Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

Pendidikan Islam memiliki peran yang signifikan dalam membentuk akhlak siswa di sekolah. Di
tengah-tengah tantangan moral dan nilai-nilai yang terus berkembang dalam masyarakat modern,
pendidikan Islam menjadi landasan yang kuat untuk membimbing siswa dalam mengembangkan
karakter yang baik dan moral yang kokoh. Dengan mengintegrasikan ajaran Islam dalam kurikulum
pendidikan, sekolah dapat menjadi tempat yang ideal untuk menyampaikan nilai-nilai etika,
moralitas, dan spiritualitas kepada generasi muda.

Pentingnya pendidikan Islam dalam mempengaruhi akhlak siswa terletak pada prinsip-prinsip yang
dipegang teguh oleh ajaran Islam, seperti kasih sayang, keadilan, kesabaran, dan keteladanan.
Melalui pengajaran dan pembelajaran yang terarah, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan
tentang ajaran agama, tetapi juga diberi pemahaman yang mendalam tentang bagaimana
mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks ini, penelitian tentang pengaruh pendidikan Islam terhadap akhlak siswa di sekolah
menjadi sangat relevan. Dengan memahami secara mendalam bagaimana pendidikan Islam dapat
memengaruhi perkembangan moral siswa, kita dapat merumuskan strategi yang lebih efektif dalam
mendukung pembentukan karakter yang baik dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki secara komprehensif peran pendidikan Islam dalam membentuk akhlak
siswa di sekolah serta implikasinya terhadap pembangunan moral generasi muda. Dengan demikian,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya memperkuat
landasan moralitas dalam pendidikan sekolah.

Pendidikan agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk akhlak di sekolah.
Dalam sebuah lembaga pendidikan, bukan hanya pengetahuan akademis yang diajarkan kepada
siswa, tapi juga nilai-nilai moral dan spiritual yang merupakan bagian integral dari perkembangan
kepribadian mereka. Pendidikan agama Islam hadir untuk memberikan landasan nilai dan etika yang
kuat bagi siswa agar dapat bertindak secara positif, berperilaku baik, serta mengembangkan sikap
yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks pendidikan, pembelajaran agama Islam tidak hanya sebatas menjelaskan ajaran-
ajaran agama, tetapi lebih jauh lagi memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Melalui pemahaman terhadap ajaran Islam, siswa diajarkan untuk mempraktikkan nilai-nilai seperti
kejujuran, kesabaran, kasih sayang, tolong-menolong, serta menghargai sesama manusia.
Pendidikan agama Islam juga mengajarkan pentingnya adab, sopan santun, dan tata krama dalam
berinteraksi dengan orang lain, sehingga menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh dengan
rasa saling menghormati di sekolah.

Selain itu, pendidikan agama Islam juga berperan dalam membentuk karakter siswa agar menjadi
individu yang bertanggung jawab, disiplin, serta memiliki kesadaran moral yang tinggi. Dengan
pemahaman yang baik terhadap ajaran agama, siswa diharapkan mampu mengambil keputusan
yang tepat dan bijaksana dalam setiap tindakan yang dilakukan. Mereka juga diajarkan untuk
mengendalikan emosi, mengelola konflik dengan baik, serta bersikap empati terhadap orang lain.
Sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan, pendidikan agama Islam menawarkan kontribusi
yang besar dalam membentuk kepribadian siswa secara holistik. Melalui pendidikan agama Islam,
diharapkan siswa mampu menginternalisasi nilai-nilai keislaman dalam diri mereka dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan agama Islam tidak
hanya membantu siswa meraih prestasi akademis, tetapi juga membentuk karakter yang kuat,
beretika, serta berakhlak mulia untuk menjadi generasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam konteks pendidikan, pembelajaran agama Islam tidak hanya sebatas menjelaskan ajaran-
ajaran agama, tetapi lebih jauh lagi memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Melalui pemahaman terhadap ajaran Islam, siswa diajarkan untuk mempraktikkan nilai-nilai seperti
kejujuran, kesabaran, kasih sayang, tolong-menolong, serta menghargai sesama manusia.
Pendidikan agama Islam juga mengajarkan pentingnya adab, sopan santun, dan tata krama dalam
berinteraksi dengan orang lain, sehingga menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh dengan
rasa saling menghormati di sekolah.

Selain itu, pendidikan agama Islam juga berperan dalam membentuk karakter siswa agar menjadi
individu yang bertanggung jawab, disiplin, serta memiliki kesadaran moral yang tinggi. Dengan
pemahaman yang baik terhadap ajaran agama, siswa diharapkan mampu mengambil keputusan
yang tepat dan bijaksana dalam setiap tindakan yang dilakukan. Mereka juga diajarkan untuk
mengendalikan emosi, mengelola konflik dengan baik, serta bersikap empati terhadap orang lain.

Pembahassn

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS SISWA. Rustan
Efendy, Irmwaddah , 28-33 Dialektika:Jurnal pendidikan agama, vol 1 nomor 1 tahun 2022

Pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah karakter seseorang, dan pendidikan agama
Islam merupakan bagian integral dari proses tersebut. Namun, pada kenyataannya, seringkali
pendidikan agama Islam hanya dianggap sebagai materi pelajaran di sekolah atau sekadar bahan ajar
tanpa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan fungsi pendidikan agama
Islam sebagai pembentuk akhlak tidak berjalan optimal. Lebih parahnya, fakta bahwa materi PAI
bukanlah standar kelulusan membuat banyak orang menganggap bahwa pendidikan agama Islam
tidak begitu penting. Dengan alokasi waktu yang terbatas, hanya dua jam dalam seminggu, mata
pelajaran PAI dianggap sebagai pelengkap dari mata pelajaran lainnya dan ujiannya seringkali hanya
bersifat tes tertulis.

Tujuan utama dari pembelajaran PAI seharusnya adalah membentuk kepribadian siswa yang
tercermin dalam perilaku dan pemikiran mereka sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran PAI
bukanlah tanggung jawab seorang guru PAI saja, melainkan membutuhkan dukungan dari seluruh
komunitas sekolah, masyarakat, dan terutama orang tua. Sekolah harus mampu mengkoordinasikan
dan mengomunikasikan pola pembelajaran PAI kepada semua pihak terkait sebagai bagian dari
suatu rangkaian komunitas yang saling mendukung demi terbentuknya siswa yang berakhlak dan
berbudi pekerti luhur.

Proses pembelajaran PAI seharusnya mengedepankan konsep mendidik daripada sekadar mengajar.
Mendidik melibatkan proses lebih luas seperti memberikan bimbingan dan nasehat sehingga nilai-
nilai yang diajarkan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Melalui penghayatan nilai-
nilai ini, kita dapat mengukur perkembangan siswa menuju arah yang lebih baik. Pentingnya
apresiasi dari para guru juga tidak boleh dilupakan.

Pendidikan agama Islam melalui pembelajaran akidah bisa membentuk karakter religius pada siswa.
Dengan pemahaman yang mendalam, diharapkan siswa dapat menerapkan ajaran tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka, yang pada akhirnya akan menciptakan siswa yang berbudi pekerti
luhur, beragama, dan berpengetahuan tinggi. Dampak positif ini akan sangat berarti bagi
perkembangan siswa jika mampu menerapkan ajaran agama Islam dalam kehidupan mereka.

GUAU

Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam. ISSN: 2829-9078. Volume 2, Nomor 9, 2022. Syariah.
Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa sD Tenera Bengkulu Utara, 127-
130

Pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah karakter seseorang, dan pendidikan Agama
Islam merupakan bagian integral dari proses tersebut. Namun, pada kenyataannya, seringkali
pendidikan agama Islam hanya dianggap sebagai materi pelajaran di sekolah atau sekadar bahan ajar
tanpa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan fungsi pendidikan agama
Islam sebagai pembentuk akhlak religius tidak berjalan dengan baik.

Tujuan utama dari pembelajaran PAI seharusnya adalah membentuk kepribadian siswa yang
tercermin dalam perilaku dan pemikiran mereka sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran PAI
bukanlah tanggung jawab seorang guru PAI saja, melainkan membutuhkan dukungan dari seluruh
komunitas sekolah, masyarakat, dan terutama orang tua. Sekolah harus mampu mengkoordinasikan
dan mengkomunikasikan pola pembelajaran PAI kepada semua pihak terkait sebagai bagian dari
suatu rangkaian komunitas yang saling mendukung demi terbentuknya siswa yang berakhlak dan
berbudi pekerti luhur (Ainah, Nur, 2013).

Pendidikan agama Islam melalui pembelajaran aqidah dapat membentuk karakter religius pada
siswa. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan siswa mampu menerapkan ajaran tersebut dalam
kehidupan sehari-hari mereka, yang pada akhirnya akan menciptakan siswa yang berkepribadian,
beragamis, dan berpengetahuan tinggi. Ini merupakan dampak yang sangat baik bagi siswa apabila
mampu menerapkan materi Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan mereka.

Sebagai mata pelajaran, pendidikan agama Islam mempunyai peranan penting dalam penyadaran
nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik. Muatan mata pelajaran yang mengandung nilai, moral,
dan etika menempatkan pendidikan agama Islam pada posisi terdepan dalam pengembangan moral
beragama siswa (Afiah, 2018). Terkadang, peran guru hanya terjebak pada fungsi mengajar,
sementara fungsi mendidik kurang terlaksana. Padahal, fungsi mengajar menjadi salah satu bagian
dari fungsi mendidik.

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK

Novi Puspitasari1, Linda Relistian. R2, Reonaldi Yusuf3, Atta'dib : Jurnal Pendidikan Agama Islam,
Lubuklinggau1,2,3, 57-68, vol 3 nomor 1, 2022

Pendidikan agama Islam merupakan sarana yang bisa dimanfaatkan dalam sistem pendidikan untuk
membentuk karakter peserta didik. Terdapat berbagai tindakan kriminal yang kerap terjadi di
lingkungan sekolah maupun masyarakat, seperti pelecehan seksual, perkelahian antar pelajar,
kekerasan di sekolah, serta pelanggaran HAM lainnya baik di dalam maupun di luar lingkungan
sekolah.

Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Karakter

Mahasiswa di Era Milenial

The Role of Islamic Religious Education in Developing Student Character

In the Millennial Era

Bagus Wicaksono & Rizqi Meidianto K.M, vol 3 no 1, 2021, 1-9. Tarbiyatu wa Ta’lim: Jurnal
Pendidikan Agama Islam (JPAI),
Agama Islam, sebagai agama yang mengatur kehidupan, memainkan peran penting dalam
merumuskan sistem pendidikan. Islam berkontribusi secara positif dalam mendukung pembentukan
karakter bangsa dan identitas nasional. Menurut Fakhry Gaffar, pendidikan karakter memiliki tiga
elemen, yaitu proses transformasi nilai-nilai ke dalam kepribadian, serta mengembangkannya hingga
menjadi perilaku yang nyata.

Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 10. No. 2 2019 P. ISSN: 20869118

E-ISSN: 2528-2476

257

PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER

JUJUR PADA SISWA, Bandung, 257-264

Akhlak adalah aspek kepribadian yang terdiri dari tiga elemen utama, yaitu pengetahuan, sikap, dan
perilaku (Sahlan, 2012). Pendidikan karakter atau akhlak anak merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang berlaku sepanjang hidup. Oleh
karena itu, pendidikan karakter atau akhlak anak tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas tapi juga
dapat terjadi di luar kelas. Pendidikan karakter atau akhlak dapat dilakukan di mana pun dan kapan
pun.

Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama

Issn: 2407-9146 (Print)

Issn: 2549-5666 (Online)

Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Ah

Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama/Vol. 6, No. 2 , 2020 (110-128), AKHLAQ DALAM PERSPEKTIF
ISLAM
Imtihanatul Ma’isyatuts Tsalitsah

imtihanatul@fpsi.um-surabaya.ac.id

Akhlak adalah sifat bawaan yang mendorong terjadinya tindakan-tindakan dengan mudah dan tanpa
memerlukan pemikiran atau pertimbangan. Apabila sifat tersebut menghasilkan tindakan yang baik
dan terpuji menurut akal dan syariat, maka sifat tersebut disebut sebagai akhlak yang baik atau
akhlakul karimah. Namun, jika tindakan yang muncul dari sifat tersebut bersifat buruk, maka sifat
tersebut disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazhmumah.

Krisis akhlak juga terjadi dalam hubungan antarmanusia dan lingkungan sekitar. Contohnya,
penurunan norma sopan santun terhadap guru dan orang tua, penggunaan nada bicara yang kurang
hormat terhadap orang tua, penggunaan kata-kata kasar terhadap orang lain bahkan kepada orang
tua sendiri. Kurangnya akhlak terhadap lingkungan juga terjadi, seperti pembuangan sampah
sembarangan, pembakaran hutan liar, dan berbagai fenomena lain yang merusak lingkungan.

Oleh karena itu, kedudukan akhlak dalam agama Islam sangatlah penting. Bahkan Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menjawab pertanyaan tentang hal apakah yang paling banyak
mendapatkan seseorang masuk surga dengan, “Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan baik.”

Akhlak merupakan ajaran utama dalam agama Islam yang wajib dipegang dengan kuat oleh setiap
muslim. Menurut Abdullah Ibnu Umar, orang yang paling disayangi dan paling dekat dengan Nabi
Muhammad SAW pada hari kiamat adalah individu yang memiliki akhlak terbaik.

Saat ini, terjadi krisis akhlak karena sebagian orang enggan menerapkan ajaran agama yang
mendorong untuk berbuat baik dan menjauhi dosa. Fenomena-fenomena yang terjadi terkait
dengan akhlak generasi masa depan bangsa sangat mengkhawatirkan dan bisa dicermati melalui
pemberitaan di berbagai media, yang sering membuat kita merasa sedih saat mendengarnya.
Misalnya, penurunan akhlak terhadap Allah SWT, kurang rasa syukur terhadap nikmat-nikmat yang
diberikan Allah, kekecewaan terhadap takdir yang telah ditetapkan-Nya, serta kelalaian dalam
mematuhi perintah dan larangan-Nya.

Krisis akhlak juga terjadi dalam hubungan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Contohnya
adalah hilangnya sopan santun terhadap guru dan orang tua, nada bicara kepada orang tua tidak lagi
dengan hormat sebagaimana seharusnya, penggunaan kata-kata kasar terhadap orang lain bahkan
kepada orang tua sendiri. Kurangnya perilaku baik terhadap lingkungan terlihat dari tindakan
sembarangan seperti membuang sampah sembarangan, pembakaran hutan liar, dan fenomena lain
yang merusak lingkungan.
Oleh sebab itu, nilai akhlak dalam Islam sangat tinggi. Bahkan Nabi kita Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, ketika ditanya tentang amalan yang paling banyak membawa seseorang masuk
surga, beliau menyebutkan: “Bertaqwalah kepada Allah dan berakhlaklah dengan akhlak yang baik.”
(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

CIRI DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK DALAM ISLAM

Akilah Mahmud, Sulesana Volume 13 Nomor 1 Tahun 2019, 29-40, Makassar

Posisi moralitas dalam kehidupan manusia sangat penting, baik sebagai individu maupun sebagai
bagian dari masyarakat dan bangsa. Kesejahteraan, keberhasilan, dan kehancuran suatu bangsa dan
masyarakat sangat dipengaruhi oleh moralitas mereka; ketika moralitas baik, kehidupan mereka
akan sejahtera secara fisik dan mental. Namun, jika moralitas mereka buruk, kehidupan mereka
tidak akan tenteram. Ajaran Islam adalah ajaran universal yang harus diaplikasikan secara maksimal
dalam kehidupan individu, masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Implementasi ini terkait erat
dengan pemenuhan kewajiban seseorang kepada Tuhan, Rasul, sesama manusia, dan lingkungannya.
Seseorang yang berakhlak mulia akan selalu menjalankan kewajiban-kewajibannya, memberikan hak
kepada yang berhak, memperhatikan diri sendiri, serta mematuhi perintah Tuhan sebagaimana yang
tertera dalam Al-Qur’an dan Hadis.

MISYKAT AL-ANWAR: JURNAL KAJIAN ISLAM DAN MASYARAKAT

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MaA16/index

VOLUME 3,

NO 2, 2020, Akhlak Terpuji dan Implementasinya

di Masyarakat

Agus Syukur

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 143-164

Akhlak adalah karakter yang berkembang dan menyatu dalam individu. Bagi umat Islam, akhlak
terpuji adalah yang tercermin dalam perilaku Nabi Muhammad Saw, menjadi contoh teladan bagi
seluruh umat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar tentang akhlak, yang mengacu
pada norma perilaku. Oleh karena itu, memahami akhlak adalah hal mendasar dalam Islam, yang
merupakan hasil dari perpaduan hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan, membentuk
tindakan moral yang dihayati dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu manusia membedakan
mana yang bermanfaat dan baik, serta mana yang tidak.

Beberapa jenis akhlak terpuji meliputi akhlak terhadap Allah SWT, seperti menyembah-Nya,
bertaubat, berhusnuzhan, bertawakal, dan merendahkan diri kepada-Nya. Akhlak terhadap
Rasulullah Saw. Melibatkan cinta, mengikuti tuntunannya, mengucapkan salawat, dan salam
kepadanya. Akhlak terhadap diri sendiri mencakup kesabaran, syukur, amanah, kejujuran, dan
menanamkan rasa malu. Terhadap keluarga, akhlaknya adalah berbakti kepada orang tua, bersikap
baik kepada saudara, mendidik keluarga dengan nilai-nilai Islam, dan memelihara keturunan agar
teguh pada Islam. Terhadap masyarakat, berbuat baik kepada tetangga, tolong-menolong, tawadhu,
hormat kepada teman, dan menjaga silaturahim. Akhlak terhadap lingkungan melibatkan menjaga
kelestarian alam, cinta tanah air, dan menjaga keamanan, ketertiban, serta kelestariannya.

AKHLAK ISLAM MENURUT IBNU MISKAWAIH

Akilah Mahmud, Jurnal Aqidah-Ta Vol. VI No. 1 Thn. 2020, 85-98

Kepentingan akhlak dalam tasawuf memiliki peranan vital, terutama di tengah-tengah situasi
masyarakat yang cenderung menuju penurunan moral, yang gejalanya sudah mulai terlihat saat ini
akibat pengaruh negatif budaya asing yang mengancam eksistensi manusia sebagai makhluk
berakhlak. Salah satu tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad Saw. Adalah untuk memperbaiki
akhlak manusia. Oleh karena itu, ajaran Al-Qur’an dan Sunnah yang disampaikan oleh Rasulullah
Saw. Bersifat komprehensif, mencakup seluruh aspek kehidupan, seperti aqidah, ibadah, akhlaq, dan
mu’amalah. Beberapa aspek dijelaskan secara terperinci dan bersifat statis, sementara yang lain
hanya diberikan prinsip-prinsipnya dan bersifat dinamis. Aspek seperti aqidah, ibadah, dan sebagian
mu’amalah bersifat statis, tetapi penampilannya bisa berubah, sementara sebagian besar
mu’amalah bersifat dinamis, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum. Ajaran yang
bersifat statis tidak boleh berubah karena berfungsi sebagai dasar normatif yang membimbing dan
mewarnai kehidupan manusia.
Mukmin paling utama adalah yang berakhlak baik

Artinya: Diriwayatkan pula dari Ata, dari Ibnu Umar, bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah
Saw., “Wahai Rasulullah, manakah orang mukmin yang paling utama?” Rasulullah Saw. Menjawab:
Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka.
Nabi SAW berdabda :

Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no.
1162, ia berkata: “hasan shahih”).

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al
Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 45).

Kesimpulan

Saran

“Saran untuk jurnal ini adalah untuk menggali lebih dalam tentang strategi dan metode pendidikan
Islam yang efektif dalam mempengaruhi akhlak siswa di sekolah. Penelitian dapat fokus pada
implementasi kurikulum pendidikan Islam, peran guru dan lingkungan sekolah dalam membentuk
akhlak siswa, serta evaluasi terhadap dampak positif yang dihasilkan. Selain itu, mempertimbangkan
perbandingan antara pendidikan Islam dengan metode pendidikan lainnya juga dapat memberikan
wawasan yang berharga dalam meningkatkan kualitas pembelajaran akhlak di sekolah.”

Penutup

Buku :

Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Untuk Perguruan Tinggi

Oleh Nino Indrianto · 2020, Deepublish: CV Budi utama, Sleman, 5.

Fungsi pendidikan agama Islam adalah:

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang sebelumnya
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Ini merupakan tanggung jawab utama orang
tua dalam keluarga.

2. Menanamkan nilai-nilai sebagai panduan hidup untuk mencari kebahagiaan baik di dunia
maupun di akhirat.

3. Menyesuaikan mental peserta didik dengan lingkungan, baik fisik maupun sosial, serta
mengajarkan mereka untuk mengubah lingkungan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Seratus cerita tentang akhlak

2006, hal 83, Republika, Jakarta

Menurut para pemikir Muslim, akhlak mencerminkan keadaan jiwa yang menghasilkan tindakan atau
perilaku secara alami. Individu yang memiliki mental penolong akan memberikan bantuan tanpa
ragu-ragu saat melihat orang lain mengalami kesulitan, tanpa mempertimbangkan untung rugi.
Akhlak mencerminkan hubungan antara sikap batin dan perilaku yang konsisten. Apakah akhlak
merupakan watak manusia yang dapat diubah? Jawabannya adalah ya, karena jiwa manusia
diciptakan dalam proses menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, jiwa manusia selalu terbuka untuk
menerima usaha pembaruan dan perbaikan.

Akhlak Tasawuf: Menyelami Kesucian Diri

Oleh Lalu Muhammad Nurul Wathoni · 2020, hal 4, Forum Pemuda Aswaja, Indonesia

Akhlak merupakan karakteristik yang melekat dalam jiwa yang mendorong individu untuk bertindak
tanpa perlu berpikir dan mempertimbangkan. Akhlak dalam Islam adalah aturan hidup yang baik dan
cara berhubungan dengan sesama manusia. Dalam pandangan Islam, akhlak adalah kumpulan
prinsip atau kaidah yang disusun secara sistematis untuk dijadikan pedoman dalam perilaku
manusia, dengan tujuan mencapai kesempurnaan manusia.

Anda mungkin juga menyukai