SKRIPSI
Oleh:
NURHAYATI
105 19 2234 14
Nurhayati, 105 192 234 14. 2018. Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Dalam
Pembelajaran di SMP Negeri 1 Tompobulu Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa. Skripsi. Di bimbing oleh H. Mawardi Pewangi dan St.
Rajiah Rusydi.
Dalam penelitian ini rumusan permasalahan yang diangkat adalah: 1)
Bagaimana gambaran umum akhlak siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu. 2)
Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran pada
siswa di SMP Negeri 1 Tompobulu. 3) Apa faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan internalisasi nilai-nilai akhlak dalam
pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif,
dengan mengambil latar SMP Negeri 1 Tompobulu. Subyek penelitian ini
adalah kepala sekolah, guru PAI dan guru lainnya dan siswa SMP Negeri 1
Tompobulu. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akhlak siswa di SMP Negeri 1
Tompobulu dapat dikategorikan baik. Indikasinya dapat dilihat dari kebiasaan
atau tradisi yang dilakukan oleh para siswa dalam pembentukan Akhlakul
karimah.Proses internalisasi nilai-nilai akhlak pada siswa di SMP Negeri 1
Tompobulu dilakukan dengan dua cara yaitu melalui materi-materi akhlak dan
metode-metode pembentukan akhlak siswa. Faktor pendukung internalisasi
nilai-nilai akhlak da 2 yaitu faktor dari dalam seperti input yang berbeda dan
factor dari luar seperti menciptakan suasana sekolah yang Islami dan sarana
prasarana yang memadai. Dan Faktor penghambat internalisasi nilai-nilai
akhlak terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran.
vii
KATA PENGANTAR
setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan
istiqamah dijalan-Nya.
Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
yang terhormat.
1. Kedua orang tua tercinta Yamang dan Johra yang tiada henti-
Muhammadiyah Makassar.
Islam.
Islam.
viii
5. Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd.I dan Dra. Siti Rajiah Rusydi
Muhammadiyah Makassar.
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-
Makassar, 18 Dzulkaidah1439 H
30 Juli 2018 M
Penulis
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didesain sebaik mungkin agar para peserta didik mampu memahami dan
Selain itu di masa kini disekitar kita, banyak sekali kita melihat
perilaku anak yang tidak memiliki akhlak yang terpuji, seperti tidak patuh
kepada guru atau orang tuanya, tidak memiliki sopan santun, selalu
Daradjat, bahwa salah satu timbulnya krisis akhlak yang terjadi dalam
agama kurang.
dan “nilai” yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat
Maka dari itu pemberdayaan masyarakat untuk tetap memegang teguh pada
dan harus memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan nilai ini
1
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Hal. 23-24.
3
peluang terjadinya interaksi positif antara peserta didik dengan nilai-nilai yang
dengan peserta didik harus baik yang mana didasari pada adanya
suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan
mata pelajaran yang mengkaji persoalan agama, tentu tidak terlepas dengan
atau 21 tahun. Jika melewati batas ini, sudah amat sulit memasukkan nilai-
menjadi sikap hidup yang tak memerlukan lagi pengawasan dari luar diri
individu. Ada atau tidak ada polisi akan berhenti otomatis, apabila lampu
merah lalu lintas menyala. Ada atau tidak ada orang yang melihat, maka
menjauhi segalalarangan-Nya.
penyusuaian diri yang melahirkan gerak hati dalam bentuk tauhid, sabar,
untuk mengambil dan bertingkah laku yang sesuai dengan norma dan sikap
akhlak ini bersifat abstrak dan memerlukan pengalaman yang panjang untuk
belajar di ruang kelas. Guru dan pihak sekolah yang lainnya selalu berusaha
Sehingga setelah lulus, para peserta didik tidak hanya menguasai ilmu-ilmu
5
umum saja namun mampu menjadi insan yang mempunyai kualitas keimanan
SMP Negeri 1 Tompobulu” dengan harapan materi ini tidak hanya terbatas
pada pengetahuan kognitif saja, tetapi bisa menjadi bagian yang tak
menjadi sebuah karakter yang baik pada diri peserta didik dalam menjalani
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
1 Tompobulu.
D. Manfaat Penelitian
penelitian serupa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Internalisasi Nilai-Nilai
1. Pengertian Internalisasi
keyakinan atau kesadaran akan kebenaran suatu doktrin atau nilai yang
suatu nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam
pembinaan peserta didik atau anak asuh ada tiga tahap yang mewakili
dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan sistem yang dianutnya.
oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai
sehingga nilai-nilai tersebut dapat tertanam pada diri peserta didik, dengan
globalisasi dan transformasi budaya bagi peserta didik dan bagi manusia
2
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008) cet. 4, h. 301.
9
2. Pengertian Nilai
dan dipertahankan.3 Artinya nilai itu dianggap penting dan baik apabila sesuai
dengan kebutuhan oleh suatu masyarakat sekitar. Nilai-nilai tersebut bisa jadi
Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka yang dimaksud nilai pendidikan yaitu
hal-hal yang penting sebagai proses pengubahan sikap atau tingkah laku
terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai akhlak dan nilai
3
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, cet. III (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), h. 17.
4
Louis O. Katsof, Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987), h. 332.
10
nilai yang kita anggap sebagai suatu kebenaran. Islam memandang adanya
nilai mutlak dan nilai intrinsik yang berfungsi sebagai pusat dan muara semua
nilai. Nilai tersebut adalah tauhid (uluhiyah dan rububiyah) yang merupakan
tujuan semua aktivitas muslim. Semua nilai-nilai yang lain termasuk amal
shaleh dalam Islam merupakan nilai instrumental yang berfungsi sebagai alat
dan prasyarat meraih nilai tauhid. Dalam praktik kehidupan justru nilai-nilai
instrumental itulah yang banyak dihadapi oleh manusia, seperti nilai amanah,
5
Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer., (Surabaya:
Arkola,1994), h. 267.
11
mempunyai pribadi yang mantap serta memiliki akhlak yang mulia (akhlak al-
sekolah, adalah:
a. Metode keteladanan
telah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah saw. Keteladanan ini memiliki nilai
disini dapat diartikan bahwa setiap perilaku yang di tunjukkan oleh Guru
selalu mendapat sorotan dan ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu guru
harus senantiasa memberi contoh yang baik bagi para siswanya, khususnya
6
Syafi’i Ma’arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta:Tiara Wacana, 1991), h. 59.
7
Tamyiz Burhanudin, Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak,
(Yogyakarta:ITTAQA Press, 2001), h. 55.
12
لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف َر ُس يول اللَّ يه أ ُْس َوةٌ َح َسنَةٌ لي َم ْن َكا َن يَْر ُجو اللَّهَ َوالْيَ ْوَم ْاْل يخَر َوذَ َكَر اللَّهَ َكثي ًريا
Terjemahnya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”8
tua dan pendidik memberi contoh atau teladan terhadap peserta didik
cara beribadah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Para orang tua dan
8
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang, Toha Putra,
1989) h. 595.
13
siswa atau guru. Apabila hal ini sudah menjadi kebiasaan, maka siswa akan
sekolah. Dari sini terlihat bahwasanya kebiasaan yang baik yang ada di
sekolah, akan membawa dampak yang baik pula pada diri anak didiknya.
sini diharapkan siswa dapat mengambil hikmah yang terjadi dalam suatu
ini biasanya disertai dengan pemberian nasehat. Sang guru tidak cukup
9
Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), h.
67
10
Tamyiz Burhanudin, op.cit., h. 56.
14
sebagai peringatan atas kebaikan dan kebenaran, dengan jalan apa saja
yang pasti dan baik, serta bersih dari segala kotoran yang kemudian
semata-mata demi mencapai keridhaan Allah, dan hal itu adalah rahmat dari
11
Ibid., h. 57
12
Ibid.
13
Ibid., h. 58.
15
melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat lengah
Hal seperti itu tersurat dalam firman Allah SWT dalam surah Az-
Terjemahnya:
f. Metode kedisiplinan
16
Abdurrahman an-Nahlawi,op.cit., h. 259
17
Tamyiz Buhanuddin, op cit., h. 59.
17
pelaksanaan takzir biasanya dilakukan oleh guru wali kelas itu sendiri.Semua
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Akhlaq bentuk jama' dari khuluq, artinya perangai, tabiat, rasa malu
dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan bahkan
18
agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam al Qur'an. ".Yang
terdapat dalam al Qur'an adalah kata khuluq, yang merupakan bentuk mufrad
dari kata akhlak. Sebagaimana pada al-qur’an surah Al-Qalam (68) ayat 4
Allah berfirman :
Terjemahnya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”.19
18
Quraish Shihab, Wawasan Al Qur'an: Tafsir Maudhu'I atas Berbagai Persoalan
Umat, (Bandung, PT Mizan Pustaka, 2003), h. 253.
19
Departemen Agama RI, op. Cit., h. 1283
18
diantaranya :
“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).”20
20
Zaharuddin AR,Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 4
21
DR. Rosihon Anwar, M.Ag, Akidah Akhlak, Cet. ke II,(Jakarta : pustaka setia), h. 96
22
M.Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta, Amzah,
2000), h. 3
19
kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari dua kekuatan itu
pengertian antara lain sebagaimana Al Ghazali, yang dikutip oleh Abidin Ibn
Rusn, menyatakan: "Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa
yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa
adalah tabiat atau sifat seseorang yakni keadaan jiwa yang telah terlatih,
dan kemampuan yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam dan di luar
dari dorongan jiwanya dengan menitik beratkan pada nilai-nilai yang telah
berkelanjutan.
23
A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 31.
24
Abidin Ibn Rusn, Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h. 99
20
diuraikan bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu
yang mencakup: Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman,
Nya dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukan-Nya. Masalah syari’ah
pada rukun Islam yang lima. Dan mua’amalah juga termasuk masalah
Swt terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.25
merupakan sendi yang ketiga dengan fungsi yang selalu mewarnai sikap dan
dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
3. Macam-macam Akhlak
akhlak tidak boleh dianggap sebagai masyarakat yang baik dan mulia
dan sebagainya. Akhlak terbagi menjadi dua Akhlak mahmudah dan akhlak
Nya dan mencintai makhluk-Nya karena Dia, dan berbuat baik serta
berbuat sholeh dengan niat ikhlas, berbakti kepada kedua orang tua dan
26
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI, 2007), h. 6-11
22
sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya yang mengatur alam
ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tapi harusmelalui
mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak
mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur,
bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat
islam kita mempunyai suri-tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti
lahir dan batin yang mungkar, maksiat dan fahsya, berdasarkan petunjuk
yang bila dikenakan oleh seseorang maka dia kan menunjukkan sosok yang
sendiri dan juga bagi masyarakatnya seperti yang selama ini dikatakan
Rasulullah?” Beliau menjawab, jika dia bertobat dari suatu dosa, maka dia
terlibat dari dosa yang lebih besar, ”Al-Shadiq berkata pula, ”Sesungguhnya
27
Muh.Ruddin Emang, Pendidikan Agama Islam, (Makassar, Yayasan Fatiyah
Makassar, 2002),h. 97.
28
Musa Subaiti, Akhlak Keluarga Muhammad SAW, (Jakarta, Lentera, 2000), h. 31
24
dianutnya.29
Pembelajaran
Pembelajaran
29
Ibid, h. 32
25
Pembelajaran
merupakan salah satu cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai akhlak
30
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. (Bandung: VC Alfabeta
2004), h. 261-276.
26
31
Ibid.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
menghasilkan data deskripsi, berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang
orang dan perilaku yang diamati dan diarahkan pada latar dan individu
1
Lexy J. Moleung, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), Cet. 17, h. 3.
28
C. Sumber Data
1. Data primer
2. Data sekunder
maksud yang lain tetapi digunakan kembali oleh ahli analisis dalam
suatu pola riset yang baru”3. Dalam penelitian ini sumber data
2
Robert R. Mayer dan Ernest Greenwood, Rencana Penelitian Kebijakan Sosial.
(Jakarta: CV. Rajawali, 1984), h. 361.
3
Ibid.
29
makna pada suatu konstruk atau variabel dengan menetapkan “operasi” atau
ataupun nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Atau juga
diperhatikan.6
E. Instrumen Penelitian
dalam penelitian ini, maka persoalan penting yang harus diperhatikan adalah
alat yang tepat digunakan dalam mengumpulkan data penelitian atau dalam
7
Ahmad Maulana, dkk., h. 7.
8
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV. ALFABETA 2009,
h. 9.
31
hal ini dikenal pula dengan instrumen penelitian. Adapun instrumen yang
1. Pedoman Observasi
2. Pedoman Wawancara
mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab lisan antara
dua orang atau lebih secara lansung. Dalam penelitian ini orang yang akan
3. Catatan Dokumentasi
Kepala sekolah, Guru PAI, Staf tata usaha, para murid dan pelaku lain di
data dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu sumber primer yang
adalah sebagai berikut :dan jika dilihat dari segi cara atau tenik (metode)
1. Penelitian Lapangan
ditempuh yaitu :
lain, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-
Namun selain itu pula teknik analisis ini dipandang sebagai teknik
analisis data yang paling umum.11Teknik analisis ini oleh Noeng Muhadjir
diartikan sebagai analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Secara
dan generalisasi.12
atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan yang paling banyak muncul
11
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 84.
12
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin,
1996), h. 49.
35
satuan makan dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan
adalah dengan menganalisis “Nilai-nilai Akhlak yang ada pada diri peserta
13
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologis Ke Arah
Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2006), h. 222.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis data yang telah dilakukan, berikut ini akan
agama diberikan bimbingan secara khusus oleh para guru, dan kemudian
dua yaitu : faktor dari luar yaitu menciptakan suasana belajar Islami dan
sarana prasarana yang memadai dan faktor dari dalam yaitu input yang
berbeda.
65
B. Saran
ditingkatkan lagi dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih juga, selain
sangat kecil, dan jika diisi hanya memuat sekitar 1 kelas saja. Maka dari
cakupan materi lebih luas. Dan juga hendaklah terus memperbaiki mutu
Tompobulu yang mana guru PAI di Sekolah SMP Negeri 1 Tompobulu ini
lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan agar nilai-nilai akhlak
Agama Islam (PAI) dan juga hendaklah terus mengamalkan ajaran Islam
dan berakhlak mulia, sehingga kelak dapat berguna bagi dirinya sendiri
khususnya dan bagi orang lain (orang tua, masyarakat dan negara) pada
akhlak pada mereka/orang lain dan kelak menjadi insan kamil dan berbudi
kelas 8A ini terbilang sangat ramai, dan akhlaknya sangat sulit tertata.
C. Penutup
semesta alam. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya akhirnya skripsi ini dapat
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh peneliti untuk
memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
A
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara 1
Narasumber : Kepala Sekolah
Nama : Hj. Syamsiar Syahrul S.Pd., M.Pd
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana gambaran umum tentang akhlak siswa di SMP Negeri 1
Tompobulu?
2. Seberapa penting penanaman akhlak pada peserta didik di sekolah?
3. Akhlak apa saja yang ditanamkan di SMP Negeri 1 Tompobulu ini?
4. Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai akhlak melalui pembelajaran
pada peserta didik?
5. Bagaimana cara sekolah dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada
peserta didik?
6. Kegiatan apa saja yang ada di sekolah ini yang terkait
penginternalisasian nilai-nilai akhlak?
7. Bagaimana menurut ibu kerjasama yang dilakukan pihak wakamad
kesiswaan dengan guru-guru lain terkait penginternalisasian nilai
akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu ini?
Pedoman Wawancara 2
Narasumber : Guru PAI
Nama : Fatihul Khoir S.Pd.I
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah Bapak/Ibu terlibat dalam proses penginternalisasian nilai-nilai
akhlak pada peserta didik?
2. Bagaimana gambaran umum tentang internalisasi nilai-nilai akhlak di
sekolah ini?
3. Bagaimana cara/strategi dalam menerapkan nilai-nilai akhak pada
siswa melalui pembelajarn PAI?
4. Bagaimana cara membentuk akhlak peserta didik melalui
pembelajaran pada mata pelajaran Bapak/Ibu?
5. Bagaimana cara mengetahui bahwa nilai-nilai akhlak itu telah tertanam
dalam diri siswa?
6. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam internalisasi
nilai-nilai akhlak dalam pembelajaran?
7. Sampai dimana tingkat keberhasilan internalisasi tersebut khususnya
di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung?
Pedoman Wawancara 3
Narasumber : Wakamad Kesiswaan
Nama : Sulkifli S.Pd
Daftar Pertanyaan :
1. Terkait dengan internalisasi nilai-nilai akhlak dalam pelaksanaan
wakamad kesiswaan di SMP Negeri 1 ini, nilai-nilai apa saja yang
diinternalisasikan kepada peserta didik?
2. Bagaimana cara menginternalisasikan nilai-nilai tersebut kepada
peserta didik?
3. Apa saja metode yang digunakan wakamad kesiswaan dalam
penginternalisasian nilai-nilai akhlak pada peserta didik?
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan wakamad kesiswaan terkait
intenalisasi nilai-nilai akhlak pada peserta didik?
5. Faktor pendukung apa yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai
akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu?
6. Faktor penghambat apa yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai
akhlak di SMP Negeri 1 Tompobulu?
7. Bagaimana cara mengukur keberhasilan internalisasi nilai akhlak
kepada peserta didik?
8. Seperti apakah hasil yang diperoleh dari internalisasi nilai-nilai akhlak?
9. Sampai dimana tingkat keberhasilan internalisasi tersebut?
Pedoman Wawancara 4
Narasumber : Siswa Kelas VII.A
Nama : Maulana Efendi
Daftar Petanyaan :
1. Sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik tentang pentingnya
akhlak bagi kehidupan?
2. Bagaimana sikap peserta didik jika di sekolah diadakan kegiatan
keagamaan?
3. Bagaimana sikap peserta didik apabila diberi penjelasan oleh guru?
4. Sejauh mana antusias peserta didik untuk mengikuti kegiatan
keagamaan di sekolah?
5. Pembiasaan nilai-nilai apa sajakah yang kalian rasakan di SMP Negeri
1 Tompobulu?
6. Budaya apa yang ada di sekolah ini yang terkait dengan internalisasi
akhlak?
Dokumentasi
NURHAYATI, dilahirkan
NURHAYATI,
di Kabupaten
dilahirkan
Gowa di
tepatnya
Kabupaten
di Dusun
Gowa
Rappoala Desa Ra
tepatnya di Dusun Rappoala Desa Rappoala
Kecamatan Tompobulu pada tanggal 12
November 1996. Anak kedua dari dua
bersaudara pasangan dari Yamang dan Johra.
Peneliti menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Dasar di SD Negeri Rappoala di Kecamatan Tompobulu Kabupaten
Gowa pada tahun 2008. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan
pendidikan di Mts Yapit Malakaji Kecamatan Tompobulu dan tamat
tahun 2011 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di
MAN Malakaji Gowa pada tahun 2011 dan selesai pada tahun
2014. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi dan terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama Islam Jurusan
Pendidikan Agama Islam Program Strata Satu (S1).
82