Anda di halaman 1dari 2

NAMA: JIHAN FARAH AGUSTIN

NIM : 152110049

“PERAN GURU QURDIS DALAM MEMBENTUK GENERASI BERKARAKTER”

Generasi muda merupakan tulang punggung masa depan suatu bangsa, dan untuk memastikan
bahwa masa depan tersebut cerah, peran guru menjadi krusial. Dalam konteks ini, peran guru
Qurdis memainkan peran yang signifikan dalam membentuk generasi yang tidak hanya
cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat. Mari kita jelaskan peran
esensial guru Qurdis dalam membentuk generasi berkarakter.

Pendidikan di lingkungan Qurdis memiliki peran sentral dalam membentuk karakter generasi
penerus. Guru Qurdis yang ideal bukan hanya seorang pendidik, melainkan juga seorang
pembimbing spiritual yang membawa pengaruh mendalam terhadap perkembangan karakter
siswanya. John Dewey juga mengatakan bahwa guru juga sebagai pengatur pengalaman
pembelajaran. Guru harus menciptakan situasi belajar yang konkret, menarik, dan relevan
bagi siswa dan menekankan bahwa pembelajaran harus bersumber dari pengalaman langsung,
dan guru berfungsi sebagai fasilitator yang membimbing refleksi siswa atas pengalaman
tersebut.

Sebagai contoh, seorang guru Qurdis dapat melibatkan siswanya dalam kegiatan amal dan
kegiatan sosial yang berbasis pada nilai-nilai agama. Misalnya, mereka dapat mengorganisir
program amal, seperti bakti sosial, pemberian makanan kepada yang membutuhkan, atau
kegiatan lain yang bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai kepedulian dan kasih sayang
kepada sesama. Hal tersebut menunjukkan bahwa melibatkan siswa dalam kegiatan semacam
ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga membentuk karakter yang kokoh.

Seiring dengan itu, guru Qurdis juga dapat memberikan pelajaran yang memadukan ajaran
agama dengan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka dapat menunjukkan bagaimana prinsip-
prinsip agama dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjunjung tinggi
keadilan, ketulusan, dan integritas. Fakta empiris menegaskan bahwa penyampaian ajaran
agama melalui konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dapat lebih efektif
membentuk karakter siswa.
Namun, penting untuk diakui bahwa pendidikan karakter tidak bersifat satu arah. Guru juga
harus mampu mendengarkan dan memahami perspektif siswa. Membuka ruang untuk dialog
dan diskusi akan membantu siswa memahami lebih dalam nilai-nilai agama yang diajarkan.
Guru yang bersedia mendengarkan dan memahami pandangan siswa dapat menciptakan
lingkungan yang inklusif dan mendukung perkembangan karakter yang seimbang.

Dalam kesimpulannya, peran guru Qurdis dalam membentuk generasi berkarakter melibatkan
integrasi nilai-nilai agama dengan kehidupan sehari-hari siswa. Melalui contoh nyata dan
interaksi dialogis, guru mampu membimbing siswa menuju karakter yang kuat, berakhlak
mulia, dan berdaya tahan dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai