Anda di halaman 1dari 10

SAGACIOUS JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN DAN SOSIAL

2020, Vol. 7, No. 1, 9 – 18, ISSN: 2355-8911

Artikel Penelitian

Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits


di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

H. Imansyah *

Guru MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan

Histori artikel: ABSTRAK


Pengiriman: Oktober 2020
Revisi: November 2020 Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan membentuk
Diterima: Desember 2020 karakter religius siswa melalui pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah. Hasil penelitian menun-
*Email korespondensi:
imansyah100367@gmail.com jukkan: perencanaan meliputi kurikulum, silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran, penataan lingkungan belajar, materi
pelajaran, metode dan strategi pembelajaran. Seluruh guru dan
kepala sekolah ikut serta di dalamnya. Pelaksanaan dengan
metode dan strategi pembelajaran bervariasi, menyenangkan
dan diterima siswa. Pelaksanaannya meliputi keteladanan,
pembiasaan, pengawasan, reward/hukuman dan konsisten.
Penilaian dilakukan secara terus menerus selama proses pem-
belajaran dan penilaian akhir dilakukan seminggu sekali. Pem-
bentukan karakter religius sudah sesuai dengan tujuan pem-
belajaran Al-Qur’an Hadist. Telihat dari sikap tertib, sopan san-
tun, saling menghormati, terbiasa mengucapkan salam dan
maaf, sholat berjama’ah, dzikir, sholawat, disiplin berdo’a sebe-
lum dan sesudah pembelajaran, membaca Al-Qur’an setiap ma-
suk kelas. Faktor penghambat adalah faktor internal, meliputi
rasa malas dan kurang percaya diri. Faktor eksternal yaitu ling-
kungan sekitar dan pergaulan siswa. Solusinya adalah dengan
pemberian motivasi kepada siswa yang mengalami masalah.
Kata Kunci: membentuk karakter, karakter religius, pembelajaran al-qur’an
hadits

Pendahuluan bagi karakter anak dalam kehidupan sehari-


Bangsa Indonesia berada dalam keadaan hari.
krisis moral akibat derasnya pengaruh global- Karakter generasi muda sekarang ini ban-
isasi. Dari kota-kota besar hingga ke daerah- yak mengalami kelunturan yang dahsyat.
daerah terpencil sudah terkontaminasi. Berbagai peristiwa yang merendahkan harkat
Perkembangan informasi dan teknologi di era dan martabat manusia berkembang di
globalisasi begitu cepat, sehingga penyeba- masyarakat bahkan dalam dunia pendidikan
rannya di lingkungan masyarakat tentang bu- yang dilakukan oleh peserta didik, seperti
daya luar begitu mudah diterima oleh banyak hancurnya nilai-nilai keislaman, merebaknya
orang, dari orang dewasa hingga anak-anak. kasus bullying, dan meningkatnya kasus
Hal tersebut dapat membawa dampak negatif amoral. Kurangnya kesadaran akan nilai-nilai
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

budaya lokal serta asing terhadap istilah- cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
istilah seperti budi pekerti, tata krama, gotong Negara yang demokratis dan bertanggung ja-
royong dan nilai-nilai luhur lainnya. wab (Ainiyah, 2013).
Berkaitan dengan hal ini, capaian hasil Pendidikan sebagai salah satu terobosan
pendidikan masih belum memenuhi tujuan yang terpenting pada krisis karakter saat ini.
pendidikan Islam yang diharapkan. Pembela- Dalam hal ini, peran guru dalam pendidikan
jaran di kelas juga belum mampu membentuk tidak sekedar dituntut mengajar dibidang
pribadi lulusan yang mencerminkan karakter ilmu, tetapi juga dibidang keagamaan yang
muslim yang bernilai. Pendidikan karakter mencerminkan sikap religius, budi pekerti
merupakan bagian dari pendidikan nilai (val- luhur dan akhlak mulia. Sehingga para siswa
ues education) yang ditanamkan sejak bangku dapat memahami nilai agama dengan benar,
sekolah. Sebab nantinya sekolah tidak hanya memiliki akhlak mulia serta menjunjung tinggi
bertanggung jawab dalam mencetak peserta karakter religius (Fakhruddin, 2010).
didik yang unggul dalam ilmu penggetahuan Guru memiliki peran yang sangat penting
dan teknologi tetapi juga memiliki pribadi dalam mengajar ilmu pengetahuan tentang
yang berkarakter dan berkepribadian se- agama serta dalam membina kepribadian
bagaimana dituntut dalam tujuan pendidikan siswa (Djamarah, 2000). Terkait hal ini, guru
nasional (Dalle & Ariffin, 2018). Sebagai bang- bukan sekedar memberi pelajaran tentang te-
sa yang penduduknya mayoritas beragama ori tapi juga perlu membentuk karakter siswa,
Islam, kitab suci Al-Qur’an menjadi inspirasi mencontoh karakter Nabi Muhammad SAW.
dalam membangun karakter bangsa. Selaras dengan firman Allah yang artinya: Dan
Aladdiin & Kurnia (2019) menyebut bah- sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
wa pendidikan tidak hanya mentransfer pekerti yang agung. (QS. Al-Qolam/68: 4) (De-
pengetahuan pada anak didik, namun juga partemen Agama RI, 2007).
membentukan karakter mereka. Terdapat tiga Efektifitas pembelajaran diperoleh dengan
misi utama pendidikan meliputi transfer of membuat rancangan proses pembelajaran
knowledge, transfer of culture, dan Transfer of secara mendetail dan seefisien mungkin. Per-
Value. Oleh karenanya, pendidikan disebut siapannya akan memberikan dukungan untuk
sebagai proses transfer nilai dalam memben- mengoptimalkan pembelajaran di kelas dari
tuk kepribadian dari berbagai aspek yang dili- awal hingga akhir. Guru dituntut untuk men-
putinya. Adapun pengajaran diartikan sebagai guasai prinsip pembelajaran, memilih dan
pengalihan pengetahuan dan keterampilan menggunakan media dan metode strategi atau
untuk mendapatkan keahlian khusus yang ada pendekatan pembelajaran, serta terampil da-
dalam ruangannya yang sempit tetapi sangat lam menilai hasil belajar siswa (Mulyasa,
mendalam. 2013).
Adapun fokus pendidikan menurut Menurut Sagala (2013) pembelajaran yang
Baehaqi & Hakim (2020) adalah pembentukan efektif merupakan proses memberi pengaruh
karakter pada manusia. Berhasilnya manusia dan pemaknaan tertentu pada si pelajar
menjadi manusia yang manusiawi semua itu (setidaknya sampai batas waktu tertentu)
tergantung ahklaknya, maju mundurnya suatu relatif menetetap dan setiap saat diperlukan
negara pun tergantung ahklak manusianya. mampu mereproduksi dan mempergunakann-
Itulah mengapa orang Yunani kuno menen- ya dalam pemecahan masalah.
tukan tiga syarat untuk disebut manusia. Tiga Secara spesifik penelitian ini akan
syarat tersebut yaitu memiliki kemampuan mendeskripsikan bagaimana membentuk
mengendalikan diri, cinta tanah air, dan ber- karakter religius siswa melalui pembelajaran
pengetahuan. Semua syarat itu adalah karak- Al-Qur’an Hadist di MTs Negeri 2 Hulu Sungai
ter yang harus dimiliki manusia. Tengah, dengan menjabarkan proses pemben-
Pendidikan karakter merupakan jalur yang tukan kepribadian siswa dalam lingkungan
tepat untuk menerapkan character building, pendidikan sehingga mampu membawanya
agar menjadi generasi yang berilmu penge- menjadi insan yang berkarakter Islami.
tahuan tinggi berbekal iman dan taqwa pada
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak mulia, Metodologi Penelitian
SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 10 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan siswa. Sebagai manajer belajar, guru akan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Objek membimbing siswanya belajar, mengambil
penelitian adalah MTs Negeri 2 Hulu Sungai prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang
Tengah. Sumber data dibagi menjadi dua bagi- dimilikinya. Dengan ketiga peran guru ini,
an, yaitu data primer dan data sekunder. Pada maka diharapkan para siswa mampu
pengumpulan data primer, peneliti mengembangkan potensi diri masing-masing,
menggunakan beberapa teknik pengumpulan mengembangkan kreativitas, dan mendorong
data yaitu metode wawancara, observasi, adanya penemuan keilmuan dan teknologi
dokumentasi. Teknik analisis data penelitian yang inovatif sehingga para siswa mampu ber-
ini meliputi reduksi data (data reduction), saing dalam masyarakat global (Kunandar,
penyajian data (data display), dan penarikan 2007).
kesimpulan (conclution). Adapun langkah- Sedangkan Munardji (2004) menjelaskan
langkah pengecekan keabsahan data yang dil- bahwa seorang pendidik memiliki tugas dan
akukan adalah perpanjangan keikutsertaan, tanggung jawab untuk mengelola,
ketekunan pengamatan, triangulasi dan pen- mengarahkan, fasilitator dan merencanakan.
gecekan sejawat. Pada prosedur penelitian Jadi, ada tiga tugas dan fungsi pendidik, yaitu
meliputi tahap persiapan penelitian, tahap mencakup: Sebagai pengajar (intruksional)
pengadaan studi pendahuluan, dan tahap dengan tugas merencanakan dan
mengumpulkan data. melaksanakan program pengajaran yang su-
dah disusun dan diakhiri dengan
Hasil dan Pembahasan melaksanakan penilaian. b. Sebagai pendidik
Membentuk Karakter Religius Siswa Melalui (educator) yaitu mengarahkan siswa menuju
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs pendewasaan diri dengan pribadi yang sem-
Negeri 2 Hulu Sungai Tengah purna seiring dengan tujuan Allah SWT men-
Proses membentuk karakter religius siswa ciptakannya. c. Sebagai pemimpin (manageri-
dimulai dengan merencanakan setiap kompo- al) yaitu memimpin dan mengendalikan diri,
nen-komponen yang terkait dengan proses siswa, serta masyarakat, berhubungan dengan
pembelajaran Al-Qur’an Hadist meliputi ku- upaya arahan, pengawasan, organisasi,
rikulum, silabus, rencana pelaksanaan pem- kontrol, juga keikutsertaan dalam program
belajaran, penataan lingkungan belajar, materi yang dilaksanakan.
pelajaran, termasuk di dalamnya metode dan Wijayanti (2017) menyebutkan bahwa da-
strategi pembelajaran untuk membentuk lam membentuk karakter religius maka dalam
karakter religius siswa sesuai dengan tujuan perencanaannya dibutuhkan perangkat
pembelajaran. Dalam membuat perencanaan pelatihan, mencakup silabus, penilaian,
seluruh guru dan kepala sekolah ikut serta di penggunaan metode untuk mempermudah
dalamnya, hal ini dilakukan agar proses pem- pelakasanaannya. Untuk menerapkan pen-
bentukan karakter siswa dapat berjalan didikan karakter, diperlukan perencanaan da-
dengan optimal. lam setiap kegiatan, terkait dengan tujuan
Secara professional, guru masa depan tid- pencapaian pembelajaran. Hal ini sejalan
ak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), sep- dengan penelitian yang dilakukan Julaiha
erti fungsinya yang menonjol selama ini, tapi (2014), the character education learning
beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing should be done by the teachers from the plan-
(counselor), dan manajer belajar (learning ning, implementaion, and evaluation. Melalui
manager). Sebagai pelatih, seorang guru akan rencana pembelajaran, guru harus megimple-
berperan seperti pelatih olahraga. Ia men- mentasikannya ke dalam proses pembelajaran
dorong siswanya untuk bekerja keras dan dengan pendekatan dan metode yang bervari-
mencapai prestasi setinggi-tingginya dan atif, agar berhasil membentuk karakter peser-
membantu siswa menghargai nilai belajar dan ta didik.
pengetahuan. Sebagai pembimbing atau kon- Majid (2007) mengungkapkan bahwa
selor, guru akan berperan sebagai sahabat perencanaan merupakan proses penyusunan
siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang materi pelajaran, penggunaan media pengaja-
mengundang rasa hormat dan keakraban dari ran, penggunaan pendekatan dan metode
SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 11 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi tujuan yang telah disusun tercapai secara op-
waktu yang akan dilaksanakan pada masa ter- timal (Mulyono, 2012).
tentu untuk mencapai tujuan yang telah Guru bertugas untuk mempersiapkan dan
ditetapkan. Adapun perencanaan pembelaja- menyediakan media dan metode pembelaja-
ran memiliki fungsi untuk menentukan ko- ran yang bervriatif penelitian yaitu pelaksa-
petensi hasil akhir dari proses pembelajaran. naan pendidikan karakter di sentra main
Selanjutnya, penentuan kompetensi yang ter- peran tidak terpaut dengan karakter yang di-
lalu tinggi nantinya tidak mampu memenuhi ajarkan pada satu tema saja namun semua
kebutuhan SDM dari sekolah/ madrasah serta karakter dapat diajarkan, karena setiap aspek
sumberdaya lainya yang akan membuat kom- karakter dapat dikembangkan melalui
petensi itu tidak mampu diraih (Nadlir, 2013). kegiatan bermain peran sesuai dengan peran
Untuk mewujudkan tujuan kurikulum yang anak mainkan. Sedangkan untuk
pendidikan karakter, menurut Hidayatullah meningkatkan perkembangan anak maka
(2010) yang perlu dilakukan adalah dengan orangtua diharapkan dapat menjalin komu-
menintegrasikan nilai-nilai karakter ke se- nikasi dengan guru maupun dengan kepala
luruh aspek kehidupan di sekolah, antara lain sekolah, sehingga orangtua dapat mengetahui
melalui upaya sebagai berikut : (1) Melakukan perkembangan anaknya disekolah (Mafrukha,
berbagai aktivitas yang dapat menjadi contoh 2015).
atau teladan orang lain, mahasiswa, peserta Beberapa metode pembinaan karakter
didik baik kegiatan akademik maupun yang disebutkan Marzuki (2015), meliputi: 1)
kegiatan non-akademik; (2) Turut secara aktif Metode praktik dan tidak praktik. Metode
dan peduli melakukan upaya-upaya pemben- langsung artinya penyampaian dilaksanakan
tukan karakter, baik di dalam pembelajaran secara praktik yaitu pemberian materi akhlak
maupun di luar pembelajaran; dan (3) Dalam mulia dari sumbernya. Adapun, metode tidak
melakukan pembelajaran hendaknya dapat praktik yakni penanaman karakter dengan
menginternalisasikan atau mengintegrasikan mengharap siswa dapat mengambil
nilai-nilai karakter. hikmahnya. 2) Melalui mata pelajaran
Penelitian Irvan (2017) menyebutkan tersendiri dan terintegrasi pada setiap mata
bahwa dalam mendesain pembelajaran Al- pelajaran. Tersendiri contohnya pendidikan
Qur’an Hadits, usaha yang dilakukan guru Agama. Adapun terintegrasi yaitu setiap mata
yakni dengan penyampaian pelajaran dengan pelajaran yang terdapat nilai karakter diinte-
menyesuaikan materi, menggunakan media grasikan pada proses pembelajaran. 3) Melalui
dan metode yang tepat serta kreatif sehingga kegiatan-kegiatan di luar mata pelajaran, sep-
pembelajaran berlangsung menyenangkan erti pada pembiasaan dan pengembangan diri.
juga dipahami oleh peserta didik. Seperti kegiatan ekstrakurikuler pada
Adapun Trihidayati (2014) dalam hasil kegiatan IMTAQ, tadarus Al-Qur'an, dan
penelitiannya menyatakan bahwa implemen- lainnya. 4) Melalui metode keteladanan.
tasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru Metode ini sangat efektif. Di sekolah diperank-
mata pelajaran Al-Qur’an Hadist tidak terlepas an kepala sekolah, guru, dan karyawan. Se-
dari beberapa komponen, yaitu tujuan pem- dangkan di rumah oleh orang tua. Dan di
belajaran, materi yang disampaikan kepada masyarakat oleh para pemimin masyarakat
siswa sesuai dengan perencanaan pembelaja- dari berbagai kalangan. 5) Metode nasihat dan
ran yang tertuang dalam RPP dan silabus, perhatian. Guru dan orang tua dituntut untuk
kegiatan pembelajaran yang sesuai kurikulum membiasakan memberi nasihat dan perhatian
dan evaluasi pembelajaran. khusus pada para siswa dan anak mereka.
Metode pembelajaran adalah cara untuk Cara ini mampu membangkitkan motivasi
mempermudah peserta didik mencapai kom- mereka agar berkomitmen dengan aturan dan
petensi tertentu. Jadi metode pembelajaran nilai karakter yang diterapkan. 6) Metode re-
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan ward dan punishment. Reward bisa dilakukan
untuk mengimplementasikan rencana yang dengan memberian hadiah dan punishment
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar dengan memberikan hukuman sebagai efek
jera atas pelanggaran aturan yang berlaku.
SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 12 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

Metode tersebut akan berhasil jika diterapkan dengan yang dikemukakan oleh Arsyad (2010)
bersamaan dengan dukungan pihak terkait. bahwa strategi implementasi pembentukan
Adapun metode pembinaan karakter yang sikap dan karakter dilakukan dengan cara
diungkapkan Saleh (2012) adalah dengan pembiasaan, keteladanan, sentuhan kalbu (ra-
keteladanan melalui simulasi praktik (experi- sa dan kesadaran), kisah-kisah dan kedisipli-
ential learning). Penggunaan metode ikon dan nan.
afirmasi (menempel dan menggantung), yaitu Menurut Wijaya, (2017), strategi pendidi-
mengenalkan sikap positif. Menggunakan kan karakter di lingkungan sekolah dilakukan
metode repeat power (berulang-ulang) sifat melalui 1) regulasi mengenai pengintegrasian
atau nilai positif yang ingin dibangun. Metode pembelajaran karakter dalam semua mata
99 sifat utama (asma’ul husna). Menggunakan pelajaran, 2) meningkatkan kapasitas sekolah
metafora yakni bercerita tentang kisah nyata sebagai wahana pendidikan karakter melalui
atau inspiratif dengan konsisten. pelatihan guru, 3) penyediaan sumber belajar
Keberhasilan suatu proses pembelajaran yang berkaitan dengan upaya pengembangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakter siswa serta 4) pemberian penghar-
adalah kesesuaian antara metode pembelaja- gaan kepada satuan pendidikan yang telah
ran yang diterapkan oleh pengajar dengan berhasil mengembangkan budaya karakter.
situasi dan kondisi objek pembelajaran (Ba- Sedangkan strategi pendidikan karakter di
haruddin & Dalle, 2017). Seorang pengajar lingkungan keluarga dilakukan melalui 1)
harus bisa memilih metode yang tepat, se- penetapan religius yang mendorong orang tua
hingga hasil yang didapatkan sesuai dengan dapat berinteraksi dengan sekolah dan lem-
yang diharapkan oleh pengajar. Sebaliknya baga pendidikan terkait dengan pembangunan
jika pengajar tidak bisa memilih metode yang karakter, 2) pemberian pelatihan dan
tepat, maka hasil yang didapatkan akan jauh penyuluhan pendidikan karakter, 3) pem-
dari harapan pengajar (Munjin & Lilik, 2009). berian penghargaan kepada tokoh ataupun
Langkah selanjutnya setelah perencanaan orang tua yang berkomitmen dalam mem-
yang matang adalah pelaksanaan pembelaja- bangun karakter di lingkungan keluarga, 4)
ran, dimana setiap kegiatan yang dilaksanakan peningkatan komunikasi sekolah dan lembaga
bersama siswa selalu memuat pendidikan pendidikan terkait dengan orang tua.
karakter religius. Pada proses pembelajaran Purwanto (2015) menyebutkan metode
guru sangat berperan untuk menumbuhkan pendidikan berbasis Qur’ani meliputi metode
karakter religius siswa. Untuk itu, diperlukan keteladanan, metode pembiasaan, metode na-
metode dan strategi pembelajaran yang berva- sihat, metode pengawasan, metode sanksi atau
riasi agar menyenangkan dan dapat diterima metode dengan pemberian hukum pada peser-
oleh siswa. Pelaksanaannya meliputi ta didik. Sedangkan hasil temuan Hadi (Pra-
keteladanan, pembiasaan, pengawasan, re- setyo, 2016) yang mengungkapkan pada pros-
ward/ hukuman dan konsisten. Pembiasaan es penanaman nilai agama ada dua cara yang
dilakukan dari awal hingga akhir proses pem- dpat dilakukan yakni secara langsung dan tid-
belajaran ketika berada di dalam kelas ketika ak langsung. Secara langsung melalui
dalam pengawasan guru mata pelajaran dan keteladanan, kebiasaan, pengawasan dan
didukung dengan kerjasama seluruh guru dan sanksi. Dan secara tidak langsung adalah
kepala sekolah. Konsistensi dilakukan ter- dengan memberi pengetahuan kegamaan di
hadap setiap kegiatan pembiasaan serta pem- kelas. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
berian reward/hukuman bagi siswa yang maksimal terdapat beberapa tahapan. 1)
melaksanakan ataupun melanggar peraturan pengetahuan dan pemahaman, 2) pembiasaan,
yang telah ditetapkan sebelumnya. 3) traninternalisasi, 4) kebutuhan, 5) evaluasi.
Berkaitan dengan hal ini, Suriansyah & Di sekolah, Pendidikan Al-Quran berfungsi
Aslamiah (2015) menyatakan bahwa usaha sebagai pengenalan, pembiasaan, pencegahan,
guru dalam membentuk karakter siswa dapat dan penanaman nilai-nilai. Sedangkan ruang
dilakukan dengan menerapkan strategi dian- lingkup pendidikan AlQuran adalah menulis,
taranya keteladanan, pembiasaan, dan sentu- membaca, dan menghafal ayat-ayat pendek
han kalbu. Hasil temuan penelitian ini selaras dan ayat-ayat pilihan serta mencontohkan
SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 13 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan sesudah pembelajaran serta membaca Al-
sekaligus melatih dan membiasakan membaca Qur’an sebelum proses pembelajaran setiap
Al-Quran kepada siswa dalam kehidupan masuk ke kelas.
sehari-hari (Tim Perumus, 2008). Sedangkan Hadi & Ariyanto (2018) ber-
Untuk mengetahui hasil akhir dari proses dasarkan hasil temuannya menyatakan bahwa
pembelajaran maka diperlukan penilaian dari dengan penggunaan metode teladan, arahan,
guru tentang keberhasilan proses pembelaja- pemberian motivasi dan dorongan, kontinui-
ran Al-Qur’an Hadits. Penilaian dilakukan tas (sebuah proses pembiasaan dalam belajar,
secara terus menerus selama proses pembela- bersikap, dan berbuat), nasihat, pengulangan
jaran berlangsung dan penilaian akhir dil- serta penanaman karakter religius oleh Guru
akukan seminggu sekali. BK menggunakan metode bimbingan dan ara-
Penelitian Nuriyatun (2016), menyebutkan han, keteladanan, motivasi, dan nasihat. Pena-
evaluasi (penilaian dan pengendalian) yang naman karakter religius pada siswa oleh guru
dilakukan sekolah yaitu guru melakukan dapat dilihat bahwa siswa sudah cukup baik
penilaian sikap terhadap siswanya, lalu per- memiliki karakter religius walaupun belum
masalahan yang dihadapi akan dibahas ber- mencapai hasil yang maksimal. Sikap yang su-
sama guru dan kepala sekolah serta melibat- dah dimiliki siswa yaitu beriman kepada Allah
kan wali siswa bila diperlukan. Untuk men- dan rosul-Nya berikut seluruh ajaran-Nya,
capai keberhasilan, sekolah melibatkan wali selalu berdzikir kepada Allah, selalu ber-
siswa dalam melakukan evaluasi untuk men- shalawat kepada rasulullah SAW, cerdas
gontrol siswa di luar lingkungan sekolah. emosinya, taat pada hukum allah dan hukum
Zahro (2015) menyebutkan proses negara, jujur, adil, amanah dan tabligh, toleran
penilaian adalah komponen yang tidak dapat dan menghargai pendapat orang lain.
dipisah dengan proses pembelajaran yang Karakter insan yang didasari oleh nilai
bersifat holistik, meliputi seluruh aspek agama sebagai pondasi utama akan me-
perkembangan siswa, yaitu sikap, penge- lahirkan jiwa karakter yang kuat dan menjadi
tahuan dan keterampilan. Guru dituntut mem- tunas bangsa yang kuat juga. Pendidikan
iliki pengetahuan dan keterampilan ber- karakter dalam Islam memiliki tujuan utama
macam-macam tentang metode dan teknik yaitu membentuk pribadi yang beretika, serta
penilaian berdasarkan tujuan dan proses berbudaya dan terwujud dalam kehidupan
pembelajaran, serta pengalaman belajar yang sehari-hari (Musrifah, 2016).
sudah ditetapkan. Dalam kegiatannya, Adapun karakter berkaitan erat dengan
berbagai teknik penilaian digunakan secara penilaian baik-buruknya tingkah laku
terintegrasi pada kegiatan pembelajaran. seseorang, yang disadari oleh bermacam-
macam tolak ukur yang dianut masyarakatnya.
Karakter Religius Siswa di MTs Negeri 2 Hu- Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup
lu Sungai Tengah seseorang. Oleh karena itu, ia dapat berubah,
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dapat dibangun sejalan dengan cara ia menilai
Al-qur’an Hadist yang dilakukan untuk mem- pengalaman itu (Salahudin & Alkrienciehie,
bentuk karakter religius siswa, digunakan be- 2013).
berapa metode dan strategi pembelajaran Raharjo (2010) dalam penelitiannya
yang bervariasi dan menyenangkan serta menyatakan bahwa pendidikan karakter akan
dapat diterima oleh siswa. Pembentukan dapat mempengaruhi akhlak mulia peserta
karakter religius melalui keteladanan, pembi- didik, apabila dilaksanakan dengan prinsip-
asaan, pengawasan, reward/ hukuman dan prinsip tertentu dan berkomitmen yang kuat
konsisten dapat dikatakan sudah sesuai dari seorang guru, serta lingkungan masyara-
dengan tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadist. kat yang mendukung dengan baik. Karena itu,
Karakter tersebut telihat dari sikap tertib pendidikan karakter harus dilakukan dengan
siswa, sopan santun dan saling menghormati, adanya keterlibatan orang tua, guru, kepala
terbiasa mengucapkan salam dan maaf, sekolah, masyarakat dan lingkungan yang
melaksanakan sholat berjama’ah, dzikir dan mendukung.
sholawat, disiplin melaksanakan do’a sebelum
SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 14 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

Setiap melakukan suatu kegiatan, tentu dangkan penilaian kemampuan adalah derajat
tidak terlepas dari faktor pendukung dan tingkat aktifitas individu yang bekerja secara
penghambat. Adapun yang menjadi faktor bagus. Sedangkan motivasi ekstrinsik menurut
penghambat adalah faktor internal yang meli- Permana (Harza dkk, 2018) adalah pendorong
puti rasa malas dan kurang percaya diri. Serta kerja yang bersumber dari luar diri pekerja
faktor eksternal yaitu lingkungan sekitar dan sebagai individu, berupa suatu kondisi yang
pergaulan siswa. Berdasarkan hambatan ter- mengharuskan melaksanakan pekerjaan
sebut maka solusi yang dilakukan oleh guru secara maksimal.
adalah dengan pemberian motivasi kepada Seseorang yang telah termotivasi untuk
siswa yang mengalami masalah. Pemberian belajar sesuatu, akan berusaha mempelajari
motivasi belajar bertujuan untuk mendorong dengan baik dan tekun, dengan harapan mem-
siswa agar mau melakukan aktivitas sesuai peroleh hasil yang baik. Dalam hal itu tampak
target yang ingin dicapai. bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan
Pembentukan karakter religius siswa yang seseorang tekun dalam belajar. Sebaliknya
mengalami hambatan dapat dicari solusinya apabila seseorang tidak memiliki motivasi un-
yaitu dengan melalui pembelajaran Al-Qur’an tuk belajar, maka dalam belajar tidak akan la-
Hadist, sesuai dengan fungsi dari mata pelaja- ma. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan
ran Al-Qur’an dan Hadits pada madrasah hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti
menurut Permenag (2008), sebagai berikut: motivasi sangat mempengaruhi terhadap
pertama, pengembangan yaitu meningkatkan ketahanan dan ketekunan belajar (Hamzah,
keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam 2009).
meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah
mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluar- Simpulan
ga maupun jenjang pendidikan sebelumnya. Proses membentuk karakter religius siswa
Kedua, perbaikan yaitu memperbaiki kesala- dimulai dengan merencanakan setiap
han-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, komponen-komponen yang terkait dengan
dan pengalaman ajaran islam peserta didik proses pembelajaran Al-Qur’an Hadist
dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, pencega- meliputi kurikulum, silabus, rencana
han yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari pelaksanaan pembelajaran, penataan
lingkungan atau budaya lain yang dapat mem- lingkungan belajar, materi pelajaran, termasuk
bahayakan diri peserta didik dan menghambat di dalamnya metode dan strategi
perkembangannya menujumanusia Indonesia pembelajaran untuk membentuk karakter
seutuhnya yang beriman dan bertaqwakepada religius siswa sesuai dengan tujuan
Allah Swt. Dan keempat, pembiasaan yaitu pembelajaran. Dalam membuat perencanaan
menjadikan nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits seluruh guru dan kepala sekolah ikut serta di
sebagai petunjuk dan pedoman bagipeserta dalamnya, hal ini dilakukan agar proses
didik dalam kehidupannya sehari-hari. pembentukan karakter siswa dapat berjalan
Adapun dukungan dengan memotivasi dengan optimal.
siswa terbagi menjadi dua, yaitu motivasi in- Setelah perencanaan yang matang maka
trinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi in- selanjutnya pelaksanaan pembelajaran,
trinsik menurut Dalyono (2005) adalah moti- dimana setiap kegiatan yang dilaksanakan
vasi yang berasal dari dalam diri pesera didik. bersama siswa selalu memuat pendidikan
Lebih jelasnya, Hater & White (Ghufron & Ris- karakter religius. Pada proses pembelajaran
nawin, 2014) menyampaikan dua aspek moti- guru sangat berperan untuk menumbuhkan
vasi intrinsik yaitu percoeved competence karakter religius siswa. Untuk itu, diperlukan
(mengerti akan kemampuan) dan competence metode dan strategi pembelajaran yang
valuation (penilaian kemampuan). Mengerti bervariasi agar menyenangkan dan dapat
akan kemampuan adalah efek yang mengikuti diterima oleh siswa. Pelaksanaannya meliputi
umpan balik motivasi intrinsik, sebelum atau keteladanan, pembiasaan, pengawasan,
pada saat hasil pekerjaan dari sebuah tugas, reward/ hukuman dan konsisten. Pembiasaan
atau sebagai tingkat dari keyakinan seseorang dilakukan dari awal hingga akhir proses
untuk melakukan pekerjaan yang baik. Se- pembelajaran ketika berada di dalam kelas
SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 15 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

ketika dalam pengawasan guru mata pelajaran Baehaqi, Kholil & Hakim, Arif Rohman. (2020). Pendidikan
dan didukung dengan kerjasama seluruh guru Peran Ekstrakulikuler Keagamaan Dalam Membentuk
dan kepala sekolah. Konsistensi dilakukan Karakter Religius Siswa Di SMAN 1 Ciwaringin. Jurnal:
terhadap setiap kegiatan pembiasaan serta Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 1, h. 27-37.
pemberian reward/hukuman bagi siswa yang Baharuddin, & Dalle, J. (2017). Interactive courseware for
melaksanakan ataupun melanggar peraturan supporting learners competency in practical skills.
yang telah ditetapkan sebelumnya. Turkish Online Journal of Educational Technology, 16(3),
Untuk mengetahui hasil akhir dari proses 87–98.
pembelajaran maka diperlukan penilaian dari Dalle, J., & Ariffin, A. M. (2018). The impact of technologies in
guru tentang keberhasilan proses teaching interaction design. Journal of Advanced Research
pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam in Dynamical and Control Systems, 10(4 Special Issue),
membentuk karakter religius siswa. Penilaian 1779–1783.
dilakukan secara terus menerus selama proses Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Asdi
pembelajaran berlangsung dan penilaian akhir Mahasatya.
dilakukan seminggu sekali. Departemen Agama Republik Indonesia. (2007). Syaamil Qur’an.
Pembentukan karakter religius Bandung: Sygma Examedia.
dilaksanakan melalui keteladanan, Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak Didik dalam
pembiasaan, pengawasan, reward/ hukuman Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
dan konsisten dapat dikatakan sudah sesuai Fakhruddin, Asef Umar. (2010). Menjadi Guru Favorit!.
dengan tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadist. Yogyakarta: Diva Press.
Karakter tersebut telihat dari sikap tertib Ghufron, M. Nur & Risnawin, Rini. (2014). Teori-teori Psikologis.
siswa, sopan santun dan saling menghormati, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
terbiasa mengucapkan salam dan maaf, Hadi, Putra Pratomo & Ariyanto, M. Darojat. (2018). Metode
melaksanakan sholat berjama’ah, dzikir dan Penanaman Karakter Religius Pada Siswa Kelas VIII MTSN
sholawat, disiplin melaksanakan do’a sebelum Temon Tahun Pelajaran 2017/2018. SUHUF, Vol. 30, No.
dan sesudah pembelajaran serta membaca Al- 1, Mei 2018 : 71-87.
Qur’an sebelum proses pembelajaran setiap Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan Pengukuranya. Jakarta: PT
masuk ke kelas. Bumi Aksara.
Adapun yang menjadi faktor penghambat Harza, Fakhrian, dkk. (2018). Pengaruh Motivasi Intrinsik,
adalah faktor internal yang meliputi rasa Ekstrinsik dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
malas dan kurang percaya diri. Serta faktor Karyawan Pada Bank BTN Kantor Cabang Malang. Jurnal
eksternal yaitu lingkungan sekitar dan Administrasi Bisnis, Vol 22 No. 1.
pergaulan siswa. Berdasarkan hambatan Hidayatullah, M. Furqon. (2010). Guru Sejati: Membangun Insan
tersebut maka solusi yang dilakukan oleh guru Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Press.
adalah dengan pemberian motivasi kepada Irvan, Muhammad. (2017). Efektifitas Pembelajaran Al-Qur’an
siswa yang mengalami masalah. Pemberian Hadits di Kelas VII MTS Annajah Jakarta Selatan. Jakarta:
motivasi belajar bertujuan untuk mendorong Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
siswa agar mau melakukan aktivitas sesuai Julaiha, Siti. (2014). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
target yang ingin dicapai. Pembelajaran. Dinamika Ilmu. Vol. 14 – No. 2 hlm. 226-
238.
Referensi Kunandar. (2007). Guru Profesional. Jakarta: PT Grafindo
Ainiyah, Nur. (2013). Pembentukan Karakter Melalui Persada.
Pendidikan Agama Islam. Vol. 13, No. 1. Mafrukha, Hilda. (2015). Studi Deskriptif Penerapan Pendidikan
Aladdiin, Hisyam M. F. & Kurnia PS., Alaika M. B. (2019). Peran Karakter Di Sentra Main Peran Paud Anak Cerdas
Materi Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Ungaran. Semarang: Universitas Negeri
Membentuk Karakter Kebangsaan. Jurnal: Penelitian Semarang.https://lib.unnes.ac.id/22604/1/1601410020-
Medan Agama Vol. 10, No. 2, h. 152-173. s.pdf.
Anwar, Ibrahim. (2010). Ruang Lingkup Pembelajaran Al-Qur’an Majid, Abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung :
Hadist. Jakarta: Sinar Grafika. Remaja Rosdakarya.
Arsyad, A.(2010). Strategi Implementasi Pendidikan Karakter Marzuki. (2015). Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Amzah.
Bangsa Di Perguruan Tinggi. Makalah Seminar Nasional Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi
Pendidikan Karakter Bangsa. Bogor: Balitbangdiknas. Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 16 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

Mulyono. (2012). Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Wijaya, D. (2017). Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa
Press. Untuk Sekolah Dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Mitra
Munardji. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bina Ilmu. Wacana Media.
Munjin, Ahmad & Lilik. (2009). Metode dan Teknik Wijayanti, Yuni. (2017). Peran Ekstrakulikuler Keagamaan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di SMPN 3
Refika Aditama. Malang. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Musrifah. (2016). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Ibrahim Malang.
Jurnal: Edukasia Islamika Volume I, Nomor 1, h. 119-133. Zahro, Ifat Fatimah. (2015). Penilaian Dalam Pembelajaran Anak
Nadlir, M. (2013). Perencanaan pembelajaran berbasis karakter. Usia Dini. Tunas Siliwangi: Jurnal program studi
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic pendidikan guru PAUD STKIP Siliwangi. Vol.1 No.1
Education Studies), Vol. 1, No. 2, h. 338–352. Oktober 2015. http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.id/
Nuriyatun, Puji Dwi. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter index.php/tunas-siliwangi/article/view/95.
Disiplin Dan Tanggung Jawab Di Sd Negeri 1 Bantul.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun Ke-
5 2016. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Permenag. (2008). Peraturan Mentri Agama Repoblik Indonesia
No. 2 Tahun 2008. h. 49-50.
Prasetyo, Joko. (2016). Internalisasi Nilai-Nilai Agama Islam
Dalam Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan di MTs Muslim Pancasila
Wonotirto Blitar. Malang: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Purwanto, Yedi. (2015). Analisis Terhadap Metode Pendidikan
Menurut Ajaran Al-Qur’an Dalam Membentuk Karakter
Bangsa. Jurnal Pendidikan Agama Islam – Ta’lim. Vol. 13,
No. 1, h. 17-36.
Raharjo, Sabar B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya
Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan. Vol. 16 – No. 3 hlm. 299-238.
Sagala, Syaiful. (2013). Kemampuan Profesional Guru dan
Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Salahudin, A, & Alkrienciehie, I. (2013). Pendidikan Karakter
(Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa).
Bandung: Pustaka Setia.
Saleh, Akh. M. (2012). Membangun Karakter dengan Hati
Nurani: Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa.
Malang: Erlangga
Suriansyah, A. & Aslamiah. (2015). Strategi Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Dan Masyarakat Dalam
Membentuk Karakter Siswa. Banjarmasin: Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin. Cakrawala Pendidikan,
Juni 2015, Th. Xxxiv, No. 2
https://media.neliti.com/media/publications/87061-id-
strategi-kepemimpinan-kepala-sekolah-gur.pdf.
Tim Perumus. (2008). Kurikulum Pendidikan Al-Quran di
sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah
Lanjutan Atas. Padang: Dinas Pendidikan Nasional
Sumatera Barat.
Trihidayati, Anik. (2014). Efektivitas Pembelajaran Al-Qur’an
Hadist Pada Siswa Kelas VII di Masdrasah Tsanawiyah
Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 17 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020
H. Imansyah, 2020 / Membentuk Karakter Religius Siswa melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Di MTs Negeri 2 Hulu Sungai Tengah

SAGACIOUS | Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial 18 Volume 7 | Nomor 1 | Juli-Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai