Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwina Nurul Ahadiyah

NPM : 170510200011
Mata Kuliah : Kapita Selekta

Makna Hidup Penyandang Disabilitas (Studi Kasus Gerakan Lipstick Untuk


Difabel dan Yayasan Bumi Disabilitas)
Dalam kehidupan penyandang disabilitas, mereka seringkali
mendapatkan stigma yang menempatkan diri mereka sebagai kelompok yang
lemah dan tidak berdaya. Stigma yang muncul terhadap diri seorang penyandang
disabilitas dipicu oleh adanya pengkategorisasian manusia berdasar pada paham
“normalisme” yang menggambarkan kriteria pribadi ideal, paham tersebut terus
tumbuh di masyarakat sementara penyandang disabilitas dianggap sebagai sebuah
keadaan yang “abnormal” dan seringkali berakhir pada sebuah anggapan bahwa
para penyandang disabilitas adalah kelompok yang tidak normal, objek yang
layak dikasihani, dan tidak bisa mandiri.
Sebagai contoh adanya stigma pada penyandang disabilitas tergambarkan
dari salah satu tradisi di Indonesia yaitu Tradisi Belis yang tersebar di beberapa
suku di NTT, tradisi Belis ini sama seperti pemberian mas kawin terhadap
perempuan yang akan dipinang, semakin tinggi status perempuan tersebut maka
semakin tinggi pula nilai belis yang harus diberikan oleh peminang. Sementara
itu, perempuan penyandang disabilitas menjadi kelompok yang terdikriminasi
karena keberadaan mereka dianggap sebagai beban, kedisabilitasn tersebut
berpengaruh pada nilai belis yang akan diterima oleh keluarga. Parahnya, bisa
terjadi penelantaran anak perempuan penyandang disabilitas dengan menjual atau
penyerahan nilai belis yang murah, termasuk sikap acuh jika terjadinya kekerasan
pada mereka (Andriani, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Rokhmah (2021) mengenai Positioning Isu
Disabilitas dalam Gerakan Gender dan Disabilitas menyatakan bahwa perempuan
dengan disabilitas sampai saat ini masih menjadi kelompok gender yang
dirugikan, mereka mengalami multi diskriminasi dalam memperjuangkan hak-
hak hidupnya. Perempuan penyandang disabilitas terdiskriminasi oleh laki-laki
penyandang disabilitas dan terdiskriminasi oleh perempuan non disabilitas.
Keadaan mereka yang berbeda dengan perempuan pada umumnya yaitu
perempuan tanpa disabilitas, sering kali menimbulkan rasa ketidakpercayaan diri
untuk mengekspresikan dirinya baik di kehidupan nyata maupun di media maya.
Nama : Dwina Nurul Ahadiyah
NPM : 170510200011
Mata Kuliah : Kapita Selekta
Berkembangnya stigma pada penyandang disabilitas tentu memicu
berbagai pergolakan dan respon dari para penyandang disabilitas itu sendiri.
Proses penerimaan mereka akan kondisi kedisabilitasannya tentu tidaklah mudah,
terutama mereka yang merupakan penyandang disabilitas baru, hingga akhirnya
mereka bangkit dan berusaha untuk mewujudkan kemandirian melalui aktivitas
yang mereka lakukan. Proses penerimaan tersebut barangkali akan berimplikasi
pada kebermaknaan hidup yang para penyandang disabilitas alami. Salah satu
faktor dalam kebermaknaan hidup seorang penyandang disabilitas dipengaruhi
dengan adanya dukungan sosial, jika semakin tinggi dukungan sosial yang
diberikan oleh orang di sekitarnya, maka semakin besar juga peluang penyandang
disabilitas dalam proses memaknai hidupnya (Hayyu & Mulyana, 2015).
Penelitian mengenai isu disabilitas dewasa ini memang semakin banyak
dilakukan. Hal ini sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan kesetaraan untuk
seluruh masyarakat di Indonesia, baik dalam hak pemenuhan kebutuhan hidup,
aksesibilitas dalam ruang publik, hingga tujuan terwujudnya kesejahteraan hidup
bagi seluruh lapisan masyarakat. Tetapi dalam realitanya, akses yang didapatkan
oleh mereka yaitu para penyandang disabilitas masih sangat terbatas. Hal tersebut
tercermin dari kebijakan pemerintah yang secara implementasi belum sepenuhnya
menyeluruh, sementara jumlah penyandang disabilitas dari waktu ke waktu
berdasarkan data Survei Badan Pusat Statistik (BPS) jumlahnya semakin
signifikan, tercatat sebanyak 22.5 juta orang pada tahun 2022. Berbagai kebijakan
mengenai wacana inklusi yang pemerintah rancang justru belum sepenuhnya
mewakili kebutuhan para penyandang disabilitas sehingga perlu adanya evaluasi
yang berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Itriyati (2020) yang berkaitan dengan
kebijakan rekonstruksi rumah bagi masyarakat yang terdampak dari tragedi
gempa bumi di Bantul, menyebutkan bahwa kebijakan yang dibuat pemerintah
cenderung tidak memperhatikan aspek-aspek kebutuhan para perempuan
penyandang disabilitas baru yang mendetail, kebijakan yang dibuat tidak
berdasarkan pada kondisi budaya dan latar belakang masyarakat. Hal tersebut
berkaitan dengan wacana besar mengenai pewujudan kebijakan inklusif.
Sebagaimana menurut Maftuhin (2017) perumusan kebijakan yang inklusif
seharusnya melibatkan model kultural, salah satu diantaranya ada 4 komponen
Nama : Dwina Nurul Ahadiyah
NPM : 170510200011
Mata Kuliah : Kapita Selekta
dalam mewujudkan wilayah atau kota inklusif yaitu partisipasi penuh para
penyandang disabilitas, ketersediaan layanan hak, terbukanya aksesibilitas untuk
penyandang disabilitas, dan ditanamkannya sikap inklusif kepada warga
masyarakat yang berkaitan dengan nilai, norma, dan perilaku terhadap
penyandang disabilitas.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, rencana penelitian ini akan
menggunakan pendekatan antropologi. Kajian ini akan menyajikan cerita yang
mendalam tentang kehidupan difabel mengenai pengalaman-pengalaman dari
stigma mereka dapatkan, kebutuhan-kebutuhan mereka yang tidak dipahami oleh
orang non-disabilitas serta respon mereka terhadap kebijakan inklusi. Sehingga
para penyandang disabilitas dapat memaknai dirinya sendiri serta bangkit menjadi
kelompok minoritas yang berdaya.
Sejalan dengan itu, salah satu konsep yang mengenalkan isu kesetaraan
gender yaitu GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion), dalam
buku Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam Praktik:
Pengalaman Riset dan Advokasi Mitra Knowledge Sector Initiative yang
diterbitkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan
Kemiskinan, Kementerian PPN/Bappenas (2022) bahwa untuk memahami
kondisi yang dihadapi oleh penyandang disabilitas, maka dari itu pandangan
penyandang disabilitas sangat diperlukan sebab penyandang disabilitas adalah
pakar karena pengetahuan dan pengalaman hidup mereka tidak dimiliki individu
tanpa disabilitas, secara langsung penelitian ini mengadopsi sudut pandang emik.
Maka dari itu, penelitian akan dilakukan pada 2 komunitas yaitu Lipstick
untuk difabel dan Yayasan Bumi Disabilitas yang akan berupaya menggali dan
menelusuri keseharian penyandang disabilitas dalam melaksanakan kegiatan,
bergabung dengan komunitas dan/atau proses penyandang disabilitas tersebut
membangun sebuah komnuitas yang berkonstrasi dalam menyuarakan hak-hak
penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat memaknai hidup dengan
bagaimana cara mereka merespon stigma dan memaknai kebijakan inklusi yang
saat ini menjadi isu yang ramai diupayakan.
Nama : Dwina Nurul Ahadiyah
NPM : 170510200011
Mata Kuliah : Kapita Selekta

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, N. S. (2017). Kebijakan Responsif Disabilitas (Sebuah Prioritas Dalam
Managemen Kebijakan Di Level Daerah, Nasional Dan Internasional).
PALASTREN Jurnal Studi Gender, 9(1), 189.
https://doi.org/10.21043/palastren.v9i1.2056
Arroissi, & Mukharrom. (2021). Makna Hidup Perspektif Victor Frankl. Universitas
Darussalam Gontor Ponorogo, 20(1), 112.
Astutik, J., Sulistyowati, T., & Meidianti, E. (2019). Strategi Survival Perempuan
Penyandang Disabilitas sebagai Kepala Keluarga (Studi pada Perempuan
Penyandang Disabilitas di Desa Kabuh, Kecamatan Kabuh, Kabupatan
Jombang). Jurnal Perempuan Dan Anak, 2(2), 35–46.
Dhairyya, A. P., & Herawati, E. (2019). Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi pada
Kelompok Penyandang Disabilitas Fisik di Kota Bandung. Umbara, 4(1), 53.
https://doi.org/10.24198/umbara.v4i1.19039
Hayyu, A., Olievia, D., & Mulyana, P. (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial
Dan Kebermaknaan Hidup Pada Penyandang Tuna Rungu Di Komunitas
Persatuan Tuna Rungu Indonesia (Perturi) Surabaya. Jurnal Psikologi Teori &
Terapan, 5(2), 2087–1708.
Itriyati (2020) Rumah Akses: Reconstructing Homes and Everyday Lives od The
Newly Disabled Women afetr The 2006 Earthquake in Bantul, Yogyakarta.
Umbara: Indonesian Journal of Anthropology
Lipstickuntukdifabel, I. (2021). No Title. 3(3), 476–490.
Lubis, S. M., & Maslihah, S. (2012). Analisis Sumber-Sumber Kebermaknaan Hidup
Narapidana yang Menjalani Hukuman Seumur Hidup. Jurnal Psikologi, 11(1),
12. www.bps.go.id
Maftuhin, A. (2016). Mengikat Makna Diskriminasi: Penyandang Cacat, Difabel, dan
Penyandang Disabilitas. Inklusi, 3(2), 139–162.
https://doi.org/10.14421/ijds.030201
Maftuhin, A. (2017). Mendefinisikan Kota Inklusif: Asal-Usul, Teori Dan Indikator.
Tataloka, 19(2), 93. https://doi.org/10.14710/tataloka.19.2.93-103

Anda mungkin juga menyukai