Anda di halaman 1dari 3

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK MORAL DAN KARAKTER PADA SISWA

KELAS III SDN 13 WOJA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilaksanakan secara sadar yang
bertujuan untuk membangun moral dan karakter yang luhur terhadap siwa, agar dapat
menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang taat terhadap nilai-nilai fundamental
kehidupan, dan manusia yang tidak lupa akan fitrah-nya sebagai seorang khalifah
(pemimpin), sehingga dapat membawa perubahan secara kolektif maupun komprehensif
bagi agama, nusa dan bangsa.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa, selain untuk mengembangkan kecerdasan intelektual,
pendidikan juga dapat mengembangkan kematangan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap anak-anak, terutama anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Yang mana, kecerdasan intelektual, kematangan emosional dan keacakapan spiritual
agama merupakan hal yang paling mendasar yang dibutuhkan generasi muda sekarang,
mengingat demoralisasi atau degradasi moral yang semakin merebak dan merajalela.
Pada dasarnya, pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk
memanusiakan manusia (humanizing human being). Yang membuat manusia mengenal
jati dirinya, karena kalau manusia saja belum mengenal dan memahami dirinya sendiri,
maka akan sulit baginya untuk mengenal sang pencipta. Oleh karena itu, masalah yang
berkaitan dengan moral dan karakter merupakan problematika yang fundamental yang
pelaksanaan dan implementasinya harus menjadi skala prioritas oleh pemerintah di
lembaga pendidikan, terutama pendidikan dasar.
Berbicara mengenai implementasi kebijakan dan tindakan dalam rangka
meningkatkan kualitas moral dan karakter peserta didik di sekolah dasar, tidak lepas dari
usaha pemerintah untuk tetap terus meningkatkan mutu sitem pendidikan Indonesia, dan
terutama sekali usaha para guru sebagai pendidik yang mempunyai peranan vital dalam
mendidik dan membentuk moral dan karakter peserta didiknya.
Guru merupakan pendidik yang bertugas untuk mendidik, melatih, mengajarkan,
membimbing, mengarahkan, menilai serta mengevaluasi para siswa selaku peserta didik,
dalam lembaga pendidikan baik formal maupun informal yang meliputi pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.1 Oleh karena itu, eksistensi dan
kedudukan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah sangatlah penting, karena guru
merupakan seorang yang menjadi subyek dalam dunia pendidikan yang menjadi
parameter keberhasilan dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Guru merupakan sosok yang sangat penting yang dalam pendidikan karakter,
tentu dipengaruhi oleh eksistensinya sebagai tokoh atau figur utama dalam dunia
pendidikan. Selain mendidik dan mencerdaskan peserta didik, guru juga harus mampu
menjadi contoh dan tauladan yang baik, role model, orangtua sekaligus mentor bagi para
siswanya, dalam rangka menciptakan tingkah laku yang tentunya memiliki karakter, yang
terdiri dari olah pikir, olah hati, dan olah rasa. 2 Karena memang, guru merupakan seorang
yang digugu dan ditiru oleh para siswanya. Oleh karena itu, menjadi seorang guru
memanglah sangat mulia karena dapat mencerdaskan anak bangsa, namun bukan berarti
menjadi tugas yang mudah, karena selain harus professional dalam mengajar sesuai
dengan bidang keilmuan, membentuk kompetensi siswa, menciptakan atmosfer kelas
yang menarik dan kondusif, seorang guru juga harus mampu mengambil hati dan
perhatian dari peserta didik yang memiliki karakter berbeda-beda.
Tidak sedikit yang kemudian mencoba membahas dan mengaplikasikan nilai-nilai
moral dan karakter pada siswa sekolah dasar, namun hal tersebut tidak selalu berjalan
mulus dan masih menjadi dilema dan problematika yang kompleks, terutama di sekolah
dasar. Masih banyak ditemui siswa yang tindakan dan perilakunya melenceng dari nilai
moral dan karakter. Oleh karena itu, hal ini tentu masih menjadi pekerjaan rumah yang
1
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,( Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), hlm. 24
2
Kristi Wardani, Peran Guru dalam Pendidikan Karakter menurut Konsep Ki Hadjar Dewantara, Jurnal: PGSD
FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2010, Hlm. 230.
serius bagi para guru dalam peranannya membangun moral dan karakter pada peserta
didiknya di sekolah dasar.
Dari hasil pengamatan di SDN 13 Woja, ada beberapa siswa yang masih
melakukan tindakan yang tidak terpuji, yang tidak mencerminkan nilai-nilai moral dan
karakter. Masih membuang sampah sembarangan, kurangnya rasa hormat terhadap guru,
mengganggu teman, masih suka ribut dalam kelas, malas membaca dan menulis, dan
tidak mau mengerjakan tugas. Dan jikalau hal ini terus dibiarkan, maka akan terjadi
degradasi moral yang berkesinambungan di masa depan. Padahal, anak-anak inilah yang
nantinya akan meneruskan estafet perjuangan bangsa, jika generasinya sekarang memiliki
moral dan karakter yang baik, maka akan baik pula perubahan bagi bangsa ini.
Sebaliknya, jikalau generasi sekarang rusak moral dan karakternya, maka bisa dipastikan
akan hancur dan rusak pula bangsa ini. Karenanya, pendidikan yang berkualitas dan guru
yang professional dalam mendidik diharapkan dapat mampu menghasilkan siswa yang
tidak hanya cerdas secara intelektual saja, namun juga memiliki moral dan karakter yang
baik dan kuat.
Akan tetapi, jika melihat realita yang ada sekarang, mengamati sistem dan
kurikulum yang ada di Indonesia, lebih memfokuskan terhadap penerapan dan
pengembangan pendidikan yang bersifat kognitif, sedangkan aspek efektif yang tidak
kalah pentingnya dan bahkan lebih penting, justru kurang mendapat perhatian. Tidak
heran jika yang dihasilkan hanyalah generasi yang cerdas secara intelektual saja, tetapi
hal yang lebih urgent dan mendesak yaitu moral dan karakter tidak dimiliki oleh generasi
jaman sekarang. Dengan demikian, dalam proses pendidikan bukan hanya tentang
menjelaskan teori keilmuan semata, akan tetapi ada yang ljauh ebih esensi dari sekedar
memahamkan siswa terhadap mata pelajaran, yaitu membentuk moral dan karakter yang
luhur ke dalam diri siswa.

Anda mungkin juga menyukai