SD MUHAMMADIYAH KAUMAN Disusun Oleh: Salisa Niswatun 2000005190/ PGSD/ FKIP Pendahuluan Pada zaman sekarang ini pendidikan merupakan hal terpenting untuk membangun dan membentuk kecerdasan serta kepribadian peserta didik agar dapat menjadi penerus bangsa yang berjiwa nasionalis dan demokratis. Undang- undang yang mengatur Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003 menegaskan bahwasannya fungsi utama daripada pendidikan ialah untuk mengembangkan segala kemampuan serta membentuk karakter atau watak seluruh peradaban bangsanya. Hal tersebut bertujuan agar dapat menjadi manusia yang mengedepankan nilai-nilai agama dikehidupannya masing-masing. Selain hal tersebut pendidikan nasional juga bertujuan untuk mengembangkan potensi ataupun minat dan bakat peserta didik agar dapat menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, inovatif, berakhlak mulia, berjiwa patriot, demokratis, serta yang tidak kalah pentingnya ialah bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar dapat memenuhi fungsi maupun tujuan dari pendidikan nasional tersebut maka sebagai tenaga pendidik diharuskan dapat berinovasi dan kreatif terhadap perkembangan teknologi. Kemajuan serta perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia ini. Pendidikan bukan hanya sekadar transfer ilmu saja namun juga untuk membentuk sikap dan penampilan para siswa. Adanya krisis karakter pada masing-masing individu menandakan bahwasannya Pendidikan yang ada disekolah sangat berperan aktif dalam membentuk karakter para siswanya. Seiring berjalannya waktu dengan segala tantangan yang ada Pendidikan di Indonesia tidak akan pernah lepas dari persoalan kerusakan atau krisis moral dikalangan para siswa. Pendidikan karakter melalui kultur sekolah dapat mengarahkan dan membentuk pribadi seorang anak ke arah yang positif. Suasana yang ada di sekolah juga akan berdampak pada pembentukan karakter siswanya. Kultur atau budaya sekolah merupakan salah satu kegiatan para siswa yang mana mereka saling berinteraksi antar lingkungannya baik sesama temannya maupun dengan para guru. Karakter merupakan salah satu aspek yang tidak boleh dilupakan dalam pembangunan nasional pada suatu negara, rendahnya karakter suatu bangsa dapat mencerminkan keterpurukan baik itu secara ekonomi maupun sosialnya. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang positif dalam penanaman nilai-nilai moral kepada para peserta didik agar dapat membentuk kepribadian yang sesuai dengan budaya bahkan agama yang dianutnya. Penerapan pendidikan karakter di sekolah memiliki tujuan untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada peserta didiknya, membangun pribadi bangsa yang berkarakter pancasila juga berakhlak mulia, dan membentuk serta mengembangkan potensi suatu bangsa agar dapat memiliki sikap yang percaya diri, bangga terhadap bangsa dan negaranya, dan mencintai antar sesamanya. Namun, realita di lapangan terkait fungsi pembentukan karakter yang telah diharapkan pada pendidikan nasional belum dapat terwujud secara optimal dan maksimal. Meskipun penanaman karakter sudah dilaksanakan namun masih terdapat peserta didik di sekolah yang tidak menaati peraturan sehingga pada akhirnya berdampak terhadap pembentukan karakter masing-masing individu. Berbagai tingkah laku yang timbul nantinya akan dibawa serta diterapkan dikehidupan sehari-hari mereka khususnya di lingkungan sekolah. Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam pembentukan karakter seorang anak apabila mereka tumbuh di lingkungan yang baik maka akan terbentuklah karakter yang positif namun akhir-akhir ini banyaknya pengaruh kemajuan teknologi yang semakin cepat serta kurang adanya pengawasan yang ketat dalam pembentukan karakternya membuat perilaku yang muncul menjadi negatif. Maka dari itu sekolah merupakan salah satu lembaga terpenting dalam pengoptimalan usaha penerapan pendidikan karakter pada para peserta didik agar dapat mencerminkan kepribadian yang berlandaskan pancasila. Peran guru juga tidak kalah pentingnya untuk menunjang pengoptimalan dari penerapan pendidikan karakter di sekolah. Maka dari itu perlu adanya penanaman karakter di sekolah yang dilakukan dalam segala bentuk salah satunya ialah melakukan pembiasaan di sekiolah dengan menerapkan kultur atau budaya sekolah. Pembentukan karakter para peserta didik berbasis kultur sekolah dapat dilaksanakan melalui suatu kegiatan rutin yang mana dalam penerapannya melibatkan seluruh warga sekolah. Kultur atau budaya sekolah itu sendiri merupakan sekelompok tradisi, nilai, dan norma yang telah terbentuk oleh semua warga sekolah dan menuju pada seluruh aktivitas budayanya. Bentuk dari penerapan atau implementasi pendidikan karakter di sekolah selalu diarahkan kepada pembentukan budaya sekolah yang mana meliputi semua nilai-nilai yang mendasari tradisi, perilaku, kebiasaan sehari-hari, dan juga termasuk simbol yang dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitarnya. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwasannya kultur sekolah sangat berpengaruh besar terhadap segala bentuk pencapaian keberhasilan dalam pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang mengarah pada basis-basis nilai religius dapat dikenal juga dengan pendidikan karakter berbasis agama. Pendidikan karakter berbasis religius ini merupakan salah satu pendidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan serta membentuk kepribadian, sikap, dan tingkah laku dalam kehidupannya masing-masing. Nilai-nilai religius sangat dapat dibentuk dan dikembangkan melalui kultur sekolah sehingga nantinya budaya sekolah yang telah diterapkan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan sekolah yang berlandaskan dengan nilai-nilai agama. Melalui kultur sekolah yang religius tujuannya ialah agar siswa memiliki karakter karena mengingat setiap peserta didik diwajibkan untuk dapat mengikuti kebiasaan yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Pembiasaan karakter religius sangat berperan penting dalam melawan berbagai permasalahan yang ada untuk menghancurkan karakter disetiap masing-masing individu. Kultur sekolah yang baik maka dapat membentuk budaya yang positif juga sehingga dapat mendorong segala kebiasaan sehari-hari yang dapat meningkatlan karakter positif. SD Muhammadiyah Kauman merupakan sekolah dasar berbasis agama islam yang kental akan nilai-nilai agama serta menekankan akhlak yang mulia pada setiap individu peserta didiknya. Berdasarkan observasi melalui kegiatan Pengenalan Lingkungan Prasekolahan 1 (PLP 1), bentuk penanaman karakter di SD Muhammadiyah Kauman dilakukan melalui kultur atau budaya sekolah dengan cara melakukan kegiatan pembiasaan sehari-hari pada saat diluar kelas maupun didalam kelas. Bentuk kultur sekolah yang diterapkan di SD Muhammadiyah Kauman dilakukan melalui nilai religius. Melewati penerapan nilai-nilai religius berbasis budaya sekolah tersebut diharapkan dapat membentuk karakter siswa di SD Muhammadiyah Kauman. Bentuk kultur sekolah di SD Muhammadiyah Kauman tersebut ialah diterapkannya kegiatan pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah belajar, murajaah, solat duha, sirah (siraman rohani), solat zuhur berjamaah, keputrian bagi siswa perempuan, serta solat jumat berjamaah. Berdasarkan uraian penting latar belakang diatas point penting yang dapat diambil ialah begitu pentingnya kultur sekolah yang religius dalam membantu pembentukan karakter para peserta didiknya. Pembahasan SD Muhamamdiyah Kauman (MUHAKA) merupakan sekolah dasar Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1923 dimana pendirinya merupakan KH. Ahmad Dahlan yang dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah dan Pahlawan Nasional. SD Muhammadiyah Kauman sebagai sekolah dasar yang berbasis agama memiliki banyak keunggulan salah satunya ialah lokasi strategis dimana berada di jantung kota Yogyakarta serta berada dekat dengan masjid Gedhe Kauman. Hal yang membedakan pembiasaan karakter religius di SD Muhammadiyah Kauman dengan sekolah Muhammadiyah lainnya ialah kulturnya yang mana berada dekat dengan masjid Gedhe Kauman. Seperti yang diketahui bahwasannya masjid Gedhe Kauman mempunyai nilai-nilai sejarah yang kuat terkait berdirinya Muhammadiyah. Salah satu sejarah besar di masjid Gedhe Kauman ialah sebagai pedoman arah kiblat salat penduduk di Indonesia. Melihat hal tersebut SD Muhammadiyah Kauman memanfaatkan lokasi strategisnya dengan menerapkan kultur sekolah berbasis penanaman karakter yang religius. Melewati kegiatan observasi dan wawancara pada saat PLP 1 di SD Muhammadiyah diterangkan bahwasaanya sekolah tersebut dikenal dengan kebiasaan kulturnya yang berbasis islami. Bentuk kultur sekolah di SD Muhammadiyah ialah berupa pembiasaan senyum, sapa, dan salam atau 3S, pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah belajar, salat duha, salat zuhur berjamaah, salat jumat bagi peserta didik laki-laki, murajaah, dan siraman rohani atau sirah. Kultur sekolah 3S (Senyum, Sapa, Salam) diterapkan setiap pagi pada saat peserta didik masuk ke gerbang SD Muhammadiyah Kauman. Semua guru yang piket pada hari tersebut berjejer menyambut kedatangan peserta didik ataupun orang tua/wali siswa yang mengantar ke sekolah dengan senyum, sapa, dan salam. Melewati kegiatan 3S ini dapat membuat seluruh peserta didik merasa bahagia karena dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan antar sesama warga sekolah. Selain hal tersebut juga pada saat berjabat tangan dapat membentuk karakter disiplin karena pada praktiknya siswa baris satu persatu secara bergantian sehingga juga nantinya dapat membentuk perilaku yang santun dan menghargai para gurunya. Senyum, sapa, dan salam juga merupakan bentuk dari penguatan karakter religius karena pada agama islam itu sendiri apabila bertemu saudara seiman dianjurkan untuk mengucapkan salam, bertegur sapa, serta senyum. Selanjutnya, pembiasaan berdoa baik itu sebelum maupun sesudah belajar wajib dilakukan oleh seluruh peserta didik di SD Muhammadiyah Kauman. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya penanaman dan pembentukan karakter religius melalui kultur sekolah kepada para peserta didik. Nilai karakter religius pada kegiatan ini ialah taat dan bertakwa kepada Allah yang mana diwujudkan melewati pelaksanaan akan perintah Allah SWT secara ikhlas seperti salat hingga berupa berdoa sebelum dan sesudah belajar. Selain itu bentuk pembiasaan melewati kultur sekolah di SD Muhammadiyah Kauman ialah murajaah hafalan surah. Murajaah merupakan kegiatan mengulang kembali hafalan surah didalam al-qur’an yang dilakukan oleh seluruh peserta didik di SD Muhammadiyah Kauman pada pagi hari sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan murajaah ini dilakukan di masjid Gedhe Kauman yang berada dekat dengan SD Muhammadiyah Kauman. Setelah bel pagi berbunyi seluruh peserta didik diarahkan langsung untuk menuju masjid tersebut. Pada pelaksanaan murajaah ini tentunya didampingi oleh guru di SD Muhammadiyah Kauman agar dapat berjalan secara lancar dan terarah. Melewati pembiasaan murajaah setiap pagi ini, pihak sekolah mengharapkan nantinya lulusan dari SD Muhammadiyah Kauman dapat menghafal paling tidak juz 30 didalam al-qur’an. Setelah seluruh siswa melaksanakan murajaah secara bersama-sama kemudian dilanjutkan dengan solat dhuha berjamaah. Dari pelaksanaan salat dhuha berjamaah ini terdapat hal yang menarik untuk dijadikan inspirasi bagi para guru di sekolah dasar lainnya untuk membentuk karakter para peserta didik yang religius serta bertanggung jawab. Hal menarik tersebut ialah imam salat duha di SD Muhammadiyah Kauman berasal dari peserta didiknya sendiri. Sama halnya dengan kegiatan murajaah, salat duha ini dilaksanakan setiap hari mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Apabila pelaksanaan murajaah dan salat duha sudah selesai maka kemudian seluruh peserta didik diarahkan untuk menuju ke kelasnya masing-masing karena pembelajaran pertama akan segera dimulai. Pembentukan karakter religius melewati kegiatan siraman rohani atau sirah dilakukan setiap satu minggu sekali yakni pada hari rabu. Kegiatan siraman rohani ini berisikan ceramah yang materinya terkait ajaran islam dan disesuaikan dengan proporsi anak sekolah dasar. Pemateri siraman rohani ini diisi oleh guru di SD Muhammadiyah Kauman secara bergantian. Khusus pada hari rabu untuk kegiatan murajaah ditiadakan dan digantikan oleh siraman rohani. Kemudian pembiasaan salat zuhur berjamaah hanya dilakukan oleh kelas tinggi yakni kelas 4, 5, dan 6. Solat zuhur secara berjamaah hanya dilaksanakan oleh kelas tinggi karena SD Muhammadiyah Kauman sudah menerapkan full day school sehingga memungkinkan kelas tersebut untuk salat zuhur secara berjamaah. Pada hari jumat untuk siswa laki-laki dapat diarahkan untuk menuju ke masjid Gedhe Kauman agar dapat menjalankan ibadah salat jumat secara berjamaah. Kemudian untuk siswi perempuan diarahkan untuk mengikuti keputrian. Program keputrian itu sendiri merupakan kegiatan yang membimbing para siswi yang ada di SD Muhammadiyah Kauman serta memperkenalkan kepada mereka terkait kedudukan wanita dalam islam, akhlak wanita, fiqh wanita, dan masih banyak lagi. Dari semua kegiatan yang dilaksanakan SD Muhammadiyah Kauman ditunjukkan sebagai bentuk dari implementasi penerapan karakter religius yang berbasiskan kultur sekolah. Pembentukan karakter religius penting dilaksanakan dan diadakan agar dapat dijadikan landasan dalam berperilaku dikehidupan sehari- hari agar segala hal yang negatif tidak mempengaruhi pembentukan karakter masing-masing individu. Penutup Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan karakter wajib diadakan disetiap sekolah dalam menciptakan generasi bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Penerapan penguatan karakter religius berbasis kultur sekolah di SD Muhammadiyah Kauman dapat ditarik kesimpulan bahwasannya dapat dijadikan sebagai peningkatan mutu sekolah yang mana dimulai dari kegiatan pembiasaan. Pada penerapannya peranan guru dalam membantu sekolah sangatlah penting untuk mewujudkan pendidikan karakter berbasis religius. Hal tersebut karena seperti yang kita ketahui bahwasannya para gurulah yang memiliki banyak interaksi secara langsung dengan peserta didik selama proses belajar dan mengajar. Bentuk penerapan karakter religius berbasis kultur sekolah di SD Muhammadiyah Kauman ialah berupa pembiasaan senyum, sapa, dan salam atau 3S, pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah belajar, salat duha, salat zuhur berjamaah, salat jumat bagi peserta didik laki-laki, murajaah, dan siraman rohani atau sirah. Melewati kultur sekolah yang religius di SD Muhammadiyah Kauman diharapkan dapat membentuk pribadi yang mandiri, kreatif, inovatif, berakhlak mulia, berjiwa patriot, demokratis, serta yang tidak kalah pentingnya ialah bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Daftar Pustaka Amelia, M., & Ramadan, Z. H. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 5548- 5555. Masfiah, U. (2012). Arsitektur Dan Peran Masjid Ghede Kauman Yogyakarta Dalam Lintas Sejarah. INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 6(1), 23-48. Moh Wahyu, K. (2021). Penguatan Karakter Religius Berbasis Budaya Sekolah Di SD Muhammadiyah 4 Batu. Jurnal Elementaray School (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Ke-SD-an), 8(2), 295-302. Silkyanti, F. (2019). Analisis Peran Budaya Sekolah yang Religius dalam Pembentukan Karakter Siswa. Indonesian Values and Character Education Journal, 2(1), 36-42. Suryanti, E. W., & Widayanti, F. D. (2018, October). Penguatan pendidikan karakter berbasis religius. In Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) (Vol. 1, No. 1, pp. 254-262).