berkaitan dengan
kepercayaan yang dianutnya”43
Berdasarkan pemaparan diatas, disimpulkan bahwa seorang

guruharus mempunyai upaya atau metode dalam menanamkan nilai-

nilai toleransi agar dapat dipahami dengan mudah dan supaya tujuan

untuk meningkatkan karakter siswa tercapai. Namun, akan lebih baik

42
Drs Gunawan,Wawancara Dengan Waka Kesiswaan, SMP Negeri 2 Seputih Agung,28
Januari 2023.
43
Menik SunitaS.Pd,Wawancara Dengan, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2
Seputih Agung,28 Januari 2023.
46

jika seorang pendidik mempunyai metode baru dalam menanamkan

nilai-nilai toleransi agarsiswa merasa lebih bersemangat dan termotivasi

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan didalam kelas maupun diluar

kelas. Dengan begitu membuat siswa tidak mudah merasa bosan dalam

pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan yang ada.

Upaya yang dilakukan guru pendidikan agama islam dalam

membentuk karakter siswa melalui pemahaman akan pentinya rasa

saling menghargai perbedaan (toleransi) yaitu:

1) Pemberian Motivasi

Melalui pemberian motivasi dapat mempengaruhi karakter

pada siswa. Dengan memberikan motivasi diharapkan dapat

mensadarkan dan menumbuhkan semangat pada siswa untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik didalam sekolah

maupun diluar lingkungan sekolah. Apabila seorang pendidik tidak

melakukan upaya pemberian motivasi maka akan menimbulkan

dampak yang negatif terhadap kemampuan siswa dalam

mengembangkan karakter, seperti saling ejek sesama teman, malas

dan tidak memiliki semangat dalam belajar maupun dalam kegitan-

kegiatan yang ada disekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pendidikan agama

islam yang menyatakan bahwa:

“Salah satu upaya dalam meningkatkan karakter siswa yaitu


dengan memberikan motivasi yang bertujuan mensadarkan
siswa akan pentingnya saling bertoleransi dengan sesama dengan
cara memberikan penjelasan tentang menghargai perbedaan yang
47

ada, maupun memberikan pemahaman berupa pemberian


ganjaran dan bercerita agar dapat menumbuhkan semangat dan
keinginan dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang baik”.44

Dari penjelasan diatas bahwa pemberian motivasi yang

dilakukan oleh guru pendidikan agama islam adalah upaya

mensadarkan siswa akan pentingnya saling menghargai dengan

sesama yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam

meningkatkan karakter baik melalui penanaman nilai toleransi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada siswa yang

beragama islam mengatakan:

“Guru pendidikan agama islam memberikan pemahaman dengan


menceritakan hikmah yang didapat oleh setiap orang yang mau
dan ingin terus melakukan perbuatan baik dengan sesama tanpa
memandang perbedaan yang ada dan meberikan motivasi yang
sangat membangun bagi siswa agar lebih bersemangat dalam
melakukan perbuatan yang baik”.45
Hal tersebut dikatakan juga oleh siswa yang beragama non

muslim bahwa:

“Pemberian motivasi yang dilakukan ini sangat membantu dalam


menumbuhkan semangat agar terus melakukan perbuatan-
perbuatan yang baik tanpa memandang status apapun dan selalu
mengingatkan agar terus melakukan perbuatan-perbuatan baik
supaya terbiasa”.46
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa

pemberian motivasi melalui penanaman nilai-nilai toleransi sangat

membantu dalam mensadarkan siswa akan pentingnya bertoleransi

dan mempermudah proses pembentukan karakter pada diri siswa,


44
Menik SunitaS.Pd,Wawancara Dengan, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2
Seputih Agung, 28 Januari 2023.
45
Tiara Sapitri, Wawancara Dengan Siswa SMP Negreri 2 Seputih Agung, 28 Januari
2023.
46
Agnes Agustina, Wawancara Dengan Siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung, 28 Januari
2023.
48

sehingga tercipta kenyamanan dan kerukunan dalam melaksanakan

pembelajaran yang lebih efektif dan lebih aktif dalam kegiatan-

kegiatan yang ada disekolah.

2) Pemberian Bimbingan

Memberikan bimbingan adalah upaya atau usaha yang

dilakukan guru pendidikan agama islam dalam membimbing siswa

untuk meningkatkan karakter melalui penanaman nilai-nilai

tasamuh (toleransi). Pemberian bimbingan kepada siswa ini

bertujuan supaya siswa lebih mudah memahami dan menghayati

nilai-nilai toleransi agar tercipta suasana yang damai tanpa adanya

perselisihan karna adanya sebuah perbedaan. Selain itu, pemberian

bimbingan dapat berpengaruh terhadap efektifitas siswa seperti

kebiasaan dan juga perubahan sikap. Dengan demikian

memberikan bimbingan pada siswa dapat membantu dalam

memahami dan mempraktekan secara langsung nilai-nilai toleransi

yang telah diajarkan akan menghasilkan karakter yang lebih baik.

Berdasarkan wawancara dengan seorang siswa yang

beragama islam mengatakan bahwa:

“Salah satu pemberian bimbingan yang dilakukan terkait dengan


nilai-nilai toleransi yaitu dengan memberikan contoh-contoh
dalam bentuk cerita terkait dengan pentinya bertoleransi maupun
dengan pembiasaan ketika didalam kelas agar lebih mudah diingat
dan dipahami”.47

47
Tiara Sapitri, Wawancara Dengan Siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung, 28 Januari
2023.
49

Hal yang serupa dikatakan oleh siswa lain yang beragama

non muslim mengatakan bahwa:

“Membimbing siswa dengan memberikan contoh-contoh sikap


dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan nilai-nilai
toleransi agar lebih mudah dipahami dan dapat diterapkan
didalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat”.48
Begitu juga yang dikatakan oleh siswa lain yang

diwawancara mengatakan bahwa:

“Biasanya guru pendidikan agama islam lebih sering memberikan


contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan nilai toleransi agar mudah dipahami terkait akan
pentingnya sikap saling menghargai perbedaan antar sesama baik
perbedan dalam hal pendapat, suku dan agama”.49
Berdasarkan pernyataan diatas, guru pendidikan agama islam

mengatakan bahwa:

“Bentuk bimbingan yang biasanya saya berikan pada siswa untuk


meningkatkan karakter yaitu dengan membimbing siswa supaya
dapat menanamkan nilai-nilai toleransi dengan baik dan
memberikan contoh-contoh sikap toleransi antar sesama agar
lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan”.50
Dapat disimpulkan dari hasil pernyataan siswa dan guru di

SMP Negeri 2 Seputih Agung, bahwa memberikan bimbingan

terhadap siswa sangat berpengaruh akan keberhasilandalam

meningkatkan karakter melalui penanaman nilai-nilai toleransi dan

pemberian contoh-contoh sikap toleransi didalam kehidupan

sehari-hari agar lebih mudah dipahami. Melalui pemberian

48
Agnes Agustina, Wawancara Dengan Siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung, 28 Januari
2023.
49
Rendi Saputa, Wawancara Dengan Siswa SMP Negeri 2 Seputih Agung, 28 Januari
2023.
50
Menik SunitaS.Pd,Wawancara Dengan, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2
Seputih Agung, 28 Januari 2023.
50

bimbingan ini, siswa yang berbeda suku maupun kepercayaan akan

lebih terbuka antar teman tanpa ada perselisihan.

Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan akan

siswa akan lebih mudah dipahami dan memberikan bimbingan

secara terus-menerus akan lebih mempermudah siswa dalam

memahaminya.

3) Melakukan Pembiasaan Dalam Belajar Sebagai Bentuk

Implementasi Nilai-nilai Toleransi

Melakukan pembiasaan adalah upayadalam membentuk

karakter pada siswa melalui penanaman nilai toleransi.

Berdasarkan wawancara dengan guru pendidikan agama

islam mengatakan:

“Pembiasaan yang dilakukan sebagai bentuk menanamkan nilai-


nilai toleransi yaitu seperti mengizinkan siswa berdoa dengan
keyakinan masing-masing, tidak memaksakan siswa yang non
muslim untuk mengikuti pembelajaran agama islam, memberikan
perlakuan yang sama pada setiap siswa, saling tolong menolong,
bertoleransi terkait aturan berseragam bagi siswa non muslim, dan
melakukan pembiasaan 5 S (salam, sapa, senyum, sopan, santun)
ketika saling bertemu”.51

Berdasarkan proses pembelajaran yang melibatkan siswa dari

berbagai latar belakang, dapat disimpulkan bahwa penting untuk

membangun hubungan baik antara guru dan siswa dan siswa

dengan siswa. Didalam pembelajaran pendidikan agama

Islam,nilai-nilai toleransi yang dapat diterapkan dan dijadikan

pembiasaan dalam pembelajaran adalah memberikan kebebasan


51
Menik SunitaS.Pd,Wawancara Dengan, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2
Seputih Agung, 28 Januari 2023.
51

kepada siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya,

memberikan perlakuan yang adil untuk setiap siswa tanpa

memandang latar belakang, tidak memaksa siswa non-muslim

untuk mengikuti pembelajaran agama Islam, serta saling membantu

dan menjalankan 5S (salam, sapa, senyum, sopan, santun).

b. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Disekolah

Penanaman nilai tasamuh adalah tindakan dalam membentuk

sikap, sifat, prilaku kepribadian peserta didik untuk menghadapi

perkembangan globalisasi dan digitalisasi. Penanaman nilai-nillai

tasamuh (toleransi) merupakan suatu langkah guna mensadarkan

peserta didik akan pentingnya hidup bertoleransi dengan sesame agar

membentuk karakter yang berupa tingkah laku, adab,dan budi pekerti

yang baik. Penanaman nilai tasamuh untuk membentuk karakter pada

siswa tidak hanya berupa materi yang hanya bisa dicatat dan dihafalkan

tetapi menggunakan pembelajaran yang teraplikasi dalam semua

kegiatan siswa baik didalam lingkungan sekolah, masyarakat maupun

keluarga dengan pembiasaan, keteladanan, yang dilakukan secara

berkesinambungan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Andra Rotama, S.Pd,

M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Seputih Agung mengatakan:

“Pembentukan karakter adalah upaya yang dilakukan dalam


membimbing siswa. Sehingga diharapkan melalui pembentukan
karakter ini, siswa dapat diarahkan kejalan yang tepat
agarmempunyai semangat yang kuat, daya kreasi yang tinggiagar
52

dapat bersaing dalam era perkembangan zaman yang semakin


maju.”.52

Ibu Menik Sunita, S.Pd, selaku guru pendidikan agama islam

mengatakan :

“Pembentukan karakter melalui penanaman nilai tasamuh adalah


sebuah usaha yang dilakukan agar terjadinya pola perubahan tingkah
laku dan kebiasaan yang baik pada siswa”.53
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan pembentukan karakter

melalui penanaman nilai tasamuh adalah suatu usaha dalam membentuk

siswa yang lebih baik agar dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah,

masyarakat, dan keluarga.

Bapak Andra Rotama, S.Pd,M.Pd menjelaskan bahwa

pembentukan karakter tidak hanya melalui pendidikan agama islam

melalui penanaman nilai toleransi tetapi juga melalui program kegiatan-

kegiatan yang ada disekolah:

“Sekolah mempunyai program yang terstruktur berdasarkan nilai-


nilai agama yang ada.Beberapa program kegiatan yang ada pada
disekolah yaitu: melaksanakan sholat dzuhur berjamaah setiap hari
bagi yang beragama muslim sedangkan yang non muslim kita
alihkan ke lab computer untuk memahami materi keagamanya, jumat
bersih, rohis, pramuka, dan peringatan hari-hari besar keagamaan.
Jadi pada proses ini kita membantu dan membimbing siswa agar
mengalami kemajuan dalam berprilaku, sopan dalam berbicara, dan
dalam pengembangan prestasi belajar”.54

52
Andra Rotama, S.Pd, M.Pd, Wawancara Dengan Kepala Sekolah, SMP Negeri 2
Seputih Agung, 28 Januari 2023.
53
Menik SunitaS.Pd,Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam,SMP Negeri 2
Seputih Agung, 28 Januari 2023.
54
Andra Rotama, S.Pd, M.Pd, Wawancara Dengan Kepala Sekolah, SMP Negeri 2
Seputih Agung, 28 Januari 2023.
53

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan pembentukan

karakter pada siswa tidak berporos pada pembelajaran pendidikan

agama islam melalui penanaman nilai-nilai tasamuh melaikan melalui

kegiatan yang ada disekolah juga seperti :

1) Kegiatan sholat dzuhur berjamaah bagi siswa yang beragama

muslim, setelah selesai melakasanakan sholah dzuhur berjamaah

kemudian mendengarkan ceramah yang diberikan oleh seorang

guru dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan tentang agama

islam, sedangkan siswa yang beragama non muslim dialihkan ke

lab computer untuk mencari materi-materi yang berkaitan dengan

kepercayaanya dengan dibimbing oleh guru yang bertugas.

2) Kegiatan jum’at bersih dilakukan pada setiap hari jum’at sebagai

bentuk penanaman nilai toleransi antar sesama. Jumat bersih

dilaksanakan jam 8.00 di SMP Negeri 2 Seputih Agung. Bertujuan

agar siswa sadar dan perduli akan pentingnya kebersihan. Jum’at

bersih ini dilakukan dilingkungan sekolah dan pemakaman umum

yang berada didekat sekolah SMP Negeri 2 Seputih Agung.

3) Kegiatan rohis merupakan kegiatan extrakulikuler yang ada di SMP

Negeri 2 Seputih Agung sebagai upaya dalam penanaman nilai-

nilai toleransi untuk membentuk karakter pada siswa.

4) Pramuka adalah kegiatan extrakulikuler yang ada di SMP Negeri 2

Seputih Agung. Pada kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah

dalam membentuk karakter siswa yang menghargai perbedaan yang

ada dengan sesama, nilai kemandirian, dan gotong royong.


54

5) Memperingati hari besar keagamaan merupakan kegiatan yang

dilakukan di SMP Negeri 2 Seputih Agung. Pada Kegiatan ini

melibatkan seluruh warga sekolah tanpa terkecuali seperti

memperingati hari-hari besar islam seluruh siswa yang beragama

muslim ataupun non muslim semua ikut terlibat untuk menyiapkan

dan melaksankan karena dalam kegiatan tersebut tidak hanya

memberi pemahaman terhadap siswa yang beragama muslim tetapi

juga yang beragama non muslim, agar tercipta rasa toleransi yang

semakin kuat tanpa membeda-bedakan antar sesama.55

Sejalan dengan kepala sekolah Drs. Gunawan selaku waka

kesiswaan mengatakan bahwa:

“Pembentukan karakter melalui penanaman nilai-nilai toleransi


sangat penting. Apa yang membuat anak-anak kita selama ini begitu
dirisaukan karena karakternya kurang bagus, kalau ini dibiarkan
generasi kita kedepanya dari prilakunya, kepribadianya jauh dari
harapan. Jadi saya pikir pembentukan karakter itu sangat penting dan
harus memang diperhatikan”.56
Dapat disimpulkan pembentukan karakter sangatlah penting untuk

diaplikasikan sebagai solusi yang dapat menjawab keseriusan dalam

membentuk siswa yang unggul dan berkarakter didalam menghadapi

era globalisasi dan digitalisasi. Pengaplikasian yang dilakukan oleh

sekolah merupakan sebuah langkah dalam dunia pendidikan.

B. Temuan dan Pembahasan

55
Observasi di SMP Negeri 2 Seputih Agung, 28 Januari 2023.
56
Drs Gunawan,Wawancara Dengan Waka Kesiswaan, SMP Negeri 2 Seputih Agung, 28
Januari 2023.
55

Berdasarkan wawancara dan data yang diperoleh penulis dalam proses

penelitian, maka penulis melakukan analisis terhadap hasil penelitian dalam

bentuk deskriptif analisis. Dalam menganalisa hasil penelitian, peneliti

menginterpretasikan hasil wawancara dengan beberapa informan.

Dari hasil penelitian, mengemukakan penanaman nilai tasamuh melalui

pembelajaran pendidikan agama islam untuk membentuk karakter siswa di

SMP Negeri 2 Seputih Agung yaitu:

1) Pemeberian motivasi terhadap siswa akan pentingnya saling menghormati

antar sesama ditengah banyaknya perbedaan yang ada seperti perbedaan

suku dan kepercayaan.

2) Pemberian bimbingan terhadap siswa yang bertujuan untuk mengarahkan

siswa agar selalu berprilaku yang baik dengan sesama dilingkungan

sekolah, masyarakat dan lingkungan keluarga.

3) Melakukan pembiasaan ketika didalam kelas seperti mengizinkan

membaca doa dengan keyakinan masing-masing sebelum belajar,

membaca surat-surat pendek dipagi hari sebelum melakukan pembelajaran,

tidak memaksa siswa non muslim untuk mengikutinya, saling tolong

menolong, memberikan perlakuan yang sama pada setiap siswa baik yang

beragama muslim ataupun non muslim, bertoleransi terkait seragam bagi

siswa non muslim, dan melakukan pembiasaan 5 S (salam, sapa, senyum,

sopan, santun) baik disekolah maupun diluar sekolah.

4) Untuk mengecek pemahaman dan peningkatan karakter pada siswa,

dilakukan evaluasi dengan 3 cara penilaian.

a) Apersepsi dengan kegiatan-kegiatan yang ada dalam sekolah.


56

b) Nilai pengetahuan seperti ulangan harian, ujian tengah semester dan

ujian ahir semester.

c) Nilai sikap (karakter pada siswa) diluar maupun didalam kelas.

Pelaksanaan hal-hal tersebut yang dilakukan oleh guru pendidikan

agama islam dengan tujuan membentuk karakter pada peserta didikagar lebih

baik. Dalam penilaian penulis, dirasa cukup baik dan efektif ketika menyikapi

berbagai siswa yang berbeda-beda dari segi karakter, suku dan kepercayaan

sehingga dapat menciptakan suasana kerukunan dan kenyamanan didalam

kelas saat melakukan pembelajaran.

Untuk membentuk karakter siswa di SMP Negeri 2 Seputih Agung,

tidak hanya dilakukan didalam kelas melalui pembelajaran pendidikan agama

islam melalui penanaman nilai toleransi tetapi juga ditekankan dengan

program kegiatan-kegiatan yang ada disekolah yang terstruktur berdasarkan

nilai-nilai agama yang ada yaitu:

1) Kegiatan sholat dzuhur berjamaah bagi siswa yang beragama muslim,

setelah selesai melakasanakan sholah dzuhur berjamaah setelah itu

mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru yang bertujuan

memberikan ilmu pengetahuan tentang agama islam, sedangkan siswa

yang beragama non muslim dialihkan ke lab computer untuk mencari

materi-materi yang berkaitan dengan kepercayaanya dengan dibimbing

oleh guru yang bertugas.

2) Kegiatan jum’at bersih dilaksanakan setiap hari jum’at sebagai bentuk

penanaman nilai toleransi antar sesama. Jum’at bersih dilaksanakan jam


57

8.00 di SMP Negeri 2 Seputih Agung. Bertujuan agar siswa sadar dan

perduli akan pentingnya kebersihan. Jum’at bersih ini dilakukan

dilingkungan sekolah dan pemakaman umum yang berada didekat

sekolah SMP Negeri 2 Seputih Agung.

3) Kegiatan rohis merupakan kegiatan extrakulikuler yang ada di SMP

Negeri 2 Seputih Agung sebagai bentuk penanaman nilai-nilai toleransi

untuk membentuk karakter pada siswa.

4) Pramuka adalah kegiatan extrakulikuler yang ada di SMP Negeri 2

Seputih Agung. Adanya kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wadah

untuk membentuk karakter siswa yang dapat menghargai perbedaan yang

ada dengan sesama, nilai kemandirian, dan gotong royong.

5) Memperingati hari besar keagamaan adalah kegiatan yang ada di SMP

Negeri 2 Seputih Agung. Kegiatan ini melibatkan seluruh warga sekolah

tanpa terkecuali, seperti memperingati hari-hari besar islam seluruh siswa

yang beragama muslim ataupun non muslim semua ikut terlibat untuk

menyiapkan dan melaksankan karena dalam kegiatan tersebut tidak

hanya memberi pemehaman terhadap siswa yang beragama muslim

melaikan juga siswa yang beragama non muslim, agar tercipta rasa

toleransi yang semakin kuat tanpa membeda-bedakan antar sesama.

Dengan begitu hasil yang didapat dari mulai pembelajran dan program

kegitan-kegiatan disekolah yaitu:

1. Terciptanya kenyamanan dan kerukunan dalam pembelajaran dan

kegiatan-kegiatan disekolah.
58

2. Terciptanya suasana saling menghargai dengan sesama tanpa

memandang latar belakang.

3. Terbentuknya karakter yang lebih baik pada setiap siswa.

4. Meningkatkan kemampuan dalam hal akademik.

5. Mempererat persatuan dan kesatuan didalam sekolah.

C. Keterbatasan Penelitian

Mendapatkan hasil yang sempurna dalam penelitian ini sangatlah sulit,

sebab adanya keterbatasan penelitian yang diperolah diantarnya ialah:

1) Masih banyaknya siswa yang belum memahami akan pentingnya sikap

toleransi dan menghargai perbedaan antar sesama dan kurang aktifnya

siswa dalam mengikuti program kegiatan-kegiatan yang ada disekolah

sehingga sulit untuk mendapatkan informasi dari siswa.

2) faktor lingkungan sosial atau pergaulan dengan teman sebaya diluar

sekolah karena itu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

karakter pada siswa saat disekolah sehingga sulit dalam memahami siswa.

3) Dari sekian siswa yang diwawancara peneliti mendapat kesamaan jawaban

dari siswa.

4) Penelitian ini hanya dilakukan ketika pembelajaran pendidikan agama

islam.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Upaya pembelajaran pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai

tasamuh (toleransi) untuk membentuk karakter pada siswa yaitu melalui

pemberian motivasi pada siswa, pemberian bimbingan pada siswa dan

melakukan pembiasaan-pembiasan yang baik.

2. Pembentukan karakter tidak hanya melalui pembelajaran tetapi melalui

program kegiatan-kegiatan yang ada pada sekolah seperti, sholat dzuhur

berjamaah setiap hari bagi yang beragama muslim sedangkan yang non

muslim kita alihkan ke lab computer untuk memahami materi

keagamanya, jumat bersih, rohis, pramuka, dan peringatan hari-hari

besar keagamaan.

3. Hasil dari penanaman nilai toleransi melalui pembelajaran dan kegiatan

disekolah yaitu Terciptanya kenyamanan dan kerukunan dalam

pembelajaran dan kegiatan-kegiatan disekolah, terciptanya suasana

saling menghargai dengan sesama tanpa memandang latar belakang,

terbentuknya karakter yang lebih baik pada setiap siswa, meningkatkan

kemampuan dalam hal akademik, mempererat persatuan dan kesatuan

didalam sekolah.

4. Hambatan dalam pembentukan karakter dalam proses pembelajaran

pendidikan agama islam yang ditemukan yaitu adanya karakteristik


59
60

5. siswa yang berbeda-beda, kurangnya kesadaran siswa dalam memahami

nilai toleransi, kurangnya kedisiplinan pada siswa dan faktor

lingkungan sosial dalam bergaul serta pengaruh media masa yang

semakin mengalami kemajuan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi

secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Penanaman nilai tasamuh (toleransi) melalui pembelajaran

pendidikan agama islam sangatlah tepat dapat berpengaruh

terhadap perkembangankarakter pada siswa.

b. Melalui program kegiatan-kegiatan yang ada dalam sekolah dapat

juga mempengaruhi perkembangan karakter pada siswa yang lebih

baik. Siswa dengan keaktifan dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan tersebut tentunya mempunyai karakter yang lebih baik

dari pada siswa yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Hasil penelitian ini digunakan kepada para pelajar, guru, dan juga

kepala sekolah. Dengan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang lebih

aktif diharapkan dapat mengembangkan karakter yang lebih baik lagi.

C. Saran
Beredasarkan hasil penelitianyang ada dilapangan maka peneliti

memberikan saran yang berguna bagi lembega sekolah yang menjadi objek

peneliti.Sehingga dapat dijadikan motivasi ataupun bahan masukan dalam

rangka mensukseskan program yang dibuat.


61

1. Bagi guru, diharapkan dapat terus melanjutkan program yang sudah

berjalan secara optimal dan meminimalisir segala hambatan dalam

pembelajaran, baik dari siswa maupun dari pihak guru. Semua upaya

yang telah dilakukan harus terus ditingkatkan agar program-program

tersebut semakin optimal.

2. Bagi kepala sekolah, dengan adanya peningkatan karakter pada siswa

tentunya kepala sekolah dapat mengambil kebijakan untuk lebih

mengaktifkan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada disekolah.

3. Bagi siswa, diharapkan siswa agar dapat meningkatkan kesadaran akan

pentingnya rasa toleransi antar sesama agar dapat membentuk karakter

yang lebih baik dan meningkatkan keaktifan dalam kegiatan-kegiatan

yang ada pada sekolah agar terbiasa untuk menjalankanya.


62

Anda mungkin juga menyukai