0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan3 halaman
Tulisan ini membahas diskriminasi yang dialami kelompok transgender di Indonesia. Diskriminasi terjadi karena stigma dan prasangka negatif masyarakat terhadap transgender. Stigma seperti dianggap menyimpang dan bertentangan agama menimbulkan diskriminasi berupa kekerasan, pembakaran, dan penolakan terhadap transgender. Contoh kasus diskriminasi adalah pembakaran Mira dan insiden nasi berisi sampah oleh Ferdian Paleka kepada transpuan.
Tulisan ini membahas diskriminasi yang dialami kelompok transgender di Indonesia. Diskriminasi terjadi karena stigma dan prasangka negatif masyarakat terhadap transgender. Stigma seperti dianggap menyimpang dan bertentangan agama menimbulkan diskriminasi berupa kekerasan, pembakaran, dan penolakan terhadap transgender. Contoh kasus diskriminasi adalah pembakaran Mira dan insiden nasi berisi sampah oleh Ferdian Paleka kepada transpuan.
Tulisan ini membahas diskriminasi yang dialami kelompok transgender di Indonesia. Diskriminasi terjadi karena stigma dan prasangka negatif masyarakat terhadap transgender. Stigma seperti dianggap menyimpang dan bertentangan agama menimbulkan diskriminasi berupa kekerasan, pembakaran, dan penolakan terhadap transgender. Contoh kasus diskriminasi adalah pembakaran Mira dan insiden nasi berisi sampah oleh Ferdian Paleka kepada transpuan.
Emeraldiandra Dwiyadiputra/ I34190089/KPM 234 KELOMPOK 6
TOPIK : Perilaku Prososial dan Agresi
Judul: Diskriminasi yang dialami transpuan
PENDAHULUAN
Menurut KBBI, definisi beda adalah sesuatu yang menjadikan berlainan
(tidak sama) antara benda yang satu dan benda yang lain; ketidaksamaan. Beda dalam KBBI lebih ditujukan kepada ketidaksamaan antar benda namun dalam kelompok, komunitas, maupun masyarakat, perbedaan pasti selalu ada baik yang tampak (fisik) maupun yang tidak tampak (sifat, pemikiran, pendapat). Dari awal pun manusia diciptakan berbeda misal dari kelamin, ada laki – laki dan perempuan. Sebagai manusia sudah sepatutnya kita menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di sekitar kita. Indonesia memiliki beragam budaya dan warga Indonesia pun terdiri dari warga yang berbeda warna kulit. Dengan kata lain, banyak sekali perbedaan yang ada di Indonesia mulai dari budaya, bahasa daerah, warna kulit, dll. Perbedaan yang dimiliki oleh indonesia dapat menjadi kekuatan bagi Indonesia jika masyarakat Indonesia dapat menghargai perbedaan yang ada di sekitarnya, namun kenyataannya masih banyak perbuatan membeda – bedakan atau diskriminasi yang ditujukan kepada golongan tertentu di Indonesia. Salah satunya adalah diskriminasi yang ditujukan kepada golongan transgender. Contoh kasus diskriminasi terhadap transgender yang paling terkenal baru – baru ini adalah kasus youtuber bernama Ferdian Paleka dan teman – temannya yang memberi boks nasi berisi sampah kepada sekumpulan transpuan. Boks nasi yang diisi sampah tersebut memberi kesan seakan – akan kelompok transpuan tersebut memiliki derajat yang lebih rendah sehingga bisa memperlakukan mereka seenaknya. Atas permasalahan diatas, tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk mengidentifikasi diskriminasi yang dialami oleh transgender di Indonesia.
ISI TULISAN
Diskriminasi menurut KBBI adalah pembedaan perlakuan terhadap
sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya). Menurut Bettcher (2007) dalam Yudah (2013), transgender didefinisikan sebagai orang yang tidak berpenampilan sama dengan peranan gender yang telah diterima sejak lahir. Dalam kasus diskriminasi terhadap transgender, berarti terjadi pembedaan perlakuan yang dilakukan oleh masyarakat kepada golongan transgender.
Menurut Debineva dan Pelupessy (2019), kerentanan kelompok
transpuan terhadap kekerasan dan diskriminasi disebabkan karena adanya prasangka negatif terhadap identitas dan ekspresi gender. Brown (2010) dalam Debineva dan Pelupessy (2019) berpendapat bahwa prasangka negatif didefinisikan sebagai perasaan, emosi, atau perilaku yang memuat negativitas atau antipati baik secara langsung maupun tidak langsung. Prasangka negatif dalam masyarakat Indonesia terhadap kelompok transgender seringkali disebabkan oleh tidak biasa nya masyarakat Indonesia melihat hal tersebut dan cenderung menganggap aneh kelompok transgender. Transgender pun sering dikaitkan dengan kata ‘haram’. Penggunaan kata haram secara harafiah dapat diartikan secara agama adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan. Pelabelan ini membuat prasangka negatif terhadap kelompok transgender semakin kuat sehingga menyebabkan tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat.
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat tahun 2018, melaporkan bahwa
transgender, terutama transpuan, merupakan kelompok yang paling banyak menjadi korban dari diskriminasi berbasis orientasi seksual dan ekspresi gender. Hal tersebut disebabkan oleh stigma – stigma yang ada di masyarakat terhadap kelompok tersebut diantaranya adalah dianggap sebagai perilaku menyimpang, penyakit, sumber HIV, dan perilaku yang bertentangan dengan agama. Penelitian LBHM (2018) terhadap pemberitaan di media daring sepanjang tahun 2017 tersebut menemukan bahwa dari 973 korban, (73.86%) di antaranya adalah kelompok transgender. Diskriminasi pun terjadi dalam beberapa bentuk, diantaranya adalah persekusi, upaya paksa/pemidanaan, pelarangan mendapatkan pendidikan, dan kekerasan. Belum lama ini pun muncul kasus Ferdian Paleka yang melakukan persekusi terhadap kelompok transgender dengan memberi mereka nasi boks berisi sampah. Sebelumnya, terdapat kasus Mira yaitu seorang transpuan yang disiksa dan dibakar sampai tewas hanya karena mencuri sesuatu. Contoh kasus – kasus diatas merupakan bukti bahwa transgender di Indonesia masih merasakan diskriminasi dari masyarakat.
KESIMPULAN:
Kelompok transgender di Indonesia mengalami diskriminasi oleh
masyarakat. Diskriminasi tersebut timbul dari stigma yang ada di masyarakat tentang kelompok transgender yang selanjutnya membuat prasangka negatif dan di manifestasikan melalui perilaku yang mencerminkan bentuk – bentuk dari diskriminasi. SUMBER DATA/PUBLIKASI: [BPPB]. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. [diakses 2021 Mar 12]. https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Debineva F, Pelupessy DC. 2019. MENGURANGI PRASANGKA NEGATIF TERHADAP TRANSPUAN DENGAN METODE KONTAK IMAJINER MELALUI PHOTOVOICE KEPADA ORANG MUDA DI TANGERANG, INDONESIA. Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah. 11(1):21-30. doi : 10.15294/INTUISI.V11I1.20113 Firmansyah MJ. 2020. Polisi Ungkap Kronologi Pembakaran Transpuan di Cilincing. Tempo. [diakses 2021 Mar 12]. Tersedia pada: https://metro.tempo.co/read/1329671/polisi-ungkap- kronologi-pembakaran-transpuan-di-cilincing/full&view=ok [LBHM]. 2018. Seri Monitor dan Dokumentasi 2018: Bahaya Akut, Persekusi LGBT. [diakses 2021 Mar 12]. Tersedia pada : http://www.suarakita.org/wp-content/uploads/2018/05/Seri-Monitor-dan- Dokumentasi-Bahaya-Akut-Persekusi-LGBT.pdf Prasetya R. 2020. Dibakar, Dikeroyok, dan Dimonetisasi: Daftar Panjang Persekusi terhadap Transpuan. Mojok. [diakses 2021 Mar 12]. Tersedia pada: https://mojok.co/rzp/ulasan/pojokan/dibakar-dikeroyok-dan-dimonetisasi-daftar-panjang-persekusi- terhadap-transpuan/ Yudah AAP. 2013. Representasi Transgender dan Transeksual dalam Pemberitaan di Media Massa: Sebuah Tinjauan Analisis Wacana Kritis. Jurnal Kriminologi Indonesia [internet]. 3(6): 261- 268. [diunduh 2021 Mar 12]. Tersedia pada : https://media.neliti.com/media/publications/109473- ID-representasi-transgender-dan-transeksual.pdf