buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan dilakukan pengkondisian moral (moral
tidak dapat dilakukan. Selain itu, moral conditioning) dan latihan moral (moral
juga merupakan seperangkat keyakinan training) untuk pembiasaan (Sjarkawi,
dalam suatu masyarakat berkenaan 2014:66). Menurut Harshorne dan May,
dengan karakter atau kelakuan dan apa dalam Suparno (2002:198) menyatakan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia. bahwa Keefektifan pendidikan moral
Pendidikan moral dapat disebut sebagai disekolah ditemukan hal-hal berikut:
pendidikan nilai atau pendidikan afektif. Pendidikan watak atau karakter dan
Dalam hal ini hal-hal yang disampaikan pengajaran agama dikelas tidak
dalam pendidikan moral adalah nilai-nilai memengaruhi perbaikan perilaku moral.
yang termasuk domain afektif. Nilai-nilai Pendidikan etika yang dilakukan dengan
afektif tersebut antara lain, meliputi: cara pengklarifikasian nilai, yakni
perasaan, sikap, emosi, kemauan, pengajaran tentang aturan-aturan
keyakinan, dan kesadaran (Winarno, berperilaku benar dan baik disekolah
2000:89). sedikit berpengaruh terhadap
Pendidikan moral berusaha untuk pembentukan moral sebagaimana yang
mengembangkan pola perilaku seseorang dikehendaki.
sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Perilaku moral dianggap sebagai
Kehendak ini berwujud moralitas atau sesuatu yang ditentukan oleh
kesusilaan yang berisi nilai-nilai dan kecenderungan bertindak yang dimotivasi
kehidupan yang berada dalam masyarakat. oleh sifat perilaku dan kebiasaan. Artinya,
Karena menyangkut dua aspek inilah, perilaku moral bukan merupakan hasil
yaitu (a) nilai-nilai, dan (b) kehidupan pertimbangan moral yang berpijak pada
nyata, maka pendidikan moral lebih konsep nilai kemanusiaan dan keadilan.
banyak membahas masalah dilema Sebaliknya, pandangan yang beranggapan
(seperti makan buah simalakama) yang bahwa pilihan perilaku moral pada
berguna untuk mengambil keputusan hakikatnya bersifat rasional sebagai
moral yang terbaik bagi diri dan respon yang bersumber dan diturunkan
masyarakatnya (Nurul Zuriah, 2008:19). dari pemahaman serta penalaran
Pendidikan moral adalah suatu berdasarkan tujuan kemanusiaan dan
program pendidikan (sekolah dan luar keadilan, disebut pandangan baru.
sekolah) yang mengorganisasikan dan Menurut Dewey dalam Nina Syam
“menyederhanakan” sumber-sumber (2011:3) menyatakan bahwa ciri utama
moral dan disajikan dengan pendidikan moral berdasarkan pandangan
memperhatikan pertimbangan psikologis baru tersebut pendidikannya
untuk tujuan pendidikan (Nurul Zuriah, menggunakan pendekatan perkembangan
2008:22). Menurut paham ahli pendidikan kognitif. Disebut kognitif, karena
moral, jika tujuan pendidikan moral akan menghargai pendidikan moral sebagai
mengarahkan seseorang menjadi pendidikan intelektual yang
bermoral, yang penting adalah bagaimana mengusahakan timbulnya berpikir aktif
agar seseorang dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi isu-isu moral dan
dengan tujuan hidup bermasyarakat. Oleh dalam menetapkan suatu keputusan moral.
karena itu, dalam tahap awal perlu Disebut perkembangan, karena tujuan
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 95
Vol. 3, No. 1, 2022, pp. 91-100
Prinsip moral secara filosofis tidak atau tidak seorang guru adalah
membedakan seluruh peraturan, pusat perhatian siswa. Setiap
sedangkan nilai moral secara konkret perkataan, tindakan dan perilaku
didasarkan pada aturan khusus yang guru pintar akan mendapat
berlaku untuk suatu masyarakat tertentu. penilaian dari siswa. oleh karena
(Kohlberg dalam Aryani, 2010:129) itu, guru pintar harus pandai dalam
Menurut Beddoe dalam Nurul (2008:119) menjaga sikap dan perilaku
menyarankan agar pendidikan moral dimanapun dan kapanpun supaya
hendaknya dilaksanakan dengan dapat memberikan contoh yang
mengembangkan suatu kehidupan yang terbaik.
memungkinkan seseorang memiliki sikap 2. Menjadi Motivator
respect yang mendalam kepada orang lain. Menilai siswa dari segi akademis
Pembelajaran yang dianjurkan ialah memang penting, namun perlu
dengan cara memecahkan masalah diingat bahwa menghargai
melalui konflik moral agar mampu kebaikan yang dilakukan siswa
meningkatkan pertimbangan moral. juga sangat perlu. Bentuk apresiasi
atau pengakuan atas usaha yang
D. Peran Guru dalam Pembentukan telah dilakukan siswa dapat
Karakter Siswa menumbuhkan motivasi siswa
Karakter atau kepribadian seorang baik dalam belajar maupun
guru tidak hanya menentukan menjadi pribadi yang lebih baik.
kewibawaannya di depan siswa, Penting sekali bagi Guru pintar
melainkan juga di depan masyarakat. memahami kepribadian setiap
Karakteristik kepribadian guru yang baik siswa supaya dapat memberikan
sangat penting bagi Guru pintar supaya bentuk motivasi yang sesuai tanpa
dapat mengontrol dan mengendalikan menyakiti.
tingkah laku siswa-siswinya melalui pola 3. Memberikan Pengajaran tentang
pembiasaan. Salah besar jika seorang guru Nilai
hanya mengajarkan materi hafalan dan Seorang guru yang hebat mampu
ingatan kepada siswa tanpa menginspirasi siswa-siswinya.
memperhatikan aspek sikap dan Materi atau pengetahuan tentang
keterampilan sosialnya. Pembiasaan sikap pelajaran dapat dengan mudah
yang baik dan bekal keterampilan sosial siswa dapatkan melalui buku-buku
sangat penting untuk membangun karakter bacaan. Sedangkan tidak semua
siswa. bacaan mengandung nilai-nilai
1. Menjadi Role Model dan pesan moral yang juga sangat
Salah satu ciri guru yang baik penting dalam menaklukkan
adalah mampu menjadi contoh tantangan di masa depan. Nilai-
bagi siswanya. Ki Hajar nilai kebaikan dan pesan moral
Dewantara mengajarkan ing dapat Guru pintar sisipkan dalam
ngarso sung tuladha yang artinya setiap mata pelajaran yang
seorang guru memberikan contoh diajarkan. Contohnya saat Guru
yang baik. Guru pintar, disadari pintar mengajar pelajaran
ISSN 2721-3935 EDUKASI: Jurnal Pendidikan Dasar 99
Vol. 3, No. 1, 2022, pp. 91-100