DEVI ARISANTI
Abstract: This study aims to describe and analyze the implementation of noble moral
education and its supporting and inhibiting factors. The research approach is a
qualitative study conducted in SMA Setia Dharma Pekanbaru with the subject of
principal and teacher research. For data collection, interviews, observations,
documentation and Focus Roup Discussion were conducted. Techniques of data analysis
of this research is data reduction, data display and data verification then draw
conclusions from the data that has been presented gradually to be the research findings.
This paper concludes that: principals and teachers have attempted to implement noble
moral education to learners from exemplary education, habituation, attention, giving
advice, and educational punishment. Supporting factors of school principals who seek to
disseminate school vision and mission to the school community and cooperation
between school principals and other components. Inhibiting factors are still inadequate
for musholla and fund allocation for religious activities.
Jika dianalisa lebih jauh akhlak dalam orang lain. Jika dalam suatu masyarakat
ajaran agama tidak dapat disamakan banyak yang rusak akhlaknya, maka akan
dengan etika karena etika lebih mengarah goncanglah keadaan masyarakat itu.
kepada sopan santun antar sesama, serta Pendidikan akhlak mulia secara
hanya berkaitan dengan tingkah laku historis merupakan respon terhadap
lahiriah. Sedangkan akhlak mulia adanya kemerosotan akhlak pada
berdasarkan kepada konsep al-Qur’an dan masyarakat dengan karakter budaya kota,
Hadis (Shihab, 2007: 261). yaitu masyarakat yang cenderung ingin
Menurut Al-Darraz dalam Jalaluddin serba cepat, tergesa-gesa, pragmatis,
pembiasaan dalam akhlak mulia hedonistik, materialistik, penuh
dilakukan melalui cara memberi materi persaingan yang tidak sehat, permissive,
pendidikan akhlak berupa : pensucian mengambil keputusan serba cepat, dan
jiwa, kejujuran dan benar, menguasai menghadapi berbagai masalah: sosial,
hawa nafsu, sifat lemah lembut dan ekonomi, politik, budaya, ilmu
rendah hati, berhati-hati dalam pengetahuan dan sebagainya. Masyarakat
mengambil keputusan, menjauhi buruk yang hidup dalam karakter budaya kota
sangka, mantap dan sabar, menjadi tersebut merupakan perhatian utama
teladan yang baik, beramal saleh dan pendidikan akhlak (Abudin Nata, 2012:
berlomba-lomba berbuat baik, menjaga 211).
diri (iffah), ikhlas, hidup sederhana, pintar Banyak kasus terjadi di dunia
mendengar dan kemudian mengikutinya pendidikan Indonesia yang berpangkal
(yang baik.) dari keburukan akhlak para peserta didik.
Menurut al-Mawardi dalam kitab Mulai dari kasus-kasus kekerasan yang
Adab al-Dunya wa al-Diin, bahwa terjadi di lembaga pendidikan seperti
kemuliaan jiwa terbentuk melalui proses kasus STPDN, kekerasan yang terjadi pada
pendidikan dan senantiasa membiasakan acara OSPEK (Orientasi Pengenalan
berperilaku baik dan disiplin (Al-Basyri, Pelajar/Mahasiswa di sekolah/kampus),
tt: 262). Ungkapan ini menggambarkan sampai tawuran antar pelajar yang marak
bahwa pensucian jiwa akan mengarahkan terjadi, bahkan pergaulan bebas.
kepada kemulian jiwa. Dan ini bisa Berkaitan denganhal itu, tentu
dibentuk melalui proses pendidikan dan amatlah penting menerapkan pendidikan
pembiasaan. akhlak bagi remaja, terutama remaja
Berkaitan dengan hal ini Hamka juga muslim yang semestinya bisa menjadi
mengemukakan bahwa perlunya contoh teladan di tengah-tengah
kesehatan jiwa dan badan. Untuk masyarakat. Jika ditilik lebih jauh lagi
menjaganya hendaklah diperhatikan lima yang terjadi adalah bahwa masih adanya
perkara yaitu, bergaul dengan orang- remaja Muslim belum menunjukkan
orang budiman, membiasakan pekerjaan identitas yang seharusnya, bahkan masih
berfikir, menahan syahwat dan marah, ada yang malas dalam melaksanakan
bekerja dengan teratur dan memeriksa sholat, kurang hormat pada orang tua dan
cita-cita diri sendiri. guru, dan berkelahi dengan temannya.
Permasalahan yang urgen untuk Berdasarkan latar belakang di atas
diselesaikan di Indonesia adalah maka permasalahan penelitian yang
persoalan akhlak mulia, bahkan menjadi ditetapkan penulis adalah;bagaimanakah
perhatian orang dimana saja, baik dalam implementasi pendidikan akhlak mulia di
masyarakat yang telah maju, maupun SMA Setia Dharma Pekanbaru? dan
dalam masyarakat yang masih apakah faktor pendukung dan
terbelakang. Karena rusaknya akhlak penghambat dalam implementasi
seseorang mengganggu ketentraman
agama dan sosial, berkenan dengan ulah dalam menerima setiap keutamaan dan
perilaku remaja yang sukar dikendalikan, kemuliaan, disamping terbiasa dengan
nakal, keras kepala, berbuat keonaran, sikap akhlak mulia. Sebab benteng
maksiat, tawuran, mabuk-mabukan, pertahanan religius yang berakar pada
penyalahgunaan narkoba, bergaya hidup hati sanubarinya, kebiasaan mengingat
hippies seperti di Barat, bahkan Allah yang telah dihayati dalam dirinya
melakukan tindakan pembajakan, dan intropeksi diri yang telah menguasai
pemerkosaan, pembunuhan dan tingkah seluruh pikiran dan perasaan, telah
laku penyimpangan dan kriminal lainnya. memisahkan anak dari sifat-sifat jelek,
Gejala kemerosotan akhlak mulia kebiasaan-kebiasaan bermaksiat, dan
dewasa ini sudah mengkhawatirkan. tradisi-tradisi jahiliyah yang rusak.
Kejujursan, kebenaran dan keadilan, Bahkan setiap kebaikan akan diterima
tolong menolong dan kasih sayang telah menjadi salah satu kebiasaan, kesenangan
tertutup oleh penyelewengan, penipuan, dan kemuliaan akan menjadi akhlak dan
penindasan, saling menjegal dan saling sifat yang paling utama (Nasih Ulwan,
merugikan. Banyak terjadi adu domba dan 2011: 133).
fitnah, menjilat, menipu, mengambil hak Beberapa perilaku menyimpang
orang lain sesuka hati, dan perbuatan- dikalangan remaja antara lain;kenakalan
perbuatan maksiat lainnya. ringan, misalnya keras kepala, tidak mau
Permasalahan akhlak mulia tersebut patuh kepada orangtua dan guru, bolos
tidak dihinggapi oleh mereka yang telah dari sekolah, tidak mau belajar, sering
dewasa, bahkan telah menjalar sampai berkelahi, suka mengeluarkan kata-kata
kepada tunas-tunas muda yang kita kurang sopan, kotor, cara berpakaian dan
harapkan untuk melanjutkan perjuangan lagak lagu yang tidak peduli, dan
membela bangsa dan negara kita (Darajat, sebagainya, kenakalan yang mengganggu
1976: 9). ketentraman dan keamanan orang lain.
Tingkahlaku yang ditunjukkan oleh Misalnya mencuri, memfitnah, merampok,
sebagian generasi muda harapan masa menodong, menganiaya, merusak milik
depan tersebut sungguhpun jumlahnya orang lain, kebut-kebutan, membunuh dan
hanya sepersekian persen dari jumlah sebagainya, kenakalan seksual misalnya
pelajar secara keseluruhan, sungguh amat pergaulan sex bebas, homoseksual dan
disayangkan karena telah mencoreng lesbian (Darajat, 1976: 10).
kredibilitas dunia pendidikan. Para pelajar Faktor-faktor yang menyebabkan
yang seharusnya menunjukkan akhlak timbulnya perilaku menyimpang di
yang baik sebagai hasil didikan itu, justru kalangan para remaja antara lain ; kurang
malah menunjukkan tingkah laku yang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap
buruk. individu dalam masyarakat, keadaan
Tidak diragukan lagi, bahwa akhlak, masyarakat yang kurang stabil, baik dari
sikap dan perilaku merupakan salah satu segi ekonomi, sosial maupun politik,
buah dari iman yang kuat dan pendidikan akhlak mulia tidak terlaksana
pertumbuhan sikap keberagamaan menurut mestinya, baik di rumah tangga,
seseorang yang benar. Jika sejak masa sekolah, maupun masyarakat, suasana
kanak-kanaknya, ia tumbuh dan rumah tangga yang kurang baik,
berkembang dengan berpijak pada diperkenalkannya secara populer obat-
landasan iman kepada Allah SWT dan obatan dan alat kontrasepsi, banyaknya
terdidik untuk selalu takut, ingat, pasrah, tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran,
dan meminta pertolongan dan berserah kesenian-kesenian yang tidak
diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki mengindahkan dasar-dasar tuntunan
kemampuan dan bekal pengetahuan di moral, kurang adanya bimbingan untuk
ssekolah maupun di tempat- tempat segi teoritis saja, tapi segi praktislah yang
lainnya. akan mampu memberikan pengaruh bagi
Remaja yang menerima pendidikan diri remaja. Nasihat yang berpengaruh,
yang baik dari orang tuanya yang saleh membuka jalannya ke dalam jiwa secara
dan pengajarnya (guru) yang tulus, langsung melalui perasaan. Setiap
disamping tersedianya lingkungan yang manusia (remaja) selalu membutuhkan
baik dan teman yang saleh, mukmin dan nasihat, sebab dalam jiwa terdapat
tulus, maka tidak diragukan lagi bahwa pembawaan itu biasanya tidak tetap, dan
remaja tersebut akan terdidik dalam oleh karena itu kata–kata atau nasihat
keutamaan iman dan takwa. Ia juga akan harus diulang–ulang (Salman Harun,
terbiasa dengan akhlak luhur, etika yang 1993: 334). Nasihat akan berhasil atau
mulia, dan kebiasaan yang terpuji. mempengaruhi jiwa remaja, tatkala
Hal ini sesuai dengan sabda Rasul SAW pendidik mampu memberikan keadaan
yang diriwayatkan al-Tirmidzi dari Ayyub yang baik. Hal ini sesuai dengan firman
bin Musa (Sunan At-Tarmizi, tt: 298). Allah SWT dalam QS. al-Baqarah ( 2) : 44 .
dicermati ternyata ada kesamaan umum dan sarana yang tidak mendukung
dari semua sekolah sampel yang diteliti, tumbuh kembangnya akhlak mulia
yakni menjadikan visi, misi, atau tujuan peserta didik; (2) model yang
sekolah sebagai dasar pijakan untuk dikembangkan adalah model yang valid
membangun kultur akhlak mulia di berdasarkan uji validitas internal dan
sekolah. Terwujudnya visi, misi, dan eksternal (uji luas). Kontennya bersifat
tujuan sekolah ini perlu didukung dengan integratif, diorganisasikan secara tematis,
program-program sekolah yang tegas dan dan diimplementasikan dalam
rinci yang mengarah pada terwujudnya pembelajaran dengan prinsip plan-do-
kultur akhlak mulia di sekolah. Program- evaluate; dan (3) model yang
program ini akan berjalan dengan baik dikembangkan efektif meningkatkan
jika mendapatkan dukungan yang positif pemahaman dan akhlak mulia peserta
dari semua pihak yang terkait. Model ideal didik secara signifikan dengan derajat
yang sebaiknya dikembangkan dalam peningkatan sangat baik. Model
pembentukan kultur akhlak mulia di pembelajaran memiliki implikasi teoretis
sekolah di Indonesia baik di sekolah dasar maupun praktis bagi studi pengembangan
maupun menengah adalah: sekolah kurikulum, yaitu: (a) pembelajaran PAI
sebaiknya merumuskan visi, misi, dan tidak sekedar mentransfer pengetahuan
tujuan sekolah yang mengarah pada dan nilai kepada peserta didik, tetapi yang
pembentukan kultur akhlak mulia di paling penting adalah penguatan akhlak
sekolah, ada dukungan berupa persepsi peserta didik; (b) pembelajaran PAI akan
yang sama di antara civitas sekolah, ada efektif jika nilai-nilai ajaran Islam sebagai
kesadaran yang tinggi bagi seluruh civitas spirit yang mendasari proses
sekolah, ada kebijakan yang tegas dari pembelajaran mampu dipadukan dengan
kepala sekolah, ada program-program dan penguatan akhlak mulia secara
tata tertib sekolah yang jelas dan tegas, kontekstual; (c) pembelajaran PAI akan
ada pembiasaan nilai-nilai akhlak mulia efektif jika ada keteladanan yang
dalam aktivitas sehari-hari di sekolah baik diberikan guru dalam proses
yang bersifat keagamaan maupun yang pembelajaran, dan mewariskan nilai-nilai
umum, ada dukungan dari semua pihak positif melalui keterlibatan aktif peserta
yang terkait dalam mewujudkan kultur didik dalam keseluruhan kegiatan
akhlak mulia di sekolah, ada keteladanan pembelajaran; (d) pembelajaran PAI
dari para guru dan karyawan, ada sinergi dengan langkah-langkah: orientasi,
antara tiga pusat pendidikan, ada reward aktualisasi, presentasi, verifikasi, dan
dan punishment, dibutuhkan waktu yang refleksi, efektif meningkatkan ahklak
lama dan dilakukan secara berkelanjutan, mulia peserta didik. Direkomendasikan
serta melibatkan semua mata pelajaran agar kepala madrasah dan guru
yang diajarkan di sekolah. hendaknya mempertimbangkan
Kedua, penelitian yang dilakukan penggunaan model ini untuk
oleh Nur Dewi Afifah dengan judul meningkatkan akhlak dan mengaktifkan
Pengembangan Model Pembelajaran Untuk peserta didik dalam belajar, demikian pula
Meningkatkan Akhlak Mulia Peserta Didik peneliti lain hendaknya melanjutkan
Pada Mata Pelajaran PAI Madrasah penelitian ini dengan mata pelajaran dan
Diniyah Awwaliyah (MDA). Hasilnya pada jenjang dan kelas yang berbeda,
adalah (1) Pertama, intervensi proses serta cakupan yang lebih luas dengan
pembelajaran berupa rekayasa model sampel yang lebih besar. LPTK terutama
pembelajaran merupakan kebutuhan. Hal di PTAI dapat memanfaatkan sebagai
itu didasarkan pada kelemahan proses model pilihan dalan penguatan akhlak
pembelajaran, rendahnya kreativitas guru, peserta didik.
Ketiga, penelitian yang dilakukan anggotanya terdiri dari staf beliau yang di
oleh Ani Nuryani dengan judul Kajian ketuai oleh Abdul Muin Dt. Rangkayo
Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Kegiatan Maharjo dan sekretaris yaitu Muhammad
EkstraKurikuler Rohani Islam (Rohis) di Yubhaar.
Sekolah : Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kemudian panitia ini ditambah
Lembang Bandung Barat. Hasil penelitian dengan karyawan Departemen
menunjukan bahwa kegiatan Pendidikan dan Kebudayaan, bapak
ekstrakurikuler ROHIS di SMA Negeri 1 Suman Hasibuan. Panitia ini mendirikan
Lembang berdampak positif terhadap gedung resmi permanen yang berlokasi di
perkembangan aakhlak mulia anggotanya, Jalan Prof. M. Yamin, SH Pekanbaru. Pada
seperti taat beribadah, menutup aurat, awalnya sekolah ini bernama SMA
disiplin, toleransi, kejujuran, dan Pekanbaru. Pada awal tahun (1952-1953)
menghormati sesama, keberanian, dan SMA ini mulai menerima murid baru,
berani berkata benar. Hal yang dapat belajar siang/sore hari karena murid-
direkomendasikan adalah: (1) muridnya banyak yang bekerja sebagai
Kementerian Agama sebagai lembaga pegawai negeri/swasta, polisi, TNI, dan
yang membidangi pendidikan agama di sebagainya. Jadi SMA Setia dharma ini
sekolah hendaknya membuat pedoman adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang jelas dan melakukan pendampingan pertama di Riau.
terhadap pelaksanaan kegiatan Dalam rapat pembentukan yayasan
ekstrakurikuler keagamaan. (2) Program pada tanggal 8 Nopember 1963 bertempat
Studi Pendidikan Umum harus di Kantor Walikota Jalan Ahmad Yani
mempertegas pengembangan pembinaan Pekanbaru yang dipimpin oleh Dt. Wan
etika, moral dan akhlak yang tercermin Abdul Rachman telah diambil keputusan
dalam kurikulum dan interaksi membentuk yayasan, yang bernama
pembelajarannya, khususnya dalam Yayasan Pendidkan Setia Dharma.
pembinaan akhlakul karimah. (3) Sekolah Yayasan ini dikukuhkan dengan akta
dalam hal ini Kepala Sekolah hendaknya notaris Swawal Sutan di atas Nomor 7
membuat kebijakan untuk menjadikan taanggal 13 januari 1964. Anggota
ekstrakurikuler Rohis sebagai yayasan ini terdiri dari unsur panitia
ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh pembentuk SMA Setia Dharma Pekanbaru,
seluruh siswa sehingga perubahan akhlak pemerintah daerah, tokoh masyarakat,
mulia siswa lebih terlihat. (4) Bagi sekolah pengusaha dan kepala sekolah SMA Setia
yang mayoritas siswanya beragama Islam, Dharma Pekanbaru.
kegiatan ekstrakurikuler Rohis harus Yayasan ini terdiri dari dua badan,
lebih diutamakan dalam pembinaan yakni dewan pengurus dan dewan
akhlakul karimah siswa. penasehat. Struktur dan personalia dewan
pengurus yang pertama kalinya diangkat,
HASIL PENELITIAN tercantum dalam akte Notaris ini ini
Sejarah SMA Setia Dharma diketuai oleh Bapak Dt. Wan Abdul
Sejarah SMA Setia Dharma di awali Rachman. Susunan dewan pengurus ini
sekitar tahun 1952, alumni/ pelajar SMP adaalah sebagai berikut:
yang berada di Peknbaru dan daerah Riau Ketua umum : Dt. Wan Abdul
lainnya mendesak Bupati Kampar yang Rachman (Wakil Gubernur Riau).
berlokasi di Pekanbaru untuk mendirikan Ketua I : Tengku Bay (Walikota
sebuah SMA. Memenuhi harapan pemuda- Pekanbaru).
pemuda ini, maka Bupati Kampar Bapak Ketua II : Suman Hasibuan (Pegawai
Dt. Wan abdul Rachman membentuk PNS Depdikbud).
sebuah panitia pembentuk SMA yang Sekretaris I: M. Yubhaar (Sekda Riau).
Kesiswaan; Drs. Khairil. Kepala Tata Program IPS, terdiri atas: 13 mata
Usaha ; Suwito. pelajaran,muatan lokal (konservasi dan
Pendidikan memiliki peran sentral pemberdayaan potensi bahari budaya
bagi upaya pembangunan sumber daya melayu), program pengembangan diri.
manusia. Adanya peran yang dimiliki, isi, Alokasi waktu satu jam pembelajaran
dan proses pendidikan perlu adalah 45 menit.
dimutakhirkan sesuai dengan kemajuan Kriteria Ketuntasan minimal
ilmu dan kebutuhan masyarakat, ditentukan oleh masing-masing Guru Mata
implikasinya jika ada pada saat ini Pelajaran dengan berpedoman kepada
masyarakat Indonesia dan dunia nilai input atau rata-rata nilai terakhir
menghenadaki sumber daya manusia yang yang diperoleh peserta didik pada setiap
memiliki seperangkat kompetensi yang jenjang kelas. Setiap guru mata pelajaran
berstandar nasional dan internasional, di SMA Setia Dharma Pekanbaru
maka isi proses pendidikannya perlu meningkatkan kriteria ketuntasan
diarahkan pada pencapaian kompetensi minimal secara terus menerus untuk
tersebut. mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Untuk dapat terarahnya proses Ketuntasan minimal di SMA Setia Dharma
belajar mengajar di lembaga pendidikan Pekanbaru diserahkan kepada guru mata
maka sangat dibutuhkan suatu kurikulum pelajaran dan dilaporkan kepada pihak
yang jelas agar tujuan pembelajaran yang terkait.
tersebut dapat tercapai sesuai dengan Berkaitan dengan sumber daya
cita-cita pendidikan nasional. manusia bisa dilihat dari segi
Kurikulum yang diterapkan pada kepemimpinan. Pimpinan SMA Setia
SMA Setia Dharma adalah Kurikulum Dbarma Pekanbaru bernama Drs. H.
2013 berdasarkan instruksi dan Bachtiar. Dilihat dari kepemimpinannya,
pengawasan Dinas Pendidikan. Tahun beliau adalah kepala sekolah yang sangat
Pelajaran 2015/2016 SMA ini mengedepankan kedisiplinan, enerjik,
menggunakan Kurikulum KTSP. cerdas, dan senantiasa berusaha
Untuk itu, sesuai Peraturan memajukan pendidikan terutama di
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang lingkungan SMA Setia Dharma Pekanbaru.
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat Pimpinan sekolah bertugas dan
(1) yang menyatakan bahwa kurikulum bertanggung jawab penuh tentang
untuk jenis pendidikan umum terdiri keberhasilan sekolahnya. Untuk itu
atas.k elompok mata pelajaran agama dan seorang kepala sekolah dapat menyusun
akhlak mulia. kelompok mata pelajaran kegiatan proses belajar mengajar dan
kewarganegaraan dan kepribadian, seorang kepala sekolah berfungsi sebagai
kelompok mata pelajaran ilmu pimpinan, educator, manager,
pengetahuan dan teknologi, kelompok administrator, supervisor, dan inovator.
mata pelajaran estetika, kelompok mata Demi tercapainya keberhasilan yang
pelajaran jasmani, olahraga dan diinginkan, kepala sekolah dibantu oleh
kesehatan. para wakil-wakil kepala sekolah dari
Masing-masing kelompok mata setiap bidang yang masing-masing
pelajaran tersebut diimplementasikan mempunyai tugas.
dalam kegiatan pembelajaran pada setiap Tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang
mata pelajaran secara menyeluruh. Kurikulum ; Pembagian tugas guru yaitu
Dengan demikian, cakupan dari masing- menyusun jadwal kegiatan lainnya
masing kelompok itu dapat diwujudkan (IMTAQ, Terobosan dan lain-lain).
melalui mata pelajaran yang relevan. menyusun program KBM, mengumpulkan
Kurikulum Kelas XII Program IPA dan dan memeriksa perangkat pembelajaran
guru, melayani pengawas dinas yang Ruang TU, Ruang UKS, Aula Terbuka, WC
berurusan dengan akademik, Guru dan WC siswa, Kantin, Parkiran
menggantikan kepala sekolah apabila Kendaraan, Pos Satpam, dan juga fasilitas-
berhalangan hadir atau dinas luar, dan fasilitas olahraga seperti lapangan basket.
lain-lain berkaitan dengan akademik.
Tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Implementasi Pendidikan Akhlak
Kesiswaan ; penyusunan kelas pembagian Mulia di SMA Setia Dharma Pekanbaru.
panitia Orientasi Siswa Baru, penjelasan Guru merupakan pendidik
tata tertib. mengelola dan membina profesional yang akan membantu peserta
organisasi sekolah (OSIS), membentuk didik dalam mencerdaskan intelektual,
Kelompok K3 setiap kelas, membimbing emosional dan spritualnya. Untuk itulah
seluruh kegiatan siswa, dan menangani sosok seorang guru akan berpengaruh
siswa yang bermasalah kepada keberhasilan pendidikan akhlak
Tugas Wakil Kepala Sekolah Sarana mulia. Pengaruh inilah yang semestinya di
dan Prasaran; melayani sarana kebutuhan maksimalkan oleh guru dalam funginya
guru dan siswa, sebagai koordinator piket sebagai seorang pendidik dan tidak hanya
guru, mengelola K3 Sekolah dan Kelas dan sebagai pengajar.
lain-lain. Berdasarkan hasil temuan penelitian
Tenaga pengajar yang terdapat di dapat dijelaskan sebagai berikut:
SMA Setia Dharma Pekanbaru berjumlah Pelaksanaan Pendidikan Akhlak mulia jika
23 orang. Sedangkan Tenaga adminstrasi ditilik dari aspek keteladanan dapat di
yang terdapat di SMA Setia Dharma ungkapkan dari keteladanan dalam
Pekanbaru berjumlah 2 orang, yaitu ibadah seperti yang disebutkan oleh
Suwito sebagai Kepala Tata Usaha (TU) kepala sekolah bahwa hanya sebagian
dan Oslan Dianto sebaga staf adminstrasi. guru yang melaksanakan sholat tepat
Pustakawan di SMA Setia Draharma pada waktunya, dan berkaitan dalam
Pekanbaru berjumlah 1 orang yakni Dra. memandang konsep ibadah dalam
Haswinta Riora. kehidupan sehari-hari kepala sekolah dan
Laboratorium yang terdapat di SMA sebahagian besar guru menyatakan sangat
Setia Dharma Pekanbaru berjumlah dua penting dan wajib terutama karena ibadah
buah yang terdiri dari satu labor adalah merupakan bentuk penghambaan
Kimia/Fisika/Biologi dan satu labor kepada Allah, ibadah pun sudah di
komputer (dilengkapi jaringan internet). rasakan oleh kepala sekolah dan para
Kepala labor Kimia, adalah Fitriati, guru sebagai suatu kebutuhan, namun
S.Si.Kepala labor Biologi adalah Ir. Abrina berkaitan dengan sholat zuhur
Ade. Kepala Labor Fisika, Rima Melati dan berjamaa’ah hanya di lakukan kadang-
Kepala labor komputer adalah Yuni Yarlis, kadang saja seperti yang diungkapkan
S.Pd. oleh kepala sekolah karena belum adanya
Siswa SMA Setia Dharma Pekanbaru peraturan yang tertulis tentang wajibnya
Tahun Ajaran 2015/2016 berjumlah 160 sholat berjama’ah di sekolah,
siswa. Dari 160 siswa tersebut dibagi ke Berkaitan dengan keteladanan
dalam 6 kelas, yaitu kelas X berjumlah 2 bermurah hati misalnya bersedekah
kelas, Kelas XI berjumlah 2 kelas, dan ketika dalam keadaan lapang ataupun
Kelas XII berjumlah 2 kelas. sempit, kepala sekolah dan para guru di
Sarana dan Prasarana yang terdapat SMA Setia Dharma sudah melakukannya
di SMA Setia Dharma Pekanbaru dapat dan ada yang mengatakan harus disertai
dikategorikan cukup lengkap, seperti dengan keikhlasan. Selain itu kepala
tersedianya Musholla, Labor, Ruang sekolah juga mengungkapkan bahwa
Kepala Sekolah, Ruang Majelis Guru, membantu keluarga yang terdekat
maupun jauh dengan memberikan zakat yang bisa mengganggu akidah umat Islam
mal dan infak. kepala sekolah dan para guru menyatakan
Kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa harus istiqomah dengan agama
adalah suatu hal yang bagus untuk Islam dan berpegang teguh pada al-qur’an
menyantuni anak yatim bahkan ada guru dan sunnah. Selain itu kepala sekolah dan
yang menyatakan bahwa itu adalah suatu para guru juga telah berupaya agar siswa
kewajiban umat Islam. Berkaitan dengan tidak terpengaruh dengan budaya-budaya
keterkaitan ibadah sholat dan zakat di luar Islam.
kepala sekolah dan para guru sudah Untuk aspek pendidikan dengan
menyadari tentang pentingnya ibadah pembiasaan kepala sekolah dan para guru
tersebut. menyatakan sudah berusaha untuk
Keteladanan kerendahan hati, dalam melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik
hal ini kepala sekolah mengungkapkan sehingga bisa ditiru oleh siswa seperti
bisa menerima apabila ada yang cara belajar yang baik, mendisiplinkan
mengkritik keputusannya namun siswa dalam segala hal, dan membiasakan
terkadang ada juga merasa kurang senang. siswa untuk mau melaksanakan ibadah
Diantara para guru ada yang menyatakan dan selalu bertanggung jawab dalam
bisa menerima ada juga yang tidak senang segala perbuatannya.
apabila keputusannya dikritik. Berkaitan Berkaitan dengan aspek pendidikan
tentang adanya perbedaan pendapat dengan nasehat kepala sekolah dan para
dalam menyikapi suatu masalah kepala guru telah mengungkapkan bahwa
sekolah mengatakan bahwa itu adalah pendidikan dengan nasehat itu penting
suatu hal yang wajar untuk menetapkan dan selalu berupaya untuk mengajak
keputusan yang lebih baik, sebahagian siswa untuk berbuat kebaikan seperti
besar para guru juga menyatakan bahwa sholat berjama’ah dan membaca al-qur’an
mesti menerima dan berlapang dada. sebelum memulai belajar.
Keteladanan kesantunan, ketika Upaya kepala sekolah dan guru agar
bertemu kepala sekolah dan para guru siswa bisa menerima nasehat mereka
menyatakan terkadang ada mengucapkan adalah dengan mencontohkan perbuatan
salam karena dengan mengucapkan salam tersebut, dan juga terkadang dengan
hati terasa nyaman. Kepala sekolah dan menceritakan kisah-kisah Nabi dan orang-
para juga berupaya untuk membiasakan orang shaleh dan juga ada terkadang
hal tersebut kepada siswa. Selain itu menyebutkan ayat al-qur’an dan hadis
mengajarkan adab kepada peserta didik Nabi dalam memberikan nasehat.
adalah suatu hal yang sanat perlu. Berkaitan dengan aspek pendidikan
Keteladanan keberanian, kepala dengan perhatian kepala sekolah dan para
sekolah dan para guru mengungkapkan guru sudah menyadari bahwa pendidikan
akan membela nilai-nilai kebenaran dengan perhatian akan bisa memperbaiki
meskipun tidak ada yang setuju, dan akhlak siswa menjadi lebih baik, bahkan
memberikan pengertian kepada siswa kepala sekolah dan para guru berupaya
untuk tidak takut berkata benar meskipun mendidik siswa seperti anak sendiri.
diancam oleh temannya. Upaya perhatian dalam bentuk pembinaan
Keteladanan dalam memegang akidah, akhlak mulia serta spritual dan
akidah, kepala sekolah dan para guru sosial.
menyatakan bahwa perlu untuk Berkaitan dengan aspek pendidikan
memahami konsep akidah Islam yang dengan memberikan hukuman, kepala
lurus dan mengajarkan serta sekolah dan guru menyatakan hukuman
menerapkannya kepada siswa dan yang mendidik adalah cara yang cukup
berkaitan dengan aliran-aliran keagamaan efektif dalam dalam merubah kebiasaan
buruk menjadi baik, dan adanya peraturan lingkungan sekolah sehingga bisa di tiru
yang mengikat di sekolah untuk oleh peserta didik. Selain itu pembiasaan-
keefektifan hukuman dan diupayakan pembiasaan yang baik juga sudah
menghukum dengan kelembutan dan dilaksanakan di sekolah tersebut.
kasih. sayang . Menurut kepala sekolah kegiatan
IMTAQ sudah dilakukan setiap jum’at pagi
Faktor Pendukung dan dan dan adanya program membaca Al-Qur’an
Penghambat sebelum pelajaran di mulai. Namun
Keberhasilan kegiatan tidak telepas menurut peneliti ini belum memadai
dari faktor pendukung dan penghambat, karena pentingnya pendidikan akhlak
begitu juga dengan implementasi mulia ini, suasana keagaaman perlu
pendidikan akhlak ini. ditampakkan seperti adanya pamlet yang
Berdasarkan temuan hasil penelitian menunjukkan tentang keutamaan sholat
dapat diketahui bahwa faktor pendukung misalnya, ataupun bimbingan tentang
dari terlaksananya pendidikan akhlak betapa pentingnya fungsi agama dalam
mulia di SMA Setia Dharma pekanbaru kehidupan manusia.
adalah; visi dan misi sekolah yang sudah Sebagaimana yang diungkapkan
menggambarkan tentang akhlak mulia, oleh Marzuki membangun karakter siswa
dan semua komponen sekolah sudah secara utuh harus memperhatikan dua
mengetahui tentang visi misi sekolah, dari dimensi kehidupan manusia, yaitu
hasil observasi visi dan misi telah di dimensi vertikal dalam rangka akhlak
pajang di lingkungan sekolah sehingga mulia terhadap Allah SWT dan dimensi
semua warga sekolah sudah bisa horizontal dalam rangka berhubungan
membacanya. Berdasarkan keterangan dengan sesama manusia. Oleh karena itu,
kepala sekolah dan juga dipertegas oleh pendidikan akhlak mulia siswa melalui
guru bahwa sebagian mata pelajaran juga kegiatan-kegiatan keagamaan menjadi
sudah dikaitkan dengan pendidikan sangat penting, di samping melalui
akhlak mulia, adanya kegiatan IMTAQ di pembiasaan-pembiasaan nilai-nilai
hari jum’at pagi, adanya kerjasama semua kebaikan yang bersifat universal.
komponen yang di sekolah yaitu guru, Sekolah sebaiknya memiliki buku
kepala sekolah, pegawai, komite sekolah, panduan pengembangan kultur akhlak
satpam dan yang lainnya. mulia yang komprehensif agar menjadi
Faktor penghambat dari pedoman yang baku dalam
terlaksananya pendidikan akhlak mulia di pengembangan kultur akhlak mulia di
SMA Setia Dharma yaitu musholla yang sekolah. Buku ini dapat dijadikan sebagai
tidak memadai hanya 8x9 m, dan alokasi pedoman yang bisa dibaca dan dipahami
dana yang belum mencukupi untuk oleh semua komponen sekolah yang
kegiatan keagamaan yang lebih maksimal, akhirnya dapat dipraktikkan dengan
sehingga pihak sekolah melakukan kerja mudah di sekolah.
sama dengan orang tua dan komite Sebagai kelengkapan perangkat
sekolah. untuk kelancaran pengembangan kultur
akhlak mulia, perlu juga dilakukan
PEMBAHASAN pengawasan dan evaluasi terhadap
Pendidikan akhlak mulia di SMA program pembangunan kultur akhlak
Setia Dharma sudah terlaksana namun mulia yang dilakukan di sekolah agar
belum maksimal ini di lihat dari sudah dapat diambil sikap yang tepat (Marzuki,
berupayanya kepala sekolah dan guru 2015: 106-110).
menunjukkan keteladanan dalam Perubahan dalam perilaku menjadi
beribadah serta bersikap dan perilaku di lebih baik juga di dukung oleh sarana dan
prasarana yang lengkap, namun di SMA Indonesia, PPkN, dan guru BK tetapi
Setia Dharma musholla yang ada belum adalah tugas semua guru. Bagi yayasan,
memadai, satu musholla digunakan oleh diharapkan untuk menyediakan musholla
tiga sekolah SMP Setia Dharma, SMA Setia yang memadai untuk semua warga
Dharma dan SMK Setia Dharma. Ini tentu sekolah, karena musholla dn mesjid
tidaklah cukup menampung warga merupakan tempat pendidikan yang
sekolah untuk melaksanakan sholat utama. Bagi Dinas Pendidikan, untuk lebih
berjamaa’h. memperhatikan pendidikan akhlak mulia
Pendidikan akhlak mulia ini di sekolah-sekolah umum, karena sangat
merupakan poros kemajuan bangsa pentingnya pendidikan akhlak mulia ini
Indonesia karena suatu bangsa akan maju dalam diri peserta didik dan masyarakat
apabila masyarakatnya memiliki muslim pada umumnya.[]
hubungan yang baik dengan Allah dan
sesama manusia, disinilah kunci
peradaban, tidak hanya dilihat dari
semakin bagusnya gedung-gedung
dibangun tetapi secara akhlaknya
merosot. Namun yang diharapkan adalah
keseimbangan antara kesuksesan dalam
bidang teknologi dan juga memiliki akhlak
yang mulia
PENUTUP
Kepala sekolah dan para guru sudah
berupaya mengimplementasikan
pendidikan akhlak mulia kepada para
peserta didik baik dari aspek pendidikan
keteladanan, pembiasaan, perhatian,
pemberian nasehat, dan hukuman yang
mendidik.
Faktor pendukung dari kepala
sekolah yang berupaya mensosialisasikan
visi dan misi sekolah kepada warga
sekolah dan adanya kerjasama antara
kepala sekolah dan komponen lainnya.
Faktor penghambat masih kurang
memadainya musholla dan alokasi dana
untuk kegiatan keagamaan.
Rekomendasi untuk kepala sekolah
agar semakin berupaya untuk
menciptakan suasana keagamaan di
sekolah sehingga pendidikan akhlak mulia
ini bisa semakin berhasil. Bagi guru pada
semua mata pelajaran, hendaknyalah
mengaitkan mata pelajaran yang
diajarkannya dengan pendidikan akhlak
mulia, karena pendidikan akhlak mulia ini
tidaklah hanya tanggung jawab guru
Pendidikan Agama Islam, Bahasa