Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING GURU PENDIDIKAN

AGAMA KRISTEN TERHADAP PERKEMBANGAN


KEPRIBADIAN SISWA

Bangun Munte
bangunmunte1@gmail.com

Darman H. Samosir
dinasamosir@gmail.com

Universitas HKBP Nommensen

ABSTRACT

This research aims to find out what extend the effect of counseling
guidance for the teacher of Christian religious education in to the character
development at school. The research sample is 50 students which have
been selected from population. This research applies descriptive method.
Then to analyze the data in this hypothesis research uses Pearson
product moment by giving questionnaires to measure variable X (the effect
of counseling guidance to teacher of Christian religious education) and
variable Y (the students’ development character). The research finding
shows that correlation (r) 0.43 with determination test is 18.49% and to
know whether significant or not the correlation of real level (α) = 0,05, so ‘t’
test is applied by the criteria of testing, if “t” which is gained more that ( > )
from “t” table pada level significant 1 – 0,05 with dk = k – 2 so the
alternative hypothesis (Ha) is received while nul hypothesis (H0) is
rejected. The result from the data analysis found that “t” test (>) “t” tabel =
3.27 ( > ) 1,68, so alternative hypothesis is received. From the analysis
result, it can be concluded that there is significant effect of counseling
guidance for the teacher of Christian religious education in to the character
development at school.

Key Words: Conunseling Guidance, Students’ Development Character

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauhmana Pengaruh


Bimbingan Konseling Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap
Perkembangan Karakter siswa di sekolah. Jumlah sampel yang diambil
dari populasi sebayak 50 orang. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif, sedangkan analisa data yang dilakukan dalam penelitian
hipotesis adalah kolerasi product moment pearson dengan alat
pengumpulan data adalah angket untuk Variabel X (Pengaruh Bimbingan

30
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

Konseling Guru Pendidikan Agama Kristen) dan Variabel Y


(Perkembangan Karakter siswa). Dari hasil pengujian diperoleh pengujian
kolerasi (r) 0,43 dengan uji determinasi sebesar 18,49% dan untuk
mengetahui signifikan tidaknya koefisien kolerasi pada taraf nyata (α) =
0,05 maka diadakan uji “t” dengan kriteria pengujian jika t hitung yang
didapat dari perhitungan lebih besar ( > ) dari t tabel pada taraf signifikan 1
– 0,05 dengan dk = k – 2 maka hipotesis diterima dan dalam hal lain
ditolak. Dari hasil pengujian diperoleh diperoleh t hitung ( > ) t tabel = 3,27 ( >
) 1,68, maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat dikemukakan
berpengaruh yang berarti antara Pengaruh Bimbingan Konseling Guru
Pendidikan Agama Kristen terhadap Perkembangan Karakter siswa di
sekolah

Kata Kunci: Bimbingan Konseling dan Perkembangan Karakter siswa

PENDAHULUAN mengembangkan kemampuan


Pendidikan merupakan dan membentuk watak serta
bagian dari peradaban dan peradaban bangsa yang
perkembangan kehidupan bermartabat dalam rangka
manusia. Perannya dalam mencerdaskan kehidupan
pembentukan pengetahuan dan bangsa, bertujuan untuk
kepribadian manusia tidak dapat berkembangnya potensi peserta
tergantikan. Melalui praktik didik agar menjadi manusia yang
pendidikan, peserta didik diajak beriman dan bertakwa kepada
untuk memahami bagaimana Tuhan Yang Maha Esa,
wawasan dan pengetahuan dapat berakhlak mulia, sehat, berilmu,
ditransformasi dalam kehidupan cakap, kreatif, mandiri, dan
serta dipersiapkan menghadapi menjadi warga negara yang
tantangan dan tuntutan yang ada demokratis serta bertanggung
di dalamnya. jawab.”
UU Nomor 20 Tahun 2003 Undang-undang tersebut
adalah perwujudan dari komitmen memperlihatkan bahwa
tersebut seperti yang dituangkan pendidikan nasional berfungsi
pada pasal 3 yang berbunyi, sebagai proses untuk membentuk
“Pendidikan Nasional berfungsi kecakapan hidup dan karakter

31
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

bagi warga negaranya dalam terhadap berbagai tantangan


rangka mewujudkan peradaban kehidupan serta desakan yang
bangsa Indonesia yang berkembang dalam dirinya.
bermartabat. Itulah yang menjadi Tugas mulia itu menjadi berat
visi pendidikan nasional karena bukan saja guru harus
Indonesia yaitu terwujudnya mempersiapkan generasi muda
sistem pendidikan sebagai memasuki abad pengetahuan,
pranata sosial yang kuat dan melainkan harus mempersiapkan
berwibawa untuk diri agar tetap eksis, baik sebagai
memberdayakan semua warga individu maupun sebagai
negara Indonesia berkembang profesional. Guru profesional
menjadi manusia yang diharapkan dapat menjadi
berkualitas sehingga mampu dan seorang pendidik yang tidak
proaktif menjawab tantangan hanya sebatas mengajar, tetapi
nasional dan internasional. juga harus mampu memotivasi
Sosok guru sebagai siswanya. Itulah mengapa guru
pelaku pendidikan menjadi sosok tidak hanya dituntut harus
yang mengambil peranan penting mampu sebagai agent of
dalam melaksanakan semua learning, tetapi juga harus
definisi dan tujuan pendidikan mampu memerankan dirinya
bangsa seperti yang telah sebagai agent of change (agen
dijelaskan di atas. Untuk itu perubahan) bagi peserta didik.
seorang guru dituntut untuk Demikian halnya dengan
memiliki kemampuan merespons Guru Pendidikan Agama Kristen.
perubahan tanpa mengabaikan Guru Pendidikan Agama Kristen
prinsip-prinsip dan yang juga sebagai orang tua
mengeyampingkan nilai-nilai siswa di sekolah haruslah mampu
yang ada. mengayomi, menjadi teladan bagi
Guru adalah sosok yang anak didiknya, mengarahkan
membantu peserta didik agar siswa menemukan jati dirinya
mampu melakukan adaptasi sebab siswa sebagai pribadi yang

32
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

masih memerlukan arahan dalam mempengaruhi murid


masa perkembangan, sangat berdasarkan pertimbangan yang
membutuhkan perhatian khusus benar, baik dan suci bagi hidup
untuk membantu mereka dalam dan kehidupanya. Selain itu guru
menemukan jati dirinya dengan tidak saja mengajar melalui kata-
tujuan agar siswa tidak hanya kata dan teladan, malainkan ia
memiliki pengetahuan dan memperlihatkan melalui
keterampilan tetapi juga memiliki perbuatanya.”
sikap dan kepribadian yang Jhon Locke seperti
kokoh terhadap perubahan dan dituliskan dalam Gunarsa (2003,
perkembangan zaman, ilmu h. 17) menyatakan bahwa teori
teknologi yang modern. “tabula rasa” mengungkapkan
Sairin (2010, h. 194) pentingnya pengaruh
mengatakan, “Guru PAK dengan pengalaman dan lingkungan
murid-muridnya berada dalam hidup terhadap perkembangan
situasi pergaulan. Guru anak karena ketika dilahirkan,
mempunyai kesempatan seorang anak adalah pribadi
menyelenggarakan hubungan yang masih bersih dan peka
dengan murid secara wajar terhadap rangsangan-
dalam waktu cukup lama. Apabila rangsangan yang berasal dari
diperlukan guru dapat memberi lingkungan. Tetapi ketika dalam
anjuran, larangan, dorongan, proses belajar mengajar guru
perintah, pujian dan hukuman hanya mengejar target
yang dilaksanakan dalam penyelesaian kurikulum
kewibawaan dan kasih. Guru pengajaran maka pengaruh
yang berwibawa memancarkan pengajaran dan keberadaan guru
daya rohani yang mempengaruhi bisa saja tidak berdampak
murid dan mampu diterima dalam banyak terhadap murid. Padahal
suasana bebas dan ikhlas. Guru isi kejiwaan anak ketika
yang mempunyai hubungan kasih diibaratkan secarik kertas yang
dengan muridnya bisa masih bersih. Bagaimana

33
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

goresan yang meninggalkan jejak namun nilai-nilai itu menjadi


pada kertas itu, menentukan melekat dalam diri mereka dan
bagaimana kertas tersebut menjadi sebuah tindakan yang
jadinya, baik wujud maupun nyata dalam kehidupan mereka.
ragamnya. Jadi, sebagai seorang guru
Dari penjabaran di atas, sudah seharusnya guru
kita dapat melihat bahwa guru Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan Agama Kristen bertanggung jawab sebab selain
memiliki tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik juga
mengembangkan dan berperan dalam perkembangan
membangun kepribadian peserta kepribadian anak didiknya. Oleh
didik sehingga menjadi manusia karena itu peneliti ingin
yang lebih baik. Namun, di mengangkat judul “Pengaruh
kalangan siswa masih ditemukan Bimbingan Konseling Guru
perilaku-perilaku yang tidak baik Pendidikan Agama Kristen
seperti perkelahian, bullying, terhadap Perkembangan
bolos, pergaulan bebas, Kepribadian Siswa”.
penggunaan internet untuk hal-
hal yang tidak benar dan pada Bimbingan Konseling Guru
waktu yang tidak tepat, serta Pendidikan Agama Kristen
sikap dan perilaku buruk lainnya. Guru Pendidikan Agama
Keadaan ini menunjukkan bahwa Kristen
pembelajaran yang didapatkan Sardiman (2009, h.
siswa di sekolah ternyata masih 125) menyatakan bahwa
kurang signifikan terhadap ”Guru adalah salah satu
perilaku siswa. komponen manusiawi dalam
Harus disadari bahwa proses belajar mengajar, yang
peserta didik bukan hanya ikut berpengaruh dalam usaha
sekedar tahu tentang nilai-nilai pembentukan sumber daya
yang baik seperti kejujuran, manusia yang potensial.”
peduli, empati dan lain-lain Pernyataan tersebut memberi

34
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

arti bahwa guru merupakan (2004, h. 165) ada beberapa


orang memberikan pengajaran syarat–syarat guru Pendidikan
tentang sesuatu hal kepada Agama Kristen yang baik
siswanya di mana guru yaitu:
bertindak sebagai orang yang a. Harus mempunyai
menyampaikan pengajarannya pengalaman rohani
kepada murid-muridnya. b. Harus mempunyai
Tentang guru agama, hasrat sejati untuk
Homrighausen dan Enklaar menyampaikan injil
(2004, h. 165) menyatakan kepada sesamanya
bahwa, “Guru agama adalah manusia.
guru yang dipanggil Allah c. Mempunyai
untuk membagikan harta pengetahuan yang
abadi. Dalam tanganya ia cukup tentang isi iman
memegang kebenaran ilahi. d. Harus menunjukkan
Dan dalam pekerjaannya ia kesetiaan yang sungguh
menghadapi jiwa manusia kepada gerejanya
yang besar nilainya di e. Mempunyai pribadi yang
hadapan Allah.” Hal ini berarti jujur dan tinggi mutunya.
bahwa guru Pendidikan Tugas dan tangung
Agama Kristen dipanggil Allah jawab guru Pendidikan Agama
untuk memberitakan firman
Kristen terhadap siswanya
Tuhan sebagai kebenaran sangatlah berat oleh karena
ilahi. Oleh sebab itu, seorang itu guru harus memberikan
guru agama harus memenuhi perhatian yang secara merata
syarat-syarat guru agama pada setiap anak. Setiap guru
yang baik sebab tugas dan harus bertanggungjawab
tanggung jawab guru agama terhadap murid baik mengenai
sangatlah berat. ilmu pengetahuan maupun
Selanjutnya menurut pembekalan dalam
Homrighausen dan Enklaar

35
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

pembentukan dari guru-guru mata pelajaran


moral/kepribadian murid. lainya. Oleh sebab itu guru
Menurut Gunarsa agama harus memiliki sikap yang
(2007, h. 55) sebagai seorang khas artinya benar-benar
guru Pendidikan Agama mencerminkan kewibawaan
Kristen mempunyai kewajiban seorang guru Pendidikan Agama
sebagai berikut: Kristen, yang mana harus
a. Mengawasi dan menyerahkan dirinya secara utuh
mambantu anak dalam kepada Tuhan sebagaimana
menghadapi kesukaran tugas yang embannya sebagai
yang tidak teratasi. hamba Tuhan.
b. Guru bertindak sebagai Selanjutnya Ismail (2004,
pemimpin, dalam arti h. 163) mengatakan, “Guru PAK
memimpin segala tidak hanya bertugas sebagai
aktifitas yang ada di pengajar tetapi juga pengasuh
kelas dan menentukan dan pembina, pendidik yang
acara pelajaran. memberikan injil bukan hanya
c. Harus mampu dalam bentuk pengajaran,tetapi
menguasai tindakannya terlebih dalam keteladanan yang
artinya segala dinampakkan dalam hidupnya.
perubahan dan tindakan Guru PAK juga harus menyadari
guru Pendidikan Agama bahwa dirinya masih tetap
Kristen adalah sebagai belajar, juga dalam beriman
tiruan bagi anak. sehingga ia senantiasa membuka
dirinya bagi didikan Allah dan
Pembinaan mengenai meneladani Kristus dalam
kepribadian siswa sangatlah mengajar.”
ditekankan kepada setiap guru Dari uraian di atas, jelas
Pendidikan Agama Kristen. bahwa Allah sengaja memilih
Sebagai guru agama haruslah seorang guru untuk
mempunyai pribadi yang berbeda memberitakan kebenaran Ilahi

36
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

kepada anak didik sehingga anak yang percaya dan


didik hidup dan bertumbuh dalam menyambut sepenuhnya
terang Kristus. Lewat pengajan kedudukan dan peranan
PAK, sesungguhnya guru Yesus sebagai Tuhan,
berusaha membantu anak didik Juruselamat, dan Raja atas
untuk mengenal Allah dan kehidupannya. Sebagai
percaya kepadaNya, artinya guru orang Kristen, guru terpanggil
membimbing anak untuk untuk bertumbuh ke arah
mengembangkan hubungan pengenalan yang semakin
pribadinya dengan Allah, dan mendalam dan lengkap
dalam hubungan pribadi tersebut tentang pribadi Yesus Kristus.
terdapat sikap yang baik dan b. Guru PAK harus memiliki
tindakan penerimanan yang tulus. konsep diri yang positif
Sebagai guru agama Modal dasar yang juga
Kristen, ada dua hal yang patut sangat perlu bagi kesuksesan
diperhatikan dalam menyokong tugas mengajar ialah konsep
pengajarannya agar sesuai diri yang positif dari guru itu
dengan iman Kristen (Sidjabat, sendiri. Seorang guru dengan
2000, hh. 35-38) yaitu: konsep diri yang baik akan
a. Guru PAK harus bertumbuh mampu memandang dirinya
di dalam Kristus dimiliki atau diterima oleh
Yang perlu dikembangkan Allah tanpa syarat.
oleh pendidik PAK adalah Penghargaan terhadap
pengenalan mengenai jati dirinya sendiri tidak
dirinya sendiri sebagai orang didasarkan atas faktor fisik,
Kristen. Kita memahami materi, dan prestise maupun
orang Kristen adalah orang prestasi, melainkan oleh
yang memberikan dirinya karena penghargaan yang
secara penuh kepada Yesus diterima guru itu dari Allah,
Kristus (Bnd. Kis 11:26). yakni kasih sejati. Dengan
Orang Kristen ialah orang dasar konsep diri positif

37
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

semacam itu, guru dapat Guru Pendidikan Agama


memiliki perasaan mampu Kristen harus memiliki sikap dan
dan dimampukan oleh kuasa perbuatan yang benar-benar
serta kehadiran Allah. mencerminkan kewibawaan
Dengan demikian ia dapat seorang kristen dan pengetahuan
terbebas dari rasa kurang yang hidup dalam pokok-pokok
percaya diri. yang diajarkannya dan memiliki
sikap pengorbanan diri. Dapat
Dengan demikian, sudah
dikatakan bahwa guru Pendidikan
seharusnya seorang guru
Agama Kristen di sekolah
Pendidikan Agama Kristen
berfungsi untuk memberikan
memiliki (Homrighausen dan
sumber nilai-nilai yang dapat
Enklaar, 2004, h. 166):
mengembangkan sikap
a. Pengetahuan yang hidup
kepribadiaannya sesuai dengan
mengenai pokok yang
Firman Allah sebagai pedoman
diajarkannya.
dalam kehidupannya. Guru
b. Kecakapan untuk
Pendidikan Agama Kristen harus
menimbulkan minat,
menyadari bahwa
bahkan menggembirakan
tanggungjawabnya bukan hanya
hati orang lain.
untuk menyampaikan materi
c. Kerelaan untuk dilupakan
pelajaran saja tetapi juga
sendiri, asal hati
membawa siswa ke jalan
pengajarannya tetap
kebenaran sesuai dengan
tertanam dalam hidup
amanat Agung Tuhan Yesus
anak didiknya.
Kristus (bnd. Mat. 28:19-20).
d. Semangat pengoborbanan
Berdasarkan pandangan
diri sebagai sebutir benih
di atas maka dapat dikatakan
yang rela mati, supaya
bahwa guru Pendidikan Agama
dapar melahirkan hidup
Kristen adalah sosok yang harus
baru berlipat-lipat ganda.
memiliki sikap wibawa khas
sebagai seorang Hamba Tuhan,

38
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

dan mempunyai pengaruh acceptance), kemampuan untuk


kepada anak didiknya dalam mengarahkan dirinya (self
usaha pembentukan konsep diri diraction), dan kemampuan untuk
positif serta pengarahan hidup merealisasikan dirinya (self
agar bertumbuh di dalam Kristus. realization), sesuai dengan
potensi atau kemampuannya
dalam mencapai penyesusian diri
A.2. Bimbingan Konseling
dengan lingkungan, baik
Bimbingan konseling
keluarga, sekolah dan
berasal dari kata bimbingan dan
masyarakat.
konseling. Bimbingan merupakan
Berdasarkan pengertian
terjemahan dari kata guidance
di atas dapat dipahami bahwa
yang di dalamnya terkandung
bimbingan pada prinsipnya
beberapa makna. Dewa (2008, h.
adalah proses pemberian
61) menuliskan bahwa “guidance”
bantuan yang dilakukan oleh
berasal dari kata guide yang
orang yang ahli kepada seorang
mempunyai arti to direct, pilot,
atau beberapa orang individu
manager, or steer (menunjukkan,
dalam hal memahami diri sendiri,
menentukan, mengatur, atau
menghubungkan pemahaman
mengemudikan)”.
tentang dirinya sendiri dengan
Surya (1975, h. 15),
lingkungan, memilih, menentukan
mengatakan bahwa,“Bimbingan
dan menyusun rencana sesuai
adalah suatu proses pemberian
dengan konsep dirinya dan
bantuan yang terus menerus dan
tuntutan lingkungan berdasarkan
sistematis kepada individu dalam
norma-norma yang berlaku.
memecahkan masalah yang
Konseling menurut
dihadapinya, agar tercapai
Prayitno (2004, h. 44) adalah,
kemampuan untuk dapat
“Proses pemberian bantuan yang
memahami dirinya (self
dilakukan melalui wawancara
understanding), kemampuan
konseling oleh seorang ahli
untuk menerima dirinya (self
(disebut konselor) kepada

39
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

individu yang sedang mengalami yang membantu peserta didik


sesuatu masalah (disebut klien) dalam memahami, menilai bakat
yang bermuara pada teratasinya dan minat, artinya menilai dirinya
masalah yang dihadapi klien”. cukup mampu untuk mengatasi
Sejalan dengan itu Winkel (1996, problema kehidupan, kebanyakan
h. 78) mendefenisikan koseling akan menghadapi berbagai
sebagai, “Serangkaian kegiatan masalah, terutama masalah
paling pokok dari bimbingan penyesuaian emosional, seperti
dalam usaha membantu perilaku yang over acting, dan
konseli/klien secara tatap muka yang serupa dengan itu.
dengan tujuan agar klien dapat Kehidupan bermasyarakat
mengambil tanggung banyak menuntut anak-anak agar
jawabsendiri terhadap berbagai banyak menyesuaikan diri,
persoalan atau masalah khusus”. namun yang terjadi tidak
Berdasarkan pengertian semuanya seimbang. Dalam hal
konseling di atas dapat dipahami terjadi ketidakselarasan antara
bahwa konseling adalah usaha pola hidup lingkungan dan
membantu konseli/klien secara perilaku yang menurut para anak
tatap muka dengan tujuan agar baik, hal ini memberi akibat
klien dapat mengambil tanggung kejengkelan. Anak merasa selalu
jawab sendiri dalam berbagai disalahkan dan akibatnya mereka
persoalan atau masalah yang frustasi dengan tingkah lakunya
dihadapi. sendiri.

A.3. Indikator Bimbingan 2. Bimbingan Kehidupan


Konseling Guru Pendidikan Sosial
Agama Kristen Bimbingan kehidupan
1. Bimbingan Kehidupan sosial adalah bidang pelayanan
Pribadi untuk membantu peserta anak
Bimbingan kehidupan didik dalam mengetahui dan
pribadi, yaitu bidang pelayanan memahami sehingga dapat

40
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

mengembangkan kemampuan orang tua, saudara-saudara,


hubungan sosial dan industrial anggota keluarga lainnya dan di
yang bersinergis, harmonis, sekolah oleh gurunya. Dengan
berkeadilan dan bermartabat. tak sadar ia belajar dengan
Agar tidak terjadi kerancuan dan mendapatkan informasi secara
ketidakpahaman apa itu insidental dalam berbagai situasi
kelompok sebaya dan kaitannya sambil mengamati kelakuan
dengan sosialisasi. Proses orang lain. Membaca buku,
membimbing individu ke dalam menonton televisi, mendengar
dunia sosial disebut dengan percakapan orang lain dan
sosialisasi. Sosialisasi dilakukan sebagainya atau menyerap
dengan mendidik pribadi anak kebiasaan-kebiasaan dalam
tentang berkebudayaan yang lingkungannya. Seluruh proses
harus dimiliki dan diikutinya, agar sosialisasi berlangsung dalam
ia menjadi anggota yang baik interaksi anak dengan
dalam masyarakat dan dalam lingkungannya.
berbagai kelompok. Sosialisasi
dapat dianggap sama dengan 3. Bimbingan Kemampuan
pendidikan. Sosialisasi adalah Belajar
soal belajar. Dalam proses Bimbingan tentang
sosialisasi individu belajar tingkah kemampuan belajar, yaitu bidang
laku, kebiasaan dan pola pola pelayanan yang membantu
kebudayan lainnya, juga peserta anak didik
keterampian-keterampilan sosial mengembangkan kemampuan
seperti berbahasa, bergaul, belajar untuk mengikuti
berpakaian, cara makan, dan pendidikan sekolah secara
sebagainya. mandiri. Salah satu elemen
Segala sesuatu yang penting yang ada di lingkup
dipelajari anak didik dipelajari dari sistem pendidikan sekolah adalah
anggota masyarakat lain, secara keberadaan layanan bimbingan
sadar apa yang diajarkan oleh dan konseling. Bimbingan

41
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

konseling adalah layanan Arti perkembangan


bantuan untuk peserta anak didik, adalah perubahan yang progresif
baik secara perorangan ataupun dan kontinyu
kelompok agar mandiri dan (berkesinambungan) dalam diri
berkembang secara optimal, individu mulai lahir sampai mati.
dalam bimbingan pribadi, sosial, Pertumbuhan atau
belajar dan karir, melalui perkembangan adalah
berbagai jenis pelayanan dan perubahan-perubahan yang
kegiatan pendukung berdasarkan dialami individu atau organisme
norma-norma yang berlaku. menuju tingkat kedewasaannya
Kegiatan ini harus mampu yang berlangsung secara
memberikan hal-hal positif sistematis, progesif dan
kepada peserta anak didik, berkesinambungan baik
membantu meringankan beban, menyangkut fisik maupun psikis.
menemukan alternatif a. Sistematis adalah
pemecahan masalah, mendorong perubahan dalam
semangat dan memberikan perkembangan itu
kekuatan kepada setiap anak bersifat saling
didik secara tepat. Maka ketergantungan atau
pelayanan bimbingan menyentuh saling mempengaruhi
ranah afektif yaitu membantu antara bagian-bagian
peserta anak didik organisme (fisik dan
mengembangkan potensi, psikis) dan merupakan
tanggung jawab, hubungan satu kesatuan yang
interpersonal, motivasi, harmonis.
komitmen, daya juang serta b. Progesif adalah
pengembangan karir. perubahan yang terjadi
bersifat maju, meningkat
B. Perkembangan Kepribadian dan mendalam baik
Siswa secara kuantitatif (fisik)
B.1. Pengertian Perkembangan maupun kualitatif (psikis)

42
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

c. Berkesinambungan juga akan menggambarkan sikap


adalah perubahan pada professional yang bisa bekerja
bagian atau fungsi dan berfikir berdasarkan logika
organisme berlangsung bukan emosi terhadap siapapun
secara beraturan dan kondisi apapun. Dengan
kepribadian yang baik akan
B.2. Pengertian Kepribadian menimbulkan rasa kebersamaan,
persahabatan, sayang
Gunarsa (2003, h. 46)
menyayangi dan hormat
mengatakan bahwa kepribadian
menghormati, bertanggung jawab
itu adalah pola keseluruhan
dan berdisiplin.
tingkah laku seseorang pada
Berdasarkan pendapat di
setiap tahap perkembangannya
atas bahwa kepribadian itu
atau dengan kata lain kepribadian
merupakan suatu bentuk tingkah
itu mencakup semua aspek-
seseorang yang terbentuk sejak
aspek perkembangan fisik,
kecil hingga menuju kedewasaan.
motorik, mental, sosial, moral.
Berarti kepribadian itu mencakup
Kepribadian itu juga
pada setiap aspek
merupakan organisasi yang
perkembangannya baik fisik
bersikap dinamis dalam setiap
(keadaan tubuhnya), motorik
individu, agar individu tersebut
(gerak), mental (keberanian
mampu untuk menyesuaikan
melakukan sesuatu hal), sosial
dirinya terhadap lingkungan di
(keadaan masyarakat) dan moral
manapun dia berada.
(tingkah laku berupa sikap,
Dengan kepribadian yang
tindakan).
matang maka sikap dan perilaku
akan menunjukkan kedewasaan
B.3. Hakekat Perkembangan
dalam bersikap, bisa menjaga
Kepribadian
sopan santun, bijaksana dalam
Perkembangan
bertindak, berwawasan luas,
kepribadian merupakan suatu
percaya diri, komunikatif dan
perubahan yang tidak bersifat
positif. Kepribadian yang matang

43
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

kuantitatif atau menyangkut hal- adalah “perubahan kualitatif dari


hal yang berhubungan dengan setiap fungsi kepribadian akibat
fisik saja.Tetapi juga menyangkut dari pertumbuhan dan belajar”
hal-hal kualitatif atau yang (Dalyono, 1997, h. 79).
berhubungan dengan segi Orang tua dan guru
fungsional (fungsi organ dan merupakan figur yang sangat
peranan). Perubahan fungsi penting, yang menanamkan
disebabkan oleh adanya proses dasar-dasar kepribadian yang
pertumbuhan yang ikut menentukan corak atau
memungkinkan adanya fungsi itu, gambaran dari kepribadian
di samping itu juga disebabkan seorang anak jika dia dewasa
oleh perubahan tingkah laku kelak. Gambaran yang
karena adanya proses belajar. diperlihatkan oleh seseorang
Dalam mengamati anak- setelah dewasa, banyak
anak dan kepribadiannya, akan ditentukan oleh proses yang
terlihat bahwa jarang sekali ada sudah dialaminya. Misalnya:
dua orang atau lebih yang sikap, pandangan atau pendapat
memiliki kepribadian yang sama. guru, banyak sekali yang
Bahkan dalam satu keluarga dijadikan sebagai dasar
yang berasal dari satu garis pembentukan sikap dan tingkah
keturunan atau satu ayah dan ibu laku anak setelah dia menjadi
sekalipun. Mungkin akan terlihat dewasa. Oleh karena itu adalah
beberapa kesamaan, sehingga pentingnya bagi anak
beberapa orang yang bersaudara memperoleh dasar-dasar yang
menunjukkan persamaan, mirip baik pada masa-masa permulaan
secara fisik, karakter. Akan tetapi dari kehidupan anak, agar kelak
selalu ada hal yang membedakan setelah dewasa tidak mengalami
yang seorang dengan yang lain. gangguan emosi atau gangguan
Dengan demikian, dapat kepribadian yang berarti”
dirumuskan bahwa (Gunarsa, 2003, h. 6).
perkembangan kepribadian

44
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

Berdasarkan pendapat di berharga ini. Konsep yang


atas maka perkembangan berhubungan erat dengan hal ini
kepribadian merupakan suatu adalah rasa percaya diri. Rasa
kesatuan aspek-aspek jiwa dan percaya diri biasanya tumbuh
badan yang menyebabkan karena adanya rasa berharga
adanya kesatuan dalam tingkah dalam diri anak. Percaya diri
laku dan tindakan seseorang. adalah suatu sikap dari diri
Membantu perkembangan pribadi anak yang mengakui dan
kepribadian anak berarti meyakini “bahwa segala sesuatu
memperhatikan siswa dengan mampu dilakukan sendiri”.
segala sifat, tingkah laku dan Karjono dan Sudarisma (1999, h.
kemampuan pribadinya. 7) mengatakan, “Jika memiliki
Kesulitan siswa sebenarnya percaya diri maka akan memiliki
merupakan kesulitan ketenangan dalam menghadapi
kepribadiannya yang berkaitan segala persoalan ataupun
dengan faktor-faktor kesulitan, tidak mudah putus asa,
individualnya, itu sebabnya, berani tampil dalam setiap
pemecahan masalah-masalah suasana dan tempat yang
siswa juga selalu mengarah bagaimana pun.”
kepada soal pemecahan masalah Apabila seseorang
kepribadian. kurang percaya diri dalam
melakukan sesuatu hal, maka
B.4. Indikator Pertumbuhan hasil yang diperoleh juga sering
Karakter Siswa tidak sesuai dengan yang
1. Percaya Diri diharapkan. Atau timbul sikap
Kurangnya perhatian dari pesimis dalam mengharapkan
orang tua dan guru sering hasil dari apa yang sudah
mengakibatkan anak merasa dikerjakan. Rasa percaya diri
tidak berharga. Kurangnya merupakan kebalikan dari rasa
konsep harga diri selalu didahului rendah diri. Seseorang yang
dengan timbulnya perasaan tidak selalu merasa rendah diri akan

45
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

kesulitan dalam mengungkapkan Petrus 5:7). Berpedoman pada


perasaan, ataupun menyatakan nats ini, maka setiap orang
sikap atau pendapatnya. Untuk percaya seharusnya
itu, guru PAK di sekolah mendasarkan rasa percaya
bertanggung jawab untuk dirinya pada pemeliharaan Tuhan
mendoakan dan memberikan yang selalu menyertai dan
solusi bagi anak untuk dapat memeliharanya.
menumbuhkan rasa percaya
dirinya. 2. Bertanggung Jawab
Sebagai orang percaya, Bertanggung jawab
kita perlu menyadari bahwa berarti seseorang mau
perkembangan kepribadian kita mengambil beban untuk
tidak selalu berjalan sesuai melaksanakan dengan sebaik-
dengan perspektif kita. Segala baiknya tugas yang telah
sesuatu tidak hanya berjalan diserahkan kepadanya. Sikap ini
untuk mengejar perspektif dunia tidak memberikan ruang pada
yang akan binasa ini. Akhir pamrih kita, karena kita terlibat
kehidupan kita, sukses atau pada pelaksanaannya. Perasaan-
gagal kita, kebahagiaan kita, perasaan seperti malas, enggan,
adalah pemberian atau rahmat takut atau malu tidak mendapat
Tuhan maka justru demi tempat pada perasaan ini. Kita
pengembangan diri yang dituntun untuk melaksanakan
sebenarnya, kurang tepat kalau dengan sebaik-baiknya,
kita selalu khawatir tentang diri meskipun dituntut pengorbanan
kita sendiri” (Suseno, 1993, h. atau kurang beruntung atau
123). ditentang oleh pihak lain.
Setiap anak sebaiknya Tanggung jawab ini
memiliki rasa percaya diri yang memberikan ruang kepada kita
memadai sebagai modal yang untuk bersikap perduli kepada
utama dalam mengatasi setiap orang lain dan kepentingan-
persoalan yang dihadapinya (1 kepentingan yang lebih luas lagi.

46
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

Bertanggung jawab berarti bahwa mampu membereskannya, maka


meskipun orang tidak melihat, dia harus membereskannya
kita tidak merasa puas sampai hingga lantai menjadi bersih.
pekerjaan itu diselesaikan sampai Anak harus mendapat teguran
tuntas. Tanggung jawab atas perbuatannya yang tidak
merupakan sikap dan perilaku hati-hati itu. Contoh lain: Anak
untuk menanggung segala akibat ketahuan berbohong pada orang
yang timbul dari suatu perbuatan tua sehubungan dengan uang
atau tindakan yang dilakukan sekolah yang terpakai untuk
oleh individu atau kelompok jajan. Orang tua harus meminta
dalam organisasi.Tanggung penjelasan anak atas
jawab perlu dikembangkan dalam perbuatannya ini, memberi
kehidupan bermasyarakat, hukuman dengan mengganti
berbangsa dan bernegara. uang sekolah dengan
Sebagai seorang siswa, maka pemotongan uang jajan.
sikap bertanggung jawab yang b. Berani membela dan
perlu dikembangkan adalah: mempertahankan
a. Bersedia menanggung prinsipnya.
akibat dari apa yang Dalam Alkitab, "takut
diperbuatnya. akan Allah" bukan hanya sekedar
Mendidik anak perasaan belaka, melainkan
bertanggung jawab tidak bisa suatu prinsip hidup
hanya lewat ucapan dan nasihat, mengutamakan Allah yang
tetapi anak harus mengalaminya. membuat seseorang menjauhi
Definisi bertanggung jawab bisa kejahatan dan mengutamakan
dimengerti apabila anak sikap ketaatan terhadap
mengalaminya. Sebagai contoh: kehendak Allah. Mazmur 119:9
Pada saat anak masih kecil dan mengatakan: "Dengan apakah
dia tidak sengaja menjatuhkan seorang muda mempertahankan
barang sampai pecah, maka dia kelakuannya bersih? Dengan
harus meminta maaf dan bila dia menjaganya sesuai dengan

47
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

firman-Mu." Siswa diharapkan menentang peraturan


memiliki prinsip yang diturunkan yang berlaku
dari apa yang dipelajarinya dari Kesediaan untuk
pelajaran yang diterimanya di bertanggung jawab termasuk
sekolah atau apa yang kesediaan untuk diminta, dan
ditampilkan oleh para memberikan
pengajarnya dalam kehidupan pertanggungjawaban atas
sehari-hari. tindakan-tindakannya, atas
c. Rela berkorban demi pelaksanaan tugas dan
kebenaran dan tidak kewajibannya. Jika ia ternyata
merugikan orang lain. lalai atau melakukan kesalahan,
Definisi rela berkorban ia bersedia dipersalahkan, ia
berarti bersedia dengan ikhlas, tidak pernah melemparkan
senang hati, dengan tidak kesalahan yang diperbuatnya
mengharapkan imbalan, dan mau kepada orang lain. Sebaliknya ia
memberikan sebagian yang bersedia untuk mengaku dan
dimiliki sekalipun menimbulkan bertanggung jawab atas suatu
penderitaan bagi dirinya. Makna keteledoran, meskipun yang
yang terkandung dalam sebenarnya bertanggung jawab
pengertian ini adalah bahwa adalah orang lain. Tanggung
untuk mencapai suatu kemajuan, jawab demikian adalah tanda
keserasian, keselarasan, dan perbuatan yang sudah memiliki
keseimbangan, dalam hidup kepribadian yang kuat dan
bermasyarakat, diperlukan mantap.
adanya kesediaan dengan ikhlas
hati untuk memberikan seseuatu 3. Disiplin
yang kita miliki untuk keperluan Dalam hubungannya
orang lain atau masyarakat. dengan perkembangan
d. Tidak melakukan kepribadian yang positif, siswa
perbuatan yang mampu menunjukkan
perkembangan dalam bidang

48
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

kedisiplinannya. Harris dalam belajar mengajar agar


sebagaimana dikutip Sahertian mengikuti segala peraturan yang
(1994, h. 123) mendefinisikan ada dengan penuh perhatian
disiplin sebagai berikut: (Sahertian, 1994, h. 123).
“Discipline refers fundamentally to Menurut Sutisna (1989, h.
the principle that each organism 8) dalam menciptakan disiplin
learns in some degree to control yang efektif diperlukan kegiatan-
it self so as to conform to the kegiatan di antaranya sebagai
forces around it which it has berikut :
experiences.” Dengan pengertian a. Guru maupun murid
bahwa disiplin adalah pola hidup hendaknya memiliki sifat-
yang teratur, maka siswa atau sifat perilaku warga
anak didik mengikatkan sekolah yang baik seperti
ketertarikannya secara sadar sopan santun, bahasa
untuk menerima hukuman yang baik dan benar.
sebagai koreksi atas sikapnya b. Murid hendaknya bisa
yang tidak sesuai dengan menerima teguran atau
pelajaran yang sedang hukuman yang adil.
dipelajarinya. Namun koreksi c. Guru dan murid
tersebut tetap meningkatkan hendaknya bekerjasama
minatnya atau ketertarikannya dalam membangun,
terhadap apa yang dipelajarinya. memelihara dan
Dari definisi di atas, dapat memperbaiki aturan-aturan
disarikan 2 tujuan disiplin yaitu: a) dan norma-norma.
Menolong anak menjadi matang Kedisiplinan bukanlah
pribadinya dan berubah dari sifat sikap yang muncul dengan
ketergantungan ke arah sendirinya, tetapi disiplin
ketidaktergantungan; b) terbentuk melalui sebuah proses.
Mencegah timbulnya persoalan- Adapun usaha-usaha yang
persoalan disiplin dan merupakan proses dalam
menciptakan situasi dan kondisi meningkatkan kedisiplinan adalah

49
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

sebagai berikut ( Tu’u, 2004, hh. contoh dan teladan disiplin


48-49): kepala sekolah dan para
a. Kesadaran diri sebagai guru sangat berpengaruh
pemahaman bahwa terhadap kedisiplinan pada
disiplin dipandangnya siswa. Mereka lebih
penting bagi kebaikan dan mudah meniru dari apa
keberhasilan dirinya. yang mereka lihat,
Kesadaran diri akan dibandingkan hanya
menjadi motif yang kuat sekedar mendengar. Lagi
bagi terwujudnya pula hidup banyak
kedisiplinan. dipengaruhi oleh peniruan-
b. Pengikutan dan ketaatan peniruan terhadap apa
sebagai langkah yang dianggapnya baik
penerapan atas peraturan- dan patut ditiru.
peraturan yang mengatur d. Hukum, Hukuman sebagai
perilaku seseorang. Hal ini usaha untuk menyadarkan,
sebagai lanjutan diri mengoreksi dan
adanya kesadaran diri. meluruskan perilaku yang
Tekanan dari luar dirinya salah sehingga anak
sebagai usaha untuk kembali pada perilaku
mendorong dan menekan yang sesuai dengan
agar disiplin dilaksanakan peraturan-peraturan yang
pada diri seseorang, berlaku.
sehingga peraturan- e. Lingkungan Berdisiplin,
peraturan yang ada dapat Lingkungan merupakan
diikuti dan dipraktekkan. salah satu faktor yang
c. Teladan, Perbuatan dan mempengaruhi perilaku
tindakan lebih besar seseorang. Bila seorang
pengaruhnya dibandingkan anak berada pada
hanya sekedar dengan lingkungan yang berisiplin,
kata-kata. Oleh karena itu kemungkinan besar ia

50
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

akan tumbuh menjadi anak terjadi pada waktu tertentu


yang disiplin. (Furchan, 1985, h. 415).
f. Latihan Berdisiplin, Disiplin Alasan memilih metode
dapat juga dibentuk deskriptif dalam penelitian ini
melalui proses latihan dan adalah karena metode deskriptif
kebiasaan. Artinya, bertujuan untuk menginterpensi
mempraltikkan disiplin keadaan sekarang, menganalisa
secara berulang-ulang dan serta menentukan hubungan
membiasakan dalam variabel dalam fenomena yang
prilakunya sehari-hari. diteliti (Amiran, 1993, h. 21).
Dengan latihan dan
3.1. Populasi dan Sampel
membiasakan diri, maka
Penelitian
disiplin akan terbentuk
Populasi penelitian adalah
pada diri siswa.
siswa/i Kristen kelas VII SMP
Negeri 1 Panietongah. Data
METODOLOGI PENELITIAN
yang diperlukan dalam penelitian
Jenis metode penelitian
ini adalah data tentang Pengaruh
adalah penelitian deskriptif yaitu
Bimbingan Konseling Guru
yang sengaja dirancang untuk
Pendidikan Agama Kristen
menganalisa dan
terhadap Perkembangan
menginterpensi data dan
Kepribadian Siswa Kelas VII SMP
menentukan hubungan atau
Negeri 1 Paneitongah. Alat yang
pengaruh variabel bebas,
akan dipergunakan dalam
kemudian menarik kesimpulan
mengumpulkan data adalah
tentang data yang dikumpulkan
angket tertutup.
dan dianalisa. Disamping untuk
menganalisa dan
menginterpensi data, metode
deskriptif ini juga menetapkan PEMBAHASAN PENELITIAN

sifat dan situasi kondisi yang Berdasarkan hasil analisis


data yang diperoleh dari

51
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

lapangan menunjukkan hasil jika dikemukakan bahwa bimbingan


dimasukkan ke dalam criteria kehidupan sosial mempunyai
pengujian, maka dapat ditemukan pengaruh yang sangatsignifikan
bahwa Pengaruh Bimbingan terhadap perkembangan
Konseling Guru PAK terhadap kepribadian siswa.
Perkembangan Kepribadian Bimbingan Kemampuan
Siswa di SMP Negeri1 Belajar
Paeitongah mempunyai Berdasarkan hasil analisis
hubungan yang positif dan data bahwa pertanyaan
signifikan. Artinya bahwa bimbingan kemampuan belajar
Bimbingan Konseling menunjukkan jika hasil tersebut
berpengaruh terhadap dimasukkan dalam kriteria
Kepribadian Siswa. penilaian maka dapat
Bimbingan Kehidupan Pribadi dikemukakan bahwa bimbingan
Berdasarkan hasil analisis kemampuan belajar mempunyai
data bahwa bimbingan kehidupan pengaruh yang signifikan
pribadi menunjukkan jika hasil terhadap perkembangan
tersebut dimasukkan dalam kepribadian siswa.
kriteria penilaian maka dapat Analisis Data tentang
dikemukakan bahwa bimbingan Perkembangan Kepribadian
kehidupan pribadi mempunyai Siswa
pengaruh yang sangatsignifikan
Berdasarkan hasil analisis
terhadap perkembangan data bahwa perkembangan
kepribadian siswa. kepribadian siswa yang diperoleh
Bimbingan Kehidupan Sosial menunjukkan hasil jika hasil
Berdasarkan hasil analisis tersebut dimasukkan kedalam
data bahwa pertanyaan kriteria pengujian, maka dapat
bimbingan kehidupan sosial ditemukan bahwa Pengaruh
menunjukkan jika hasil tersebut Bimbingan Konseling Guru PAK
dimasukkan dalam kriteria terhadap Perkembangan
penilaian maka dapat Kepribadian Siswa Kelas VII SMP

52
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

Negeri1 Paneitongah adalah - Untuk data Y


signifikan. Artinya bahwa (Perkembangan
Bimbingan Konseling Guru PAK Keprribadian Siswa)
berpengaruh terhadap Y2hitung = -123,18
Perkembangan Kepribadian sedangkan Y2tabel = 9,49.
Siswa. 2. Analisis data Pengujian
Hipotesis
a. Koefisien Korelasi
Temuan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari
Dari hasil perhitungan
koefisien korelasi adalah 0,43
data dan hipotesis maka dapat
yang berarti Bimbingan
dikemukakan temuan penelitian
Konseling Guru PAK
bahwa :
mempunyai koefisien korelasi
1. Setelah dilakukan uji
dalam Perkembangan
normalitas data terhadap
Kepribadian Siswa,
data X dan data Y sebagai
makahipotesa diterima.
salah satu persyaratan untuk
b. Uji Signifikasi Korelasi
analisis data berikut
Setelah dilakukan
ternyata data X dan data Y
perhitungan diperoleh
masing-masing dalam bentuk
nilaithitung = 3,27 > ttabe l=
berdistribusi normal. Telah
1,68, yang berarti bahwa
dilakukan pengujian
hubungan antara Bimbingan
normalitas data dengan
Konseling Guru PAK
menggunakan rumus : Chi
terhadap Perkembangan
kuadrat (X2) table dengan
Kepribadian Siswa adalah
tarafn yata = 0,05 yaitu:
ada dan baik.
- Untuk data X (Bimbingan
a. Uji Koefisien Determinasi
Konseling Guru PAK)
Bimbingan Konseling Guru
X2hitung = -3,75 sedangkan
PAK mempunyai pengaruh
X2tabel = 9,49.
18,49 % terhadap
Perkembangan Kepribadian

53
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

Siswa. Hubungan ini berarti variabel Y independen


ditemukan oleh koefisien dari variabel X dalam
determinasi r2 = 0,432x100% pengertian linier.
=18,49%. Hal ini berarti f. Persamaan Regresi Variabel
semakin tinggi integritas X Dan Y Adalah Model
variable X maka semakin Linier
tinggi pula pengaruhnya Berdasarkan data yang
terhadap variabel Y. diperoleh dari lapangan yang
d. Bentuk Regresi Linier terdapat pada lampiran
Sederhana menunjukkan bahwa: Pada
Diperoleh hubungan variable X Pengaruh
fungsional antara variabel X Bimbingan Konseling Guru
dan variabel Y yang PAK yang dikembangkan 3
dinyatakan dalam bentuk (tiga) indikator, yakni:
persamaan regresi yaitu Y 1. Bimbingan Kehidupan
=0,15 + X=0,89. Hal ini Pribadi, yang dibahas
berarti bahwa setiap padal ampiran 4 tabel 4.3
pertambahan suatu unit X menunjukkan hasil 2,51.Ini
akan terjadi pertambahan Y berarti Pengaruh
sebesar 0,15. Dengan kata Bimbingan Konseling Guru
lain apabila Bimbingan PAK mempunyai
Konseling Guru PAK hubungan yang signifikan
diterapkan dengan lebih baik terhadap Perkembangan
lagi maka semakin tinggi Kepribadian
pula Perkembangan Siswa.Dengandemikianhip
Kepribadian Siswa. otesis dapatditerima.
e. Uji Independen 2. Bimbingan Kehidupan
Setelah dilakukan Sosial, yang dibahas pada
perhitungan diperoleh lampiran 4 tabel 4.4
Fhitung=0,25 dan lebih kecil < menunjukkan hasil 2,49.
daripada Ftabel = 0,95, yang Ini berarti Pengaruh

54
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

Bimbingan Konseling dengan tujuan penelitian. Secara


Guru PAK mempunyai umum hasil penelitian
hubungan yang signifikan menunjukkan bahwa Bimbingan
terhadap Perkembangan Konseling Guru PAK mempunyai
Kepribadian Siswa. pengaruh yang sangatsignifikan
Dengan demikian hipotesis terhadap Perkembangan
dapat diterima. Kepribadian Siswa. Hal ini terlihat
3. Bimbingan Kemampuan dari perhitungan koefisien
Belajar, yang dibahas pada korelasi, uji signifikansi korelasi,
lampiran 4 tabel 4.5 uji determinasi, uj iregresi linier
menunjukkan hasil 2,44. Ini sederhana, uji independen dan uji
berarti Pengaruh Bimbingan kelinieran regresi. Secara khusus
Konseling Guru PAK dari hasil penelitian
mempunyai hubungan yang memperlihatkan dan
signifikan terhadap menunjukkan bahwa Bimbingan
Perkembangan Kepribadian Konseling Guru PAK
Siswa.Dengan demikian berpengaruh positif terhadap
hipotesis dapat diterima. Perkembangan Kepribadian
Dari hasil penelitian secara Siswa dengan berbagai aspek
menyeluruh membuktikan yang dilakukan:
diterimanya hipotesis tersebut a. Bimbingan Konseling Guru
dengan keragaman yang
PAK dalam bidang
berbeda-beda dengan tujuan Bimbingan Kehidupan
penelitian. Pribadisangatsignifikanterhad
ap Perkembangan
KESIMPULAN Kepribadian Siswa.
Berdasarkan uraian teoritis dan b. Bimbingan Konseling Guru
analisis data serta pengujian PAK dalam bidang
hipotesis, maka dikemukakan Bimbingan Kehidupan Sosial
kesimpulan dan saran yang sangat signifikan terhadap
dianggap penting dan sesuai

55
JDP Volume 11, Nomor 1, April 2018: 30-57

Perkembangan Kepribadian Gunarsa, S.D. (2007). Psikologi


Siswa. perkembangan. Jakarta:
c. Bimbingan Konseling Guru BPK Gunung Mulia.
PAK dalam bidang Hamalik, O. (2005). Metoda
Bimbingan Kemampuan belajar dan kesulitan
Belajar kesulitan belajar.
sangatsignifikanterhadap Bandung: Tarsito
Perkembangan Kepribadian Homrighausen, E.G. dan Enklaar,
Siswa. I. H. (2004). Pendidikan
agama Kristen. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
ACUAN PUSTAKA
Ismail, A, (2004). Ajarlah mereka
Alkitab, Jakarta: LAI
melakukan. Jakarta:
Arikunto, S. (1998). Prosedur
Badan Penerbit Kristen.
penelitian suatu
Karjono, D., & Sudarisma, E,
pendekatan praktek.
(1999). Kita bisa berbudi
Jakarta: Rineka Cipta.
baik. Bandung.
Dalyono , M. (1997). Psikologi
Koesoema, D. (2007). Pendidikan
pendidikan. Semarang:
karakter strategi mendidik
Rineka Cipta.
anak secara global.
Depdikbud (1996). Kamus Besar
Jakarta: Grasindo.
Bahasa Indonesia.
Prayitno dan Erman. (2004).
Jakarta: Balai Pustaka.
Dasar-dasar bimbingan
Dewa, S. (2008). Proses
dan konseling. Jakarta:
bimbingan dan konseling
Rineka Cipta.
di sekolah. Jakarta:
Prayitno. (2004). Pedoman
Rineka Cipta.
khusus bimbingan dan
Gunarsa, S.D. (2003). Dasar dan
konseling. Jakarta:
teori perkembangan
Depdiknas.
anak. Jakarta: BPK
Sahertian, P. (1981). Prinsip dan
Gunung Mulia.
suvervisi pendidikan.

56
Munte dan Samosir, Pengaruh Bimbingan Konseling Guru Pendidikan
Agama Kristen terhadap Perkembangan Kepribadian Siswa

Surabaya: Usaha Sudjana, Nana, Dasar-dasar


Nasional. proses belajar mengajar,
Sairin, W, (2010). Identitas dan (Bandung: Sinar Baru
ciri khas pendidikan Algensindo Offset, 1989)
Kristen di Indonesia. Surya, M., (1975). Motivasi dan
Jakarta: BPK pembelajaran. Jakarta:
GunungMulia. Tiga Serangkai.
Sardiman. (2009). Interaksi dan Suseno, F. M., (1993). Etika
motivasi belajar dasar: Masalah-masalah
mengajar. Jakarta: pokok filsafat moral.
Grafindo Persada. Jakarta: Pustaka Filsafat.
Sidjabat, B.S., (1995). Strategi Sutisna, O. (1989). Administrasi
pendidikan Kristen. pendidikan. Bandung:
Yogyakarta: Yayasan Angkasa.
Andi. Tu’u, T. (2004). Peran disiplin
Sidjabat, B.S., (2000). Mengajar pada perilaku dan
secara profesional prestasi belajar. Jakarta:
mewujudkan visi guru Gramedia Wiasarana
profesional. Bandung: Indonesia.
Yayasan Kalam Hidup. Winkel, W.S., (1996). Psikologi
Slameto. (2010). Belajar dan pengajaran. Jakarta:
faktor-faktor yang Gramedia.
mempengaruhinya. Undang - Undang Republik
Jakarta: Rineka Cipta. Indonesia Nomor 14
Sudjana, N., & Arifin, Daeng, Tahun 2005 Tentang
Cara Belajar Siswa Aktif, Sistem Pendidikan
( Bandung: Sinar Baru, Nasional
1987)

57

Anda mungkin juga menyukai