Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI GURU PAIBP DALAM MEMBENTUK SIKAP

TOLERAN ANTAR SISWA MELALUI PENDIDIKAN


MULTIKULTURAL DI SMP NEGERI 1 PETERONGAN JOMBANG
Hikmatul hamidah
Universitas Hasyim Asy’ari Jombang
hikmatulhamidahhh@gmail.com
Burhanuddin Ridlwan
Universitas Hasyim Asy’ari Jombang
burhanuddinridwan@gmail.com

Abstract :
This skripsi discusses how the PAIBP teacher's strategy is in forming a tolerant attitude among
students through multicultural education at SMP Negeri 1 Peterongan Jombang. This study discusses
the steps used by teachers in forming a tolerant attitude among students through multicultural
education in the school environment. This research uses a qualitative approach with a case study type
of research. Data collection was carried out by interview, observation and documentation methods.
Informants in the study were school principals, PAIBP teachers, counseling teachers and students at
SMP Negeri 1 Peterongan Jombang. The results of this study concluded that the steps used by PAIBP
teachers in forming a tolerant attitude between students through multicultural education at SMP
Negeri 1 Peterongan Jombang by providing understanding, direction and setting a good example for
students. The formation of an attitude of tolerance is carried out by students with direction from the
teacher through the application that is carried out at school. In the multicultural education
implemented at SMP Negeri 1 Peterongan Jombang, students are given an understanding of the
diversity that exists in the school environment.

Keywords: PAIBP Teacher Strategy, Tolerance, Multicultural Education.

Abstrak :
Pada skripsi ini membahas tentang bagaimana strategi guru PAIBP dalam membentuk sikap toleran
antar siswa melalui pendidikan multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang. Penelitian ini
membahas bagaimana langkah yang di gunakan oleh guru dalam membentuk sikap toleran antar siswa
melalui pendidikan multikultural saat di lingkungan sekolah. Penelitian ini mengunakan pendekatan
kulitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakuakan dengan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Informa pada penelitian adalah kepala sekolah, guru PAIBP, guru BK dan
para siswa di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa langkah
yang digunakan guru PAIBP, dalam membentuk sikap toleran antar siswa melalui pendidikan
multikultural di SMP Negri 1 Peterongan Jombang dengan memberikan pemahaman, pengarahan serta
memberikan teladan yang baik kepada siswa. Pembentukan sikap toleransi yang dilakukan oleh para
siswa dengan arahan dari guru memalui penerapan yang di lakukan saat disekolah. Pada pendidikan
multikultural yang diterapkan di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang, para siswa diberikan pemahaman
tentang keberagaman yang ada di lingkungan sekolah.

Kata Kunci: Strategi Guru PAIBP, Sikap Toleran, Pendidikan Multikultural.


PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbgai macam ras, suku, budaya dan agama yang
hidup berdampingan dengan damai karena adanya Pancasila. Diperlukan adanya sikap saling
menghargai, memahami, menghormati akan keberagaman antar individu lainya agar bangsa ini
menjadi lebih kuat. Dalam masyarakat yang beragam ini, setiap individu diharapkan mengedepankan
sikap toleransi dan bersedia menerima perbedaan yang ada disekitar lingkungannya, sebab sikap ini
merupakan paling utama untuk meraih kehidupan yang damai.1
Dalam lingkungan masyarakat terdapat banyak fenomena yang terjadi baik dari media massa dan
lingkungan sekitar. Pada kenyatannya kerukunan dan toleransi antar umat beragama tidak melekat
pada setiap orang. Mereka cenderung memilih berkelompok sesuai dengan yang di yakini saja.
Masalah ini terjadi karena tidak adanya sikap toleran. Kepercayaan agama dapat menjadi landasan
moral dan etika. Kekerasan dan konflik akan muncul apabila kurangnya pemahaman agama. Karena
dalam setiap ajaran agama mengajarkan nilai aturan tingkah laku maupun tindakan pada setiap
pemeluknya, yang memiliki fungsi sebagai pedoman dan petunjuk bagi setiap orang. 2
Untuk penerapannya di perlukannya strategi yang sudah terencana dan mempunyai tujuan yang
jelas. Strategi ini juga diterapkan di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh guru dan dibantu seluruh
tenaga didik yang ada di sekolah, dengan mengunakan langkah yang tepat sesuai dengan tujuan visi
misi sekolah, termasuk program pembinaan sikap siswa.

Dalam pembentukan sikap tersebut peran guru PAIBP sangatlah penting karena untuk penanaman
sikap toleran di ranah sekolah dengan menggunakan prinsip ajaran agama dan saling menghargai.
Guru memberikan pemahaman pada siswa bahwa setiap agama tentu mengajarkan aturan atau norma.
Disinilah guru mengimplementasikan nilai keagamaan, mereka dituntut untuk menumbuhkan sikap
toleransi dan menerapkan beberapa sikap yang baik kepada siswa, guna membangun pemahaman
keberagaman yang toleran di sekolah, untuk mencipkatakan kerukunan umat yang beragama. 3

Agama juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan. Di dalam agama juga mengajarkan
saling menghargai perbedaan antar kepercayaan satu dengan lainnya, setiap orang mempunyai hak
untuk mendapatkan keyakinan yang akan di anutnya. Seperti pada UUD 1945 pada Pasal 28 E ayat 1
yang isinya :
“Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih Pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal dan
meninggalkannya, serta berhak kembali” 4. Agama yang berbeda pada setiap orang bukan alasan untuk
menjadi perpecahan dan perselisihan antar umat, Maka kita harus menanamkan sikap toleransi. Jika
tidak ada penanaman sikap tersebut akan banyak terjadi perselisihan, maka dari itu kita harus
menjunjung tinggi sikap tersebut, yang sesuai dengan Qur’an Surah Al – Hujurat ayat 13 :

1
Ahsanul Khalikin, fathuri, Toleransi Beragama, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Agama,2016),1.
2
Koko Abdul Kodir, Metodologi Studi Islam, (Bandung, Pustaka Setia,2014), 241.
3
Rahmah.J, Latifah.H, Strategi belajar mengajar, (Aceh: Kuala university press,2021),14.
4
Seketariat Jendral MPR RI, Panduan Pemasyarakatan Undang - Undang Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia ( Jakarta: Seketariat Jendral MPR RI, 2016), 177.
Yang artinya :

Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang
perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku - suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di
antara kamu.5

Dari ayat diatas dapat kita ambil makna kontekstualnya, bahwa kita sebagai manusia diciptakan
berbeda oleh Allah SWT agar dapat saling mengenal dan dapat hidup berdampingan dengan damai
tanpa melihat latar belakang suku ras, agama, budaya, etnis, dll. Dalam perbedaan ini bukan berarti
harus bermusuhan, tapi menyadarkan kita bahwa dengan perbedaan ini akan lebih meyakini tuhannya.
Toleransi, kebebasan berfikir, demokrasi, kesamaan hak adalah sebuah anugrah yang haruss di terima
dan harus di lestarikan bersama. Oleh karena itu, Pendidikan Multikultural sangat dibutuhkan karena
sebagai proses pluralisme karena dengan ini manusia dapat menerima dan memahami terhadap
perbedaan yang ada.

Pendidikan multikultural dipandang sebagai alternatif model pendidikan yang sangat tepat untuk
mengembangkan sikap toleransi pada peserta didik. Pada saat ini konsep pendidikan multikultural
mulai popular pada rana pendidikan dan penyusun kebijakan dalam pendidikan yang memberikan
penghargaan terhadap hak warganegara tanpa membeda – bedakan agama, etnis, ras, budaya dan
warna kulit dengan maraknya konflik radikalisme, isu sara, dan berbagai macam konflik yang terjadi.
Karena kurangnya pemahaman multikultural menyebabkan rusaknya moral generasi muda. Sikap dan
perilaku ini muncul karena tidak adanya simpati, yang sangat bertolak belakang dengan budaya nenek
moyang atau orang terdahulu. Adanya sikap arogan dari mayoritas kebudayaan maupun agama
menimbulkan kurangnya pemahaman dalam berinteraksi dengan budaya dan agama lainnya. 6

Dalam Pendidikan Multikultural membentuk sikap toleran ini ditanamkan di sekolah bertujuan
untuk mengurangi perpecahan, pertengkaran dan perkelahian antar siswa karena adanya perbedaan
agama, dan juga menjaga kerukunan antar siswa berbeda agama, karena pada siswa tigkat SMP adalah
masa transisi dari kanak – kanak menjadi remaja yang di maksut pubertas. Dengan adanya ketidak
stabilan emosi, di sinilah peran penting Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajarkan dan juga
memberikan pemahaman kepada siswa, bagaimana islam yang toleran kepada siswa yang beragama
yang berbeda. Dalam hal ini seorang Guru PAIBP wajib menguasai materi ajaran islam dan toleransi
antar agama lain. Sehingga peserta didik dapat memahami materi tersebut dengan benar dan bisa
memahami pentingnya toleransi antar umat beragama. Dengan pendidikan multikultural peserta didik
mampu menerima perbedaan baik suku, ras maupun agama, kritik, dan memiliki rasa empati serta
toleransi pada sesama tanpa memandang golongan. 7

Penerapan sikap ini di perlukannya pendidikan multikultural sebagai alat untuk menyampaikan
kepada para siswa pentingnya saling menghargai atas adanya perbedaan yang ada. Disini pendidikan
multikultural memberikan jawaban dalam mengatasi berbagai masalah yang ada di lingkungan dengan
menjunjung tinggi keyakinan. Jika tidak ada pendidikan multikultural ini akan menyebabkan
perpecahan, pertengkaran, perkelahian.

Saat observasi, peneliti merasa tertarik dengan kerukunan yang terjadi walaupun ada perbedaan
agama di SMP Negeri 1 Peterongan. Karena di sekolah tersebut terdapat beberapa kepercayaan yang

5
Terjemah QS. Al - Hujurat ayat 13.
6
M.Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta,Pilar Media,2005),25.
7
Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural ( Jakarta: Erlangga, 2005, ),79.
di anut oleh guru maupun siswa. Dan saat di lembaga sekolah tersebut mereka melaksanakan kegiatan
dengan baik antar satu sama lain seperti melaksanakan kegiatan sekolah secara berdampingan, rukun
dan harmonis. Disinilah yang menjadi poin penting bagaimana penerapan sikap toleran yang
dilakukan oleh guru dalam membentuk kerukunan umat beragama agar tidak terjadi diskriminatif
yang di sebabkan kepercayaan yang berbeda.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan pendekatan kualitatif dan berbetuk deskriptif. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk mengambarkan realita yang terjadi secara mendalam dan rinci yang berkaitan
dengan Strategi Guru PAIBP Membentuk Sikap Toleransi Melalui Pendidikan Multikultural di SMP
Negeri 1 Peterongan Jombang tahun ajaran 2022/2023. Karena itulah penggunaan pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini adalah meyesuaikan antara realita dengan teori, yang sesuai dengan mengunakan
metode deskriptif.

Adapun jenis penelitian yang di gunakan oleh peneliti ini adalah studi kasus yang
berisikan mengkaji secara mendalam tentang peristiwa yang terjadi, pada lingkungan dan
pada situasi tertentu dalam memahami suatu hal yang ada di lapangan. 8 Dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen penelitian itu adalah peneliti itu sendiri. Dengan hal ini peneliti di
tuntut untuk mengetahui bagaimana kondisi ssat di lapangan. Peneliti disini sebagai pengumpul data
utama dalam penelitian ini.

Dalam memperoleh data disini peneiliti mengunkan dua data yaitu primer dan sekunder. Serta
pengumpulan data tersebut mengunakan tiga teknik yaitu observasi wawancara dan dokumentasi.
Sedangan teknik analisis data mengunakan dua yaitu reduksi data dan penarikan kesimpulan.Untuk
pengecekan keabsahan data peneliti mengunakan beberapa teknik yaitu triangulasi data dan triangulasi
metode.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Peterongan
Jombang, yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Dilakukan oleh
informan atau narasumber yang terkait dengan strategi guru PAIBP dalam membentuk sikap toleran
antar siswa melalui pendidikan multikultural. Terdapat beberapa paparan data yang di temukan oleh
peneliti saat di lapangan sebagai berikut:

1. Strategi Guru PAIBP dalam Membentuk Sikap Toleransi Melalui Pendidikan


Multikulturaal Di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang

Dalam proses membentuk sikap toleransi melalui pendidikan multikultural tentunya tidak
terlepas dari peran seorang pendidik, karena guru paling berpegaruh dalam proses pendidikan
di lembaga sekolah. Didalam sekolah semua kegiatan dan program harus sepengetahuan Kepala
8
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian; Suatu Tinjauan Teoretis & Prakti (Jogjakarta: Ar
Ruzz Media, 2011),129.
Sekolah. Karena Kepala Sekolah sebagai ketua pada lembaga sekolah tersebut. Dalam peran
Kepala Sekolah pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Moch.
Adlim S.Pd.I selaku guru PAIBP menyatakan :

“Dalam pembelajaran yang berlangsung didalam kelas, saya juga


menerapkan sikap saling menghargai sudah di tanamkan pada setiap peserta
didik, penanaman sikap toleran ini dilakukan pendidik supaya tercapainya
tujuan belajar itu sendiri. Yaitu setiap peserta didik merasa nyaman dan aman
dengan menghargai adanya perbedaan yang ada di lingkungan sekolah”9
Hal serupa juga di ucapkan oleh Bpk Rochmad Basuni, S.Pd.selaku guru PAIBP :
“Selain menanamkan sikap toleran melalui pendidikan multikultural, saya juga
memberikan pemahaman agama sesuai dengan pedoman umat islam yaitu al – qura’an,
dimana di dalamnya juga mengatur bagaiman tingkah laku yang baik dan mana
tindakan yang di larang oleh agama.
Pada pendidikan agama islam inilah saya memberikan pengertian tersebut dengan
menjelaskannya dan meberikan contoh supaya para peserta didik dapat memahami
dengan baik, seperti bagaimana memperlakukan orang lain sesuai dengan ajaran agama
yaitu saling menghargai bila ada sesuatu yang berbeda dengan kita, kalau di sekolah
contohnya saat pemilihan ketua kelas, disini tidak adanya pembedaan baik dari suku,
ras, Bahasa maupun agama. Semua peserta didik diberikan kesempatan dalam hal
memilih dan mengajukan diri dalam kegiatan pemilihan ketua kelas tersebut tanpa
membedakannya. Disinilah peran guru PAIBP sebagai bekal maupun pondasi para
peserta didik bagaimana pembentukan sikap dan prilaku yang baik.” 10

2. Sikap Toleransi Antar Siswa di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Peterongan
Jombang. Sikap toleransi antar siswa yang terjadi di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang dapat
diketahuai bahwasannya pada pembentukan sikap toleran antar siswa ini memang sudah di
bentuk oleh pendidik pada diri setiap siswa. Hal ini di ungkapkan juga oleh Bpk Drs. Moh.
Kolil selaku kepala sekolah:
“Dalam pembentukan sikap toleransi di lingkungan sekolah, saya selaku kepala
sekolah memeberikan arahan kepada setiap warga sekolah bahwasannya
pentingnya pemembentukan sikap toleransi di SMP Negeri 1 Peterongan ini,
karena di lingkungan sekolah terdapat perbedaan seperti suku, ras, maupun
kepercayaan.
Dan yang paling menjadi perhatian para peserta didik adalah agama, karena
pada saat di sekolah mereka mengetahui perbedaan di antara mereka dari cara
berpakaiannya, hal itu yang menjadi sorotan para peserta didik karena adanya
keunikan atas berbedaan yang ada di lingkungan sekolah, disinilah peran kepala
sekolah sangatlah penting untuk memberikan pemahaman kepada para siswa
melalui pengarahan kepada pendidik yang ada di SMP Negeri 1 Peterongan.

9
Adlim, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
10
Rochmad Basuni, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
Melalui pengarahan pendidik inilah kita dapat menanamkan sikap toleransi tersebut
pada diri setiap siswa”11

Dari wawancara di atas peneliti juga mewawancarai Bpk Ainur Taufiq Hidayatullah S.Pd.
selaku guru BK di SMP Negeri 1 Peterongan:

“Untuk sikap toleransi antar siswa ini yang dilakukan oleh saya selaku guru
BK yaitu, tidak memberikan perlakuan khusus kepada siswa tertentu dalam arti
tidak membedakan siswa dari segi suku, ras, maupun agama. Jadi dalam
penanganan siswa baik mayoritas maupun minoritas tetap sama, semua
mendapatkan hak yang sama dan apabila ada siswa baik minoritas ataupun
mayoritas yang melakukan pelangaran atau berperilaku yang menyimpang tidak
sesuai dengan aturan di sekolah, maka guru BK menindak lanjut siswa yang
bermasalah tersebut tanpa memandang apapun, siswa yang melakukan pelanggaran
baik minoritas maupun mayoritas maka sangsi yang di berikan akan sama” 12

Dari wawancara di atas peneliti juga mewawancarai Bpk Ainur Taufiq Hidayatullah
S.Pd. selaku guru BK di SMP Negeri 1 Peterongan:

“Untuk sikap toleransi antar siswa ini yang dilakukan oleh saya selaku
guru BK yaitu, tidak memberikan perlakuan khusus kepada siswa tertentu
dalam arti tidak membedakan siswa dari segi suku, ras, maupun agama. Jadi
dalam penanganan siswa baik mayoritas maupun minoritas tetap sama,
semua mendapatkan hak yang sama dan apabila ada siswa baik minoritas
ataupun mayoritas yang melakukan pelangaran atau berperilaku yang
menyimpang tidak sesuai dengan aturan di sekolah, maka guru BK
menindak lanjut siswa yang bermasalah tersebut tanpa memandang apapun,
siswa yang melakukan pelanggaran baik minoritas maupun mayoritas maka
sangsi yang di berikan akan sama”13

Wawancara ini juga diperkuat oleh siswa kelas 7E di SMP Negeri 1 Peterogan :

“Saya yang beragama nonmuslim ketika pembelajaran PAIBP berlangsung


biasanya mengikuti biasanya juga enggak mbak, karena biasanya yang beragama
non muslim di beri kebebasan oleh guru PAIBP, boleh juga mengikuti
pembelajaran yang ada di dalam kelas boleh juga tidak mengikutinya, jika saya
mengikuti pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas juga dengan syarat tidak
menganggu kegiatan belajar mengajar ketika berlangsung.
Ketika saya tidak mengikuti pembelajaran di dalam kelas saat pelajaran
PAIBP, saya belajar mandiri di luar kelas. Biasanya saya mengerjakan tugas atau
membaca buku di perpustakaan sekolah.”14
Peneliti juga mewawancarai Mishe siswa non muslim yaitu sebagai berikut :
“Pada saat awal masuk sekolah dulu saya memang merasa takut karena saya
berbeda dari mereka yang beragama muslim, banyak dari mereka memandang hal
itu aneh karena saya termasuk minoritas di sekolah.

11
Moh. Kholil, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
12
Ainur Taufiq Hidayatullah, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
13
Ainur Taufiq Hidayatullah, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
14
Siswa E, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
Tetapi di situ mulai diberi arahan oleh guru baik dari guru PAIBP maupun guru
Kristen yang mengajar saya, mereka memberikan pemahaman kepada seluruh
siswa bagimana saling menghargai dengan siswa non muslim, dan guru Kristen
juga memberikan pemahaman mbak kepada saya bahwa mereka itu tertarik dengan
perbedaan yang saya miliki.

Disitu saya mulai berpikir mbak, mengapa mereka begitu tertarik dengan
perbedaan yang ada di saya, ternyata setelah diberikan penjelasan oleh guru dan
teman sebangku saya, saya paham mereka sekedar ingin tau dan penasaran
bagaimana si agama minoritas itu, dan rasanya menjadi minoritas itu seperti apa.
Dari situlah saya mulai terbuka dengan para siswa dan mulai berteman baik dengan
mereka”.15

3. Pendidikan Multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang

Pada pendidikan multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan, peneliti mewawancarai


Bpk Drs. Moh. Kolil selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Peterongan baaimana
tangapan beliau dengan pendidikan multikultural itu sediri:
“Para pendidik di SMP Negeri 1 Peterongan ini sudah saya bekali mbak
dengan pendidikan multikultural, pada pendidikan ini biasnya di laksanakan
saat pemelajaran dalam kelas untuk mengingatkan pada para siswa
pentingnya sikap saling mengerti dan menghargai atas adanya perbedaan
yang ada.
Dalam pendidikan ini juga para guru memberikan pemahaman kepada
peserta didik bagaimana multikultural itu, dan apa saja bentuk – bentuk
multikultural itu dan bagaimana menyikapinya, jadi guru di sini sebagi
pemberi pemahaman dan penengah bagi para siswa serta menberikan arahan
yang benar saat mereka mendapatkan persoalan yang berkaitan dengan
multikultural”16
Peneliti juga mewawancarai siswa kelas 8B, Bagaimana pendidikan multikultural yang
mereka terima saat pembelajaran agama :
“Saat pembelajaran keagamaan berlangsung, kami sudah di berikan
pemahaman tentang pendidikan multikultural itu seperti apa mbak. Dengan
pemahaman yang di berikan oleh guru saat pembelajaran agama ini kami mencoba
menyelesaikan suatu masalah ketika di berikan oleh guru untuk di pecahankan
mbak, di sini kami di ajari untuk mengontrol keingintahuan tersebut dengan
penyampaian yang benar contohnya tidak membuat bahan becandaan agama
minoritas dengan keingintahuan ini kami di arahka guru untuk bertanya langsung
kepada teman kami yang berbeda agama dengan mengunakan kata – kata yang baik
tidak menyinggung perasaan mereka”17

Peneliti juga mewawancarai mishe yaitu siswa minoritas di SMP Negeri 1 Peterongan :

“Kami siswa non muslim sangat terbantu dengan adanya pendidikan mutikultural
yang di berikan oleh guru ke suluruh siswa mbak, karena dengan ini saya yang

15
Mishe, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
16
Moh. Kholil Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
17
Siswa kelas 8 D, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
memiliki kepercayaan non muslim merasa nyaman berada di lingkungan sekolah.
Dan juga dapat berteman baik dengan mereka yang beragama muslim.
Saya juga di ajarkan oleh guru keagamaan untuk saling menghormati atas adanya
perbedaan baik suku, ras, budaya dan agama yang ada di lingkungan sekoalah”18

B. Pembahasan

1. Strategi guru PAIBP dalam membentuk sikap toleran antar siswa melalui pendidikan
multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang

Pada hasil penelitian yang dilakukan mengenai strategi guru PAIBP dalam membentuk
sikap toleran antar siswa melalui pendidikan multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan
Jombang. Dapat di ketahuai bahwasannya, strategi guru PAIBP di lakukan dengan melakukan
rancangan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisien tujuan pada pembelajaran.
Sesuai dengan buku yang peneliti ambil sebagai strategi belajar mengajar yang di tulis oleh
Rahmah.J dan Latifah H.

Dalam pembentukan sikap ini guru PAIBP mengunakan cara ataupun metode seperti :
1. Melakukan pendekatan pada siswa.
2. Memberikan nasihat yaitu dengan memberikan pemahaman pentingnya sikap toleran
melalui pendidikan multikultural.
3. Memberikan teladan pada siswa bagaimana sikap toleransi agar bisa di contoh para
siswa.
4. Melakukan pembiasaan supaya teciptanya sikap toleransi pada seluruh siswa di SMP
Negeri 1 Peterongans.

Hal tersebut di lakukan oleh pendidik agar siswa bisa membiasakan diri dengan hal baik di
lingkungan mereka sehari hari, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Maka strategi merupakan seperangkat tindakan pembelajaran yang terencana dan


mempunyai tujuan yang jelas, dalam penyusunan ini biasanya dibuat oleh suatu lembaga
sekolah. Yang dilakukan oleh kepala sekolah dibantu dengan seluruh pendidik, dengan
merumuskan suatu rencana pada lembaga sekolah, tercapainya visi misi sekolah dan juga
tercapainya prilaku sikap siswa yang diinginkan sekolah.

Pada penerapan ini dibutuhkan seorang guru sebagai fasilitator ilmu kepada siswa.
Pengertian guru dalam makna luas ialah semua tenaga didik yang menyelenggarakan tugas
pembelajaran di dalam kelas. Guru memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Mempunyai komitmen terhadap profesionalitas.
2. Menguasai ilmu dan mampu mengembangkan dan menjelaskannya.
3. Mampu menjadi teladan bagi peserta didik.
4. Mampu membangun siswa yang berkualiatas untuk masa depan.19
Pada realita saat ini, di setiap sekolah pasti terdapat beberapa golongan yang berbeda pada
peserta didik baik dari segi suku, ras, budaya, agama dan pemikiran. Dari realita tersebut guru
PAIBP mendidik para siswanya umtuk memiliki sikap toleransi atas perbedaan yang ada di
lingkungan sekolah. Pada pendidikan multikultural ini memiliki persamaan dengan ajaran islam
dengan konsep yang dimiliki, dari keduanya sama – sama menghargai asas kemanusiaan,

18
Mishe, Wawancara, (Jombang, 13 Januari 2023).
19
Shilphy, Etika Profesi Guru,(Yogyakarta,CV Budi Utama,2012),12.
menghormati atas adanya perbedaan. Dan memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan seluruh
manusia memiliki rasa aman, damai dan sejahtera.
Hasil dari wawancara dengan guru PAIBP di SMP Negeri 1 Peterongan menjelaskan
bahwa strategi guru PAIBP dalam membentuk sikap toleran antar siswa melalui pendidikan
multikultural, selama ini di lakukan oleh guru dengan memeberikan pemahaman dan juga
pengarahan kepada seluruh siswa antara mayoritas dan minoritas. Untuk bisa saling menghargai
satu sama lain dan menjaga perasaannya yang berarti tidak saling menyinggung. Karena
mereka berbeda keyakinan tetapi juga sama – sama ciptaan tuhan akan tetapi kepercayaannya
saja yang berbeda.
Pada penjelasan di atas strategi yang dilakukan guru PAIBP yaitu dengan memilih langkah
yang tepat lalu memberikan pengarahan kepada siswa muslim agar bisa terbentuk sikap
toleransi pada diri siswa sesuai dengan ajaran Islam. Di sini guru juga membebaskan siswa
berpikir kritis bagaimana menyikapi permasalahan yang ada yang berkaitan dengan
multikultural, hal itu bertujuan agar siswa memahaminya dengan mudah.
Dalam pemebentukan sikap tersebut, siswa juga dibekali dengan ajaran agama. Untuk
siswa muslim dibekali dengan ajaran agama islam dan untuk siswa non muslim dibekali dengan
ilmu agama yang mereka anut. Hal tersebut agar siswa memiliki prinsip dan keyakinan yang
harus di pegang teguh oleh setiap penganutnya. Seperti yang disampaikan oleh Bpk Rochmad
Basuni S.Pd.I bahwasannya dalam membentuk sikap toleran antar siswa melalui pendidikan
multikultural ini setiap peserta didik mengetahui sikap toleransi antar orang yang berbeda
kepercayaan dengan yang dianut itu seperti apa dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari
- hari.

2. Sikap toleran antar siswa di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang

Berdasarkan hasil yang peneliti peroleh mengenai sikap toleran antar siswa di SMP
Negeri 1 Peterongan. Diketauhi bahwasannya dengan membentuk sikap toleran antar
siswa terlaksana dengan baik. Dengan bantuan para guru menyampaikan kepada siswa
bagaimana sikap toleran tersebut. Dengan pembentukan ini diharapkan dapat
tercapainya belajar yang kondusif saat di sekolah.

Dalam membentuk sikap toleransi di SMP Negeri 1 Peterongan guru PAIBP menggunakan
langkah atau cara yang tepat seperti memberikan nasihat, melakukan pendekatan kepada
peserta didik, melakukan pembiasaan serta memberikan teladan yang baik untuk peserta didik.
Hal tersebut dilakukan oleh pendidik supaya para siswa dapat menerapkan sikap tersebut dalam
kehidupan sehari – hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Selain mengunakan strategi agama dalam menyampaikan toleransi, para guru juga
mengunakan cara lain pada penerapan sikap toleransi. Yaitu dengan cara menggabungkan
materi pelajaran PAIBP dengan materi mata pelajaran lain seperti guru PAIBP mengabungan
materi PPKN sehingga peseta didik dapat memahami tentang toleransi jadi tidak hanya saat
pembelajaran PPKN saja. Dari hasil penelitian ini para siswa di ajarkan oleh pendidik
bagaimana berpikir kritis tentang sikap toleran dan juga bagaimana cara siswa untuk mengatasi
konflik yang di berikan oleh pendidik untuk di pecahkan.

Dari sini siswa belajar menghormati dengan melibatkan perasaan, perasaan yang
dimaksudkan di sini adalah bagaiana ketika konflik itu dialami mereka seperti diejek, di jauhi
oleh teman, dianggap aneh karena adanya perbedaan yang ada. Dari sini maka akan timbullah
sikap simpati yang dapat membentuk sikap toleran pada diri peserta didik. Dalam pemecahan
masalah tersebut pendidik juga memberikan pengarahan kepada mereka berupa penjelasan yang
mudah di terima dengan baik oleh peserta didik.

Pada penerapan sikap toleransi ini siswa yang minoritas saat di sekolah dapat mendapatkan
hak yang sama seperti hak belajar dengan nyaman, berteman dengan bebas tanpa adanya
pembeda atau prilaku yang khusus antar golongan. Dengan demikian maka siswa yang
memiliki perbedaan latar belakang ini, tidak akan menghalangi mereka untuk berinteraksi,
berteman, maupun belajar. Dengan kerjasama baik dari pendidik dan peserta didik ini lah akan
terciptanya lingkungan sekolah yang harmonis.

Sikap toleransi ini diterapkan juga oleh siswa saat di luar pelajaran seperti pada
pemilihan ketua osis, kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan class meeting, maupun saat
pelaksaan upacara. Para siswa dalam pelaksaan kegiatan tersebut tidak membedakan
siswa satu dengan lainya, mereka melakukan kegiatan tersebut dengan baik tanpa
memandang latar belakang dari agama mana maupun dari golongan mana. Peserta didik
melaksanakan kegiatan bersama berbaur menjadi satu. Mereka juga menjaga
kekompakan dengan saling tolong menolong ketika terdapat temannya yang
membutuhkan bantuan. Saat kegiatan upacarapun peserta didik menerapkan sikap
toleransi seperti pada pembagian petugas upacara, mereka berdiskusi dan memberikan
hak kepada mereka yang ingin menjadi petugas upacara tanpa adanya pembeda baik
siswa non muslim maupun siswa muslim.20

3. Pendidikan Multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang

Hasil dari penelitian yang peneliti peroleh saat di SMP Negeri 1 Peterongan
Jombang tetang penerapan pendidikan multikultural di sekolah. Adalah bagaimana para
guru dalam mengajarkan kepada siswa tentang pendidikan multikultural saat
pembelajaran berlangsung. Guru disini memberikan pemahaman pada siswa bagaimana
multikultural itu, pada penerapan ini juga melatih sikap siswa agar bersikap demokratis
dan menerima akan adanya perbedaan yang ada di lingkungan mereka.
Pada mata pelajaran PAIBP juga menyampaikan pendidikan multikultural. Karena adanya
keragaman yang terjadi pada peserta didik baik dari segi budaya, ras, suku maupun agama.
Mata pelajaran PAIBP senantiasa mendidik siswa untuk memeiliki sikap saling menghargai dan
menerima atas adanya perbedaan pada setiap siswanya. Guru di sini juga mengontrol peserta
didik untuk tidak mengejek atau menyombongkan budaya, suku, ras, agama yang dimilikinya.
Dalam hal ini sangat di perhatikan oleh pendidik supaya tidak tertanam sikap yang tidak baik
oleh peserta didik. 21
Guru PAIBP juga tidak lupa untuk memberikan materi tentang keimanan pada setiap
peserta didik, yang dimana disini berfungsi untuk menjadikan peserta didik sesuai dengan
aturan agama mereka, juga mengenalkan kepada mereka bahwasannya pendidikan
multikulturan dan nilai islam itu memiliki kesamaan.
Yaitu pada keduanya mengajarkan sikap saling menghargai, mengakui atas adanya
perbedaan dan memiliki sikap toleransi atas berbedaan yang ada, dalam hal ini keduanya
memiliki tujuan yang sama yaitu agar seluruh umat merasa aman dan damai. Pada pelaksanaan
pembelajaran PAIBP yang berbasis multikultural di laksanakan karena siswa di SMP Negeri 1
Peterongan memiliki latar belakang yang berbeda – beda, baik dari suku ras, budaya maupun

20
Ahsanul Khalikin, Toleransi Beragama, (Jakarta,Puslitbang Kehidupan,2016), 12.
21
M.Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pilar Media,2005),25.
agama. Pada pendidikan multikultural ini di laksanakan melalui kepala sekolah lalu di terapkan
oleh para pendidik. Pada pendidikan multikultural yang di lakukan di SMP Negeri 1 Peterongan
ini berjalan dengan baik karena seluruh pendidik melakukan tugasnya dengan memberikan
pemahaman yang mudah dicerna kepada seluruh siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan paparan data diatas dan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada sebelumnya, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi guru PAIBP dalam membentuk sikap toleran antar siswa melalui pendidikan
multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang yaitu dengan memberikan pemahaman
kepada peserta didik pentingnya sikap saling menghargai, mengormati dan menerima akan
adanya perbedaan yang ada pada siswa dengan mengunakan langkah – langkah yang telah di
rancang pendidik seperti melakukan pendekatan, memberikan nasihat, meberikan teladan yang
baik. Dalam pembentukan sikap toleran antar siswa melalui pendidikan multikultural ini
diharapkan siswa dapat menumbuhkan sikap tersebut dengan baik serta mampu
melaksanakannya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2. Sikap toleran antar siswa di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang yaitu bagimana sikap toleran
yang terjadi di lingkungan sekolah, disinilah guru berperan sebagai pembentuk sikap toleransi
para peserta didik dan memberikan pemahaman kepada peserta didik pentingnya sikap toleran
agar terciptanya keharmonisan di lingkungan sekolah. Dengan memberikan pengertian sikap
toleran kepada peserta didik, mereka dapat melakukan kegiatan di sekolah dengan harmonis,
saling berdampingan meskipun memiliki latar belakan ras, suku, budaya dan agama yang
berbeda.
3. Pendidikan multikultural di SMP Negeri 1 Peterongan Jombang yang terjadi saat penelitian
adalah pendidikan multikultural di terapkan di sekolah melalui pendidik dengan langkah -
langkah yang telah di tetapkan oleh kepala sekolah, lalu di terapkan oleh pendidik agar peserta
didik dapat memahami pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir, Koko, Metodologi Studi Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2014.

Ahsanul Khalikin, fathuri, Toleransi Beragama, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Agama, 2016.

Andi, Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian; Suatu Tinjauan Teoretis & Prakti, Jogjakarta:
Ar Ruzz Media, 2011.

Baidhawy, Zakiyuddin, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga, 2005.

Rahmah.J, Latifah.H, Strategi belajar mengajar, Aceh: Kuala university press, 2021.

Shilphy, Etika Profesi Guru, Yogyakarta:CV Budi Utama, 2012.

Yaqin, M.Ainul, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta:Pilar Media, 2005.

Anda mungkin juga menyukai